Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BLOK APLIKASI KIMIA FARMASI I

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI


DAN KOEFISIEN PARTISI

Dosen Pengampu :

Dr. Begum Fauziyah, S.Si., M.Farm

Disusun Oleh :

Nama : Marsya Dera Ayu Wulandari

NIM : 210703110133

Kelas :E

Kelompok : TBL 12

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG

2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu mengaplikasikan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
2. Mampu mengaplikasikan pengaruh kelarutan terhadap koefisien partisi
3. Menyelidiki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi
4. Mengamati dan memahami daktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

II. TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi menggambarkan seberapa cepat reaktan terpakai dan
produk terbentuk. Seberapa cepat reaktan terpakai pada umumnya
dipengaruhi oleh beberapa macam perlakuan perlakuan pada sistem atau
lingkungan. Laju reaksi juga dapat didefinisikan sebagai perubahan
konsentrasi pereaksi (reaktan) atau hasil reaksi( produk) dalam satu satuan
waktu. Laju reaksi menjelaskan seberapa cepat suatu pereaksi dan seberapa
cepat bertambahnya reaksi dengan meningkatkan waktu laju awal yang
ditentukan dengan membagi penambahan kosentrasi. Pada grafik laju reaksi
sesaat ditunjukan oleh kemiringan garis dengan satuan waktu. Salah satu
tujuan kinetika adalah untuk yang menyatakan laju reaksi melalui hukum
laju reaksi.

Sehingga, terbentuk suatu reaksi : V= k [ A ]m [ B ]n

Laju Reaksi adalah perubahan konsentrasi per satuan waktu dengan satuan
umum adalah mol detik -1 dm -3. Laju reaksi dinyatakan

1 [ A] 1 [ B] 1 d [ P] 1 d [Q]
− =− .................................... =
a dt b dt p dt q dt

= k A B
m n

Dianggap bahwa volume tidak berubah selama reaksi berlangsung


(Keenan,1990).
Laju reaksi adalah perubahan jumlah reaktan dalam satuan waktu.
(Soemardjo,1998)

Apabila laju reaksi misalnya A+B→C

Dengan,

[A] dan [ B ] : Konsentrasi pereaksi

[C] : Konsentrasi produk pereaksi

m dan n : Orde reaksi

k : Konstanta laju reaksi

d A
− = k  A
OH
d  A
= − kdt
A

Persamaan ini dapat diintegrasikan secara ulang karena awalnya (saat t=0)
konsentrasi A adalah [A] maka pada waktu t, konsentrasi A=[A]t (Keenan,
1990).

2.2 Persamaan Laju Reaksi


Hukum laju dapat ditentukan dari mekanisme yang mempunyai
tahap penentu laju reaksi. Jika salah satu reaksi elementer dalam suatu
mekanisme berlangsung sangat lambat dibandingkan dengan yang lainnya.
Reaksi elementer yang lambat ini adalah tahap penentu laju reaksi (Pettruci,
1992).

2.3 Tetapan Laju Reaksi


Konstanta laju reaksi merupakan bilangan konstanta atau tetap yang
menyatakan hubungan sebanding dengan besarnya laju reaksi dan
berbanding terbalik dengan hasil kali konsentrasi reaktannya. Konstanta
laju reaksi ini merupakan bilangan pengali dengan konstanta reaktan yang
mendapatkan besaran laju reaksi yang sesuai standar.
Konstanta ini dapat dirumuskan secara sistematis sebagai berikut :

V L
K=
[ A] [ B] n
m
M mn

Keterangan : v = laju reaksi


m,n = orde reaksi
[A] = konsentrasi pereaksi A
[B] = konsentrasi pereaksi B
K = konstanta pereaksi

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


a. Konsentrasi
Larutan dengan konsentrasi besar (pekat) mengandung partikel yang
lebih rapat jika dibandingkan dengan larutan yang encer. Semakin tinggi
konsentrasi berarti semakin banyak molekul didalamnya. Dalam kehidupan
sehari-hari daoat diamati pengaruhh konsentrasi terhadap laju reaksi,
misalnya kendaraan yang konsumsi bahan bakarnya (boros) dapat berjalan
lebih cepat dibandingkan kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar lebih
irit.
Semakin besar konsentrasi zat pereaksi, maka semakin cepat reaksi
itu berlangsung. Sebaliknya, semakin kecil konsentrasi zat pereaksi maka
semakin lambat reaksi berlangsung. Hal ini dikarenakan apabila semakin
tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul-molekul dakan setiap
satuan luar ruangan, akibatnya tumbukan antar olekul semakin sering
terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat.
Semakin tinggi konsentrasi, semakin besar laju reaksi nya.
b. Temperatur atau Suhu
Suhu pada suatu reaksi dinaikkan, maka menyebabkan partikel zat
aktif bergerak, sehingga tumbukan yang sering kali terjadi tersebut
menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu
diturunkan, maka partikel semakin tidak aktif, sehingga laju reaksi semakin
kecil. Adanya kenaikan suhu maka energi bergerak partikel ikut meningkat
semakin banyak pula partikel yang memiliki energi gerak diatas energi
aktivasi.
Kenaikan suhu akan memperbesar laju reaksi.
c. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia
pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu
sendiri . Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi
ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang
dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan
dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

