Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MODEL SUPPORTIF KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :

1. Chi Chi Dwi Aprilia N.A.L 17111024160022


2. Iis Islamiati 17111024160043
3. Marpuatun Nabila 17111024160062
4. Muhammad Ade Tirta Mahendra 17111024160064
5. Pasca Khairun Nisa 17111024160081
6. Siti Muliana Rahman 17111024160
7. Syarwani 17111024160
8. Wardah Auliya 17111024160113

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami . untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 27 Februari 2019

Kelompok V

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan
teori keperawatan yang sudah ada. Konsep merupakan suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-
simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk
menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Model
konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya.
Model konseptual keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk
menguraikan fenomena mengenai keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa
digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan
model praktek keperawatan.
Model konseptual keperawatan jiwa terdiri dari beberapa pendekatan
salah satunya model prilaku. Model prilaku sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai akibat adanaya interaksi antara stimulus dengan respons
yang menyebabkan seseorang mempunyai pengalaman baru.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana model konseptual keperawatan jiwa ?
2. Bagaimana model supportif ?
3. Bentuk terapi supportif ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Model Konseptual Keperawatan Jiwa


1.    Model Konseptual
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena,
menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma, dan
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa
atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau
keyakinan. Model konsepadalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang
menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan
masalah. (Hidayat, 2006, hal.42)
Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi,
atau kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya. Model konseptual memberikan
keteraturan untuk berfikir, mengobservasi dan menginterpretasi apa yang dilihat, memberikan
arah riset untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk menanyakan tentang fenomena dan
menunjukkan pemecahan masalah (Christensen & Kenny, 2009, hal. 29).

2.    Model Konseptual dalam Keperawatan


Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar
mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan (Brockopp, 1999, dalam Hidayati, 2009).
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu
keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan
unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah
tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga
dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika
seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam
perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien) (Marriner-Tomey, 2004, dalam Nurrachmah, 2010)
Tujuan dari model konseptual keperawatan (Ali, 2001, hal. 98) :
a.    Menjaga konsisten asuhan keperawatan.
b.    Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh
tim keperawatan.
c.    Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d.   Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
e.    Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota
tim keperawatan.
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk
lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari
setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif
manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer (Marriner-Tomey , 2004, dalam
Nurrachmah, 2010).

3.    Keperawatan Jiwa
a.    Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa( Yosep, 2010, hal. 1-2 )
1)   Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan
ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik
dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan
mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).
2)   Menurut WHO
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi dan
management, bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan
yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan.
3)   Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal
dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain.
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu
perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons
psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan
menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi
modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk
meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien
(individu, keluarga, kelompok komunitas ).Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal
yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat
berfungsi utuh sebagai manusia (Sulistiawati dkk , 2005, hal. 5).
b.    Komponen Paradigma Keperawatan Jiwa
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan(Sulistiawati dkk,  2005, hal. 5-6)
1)   Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi
dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang
sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu
adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai
kemampuan untuk berubahdan keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu
mempunyai kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana
perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
2)   Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan
lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam berhubungan dengan
lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat
beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri
individu.
3)   Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah
satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk
memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
4)   Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah
menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari
diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar
untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya.
Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan
masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa bertujuan untuk mememberian asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien, merupakan proses terapeutik yang
melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,1991).
Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta
diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari
tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses
keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap
tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah. Tahap demi tahap merupakan
siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan jika
data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana / wahana kerja sama
perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien,
namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih besar daripada
perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat
pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi. (Keliat,
2006, hal.1-3)
c.    Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa
Prinsip-prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa menurut (Yosep, 2010, hal.6)
1)        Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi keperawatan
jiwa : yang kompeten).
2)        Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat dengan
klien).
3)        Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).
4)        Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam keperawatan
jiwa).
5)        Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan
jiwa).
6)        Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis dalam
keperawatan jiwa).
7)        Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya dalam
keperawatan jiwa).
8)        Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan dalam
keperawatan jiwa).
9)        Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika dalam
keperawatan jiwa).
10)    Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses keperawatan :
dengan standar- standar perawatan).
11)    Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards (aktualisasi
peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar professional).

B. Model Supportif
a.    Konsep
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan tidak
dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan dapat pula
tersampaikanmungkin tidak selaras.
Fase komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi , orientasi , kerja , terminasi.
b.    Proses terapi
1)   Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah
2)   Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif
3)   Memberi alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif
4)   Melakukan analisa proses interaksi
c.    Peran pasien terapis
1)   Pasien : memperhatikan pola komunikasi , bermain peran,bekerja untuk mengklarifikasi
komunikasinya sendiri , memvalidasi peran dari oarang lain.
2)   Terapis : menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan mengajarklan prinsip
komunikasi yang baik.
Kelebihan :
a)      Memberi alternatif korektif untuk komunikasi yang tidak efektif
b)      Mengubah persepsi klien sehingga mereka berupaya meningkatkan aktifitas dalam
pencegahan penyakit
Kekurangan :
a)      Klien kadang sulit menerima pesan yang diterima
C. BENTUK TERAPI SUPPORTIF

Bentuk-bentuk utama dalam terapi: terapi supportive, terapi reeducative dan terapi
reconstructive

1. Psikoterapi yang bersifat suportif

2. Psikoterapi yang bersifat ekspresif

• Psikoterapi reedukatif

• Psikoterapi rekonstruktif

a. Terapi supportive

Terapi supportive (juga disebut psikoterapi berorientasi hubungan) yaitu suatu pengobatan
yang diarahkan untuk menjaga integritas fisiologis atau fungsional pasien sampai pengobatan
yang lebih definitif dapat dilaksanakan, atau sampai daya penyembuhan pasien berfungsi
untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut. Terapi ini menawarkan dukungan
kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama periode penyakit, kekacauan atau
dekompensasi sementara. Pendekatan ini juga memiliki tujuan untuk memulihkan dan
memperkuat pertahanan pasien, mengintegrasikan kapasitas yang telah terganggu,
memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik serta
untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi. Cara
ini memberikan suatu periode penerimaan dan ketergantungan bagi pasien yang
membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah, malu dan kecemasan dan dalam
menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu kuat untuk dihadapi.

Terapi suportif menggunakan sejumlah metoda, baik sendiri-sendiri atau kombinasi, :

• kepemimpinan yang kuat, hangat, dan ramah

• pemuasan kebutuhan tergantungan

• mendukung perkembangan kemandirian yang sah pada akhirnya

• membantu mengembangkan sublimasi yang menyenangkan (sebagai contohnya, hobi)

• istirahat dan penghiburan yang adekuat

• menghilangkan ketegangan eksternal yang berlebihan.jika mungkin


• perawatan di rumah sakit jika diindikasikan

• medikasi untuk menghilangkan gejala

• bimbingan dan nasehat dalam menghadapi masalah sekarang. Cara ini rnenggunakan
teknik yang membantu pasien merasa aman, diterima, terlindungi, terdorong dan tidak merasa
cemas.

Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut:

• Ventilasi atau (psiko-) kataris

• Persuasi atau bujukan (persuasion)

• Sugesti

• Penjaminan kembali ( reassurance)

• Bimbingan dan penyuluhan

• Terapi kerja

• Hipno-terapi dan narkoterapi

• Psikoterapi kelompok

Tindakan suportif meliputi:

• Menghibur (consultation), menaruh simpati

• Penganjuran (encouragement), nasehat (advice)

• Memberi petunjuk untuk kegiatan sehari-hari

• Sugesti, manipulasi lingkungan, dll

Inti prosedur suportif:

• Betnuk pemuasan deependency needs

• Bentuk abreaksi: memberi kesempatan pada penderita melepaskan bendungan emosi


dengan cara mengeluarkan isi hatinya
• Peninjauan situasi penderita secara objektif dan pemberian bantuan dalam menilai
pandangan-pandangannya

• Bentuk sokongan terhadap pertahanan neurotik penderita

• Bentuk manipulasi hidup

b. Terapi reedukatif

Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk
kebiasaan yang lebih menguntungkan. Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi
kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll. Sasaran pada terapi reedukatif adalah
menemukan pertumbuhan diri melalui penyesuaian kembali atau Perubahan perilaku
sementara terapi rekonstuktif terpusat pada reorganisasi kepribadian. Tujuan dari terapi ini
membangkitkan pengertian pada penderita tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya,
yang terutama terletak dalam alam sadarnya.

Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain ialah sebagai berikut:

1. Terapi hubungan antar manusia

2. Terapi sikap

3. Terapi wawancara

4. Analisa dan sinthesa yang distributif

5. Konseling terapetik

6. Terapi case work

7. Reconditioning

8. Terapi kelompok yang reedukatif

9. Terapi somatik

c. Terapi reconstructive

Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai
perubahan luas struktur kepribadian seseorang.
Cara atau pendekatan: Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney,
Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik. Menyelami
alam tidak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada
transferensi

Tujuan terapi ini adalah perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya
tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada
perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.

Cara-cara psikoterapi rekonstruktif adalah:

1. Psikoanalisa Freud

2. Psikoanalisa non Freudian

3. Psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa

Cara: asosiasi bebas, analisa mimpi, hipnoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapi main, terapi
seni, terapi kelompok analitik.
BAB III

PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi dan
management, bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan
yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar
mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.
Model konseptual keperawatan kesehatan jiwa salah satunya ialah model supportif.

B.       SARAN
1.    Mahasiswa
Makalah ini sangat bagus untuk dibaca sebagai pedoman kita dalam memahami teori
mengenai model konseptual keperwatan jiwa, sehingga kedepannyakita dapat bekerja dengan
baik dan memberikan asuhan keperawatan jiwa kepada pasien.
2.    Perawat
Diharapkan lebih mengetahui dan memahami tentang berbagai macam model keperawatan
jiwa yang dapat diterapkan kepada pasien.
3.    Pelayanan kesehatan
Diharapkan dapat melayani dan menangani klien yang mengalami gangguan psikososial
maupun gangguan jiwa
DAFTAR PUSTAKA

Stuart Gail. 2007 . buku saku keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta:EGC


Suliswati dkk. 2005. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:EGC
Isaacs ann. 2005.panduan belajar keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatri edisi 3. Jakarta:EGC
Yosep Iyus. 2009.keperawatan jiwa.bandung:Refika aditama
Stuart dan sundeen’s.1998.principle practice of psychiatric nursing sixth edition. St Louis,
missour:mosby-year book
Stuart dan larai.2001.principles and practice of psychiatric nursing. St Louis mossour : westline
industrial drive
Budi Anna Keliat, dkk 1998. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:EGC
Christensen,P. J. dan Kenney, J.W. (2009), Proses keperawatan Aplikasi Model Konseptual, Ed.4,
Jakarta, EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Zaidin, Ali. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika

Anda mungkin juga menyukai