DI RSUD SIBUHUAN
Oleh :
1908111368
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang dapat
wanita selama masa kehamilan atau selama 42 hari setelah melahirkan yang
cedera.
2015, diperkirakan terdapat 303.000 kasus wanita meninggal saat kehamilan dan
rendah. Lebih dari setengah kematian tersebut terjadi di Sub-Sahara Afrika dan
(179.000) kematian yang diikuti oleh Asia Selatan 24% (69.000). Tingkat negara,
dua negara menyumbang sepertiga dari semua angka kematian ibu, yaitu India 17%
(50.000) dan Nigeria 14% (40.000). Data World Health Organization (WHO) juga
preeklampsia, infeksi, serta penyebab yang tidak langsung seperti karena adanya
hidup, padahal target angka kematian ibu di tahun 2015 adalah 102 per
100.000 kelahiran hidup data tersebut disampaikan oleh Ketua Komite Ilmiah
(ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, dan hal tersebut masih jauh dari target dimana
menargetkan AKI pada tahun 2030 harus 70 per 100.000 kelahiran hidup. Faktor
determinan yang berhubungan langsung dengan kematian ibu adalah hal yang
dan infeksi atau penyakit yang diderita ibu sebelum atau selama kehamilan yang dapat
utama kematian ibu. Kasus kematian ibu hamil di Provinsi Sumatera Barat pada tahun
2016 berjumlah 111 orang, meningkat jika dibanding tahun 2015 yang berjumlah 107
18.313 orang dari 24.174 perkiraan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani atau
sebesar 75,7%. Cakupan dari data tersebut cukup jauh meningkat dari tahun 2015,
angka kematian yang termasuk tinggi, angka kematian di daerah Padang Lawas
tersebut dapat dilihat dari data yang disajikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Padang
Lawas, data tersebut disajikan dalam bentuk grafik yang menunjukkan pada
tahun 2010 sampai 2014 terlihat sama jumlah kematian ibu. Angka ini berguna untuk
menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu
hamil.8 Indeks Massa Tubuh (IMT) sangat berpengaruh terhadap status gizi ibu hamil,
status gizi di Kabupaten Padang Lawas yang diperoleh oleh peneliti langsung dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas menunjukkan sebagian besar ibu hamil
berada pada status gizi kurang dengan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas)
dengan usia kehamilan terbanyak berada pada trimester satu dan dua, sedangkan ibu
hamil di trimester ketiga lebih banyak dengan status gizi normal dan berlebih, ada juga
sebagian ibu hamil di trimester satu dan dua sudah mengalami status gizi berlebih, dari
data tersebut peneliti tidak menemukan pencatatan status gizi dengan pengukuran IMT
(Indeks Massa Tubuh). Data status gizi yang didapatkan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Padang Lawas ini merupakan data status gizi seluruh ibu hamil yang
preeklampsia ibu hamil juga didapatkan oleh peneliti secara langsung dari rangkuman
dua tahun terakhir RSUD Sibuhuan, dimana kasus preeklampsia masih termasuk
sepuluh besar penyakit terbanyak di RSUD Padang Lawas dibagian Obstetri dan
Ginekologi.
darah >140/90 mmHg yang terjadi paling sedikit dua kali dalam selang waktu 6 jam
atau lebih, yang disertai proteinuria >300mg/24 jam pada masa kehamilan. Tanda dan
gejala yang timbul pada preeklampsia ini diawali dengan adanya hipertensi, edema dan
proteinuria. Etiologi dari preeklampsia belum diketahui secara pasti, namun ada
Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli juga menyampaikan faktor
yang dapat mempengaruhi preeklampsia salah satunya adalah Indeks Massa Tubuh
(IMT), dimana pola makan dan asupan gizi pada ibu sangat menentukan kesehatan ibu
hamil dan janin. Penelitian yang dilakukan oleh Chapman (2006) mengenai ibu hamil
dengan status gizi berlebih yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) >29 memiliki
risiko terjadi preeklampsia sebesar empat kali lipat dibandingkan dengan ibu hamil
Manado menyebutkan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu dibagi menjadi dua
kelompok obesitas yaitu obesitas I (IMT 30-34,9 kg/m2) dan obesitas II (IMT 35-39.9
kg/m2).
Penelitian yang dilakukan di RSU Anutapura Palu didapatkan hasil dari uji
analisis Odds Ratio (OR) adanya hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
kejadian preeklampsia. Hasil dari penelitian tersebut setelah dilakukan uji statistik
diperoleh nilai OR yaitu 5.632. Hal ini menunjukan bahwa seseorang dengan Indeks
Massa Tubuh diatas normal memiliki risiko lima kali lebih besar untuk mengalami
preeklampsia di banding ibu dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang normal dan
underweight.
menyatakan bahwa terdapat hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian
preeklampsia. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa kondisi berat badan yang
berlebih saat kehamilan memperbesar risiko terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
makin banyak pula jumlah darah yang terdapat di dalam tubuh yang berarti makin berat
preeklampsia.
bahwa sebagian besar (53,3%) preeklampsia terjadi pada ibu hamil dengan Indeks
Massa Tubuh (IMT) overweight, dan sebagian besar (60%) ibu hamil tidak mengalami
menyimpulkan bahwa ibu dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kriteria
penelitian tersebut ditemukan sebagian besar ibu dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
besar Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kriteria underweight dan normal yang
mengalami preeklampsia.
terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kejadian preeklampsia.
Hubungan ini dibedakan dengan perbedaan kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT) nya
sendiri, dimana ada hubungan antara preeklampsia dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
dengan kriteria overweight dan obesitas serta ada juga hubungan preeklampsia dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kriteria underweight, hal ini diperkuat dengan
adanya penelitian yang menjabarkan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) overweight
seseorang yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) normal, dan lebih dengan nilai
nilai OR 0,7.
perbedaan hasil penelitian sebelumnya tentang hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
dengan kejadian preeklampsia, dan tidak adanya data spesifik dari status gizi melalui
pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh), maka mendorong peneliti untuk melakukan
Lawas karena wilayah tersebut merupakan wilayah kunjungan lima besar ibu hamil.
Hal yang menjadi alasan penulis memilih RSUD Sibuhuan sebagai tempat penelitian
karena rumah sakit ini adalah salah satu rumah sakit besar di daerah Padang Lawas
Sesuai dengan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
pada penelitian ini yaitu, bagaimana hubungan Indeks Massa Tubuh dengan kejadian
Sibuhuan.
3. Untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh ibu hamil dengan kejadian
Menjadi data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai hubungan Indeks Massa
Dapat memberikan informasi tentang pasien ibu hamil hubungan antara Indeks
masyarakat untuk memahami pentingnya kebutuhan gizi dan menjaga pola makan
pada ibu hamil khususnya terhadap ibu hamil yang mengalami preeklampsia
BAB III
METODE PENELITIAN
observasional dengan desain potong lintang atau cross sectional, dimana data populasi
Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medik RSUD Sibuhuan. Waktu penelitian
dilakukan mulai dari bulan Juni 2021 sampai dengan bulan Juni 2022.
Populasi adalah pasien ibu hamil yang menderita preeklampsia serta ibu hamil yang tidak
Sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai
berikut.
Kriteria Inkluasi
Ibu hamil dengan keadaan kriteria Indeks Massa Tubuh kurang, normal, lebih
dan obesitas yang terdeteksi mengalami preeklampsia dan tidak preeklampsia pada
Kriteria Eksklusi
1. Pasien dengan Rekam Medik yang tidak lengkap dan hilang meliputi data tinggi
3.4.1 Bahan
Bahan penelitian ini diambil dari bagian rekam medik pasien yang terdiagnosis
Data penelitian ini merupakan data sekunder dimana data penelitian ini
pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia dan tidak mengalami preeklampsia
berdasarkan kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu hamil pada trimester ketiga.
a. Analisis Univariat
penelitian.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis secara simultan dari dua variabel. Hal ini
akan digunakan dalam penelitian adalah SPSS dengan uji komparatif kategorik
tidak berpasangan.
DAFTAR PUSTAKA