Semua katalisator memiliki sifat yang sama yaitu :


1. Katalisator tidak berubah selama reaksi
2. Katalisator tidak mempengaruhi letak kesetimbangannya juga
tidak mempengaruhi besar tetepan kesetimbangan.
3. Katalisator tidak dapat mengawali suatu reaksi. Reaksi juga
dikatalis harus sudah berjalan walaupun sangat lambat.
4. Katalisator yang diperlukan untuk mempercepat reaksi biasanya
hanya sedikit. Namun, pada umumnya jumlah katalisator juga
mempengaruhi laju reaksi (Soekardjo, 1984).
d. Luas Permukaan
Suatu zat akan bereaksi akan bereaksi apabila bercampur dan
bertumbukan. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari 2 Fasa atau lebih.
Tumbukan berlangsung pada bagian permukaan zat padatan yang memiliki
luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padapat berbentuk
lempeng atau butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi
tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat
berlangsung lebih cepat.
Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada
bidang batas campuran. Bidang batas campuran inilah yang dimaksud
dengan sentuh. Dengan memperbesar luas bidang sentuh, reaksi akan
berlangsung lebih cepat.
Laju reaksi berbanding lurus dengan permukaan reaktan.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat

Rak Tabung
Tabung Reaksi Bunsen Gelas Beaker
Reaksi

Pipet Tetes Pipet Volum Stopwatch Penjepit Tabung

Termometer Kompor listrik Balon Gelas ukur

Peniti Sendok Botol plastik Gelas plastik

3.2 Bahan
• Larutan Na2S2O3
• Aquades
• Larutan HCl 2M
• Larutan H2C2O4
• Larutan KMnO4
• Cuka dapur
• Air mineral
• Baking soda
• Air panas
• Bayclin/pemutih
• Larutan H2SO4
• Larutan KCl O3
• Larutan MnO2
• Redoxon
• Cangkang telur halus dan kasar

IV. CARA KERJA


4.1 Praktikum 1 : Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
a. materi 1
1) Sediakan 5 tabung reaksi pada rak tabung dan diisi dengan larutan
Na2S2O3 dan Aquades sesuai dengan tabel berikut ini

Tabung Volume Larutan Na2S2O3 / mL Volume Air, mL


5 0
1
4 1
2
3 2
3
2 3
4
1 4
5
2) Seluruh sample yang telah terisi didalam 5 tabung reaksi tersebut
akan ditambahkan HCl 2mol sebanyal 2ml
3) Kemudian hitung kecepatan reaksi pada kelima sample tersebut
dengan stopwatch. Dengan memberikan tanda X pada setiap tabung
reaksi.
4) Hitung waktu kecepatan reaksi dengan stopwatch hingga tanda X
tidak terlihat kembali.
5) Lakukan langkah 2 sampai 4 pada ke 4 tabung reaksi lainnya dengan
perlakuan yang sama.
b. materi 2
1) Siapkan 2 buah botol kosong, sendok, dan cuka
2) Kemudian masukkan 2 sdm cuka kedalam setiap botol
3) Siapkan 2 balon berwarna berbeda (putih,biru), soda kue
4) Masukkan 1 sdm soda kue kedalam balon berwarna putih
5) Masukkan ½ sdm soda kue kedalam balon berwarna biru
6) Rekat kan balon ke kedua ujung masing-masing botol
7) Lalu tuang bersamaan soda kue yang ada di dalam balon
8) Balon berwarna putih ukurannya mengembang lebih besar daripada
balon berwarna biru
4.2 Praktikum 2 : Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
a. materi 1
1) Sediakan 4 tabung reaksi pada rak tabung dan ambil masing-masing
larutan H2SO4 dan KMnO4 sebanyak 1 ml
2) 4 tabung yang telah berisi 2 larutan tersebut kemudian ditambahkan
kembali larutan H2C2O4 masing- masing tabung sebanyak 2 ml
3) Mulai dari tabung pertama setelah diisi ketiga larutan kemudian
akan dikocok hingga terjadi perubahan warna pada larutan dari
merah keunguan hingga tidak berwarna
4) Lalu catat waktu selama pengocokan tersebut hingga larutan tidak
berwarna
5) Pada tabung kedua yang telah diisi oleh larutan H2C2O4 dipanaskan
terlebih dahulu diatas kompor listrik hingga suhu 40 oC yang bisa
diketahui dengan memasukkan termometer kedalam beaker glass
6) Tuangkan tabung 2 berisi larutan tersebut kedalam kedua tabung
yang lain yang telah terisi larutan H2SO4 dan KMnO4
7) Tutup tabung tersebut dan kocok hingga larutan tidak berwarna
8) Selama pengocokan hitung waktu kecepatan menggunakan
stopwatch dan catat waktunya
9) Lakukan hal tersebut pada 2 tabung lain sesuai perlakuan pada tahap
ke-5 hingga tahap ke-8
10) Namun pada tabung 3, larutan dipanaskan hingga suhu 50 oC dan
pada tabung 4 pada suhu 60 oC.
b. materi 2
1) Siapkan 2 buah gelas plastik yang sudah diberi nomor, sendok, dan
cuka
2) Kemuadian masukkan 4 sdm cuka ke dalam masing-masing gelas
3) Selanjutnya masukkan air panas kedalam gelas no. 1
4) Lalu masukka air biasa kedalam gelas no. 2
5) Masukkan serbuk cangkang telur halus kedalam masing-masing gelas
6) Stopwatch selama 5 menit.
7) Gelas no.1 lebih cepat ber-reaksi karena suhu air nya lebih tinggi.
4.3 Praktikum 3 : Pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
a. materi 1
1) Siapkan tabung reaksi yang diisi KClO3 padat.
2) Jepit tabung reaksi kemudian bakar diatas bunsen dengan jarak 1 cm
hingga tabung panas
3) Dekatkan lidi di samping tabung tersebut
4) Perhatikan ujung lidi tersebut yang tersulut api
5) Siapkan tabung reaksi yang diisi KClO3 dan MnO2
6) Jepit tabung tersebut kemudian panaskan ujung tabung tersebut
diatas bunsen dengan jarak 1 cm hingga tabung panas dan berwarna
agak merah
7) Dekatkan lidi disamping tabung tersebut
8) Perhatikan bara api yang timbul di ujung lidi yang ikut tersulut api
9) Data penelitian didapatkan bahwa pada tabung 1 yang berisi KClO3
ujung lidi yang tersulut api tidak terlalu menyala-nyala namun pada
tabung 2 yang berisi KClO3 dan MnO2 ujung lidi yang tersulut api
timbul bara api yang lebih menyala dibandingkan pada tabung 1.
b. materi 2
1) Siapkan 3 buah gelas plastik yang sudah diberi nomor, bayclin, cuka,
dan peniti
2) Masukkan bayclin sebanyak 50 ml ke gelas no.1 dan no.3
3) Selanjutnya, masukkan cuka sebanyak 50 ml ke gelas no. 2 dan no.3
4) Lalu aduk gelas no.3
5) Masukkan 1 peniti kedalam masing-masing gelas
6) Hasilnya terlihat lebih cepat pada gelas no. 3.
4.4 Praktikum 4 : Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
a. materi 1
1) Siapkan 2 beaker glass yang telah diisi dengan air
2) Siapkan redokson sebagai senyawa yang akan ber-reaksi
3) Redokson berupa bubuk dan berupa tablet utuh dimasukkan ke
dalam masing-masing beaker glass
4) Dapat dilihat bahwa beaker glass berisi air yang ber-reaksi dengan
bubuk redokson lebih cepat terbentuk gas dibandingkan beaker glass
berisi air yang berr-reaksi dengan tablet redokson
b. materi 2
1) Siapkan 2 buah gelas plastik yang sudah diberi nomor, sendok, dan
cuka
2) Masukkan 2 sdm cuka kedalam masing-masing gelas
3) Tuangkan air kedalam masing-masing gelas dengan perbandingan
yang sama
4) Masukkan cangkang telur kasar kedalam gelas no.1
5) Lalu masukkan cangkang telur halus kedalam gelas no.2
6) Stopwatch selama 5 menit
7) Serbuk cangkang lebih halus lebih cepat ber-reaksi.

V. HASIL PERCOBAAN
5.1 Praktikum 1 : Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
a. materi 1
Tabel I
Tabung Volume Volume Volume HCl, Waktu
Larutan Air, ml ml
Na2S2O3 / mL
5 0 2 1 menit 2 detik
1.
4 1 2 1 menit 25 detik
2.
3 2 2 2 menit 23 detik
3.
2 3 2 4 menit 39 detik
4.
1 4 2
5. 17 menit
b. materi 2
Balon berwarna putih ukurannya mengembang lebih besar daripada balon
berwarna biru. Dari hasil percobaan, perbedaan jumlah soda kue dan cuka
dapat mempengaruhi pengembangan balon. Hal ini membuktikan bahwa
semakin tinggi konsentrasi, semakin besar laju reaksi nya.
5.2 Praktikum 2 : Pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
a. materi 1
Tabel II
Tabung Volume Larutan Suhu Waktu
H2C2O4 KMnO4 H2SO4
1. 2 1 1 30oC 6 menit 6 detik

2. 2 1 1 40oc 3 menit 46 detik

3. 2 1 1 50oC 2 menit 44 detik

4. 2 1 1 50oC 2 menit 44 detik

5. 2 1 1 60oC 1 menit 18 detik

b. materi 2
Gelas no.1 lebih cepat ber-reaksi karena suhu air nya lebih tinggi. Suhu juga
turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi, apabila suhu pada suatu
reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin
aktif bergerak sehingga tumbukan semakin sering terjadi sehingga
menyebabkan laju reaksi semakin besar. Hal ini membuktikan bahwa
kenaikan suhu akan memperbesar laju reaksi.
5.3 Praktikum 3 : Pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
a. materi 1
Tabel III
No. Tabung KClO3 MnO2 Keterangan

1. 1 - 1 ml (padat) Bara api pada lidi


semakin meredup
2. 2 1 ml (padat) 1 ml (padat) Bara api pada lidi
semakin besar

b. materi 2
Hasilnya terlihat lebih cepat pada gelas no.3 yaitu campuran cuka dan
bayclin. Pemutih/bayclin mengandung hipoklorit dan cuka mengandung
asam asetat. Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, terbukti bahwa
reaksi yang berlangsung paling cepat adalah cuka + bayclin. Bayclin adalah
katalisator dan cuka bersifat korosif. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh
katalis adalah mempercepat laju reaksi.
5.4 Praktikum 4 : Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
a. materi 1
Tabel IV
Beaker glass Bentuk Redoxon Keterangan

1 Serbuk Gas yang terbentuk lebih banyak

2 Tablet/padat Gas yang terbentuk lebih sedikit

b. materi 2
Serbuk cangkang lebih halus lebih cepat ber-reaksi. Luas permukaan sentuh
dalam suatu reaksi dapat mempengaruhi laju reaksi, karena semakin besar
permukaan bidang sentuh maka tumbukan antara partikel akan semakin
sering terjadi, sehingga reaksi berjalan lebih cepat. Hal ini membuktikan
bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan permukaan reaktan.

VI. KESIMPULAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi, suhu,
katalis, luas permukaan. Melalui praktikum ini kita dapat membuktikan
faktor-faktor tersebut yaitu :
- Semakin besar konsentrasi, maka laju reaksi semakin cepat.
( Perbedaan jumlah soda kue dan cuka dapat mempengaruhi
pengembangan balon, saat konsentrasi larutan Na2S2O3 sedikit,
semakin lama waktu reaksi nya )
- Semakin tinggi suhu, maka semakin cepat laju reaksinya
( Larutan H2C2O4, KMnOH, H2 SO4 memiliki konsentrasi yang
sama, namun saat suhu dinaikkan semakin cepat larutan tersebut
untuk ber-reaksi )
- Katalis dapat mempercepat laju reaksi
( Bayclin sebagai katalisator dan cuka yang korosif dapat
mempercepat laju reaksi )
- Semakin besar luas permukaan, masa laju reaksi juga akan semakin
cepat.
( Redokson yang berwujud serbuk yaitu yang luas permukaannya
lebih besar, maka akan cepat membentuk gas. Luas permukaan yang
lebih besar akan membuat laju reaksi semakin cepat. )
DAFTAR PUSTAKA

Keenan, kleinfelter, and wood,1990, Kimia Universitas, Erlangga, Jakarta.


Soekardjo, 1997, Kimia Fisika, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Pettruci, R, 1999, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.
Pettruci, R, 1999, General Chemistry, Erlangga, Jakarta.
Adityo. 2011. Pengaruh Temperatur Dan Waktu Pemanasan Terhadap
Konsentrasi Hidrogen Pada Hydrogen Reformer. Malang:Teknik Mesin
Universitas Brawijaya.
Farhan. 2015. Pengaruh katalis dan perbandingan campuran minyak kelapa dan
air terhadap produksi Hidrogen. Malang:Teknik Mesin Universitas
Brawijaya
Nasution, Muhammad Basir, dkk, 2014. Pengamatan Laju Reaksi Terhadap
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Laju Reaksi. Jakarta.
Siahaan, Parsaoran, Analisa Data Kinetika Dengan Mathcad : O Reaksi
Dekomposisi Etilen Oksida Asumsi Orde-1, Orde-2, Dan Orde-3,
No.Artikel 68/2000 (Kimia Fisik).
Widjajanti, E. (2007). 19 dan 20 Juli KINETIKA KIMIA. Diakses pada tanggal
21 November 2021. Diambil kembalidari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131569340/pengabdian/kinetika.pdf
Chang,R, 2004. Kimia Dasar jilid 2 edisi ketiga. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai