Skripsi
Oleh :
PEMBIMBING:
Drs. A. FARUK., MA
MUHAMMAD AIMAN, S.H.,M.H
Assalamualaikum wr.wb
Setelah melalui proses bimbingan/konsultasi dan perbaikan sepenuhnya
kami berpendapat bahwa skripsi saudara Fernandes Eka Wijaya Nim :
104170261 yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Gadai
Lahan Kelapa Sawit di Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo
Ulu Kabupaten Batanghari telah di setujui dan dapat di ajukan untuk di
munaqosahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana (S.1)
dalam Ilmu Hukum Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
Demikian, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalamualaikum wr.wb
MOTTO
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kesehatan, rahmat dan hidayah, sehingga penulis masih diberikan kesempatan
untuk menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana. Walaupun jauh dari kata sempurna, namun penulis bangga telah
mencapai pada titik ini.
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Untuk Seluruh keluarga yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui praktek gadai lahan kelapa sawit
yang masyarakat lakukan di Desa Kembang Seri Baru, Kecamatan Maro Sebo
Ulu, Kabupaten Batanghari. yakni dengan si Rahin sebagai pengadai datang
kerumah si Murtahin sebagai penerima gadai dengan tujuan meminjamkan
uang kepada si Murtahin dengan jaminan lahan kelapa sawitnya. Transaksi
dilakukan tanpa adanya surat perjanjian, pemeliharaan barang dan pemanfaatan
barang gadai ditanggung si Rahin sebagai penggadai, hasil dari pemanfaatan
lahan kelapa sawit tersebut di serahkan ke si Murtahin untuk pelunasan hutang,
hutang dibayar secara cicilan, tidak ada tempo pembayaran yang
ditentukannya.
Untuk itu pada kesempatan ini, penulis dengan segala hormat dan
kerendahan hati mengucapkan ribuan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Su‟aidi Asy‟ari, MA,. Selaku rector Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., MH. Selaku Dekan Fakultas Syariah UIN
Sulthan Thaha Saifudin Jambi.
3. Bapak Dr. Rasito, SH.,MH selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Drs. A. Faruk, M.A. Selaku pembimbing I dan Bapak Muhammad
Aiman, S.H.,M.H. Selaku pembimbing II yang telah bersedia
membimbing, mengarahkan, dan memberikan banyak ilmu, serta solusi
pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen beserta staf karyawan Fakultas Syariah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
6. Semua pihak terlibat dan tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
PENDAHULUAN
didalam agama Islam untuk mengatur segala ibadah, baik ibadah Magdoh
atau Ghoiru Magdoh, para ulama merujuk kepada suatu bidang ilmu yang kita
sebut dengan Ilmu Fiqh. didalam Ilmu Fiqh banyak diatur tata cara dan segala
Sebab diantaranya ada yang membutuhkan dan ada pula yang dibutuhkan.
Dalam kehidupan sehari-hari ini, kebanyakan manusia tidak terlepas dari yang
ada yang dilapangkan rezekinya hingga berlimpah ruah dan ada pula yang
apalagi dengan munculnya gadai syariah yang makin digemari oleh nasabah
khususnya oleh kaum muslim di Indonesia. Gadai merupakan salah satu bentuk
ِانشسْعِ وَ ثِ ُْقَحً تِد َْهٍ تِحَ ُْثُ َُمْ ِكهُ اَحَدَ ذَِنكَ اندَ َْه
َّ ِظس
ْ َم ػَ ُْهٌ نَهَا قُِْمَحً مَا نَُِحً فًِ و
َ َّجَؼ
ِاَوْ اَحَدَ تَؼْضِهِ ِمهْ تِ ْهكَ انْؼَُْه
Artinya :
menurut syariat Islam itu meliputi barang yang mempunyai nilai harta, dan
tidak dipersoalkan apakah dia merupakan benda bergerak atau tidak bergerak.2
Gadai syariah atau dalam istilah Islam disebut rahn adalah menjadikan
barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara‟ sebagai jaminan
hutang, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa
dalam memperoleh pinjaman tanpa bunga dan halal. Gadai dalam fiqh disebut
1
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, III ( Beirut: Dar al- Fikr, t.t ) : hlm.187.
2
Chairuman Pasaribu Suharwadi K Lubis.Hukum Perjajnjian dalam Islam. Cet.2. Jakarta
Sinar Grafika.hlm.140.
3
Ibid,hlm.139.
rahn yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan
kepercayaan.4
adanya sosialisasi dalam peningkatan agama, karena dalam hal ini terjadi
dalam praktik gadai lahan kelapa sawit. Menurut penulis perlu adanya
ilmu pengetahuan sehingga status gadai tersebut belum jelas. Dalam praktek
dari hasil panen dan hasil panennya harus di gunakan untuk membayar hutang
Dalam praktik gadai lahan yang telah masyarakat lakukan belum adanya
kejelasan hukum yang sesuai syariat islam. Selain itu kesepakatan dari Pihak
lahan kelapa sawit rahin ( yang menggadaikan ) serta yang merawat lahan
semacam itu maka akan terjadi keuntungan yang lebih besar bagi yang
4
Heri Sudarsono. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.(Yogyakarta : Ekonisia.2003)
hlm141.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut guna menambah pemahaman tentang sistem gadai yang akan di kaji oleh
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik gadai lahan kelapa sawit di Desa Kembang Seri Baru
Sawit di Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten
Batanghari ?
C. Batasan Masalah
agar pembahasan ini tepat pada sasaran dan tidak terlalu meluas serta tidak
diharapkan, maka dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang hal-hal
yang berkaitan dengan gadai dalam Praktik Gadai Lahan Kelapa Sawit Di Desa
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui praktek gadai lahan kelapa sawit di Desa Kembang Seri
b. Ingin mengetahui tinjauan hukum islam terhadap praktik gadai lahan kelapa
sawit di Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten
Batanghari.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan nilai, daya guna dan manfaat
sebagai berikut :
a. Untuk karya ilmiah ini dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan
E. Kerangka Teori
memecahkan masalah yang timbul dari adanya suatu penelitian. Kerangka teori
yang di maksud harus mempunyai landasan atau yang di dasarkan pada suatu
yang dapat menjadi acuan serta sumber atau dasar dalam pengambilan
Gadai atau dalam bahasa arab rahn menurut arti bahasa berasal dari kata
Menurut istilah syara‟, gadai atau rahn didefenisikan oleh sayid Sabiq
yang memiliki nilai harta dalam pandangan syara‟ sebagai jaminan untuk
defenisi gadai (rahn) Gadai adalah menjadikan suatu benda sebagai jaminan
untuk utang, di mana utang tersebut bisa di lunasi (dibayar) dari dendan
sebagai jaminan untuk utang yang bisa di lunasi dari harganya, apabila
bernilai harta yang di ambil dari pemiliknya sebagai jaminan untuk utang
5
Ibrahim Anis,et.al., Al-Mu‟jam Al-Wasith, Juz 2, Dar Ihya At-turats Al-Arabiy,Kairo,
cet. II,1972,hlm.378
6
Sayid Sabiq, Fiqh As-sunnah, Juz 3, Dar Al- Fikr, Beirut, Cet, III,1981,hlm.187.
7
Wahbah Zuhaili, Al-fiqh Al-islamiy wa Adillatuh, Juz 4, Dar Al-fikr, Damaskus,cet.III,
1989, hlm.180.
8
Ibid., Juz 5.
9
Ibid., Juz 5, hlm.181
Dari definisi-definisi yang di kemukakan oleh ulama mazhab tersebut
2. Rukun Gadai
marhun bih. Rahin adalah orang yang memberikan gadai, murtahin adalah
orang yang menerima gadai, marhun atau rahn adalah harta yang di
gadaikan untuk menjamin hutang, dan marhun bih adalah hutang. Akan
para pelaku gadai, yaitu rahin atau murtahin. Oleh karena itu, seperti halnya
dalam akad – akad yang lain, Hanafiah menyatakan bahwa rukun gadai
adalah ijab dan qabul yang di nyatakan oleh rahin dan murtahin.10
a. Aqid,
b. Shighat
c. Marhun dan
10
Wabah Zuhaili, ., juz 5, hlm. 183.
d. Marhun bih.11
akad ini, sudah banyak di ulas dalam pembahasan sebelumnya. Oleh karena
a. Syarat aqid
Syarat yang harus di penuhi oleh aqid dalam gadai yaitu rahin dan
kecakapan untuk melakukan jual beli. Artinya, setiap orang yang sah
melakukan jual beli, sah pun melakukan gadai. Hal ini dikarenakan rahn
atau gadai adalah suatu tasarruf yang berkaitan dengan harta, seperti
harus berakal dan mumayyiz. Maka tidak sah gadai yang di lakukan oleh
dengan kecakapan untuk melakukan jual beli dan akad tabarru‟. Hal ini
di karenakan akad gadai adalah akad tabarru‟. Oleh karena itu, tidak sah
akad gadai yang dilakukan oleh orang yang di paksa, anak di bawah
umur, gila, boros, dan pelit. Demikian pula tidak sah akad gadai yang
dilakukan oleh wali ayah atau kakek, atau washiy atau hakim kecuali
11
Ibid
12
Ibid., juz 5, hlm. 185.
karena keadaan darurat atau karena kemashalatan yang jelas bagi anak
b. Syarat Shighat.
dengan syarat, dan tidak di sandarkan kepada masa yang akan datang.
Hal ini di karenakan akad gadai (rahn) menyerupai akad jual beli, di lihat
syarat atau di sandarkan kepada masa yang akan datang, maka akad akan
Apabila akad gadai di sertai dengan syarat yang fasid atau batil maka
hukum gadainya sah, tetapi syaratnya batal karena gadai bukan akad
mu‟awadhah maliyah.
beli, karena gadai merupakan akad maliyah. Adapun syarat – syarat yang
utang (kreditor) lebih dari satu orang, maka akad gadai dan syarat
hukumnya sah.
13
Ibid.
14
“Alauddin Al-Kasani,Badai Ash-Shanai fi Tartib Asy-syarai, juz 5, CD room, Al-Fiqh
„Ala Al-madzahib Al-Arba‟ah, Silsilah Al-„Iim An-Nafi, Seri 9, Al-Ishadar Al-Awwal, 1426,
hlm. 195.
2) Apabila syarat tersebut tidak sejalan dengan akad, seperti syarat yang
rahin, seperti syarat harta jaminan tidak boleh di jual ketika utang
pendapat yang lebih zhahir, syarat dan akad hukunya batal karena
kedua, syaratnya batal tetapi akad gadainya tetap sah, karena gadai
yang fasid.15
tujuan akad maka syarat tersebut fasid dan dapat membatalkan akad
15
Abu Al-Abbas Ahmad Ar-Ramli, Nihayah Al-Muhtaj, Juz 4, Dar Al-fikr, Beirut, 2004,
hlm. 235.
16
Wabah Zuhaili, ., juz 5,hlm. 191-192.
c. Syarat Marhun
gadaikan) sama dengan syarat – syarat jual beli. Artinya, semua barang
yang sah di perjual belikan sah pula di gadaikan. Secara rinci hanafiah
1) Barang yang di gadaikan bisa di jual, yakni barang tersebut harus ada
bangkai.
jual beli.
harta milik orang lain tampa izin dengan adanya wilayah (kekuasaan)
karena jual belinya juga tidak sah, dan barangnya nanti tidak bisa di
serahkan.
6) Barang yang di gadaikan harus kosong, yakni terlepas dari hak rahin.
Oleh karena itu, tidak sah menggadaikan pohon kurma yang ada
8) Barang yang di gadaikan harus terpisah dari hak milik orang lain,
gadaikan. Pendapat ini juga merupakan pendapat Ibnu Abi Laila, An-
dalam akad jual beli dan berlaku juga dalam akad gadai, dan di sepakati
17
Ibid., hlm.201-206
18
Sayid Sabiq. ., hlm. 188. Lihat pendapat syafi‟iyah dalam : ahmad Ar-ramli, op. Cit.
Juz 4, hlm. 239. Habnabilah lihat : Syamsuddin bin qudamah Al-Maqdisi, Asy-Syarh Al-
Kabir, juz 2, Dar Al-Fikr,t.t., hlm. 488.
mengemukakan syarat yang rinci untuk akad gadai antara lain sebagai
berikut.
manfaat dan bukan pula utang. Dengan demikian, manfaat tidak sah
pemilik atau wali, atau pemegang wasiat (washiy). Syarat ini juga di
masih kecil.
karena belum jelas adanya, seperti janin dalam perut induknya. Dalam
khasus semacam ini, meskipun barang tersebut tidak sah
rahin”.20
maka rahn (gadai) hukumnya tidak sah. Dengan demikian, tidak sah
gadai dengan qishash atas jiwa atau anggota badan, kafalah bin nafs,
pendapat syafi‟iyah dan hanabilah, yaitu marhun bih harus berupa utang
19
Ibid., hlm. 325-326.
20
Wahbah Zuhaili, op. Cit, Juz 5, hlm. 193.
21
Ibid., hlm. 198-199.
yang ada dalam tanggungan, dan utang tersebut harus utang yang mengikat
4. Pemanfaatan Rahn
Ishak, al-Laits, dan al-Hasan, jika barang gadai berupa kendaraan yang
dapat dipergunakan atau binatang ternak yang bisa diambil hasilnya, maka
penerima gadai dapat mengambil manfaat dari kedua benda gadai tersebut
ُش َسبُ تِ َى َفقَتِهِ اِذَا كَانَ َمسْهُىْوًا وَػَهًَ انَّرِ َسْ َكة
ْ َُ ِّاِذَاكَانَ َمسْهُىْوًا وَنَ َثهُ اندَّز
ُانى َفقَح
َّ ُش َسب
ْ َ َو
22
Wahbah Zuhaili, ., hlm. 201.
5. Akibat – Akibat Hukum Gadai
d. Menjaga barang
Menimbang :
Mengingat :
ٍهلل ػَهَُْهِ وَسَّهَمَ اشْ َتسَي طَؼَامًا ِمهْ َهُىْدٌٍِّ إِنًَ أَجَم
ُ نَ زَسُىْلَ اهللِ طَهًَّ ا ّ َأ
ٍزػًا مِهْ حَدَِْد
ْ َوزَهَىَهُ ِد.
"Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. pernah membeli makanan dengan
berutang dari seorang Yahudi, dan Nabi menggadaikan sebuah baju
besi kepadanya."
c. Hadits Nabi riwayat al-Syafi'i, al-Daraquthni dan Ibnu Majah dari Abu
Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda:
ُغسْمُه
ُ نَ ُه غُىْمُهُ وَػََهُْ ِه،ٌُ زَهَىَه
ْ ِالَ َُغْهَق انسَّ ْههُ ِمهْ طَاحِثِهِ انَّر.
"Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang
menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menanggung
resikonya."
d. Hadits Nabi riwayat Jama'ah, kecuali Muslim dan al-Nasa'i, Nabi s.a.w.
bersabda:
حسَِْمِهَا
ْ َالخِ اْإلِتَاحَحُ إِالَّ َأنْ َدُلَّ دَنُِْمٌ ػَهًَ ت
َ األَطْمُ فٍِ انْمُؼَا َم.
Pada dasarnya segala bentuk muamalat boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya.
Memperhatikan :
a. Pendapat Ulama tentang Rahn antara lain:
ٍن ػَهًَ جَىَاشِ انسَّ ْههِ فٍِ اْنجُمْهَحِ (انمغى
َ وَأَمَّا اإلِجْمَاعُ فَأَجْمَغَ اْنمُسْهِمُ ْى
363 ص، 4 ج،)الته قدامح
Mengenai dalil ijma', ummat Islam sepakat (ijma') bahwa secara garis
besar akad rahn (gadai/penjaminan utang) diperbolehkan.
ٍة ػَهَُْهِ َوقْضُ اْن َمسْهُ ْىنِ (مغى
ُ َنِهسَّا ِههِ كُمُّ اوْ ِتفَاعٍ تِانسَّ ْههِ الَ َتَسَ ّت
131 ص2 ج،ٍ)انمحتاج نهشستُى
Pemberi gadai boleh memanfaatkan barang gadai secara penuh
sepanjang tidak mengakibatkan berkurangnya (nilai) barang gadai
tersebut.
ٍِءٍ ِمهَ انسَّهْه
ْ ش
َ َِسَي انْجُمْهُ ْى ُز غَ ُْسُ انْحَىَاتِهَحِ أَوَّهُ نَُْسَ نِهْمُسْتَ ِههِ َأنْ َىْ َتفِغَ ت
Mayoritas Ulama selain mazhab Hanbali berpendapat bahwa penerima
gadai tidak boleh memanfaatkan barang gadai sama sekali.
MEMUTUSKAN
1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrase Syari‟ah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.
2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya. 23
ijma‟. Adapun dasar dari al-qur‟an tercantum dalam surah Al-Baqarah (2)
ayat 283:
a. Hadits anas :
ٌِّهلل ػَهَُْهِ وَسََّهمَ ِد ْزػًا ػِىْدَ َهُىْد
ُ ه زَسُىْلُ اهلل طَهًَّ ا َ زَ َه: َػهْ اَ وَسٍ قَال َ
.ِتِانمَدَِْىَحِ وَاَخَرَ مِىْهُ شَؼِ ُْسًا نِاَهْهِه
“Dari anas ia berkata: rasulullah SAW menggadaikan baju perang
kepada seorang yahudi di madinah, dan dari orang yahudi itu beliau
mengambil sya‟ir (jagung) untuk keluarganya.” (HR.Ahmad,Al-
Bukhari,Nasa‟i dan ibnu majah)25
23
Fatwa DSN MUI No. 25/ DSN- MUI/ III. 2002 tentang Rahn.
24
Al-Baqarah (2) :283
25
Muhammad bin Ali Asy-Syaukani,Nayl Al-Authar,Juz 5, Dar Al-Fikr,t.t., hlm.351.
Dari ayat dan hadits tersebut jelaslah bahwa gadai (rahn) hukumnya di
perbolehkan, baik bagi orang yang sedang dalam perjalanan maupun orang
yang tinggal di rumah. Memang dalam surah Al-Baqarah (2) ayat (283),
Ini menunjukkan bahwa gadai (rahn) tidak terbatas hanya dalam perjalanan
saja, tetapi juga bagi orang yang tinggal di rumah. Pendapat ini di
orang yang sedang dalam perjalanan, sesuai dengan ayat 283 Surah
F. Tinjauan Pustaka
yang relevan dengan topik yang akan di teliti. Masalah pratek akad gadai dan
Selain itu penyusun juga menemukan beberapa dalam bentuk judul skripsi
tentang praktik gadai kebun kayu kulit manis, diantaranya dari Kopriadi
Jambi. Dengan judul skripsi Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Gadai
Kebun Kayu Kulit Manis. Dalam skripsi tersebut mengkaji bagaimana sistem
gadai yang di lakukan masyarakat Rantau Suli. Gadai adalah utang uang
26
Sayid Sabiq, ., Juz 3,hlm. 188.
dengan jaminan sesuatu barang sebagai penguat dan barang tersebut bisa dijual
bila mana utangnya tidak di bayar sampai jatuh tempo. Dalam pelaksanaan
gadai yang di lakukan masyarakat Desa Rantau Suli adalah melakukan proses
mengenai yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Rantau Suli. Di pihak lain
tidak sesuai dengan aturan – aturan yang ada dalam hukum islam. Di mana
selama kebun di gadaikan, hasil atau manfaat diambil oleh yang memberi
berbunga, apa bila hutang telah jatuh tempo tidak di bayar maka kebun kulit
dengan judul skripsi Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Gadai Lahan
Kelapa Sawit (Studi di Desa Teluk Leban Kecamatan Maro Sebo Ulu
Kecamatan Maro Sebo Ulu ialah merupakan transaksi antara pihak yang
berhutang dan yang memberikan pinjaman dengan jaminan tanah pihak yang
berhutang baik yang sudah di kelolah maupun belum, dan dikembalikan saat
ada uang, tidak ada jangka waktu yang di tentukan. Tanah gadai dapat
27
Kopriadi, Tinjauan hukum islam terhadap praktek gadai kebun kayu manis,
Skripsi,Jurusan Muamalat : IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2013.
mengabaikan hak rahin sebagai pemilik tanah, sedangkan hasilnya dapat di
bagi sesuai dengan kesepakatan, namun, tidak sedikit juga masyarakat yang
belum mengerti tentang gadai dalam syariat islam. Sehingga banyak terjadi
Tinjauan hukum Islam terhadap praktik gadai lahan kelapa sawit di Desa
Teluk Leban adalah mubah atau boleh selama tidak bertentangan dengan
hukum Islam, namun ada unsur yang menyebabkan transaksi itu di larang baik
dari pelaksanaan akad tijarah ada unsur riba dari pemanfaatan hasil.28
Selain itu, peneliti menemukan juga skripsi Iti‟ anah, Mahasiswi Fakultas
Yogyakarta angkatan tahun 2009 yang berjudul “Praktek Gadai Tanah Sawah
membahas tentang praktek gadai lahan yang tertuju pada praktek keseluruhan
28
Joner Oktavianus, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Gadai Lahan Kelapa Sawit
(Studi Di Desa Teluk Leban Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari),
Skripsi,Jurusan Hukum Ekonomi Syariah : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, 2017.
29
Iti‟anah, Praktek Gadai Tanah Sawah di Tinjau dari Hukum Islam (Studi di Desa
HarJawinangun Kec. Balapulang Kab. Tegal ), Skripsi,Jurusan Muamalat : Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi Jenis Penelitian yang di
B. Pendekatan Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk melukis tentang sesuatu hal
tempat peneliti.
Sumber data adalah objek dimana data di peroleh. Adapun yang menjadi
sumber data dalam penelitian ini adalah orang dan materi yang ada di Desa
Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari.
30
Bambang Waluyo , Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika,
2008), hlm 8-9.
1. Sumber Data
b. Toko Agama
2. Jenis Data
Secara umum jenis data dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data penelitian yang dikumpulkan diolah sendiri oleh
biasanya di sebut dengan data asli atau data yang baru diperoleh secara
b. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpulan dan misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.32 Data
ini diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak
31
Ibid hlm 102
32
Ibid hlm. 193
33
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (jakarta : PT Raja
GrafindoPersada, 2004), hlm. 30.
D. Instrument Pengumpulan Data
utama digunakan adalah orang peneliti itu sendiri. Dalam hal ini penelitian
tidak bisa di gunakan atau di gantikan oleh orang lain yang melakukan
a. Observasi
mengenai gejala – gejala yang di teliti. Obsevasi ini menjadi salah satu
b. Wawancara (interview)
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan secara lisan dan bertatap
c. Dokumentasi
34
Wawancara dengan Sulimah,Ketum kopma,Tgl 18-09-2019
35
Sugiono, metode penelitian bisnis, hlm.194.
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan
keterangan dan penerangan pengetahuan dan bukti. Dalam hal ini termasuk
acara.
Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis,
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi
atau bahan – bahan yang mudah dipahami.36 Bahan lainnya sehingga dengan
unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri dan orang lain. Tahap analisis data yang penulis gunakan
adalah :
a. Deduktif
36
Ibid, hlm. 427.
generalisasi tersebut. Misalnya : yang memberikan pinjaman sebagai
b. Induktif
c. Komparatif
F. Sistematika Penulisan.
Agar Penulis skripsi ini dapat keluar dari jalur pembahasan, maka penulis
skripsi ini dan menjadi ringkasan dari pembahasan – pembahasan yang ada dari
Analisis Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Gadai Lahan Kelapa Sawit
Di Desa Kembang Seri Baru, Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
Hari.
Tahun 2020
Jenis Kegiatan Mei juni Jul Agust
1 2 3 41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
Judul x x
Pembuatan
Proposal
Perbaikan xx x
Proposal Dan
Seminar x x
Surat Izin Riset x
Pengumpulan data x x
Tahun 2020
Sep Okt Nov Des
1 2 3 41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan
Skripsi x x
Bimbingan Dan
Perbaikan x x
Agenda dan
Ujian Skripsi
BAB III
Seri Baru tentang asal muasal desa Tanjung mempunyai pandangan yang sama
namun dalam versi yang berbeda-beda. Seperti hasil yang dikemukakan oleh
tokoh masyarakat desa Kembang Seri Baru tentang asal mula penduduk desa
Asal mula Desa Kembang Seri Baru yang dikemukakan oleh M. Ali
Desa Kembang Sekaki ini dulunya masih hutan belantara dan pada masa
itu kurang lebih tiga abad sebelum nama Kembang Sekaki berubah menjadi
Kembang Seri.
Penduduk asli Desa Kembang Seri ini terletak diantara dua desa,
perbatasan utara dengan Desa Bulu Kasab dan di sebelah baratnya berbatasan
Penduduk asli Desa Kembang Seri yang dulunya Desa Kembang Sekaki
kini telah melakukan pemekaran desa sehingga desa Kembang Seri terpecah
menjadi Dua yaitu Desa Kembang Seri Dan Desa Kembang Seri Baru yang
selaku Ketua Adat desa Kembang Seri Baru mengemukakan tentang asal mula
Seorang, namanya Datuk Janggut yang berasal dari jawa setelah itu disusul
dengan datuk tiga beranak yang datangnya dari jambi dengan menggunakan
setelah itu mereka mencari orang yang ada didaerah tersebut hingga
berminggu-minggu lamanya.
dengan bermodalkan anjing dan dua senjata untuk membuat jalan yang
ditutupi oleh semak- semak belukar, nama senjata tersebut dulunya pedang
sekian lamanya akhirnya datuk tiga beranak menemukan sebuah rumah yang
terletak didalam hutan sehingga memicu anjing datuk tiga beranak tadi untuk
dua orang wanita yang sangat cantik sedang main ayunan, dan rambut-rambut
37
Wawancara, bapak M. Ali Siamin, Ketua Adat masyarakat desa Kembang Seri Baru,
kecamatan Maro Sebo Ulu, kabupaten Batang Hari, 13 November 2020.
Melihat dari cantiknya dua wanita yang tinggal dihutan tersebut maka
penduduk menamai daerah itu dengan sebutan Kembang Sekaki yang kini
berubah menjadi Kembang Seri dan setelah pemekaran desa menjadi Kembang
Seri Baru.38
Adapun nama-nama kepala desa Kembang Seri dari dulu hingga Setelah
Desa Kembang Seri Baru merupakan desa yang sangat strategis letaknya.
Dari dahulunya desa Kembang Seri Baru merupakan lintasan dari empat
penjuru, yaitu arah Barat, Timur, Utara dan Selatan. Desa Kembang Seri Baru
merupakan sebuah desa yang sekarang ini berada dalam wilayah Kecamatan
38
Wawancara, bapak M. Ali Siamin, Ketua Adat masyarakat desa Kembang Seri Baru,
kecamatan Maro Sebo Ulu, kabupaten Batang Hari, 13 November 2020.
39
Wawancara, bapak M. Ali Siamin, Ketua Adat masyarakat desa Kembang Seri Baru,
kecamatan Maro Sebo Ulu, kabupaten Batang Hari, 13 November 2020.
Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang Hari. Adapun letak georafis desa Kembang
Desa Kembang Seri Baru terletak dilintasan jalan darat Lintas Sumatera,
yang sebagian besar dari area tersebut digunakan sebagai lahan perkebunan dan
40
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2020
41
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2020
42
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2020
Keadaan iklim desa Kembang Seri Baru termasuk kategori beriklim
sedang, dikatakan demikian karena siang harinya tidak terlalu panas dan pada
malam harinya tidak terlalu dingin. Sementara itu, tidak jauh berbeda dengan
daerah tropis lainnya diprovinsi Jambi, maka keadaan musim didesa Kembang
Seri Baru hampir sama yakni mengalami dua musim yaitu musim panas dan
musim hujan. Kondisi suhu pada siang hari mencapai 36° C dan malam hari
mencapai 21º C. Kalau dilihat dari sinar matahari, biasanya terjadi pada bulan
Juni sampai bulan Agustus yang merupakan bulan-bulan yang relatif kering
dimana penyinarannya lebih tinggi dari pada bulan Oktober sampai April yang
yaitu setara dengan 4,28 jam perhari dan rata setiap bulan yang tertinggi
terdapat pada bulan Juni sebesar 65 %, setara dengan 5,41 jam perhari dan
yang terendah pada bulan September sebesar 42 % setara dengan 3,5 jam
perhari. Sumber air bersih tergantung pada sumur dan sungai penduduk desa
Kembang Seri Baru, sumber air yang berasal dari sumur galian tanah, mereka
lainnya. Kalau musim kemarau datang biasanya mereka menggali sumur atau
mendalami kedalaman sumur mereka, tujuannya agar air tetap keluar dan
43
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2020
1. Keadaan Penduduk
Dari sekian ribu penduduk yang bertempat tinggal di desa Kembang Seri
Baru, mendiami Tiga (3) Dusun, yaitu Dusun Tanah Lonsor, Dusun Kembang
Seri Baru, Dusun Kembag Seri. Rata-rata masih menggantungkan hidup pada
masyarakat. Hal ini tampak dari saling bantu membantu serta tolong menolong
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai mana contoh, apa bila ada salah satu
warga terkena musibah maka mereka siap membantu dan meringankan beban
yang dialami oleh warga masyarakat tersebut, terlebih kalau ada yang
berjumlah 1,853 jiwa yang terdiri dari Dusun Tanah Lonsor, Dusun Kembang
Penduduk
No Nama Dusun Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 Dusun Tanah lonsor 128 7 135
2 Dusun Kembang Seri Baru 151 9 160
3 Dusun Kembang Seri 165 15 180
Jumlah Kepala Keluarga 444 31 471
Penduduk
No Nama Dusun Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 Dusun Tanah lonsor 233 183 416
2 Dusun Kembang Seri Baru 350 372 722
3 Dusun Kembang Seri 393 323 716
Jumlah Kepala Keluarga 973 878 1.853
a. Sarana Pemerintahan.
berjalannya roda pemerintahan Desa Kembang Seri Baru adalah terdiri dari,
yaitu kantor Desa, kantor BPD, dan organisasi kepemudaan. Mengenai sarana
pemerintahan desa Kembang Seri Baru dapat di lihat pada tabel di bawah ini ;
44
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2020
45
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2020
No Sarana Pemerintahan Jumlah
b. Sarana Pendidikan
taklim.
Adapun pendidikan formal yang ada di Desa Kembang Seri Baru hingga
46
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2020
Tabel 4. Sarana Pendidikan Formal Desa Kembang Seri Baru Tahun 202047
1 PAUD 2 Buah
2 TK 2 Buah
3 SD 3 Buah
4 MTS 1 Buah
Adapun majlis Taklim yang terdapat di desa Tanjung untuk lebih jelas dapat di
Tabel 5. Sarana Pendidikan Non-Formal Desa Kembang Seri Baru Tahun 202048
c. Sarana Peribadatan
47
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2020
48
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2020
Masyarakat Desa Kembang Seri Baru yang berjumlah penduduk 1.853
peribadatan yang ada di Desa Kembang Seri Baru tersebut dapat dilihat melalui
1 Masjid 4 Buah
2 Musholla 5 Buah
masyarakat desa Kembang Seri Baru yang beragama kristen dan peribadatan
Tembesi.50
Selain itu berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2020 dan keterangan
di atas, penduk desa Kembang Seri Baru tidak hanya bergama Islam, akan
49
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2020
50
Wawancara, Sudrajad Munajad, S.Pd.I ,Kepala Desa Kembang Seri Baru, Kecamatan
Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang Hari, 15 November 2020
tetapi ada juga yang beragama selain Islam. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat
Tabel 7. Jumlah Pemeluk Agama di Desa Kembang Seri Baru Tahun 202051
No Agama Jumlah
3 Kristen Protestan -
4 Hindu -
5 Budha -
yaitu ada rakyat, pimpinan dan daerah. Maka demikian halnya dengan desa
Kembang Seri Baru. Desa Kembang Seri Baru dipimpin oleh seorang kepala
umumnya, masyarakat desa belum begitu maju, sehingga kepala desa dan
aparat desa serta lainnya harus berkerja keras memajukan desa tersebut. Oleh
51
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2020
karena itu, untuk kelancaran tugas pemerintah sehari-hari, maka kepala desa
Kepala Desa
Munajad Sudrajad, S.Pd.I
Sekretaris Desa
M. Alawi
Seksi Pemerintahan Seksi Kesejahteraan Dan Kaur Umum Dan Urusan Keuangan
Pelayanan Perencanaan
M. Showi Bustami Marwiyah Fitri M.Sholihin, S.Pd.I
sebagai berikut:
52
Dokumentasi Desa Kembang Seri Baru Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang
hari Tahun 2019
2) Sekretaris Desa adalah staf yang membantu kepala desa dalam
bidangnya.
5) Kadus atau kepala dusun merupakan unsur pelaksanaan tugas kepala desa
hari. Hal itu tentu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mayoritas
penduduk Desa Kembang Seri Baru adalah bertani dan berkebun. Tetapi ada
sebagian penduduk Desa Kembang Seri Baru yang memiliki kegiatan ekonomi
Jumlah 2348
merupakan pedoman yang dipegang teguh oleh orang tua dan anak Desa
Adat yang dimaksud di sini adalah adat yang berupa peraturan tata cara
yang berasal dari nenek moyang, ataupun nenek mamak, tua tenganai serta
dapat merusak dan mempengaruhi nilai-nilai aqidah maupun syariat itu sendiri.
Adat yang diadatkan adalah mupakat para penghulu berserta cerdik pandai
negeri. Kesepakatan ini dapat berubah sesuai dengan perubahan zaman yang
patut, dan adat yang terdapat adalah kebiasaan yang diadakan dikalangan
disisi lain masyarakat Desa Kembang Seri Baru juga memiliki jiwa sosial
kali dalam sebulan warga Desa Kembang Seri Baru melakukan kerja bakti
Kembang Seri Baru. Pemuda dan orang tua membaur menjadi suatu kerja
Desa Kembang Seri Baru dalam berbagai hal, seperti kegiatan pesta pernikahan
tata cara dan aturan-aturan, dalam hal ini adalah berupa adat yang sudah
dijalani sejak lama. Tata cara atau aturan tersebut itulah yang dinamakan adat-
istiadat yang harus ditaati oleh seluruh masyarakat. Adapun ciri-ciri adat-
istiadat yang ada dalam masyarakat Desa Kembang Seri Baru ini adalah,
karena mayoritas penduduknya adalah beragama Islam, untuk segala adat dan
Bagi masyarakat mendengar kata gadai bukanlah hal yang aneh lagi,
mereka mengetahui bahwa gadai merupakan ajaran yang ada dalam agama
Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batanghari yang sudah menjadi suatu kebiasaan.
Kembang Seri Baru, Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batang Hari,
mereka biasa melakukan praktek gadai dengan cara yang sangat sederhana
yang dilakukan antara kerabat dekat, tetangga, ataupun orang yang dapat
dipercaya. Mereka menganggap bahwa proses gadai tersebut lebih mudah dan
gadai tersebut adalah sebagai antisipasi bila hutang atau pinjamannya jika tidak
Menurut masyarakat desa Kembang Seri Baru Gadai adalah sama dengan
jaminan pinjaman atas utang yang mana suatu barang yang dijadikan peneguh
atau penguat kepercayaan dalam utang piutang. Barang tersebut boleh diambil
atau dijual jika utang tak dapat dibayar, hanya penjualan hendaknya dengan
keadilan (dengan harga yang berlaku pada waktu itu). Biasanya masyarakat
desa Kembang Seri Baru melakukan transaksi gadai dengan cara mereka
datang kerumah saudara, tetangga dan toke/bos untuk meminjam uang dan
mereka miliki seperti lahan kelapa sawitnya, lahan karet, sertifikat tanah,rumah
sebagai petani diantaranya petani sawit. Di desa Kembang Seri Baru ada
beberapa tempat penjual atau toke kelapa sawit, yang mana ditempat
peminjaman atau menggadaikan uang dengan cara datang kerumah toke atau
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan di lapangan dapat ditarik suatu
garis besar bahwa dalam prektek gadai lahan pertanian kelapa sawit yang
53
Observasi, tgl 20 november 2020
Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batanghari yang telah dilakukan
orang yang melakukan gadai/ jaminan terdapat beberapa hal yang melatar
belakangi serta sebab akibat yang terjadi terhadap Praktek dan Sistem Gadai
Dalam hal ini peneliti akan memaparkan tentang hal-hal yan berkenaan
Kabupaten Batanghari penulis menemukan ada 3 bos atau toke kelapa sawit
dan ada beberapa anak buahnya yang melakukan gadai lahan pertanian kelapa
wawancara peneliti dengan Bapak Eko Sudarto sebagai toke/ bos sawit dan
“Dalam hal gadai ini dilakukan oleh 3 orang anak buah saya, yang mana
mereka datang kerumah, dengan niat ingin meminjam uang, ada yang datang
kerumah untuk saya bisa membantu membayar bank setiap bulannya dan
jaminannya lahan kelapa sawit dan permasalahan-permasalahan lainnya dengan
jaminan lahan kelapa sawitnya kepada saya”.54
54
Wawancara dengan Bapak Eko Sudarto ,Penerima gadai, 16 November 2020.
Dalam hal ini peneliti akan memaparkan permasalahan, praktek dan sistem
yang dilakukan anak buah – anak buah Bapak Eko Sudarto yang melakukan
gadai lahan kelapa sawit, yaitu: Transaksi gadai yang dilakukan oleh Bapak
“Bahwa saya datang kerumah Bapak Eko Sudarto dengan niat meminjam
uang Rp.200 juta untuk keperluan Pembangunan Rumah serta biaya pelunasan
hutang yang ada di bank, sebagai jaminannya lahan kelapa sawit saya di
kelolah oleh Bapak Eko Sudarto Selama batas waktu yang tidak di tentukan.
dari perawatan, pemupukan serta pemanenan kelapa sawit tersebut juga di
bebankan kepada bapak eko sudarto sebagai pelunasannya hanya di tentukan
dari hasil panen dan hutang yang di pinjam lunas”.55
Hal yang sama dilakukan juga oleh Bapak Darma (rahin) dengan Bapak
menjelaskan bahwa:
55
Wawancara dengan Bapak Abu ,Pengadai, 20 November 2020
56
Wawancara dengan Bapak Darma , Pengadai , 20 November 2020.
Gadai yang dilakukan juga oleh Ibu Ningsih sebagai(rahin) dan Bapak Eko
menjelaskan bahwa:
“Saya membeli mobil dengan harga 250 juta dan dp 45 juta dengan kredit
perbulannya Rp. 3800.000 selama 3 tahun. Setelah itu saya datang kerumah
Bapak Eko dengan niat mengadaikan lahan kelapa sawitnya untuk membantu
membayar kredit mobil setiap bulannya, jaminannya adalah lahan kelapa sawit
saya 5 hettar dengan penghasilan 4 ton setiap kali pemanenan, hasil kelapa
sawit, saya serahkan kepada Bapak Eko untuk melunasi hutang saya, yang
mana pemanenannya dilakukan setiap 2 minggu sekali, kemudian pemanenan,
perawatan dan pembersihan lahan kelapa sawit saya rawat sendiri, namun alat
untuk perawatannya seperti rondap (pembasmi rumput), pupuk di tanggung
Bapak Eko dan dibayar dengan hasil kelapa sawit tersebut. Pelunasan hutang
pinjaman, dibayar dari hasil lahan kelapa sawit tersebut dengan cara cicilan,
setelah semua dari hasil dihitung, dan semuanya dibagi atas alat-alat yang
digunakan untuk pemeliharaan kelapa sawit, pemanenan kelapa sawit dan
seletelah itu barulah selebihnya untuk pembayaran atas utang saya”. 57
“Bahwasanya hanya 1 anak buah saya yang melakukan gadai yang mana
dia datang kerumah dengan tujuan memimjam uang sebagai jaminannya lahan
kelapa sawit untuk keperluan pernikahan anaknya, dan anak buah saya yang
lainya hanya meminjam uang saja”.
Dalam hal ini peneliti akan memaparkan permasalahan praktek dan sistem
yang dilakukan anak buah Bapak Sofyan yang melakukan gadai lahan kelapa
sawit, Transaksi gadai yang dilakukan Pak Sofyan dengan Bapak Andirman,
“Bahwa Bapak Andirman datang kerumah saya denga niat agar saya dapat
membantu permasalahannya, yang mana ia mau meminjam uang Rp. 37 juta
untuk keperluan pernikahan anaknya, sebagai jaminanannya lahan kelapa sawit
saya. Peminjaman tersebut dilakukan hanya percakapan antara saya dan Bapak
Andirman saja, peminjaman tersebutpun tanpa adanya surat perjanjian.
57
Wawancara dengan Ibu Ningsih, Pengadai , 20 November 2020.
Pelunasan utang pinjamannya pun dilakukan dengan dibayar secara cicilan
melalui hasil dari kelapa sawit, yang setiap kali pemanen diserahkan kepada
saya. Lama pelunasan hutangpun tidak kami tentukan dikarenakan tergantung
pada pendapatan kelapa sawit, jika kelapa sawit menghasilkan banyak, maka
hutang akan cepat lunas Dan sebaliknya. Kelapa sawit semuanya saya urus
sendiri mulai dari pemanenanya, pemupukan maupun hal-hal lainnya”.58
Dalam hal ini penulis akan memaparkan praktek dan sistem gadai yang
dilakukan anak buah dari Pak Badar, yaitu: Transaksi yang dilakukan Pak Joko
toke/bos sawit:
“Bahwa tidak ada anak buah saya yang melakukan gadai atau hal semajam
itu, dikarenakan saya tidak memiliki modal lebih, untuk melakukahnnya,
modal saya hanya cukup untuk pembelian dan pembayaran kelapa sawit saja,
biasanya anak buah saya juga hanya datang kerumah untuk meminjam uang
tidak lebih dari itu”.61
58
Wawancara dengan Bapak Sofyan (Penerima Gadai), 21 November 2020
59
Wawancara dengan Bapak Badar (Penerima Gadai), 21 November 2020
60
Wawancara dengan Bapak Joko (Pengadai), 21 November 2020
61
Wawancara dengan Bapak Adhar, Toke/bos Sawit , 22 November 2020.
Dari hasil wawancara peneliti, dapat diketahui bahwa praktek gadai lahan
pertanian Kelapa sawit di desa Kembang Seri Baru , Kecamatan Maro Sebo
dan penerima gadai, yang mana pengadai datang kerumah penerima gadai
gadai tersebut. Hutang gadai dibayar secara cicilan, tidak ada waktu tempo
dan Sistem Gadai Lahan Pertanian Kelapa Sawit Di Desa Kembang Seri Baru,
terjadi yaitu: Pertama, sifatnya sosial dengan maksud membantu dan tolong-
disini dalam transaksinya tersebut dilakukan secara lisan tanpa adanya surat
perjanjian antara kedua belah pihak dan penerima barang gadai (murtahin)
Dalam hal transaksi yang dilakukan masyarakat desa Kembang Seri Baru
secara lisan tanpa adanya surat perjanjian kedua belah pihak antara pengadai
pemahaman yang mana dalam islam sudah di terangkan dalam firman Allah:
Artinya:
Pada ayat diatas dijelaskan bahwa sebaiknya jika kita melakukan transaksi
gadai atau hal semacamnya lebih baik membuat surat perjajian antara kedua
belah pihak, dan ada orang yang menjadi saksi terhadapnya, demi untuk
dari ayat diatas tidak sesuai menurut hukum Islam. Yang mana sudah
antara kedua belah pihak dan ada orang yang menjadi saksi, namun
kenyataannya yang terjadi sebaliknya. Dilihat dari segi rukun dan syarat gadai
sebagai berikut:
Gadai atau pinjaman dengan jaminan suatu benda memiliki beberapa rukun,
antara lain:
jaminan ialah keadaan barang itu tidak rusak sebelum janji utang harus
dibayar.
62
Al-Baqarah (2) : 283.
d. Ada utang, disyaratkan keadaan utang telah tetap.63
a. Shighat
waktu yang akan datang. Sighat yaitu ucapan berupa (ijab-kabul) serah-
hukum, yang ditandai dengan aqil baliqh, berakal, sehat, dam mampu
melakukan akad.
63
Ibid, hlm. 107 - 108
syarat yang berlaku pada barang gadai adalah syarat yang berlaku pada
dijadikan agunan.
besarnya utang;
3) agunan itu harus jelas dan tertentu (harus dapat ditentukan secara
spesifik);
5) Agunan itu tidak terkait dengan hak orang lain ( bukan milik
6) Agunan itu harus harta yang utuh, tidak berada di beberapa tempat.
maupun manfaatnya.64
Dilihat dari rukun dan syarat gadai diatas sudah jelas bagaimana ketentuan
gadai, namun dalam prektek gadai lahan pertanian yang terjadi di Desa
yang mana dalam rukun dan syarat gadai, ijab-qabul yang hanya dilakukan
demikian bisa membuat transaksi gadai yang mereka lakukan menjadi batal,
64
Hendi Suhendi, fiqih Mumamalah, hlm. 107-108
tidak sah. Transaksi yang dilakukan dengan lisan tanpa adanya surat perjanjian,
(murtahin) telah sesuai dengan ketentuan hukum Islam karena kedua belah
pihak adalah orang-orang yang sudah baligh, berakal dan cakap terhadap
hukum. Dari segi marhun menurut Islam juga sah kerena lahan kelapa sawit
tersebut merupakan barang sah diperjual belikan jadi sah pula untuk
digadaikan, namun disisi serah terima tidak dibenarkan menurut hukum Islam
karena rahin tidak menyerahkan sertifikat lahan kelapa sawit yang akan
digadaikan, begitupula dengan murtahin tidak melihat lokasi lahan kelapa sawit
menyerahkan sertifikat lahan kelapa sawit sebagai bukti karena lahan kelapa
sawit merupakan kategori benda yang tidak bergerak. Jadi hal ini tidak sah
lahan kelapa sawit tersebut ditanggung sendiri oleh penggadai (rahin). alat-alat
yang digunakan untuk pemeliharan dan perawatan lahan kelapa sawit tersebut
diambil dari penerima gadai (murtahin), dan kemudian barang dibayar dengan
mengambil air susu binatang ternak dan lain sebagiannya yang masih dalam
perjanjian tanpa seizin murtahin. Ketika rahin dam murtahin tidak mencapai
barang gadai harus dibiarkan kerena merupakan barang yang tertahan dari
maka menurut mereka akad gadai menjadi batal karena tidak terpenuhinya
menurut ulama Malikiyah bisa dilakukan oleh murtahun sebagai wakil dari
gadai (marhun) sepanjang tidak, menguragi atau merusak nilai materiil dari
barang gadai seperti mengendarai kendaraan, menempati rumah, mamakai baju
dan lain sebagiannya dari harta barang gadaian. Kebolehan ini berdasarkan
dalil hukum bahwa manfaat dan hasil dari barang gadai tersebut adalah milik
rahin dan tidak bisa dikaitkan dengan utang yang ditanggungnya.65 Mereka
berbunyi:
Artinya:
boleh dimanfaatkan, namun ada Jenis pemanfaatan barang gadai yang dilarang
seperti membangun gedung atau mengolah tanah yang masih dalam status
mengizinkan. Bagi ulama Safi‟ iyah, bila barang yang digadaikan itu sesuatu
yang sangat berarti bagi kehidupan rahin seperti rumah atau kendaraan yang
ini , peneliti dapat meyimpukan bahwa Menurut Hanafiah dan Hanabilah, rahin
65
Ibid.,hlm 308-310.
66
Ibnu Majah, Sunan Ibn Majah, (ttp:Dar Al-Fikr, 1995) Juz 2, hlm 286.
tidak boleh mengambil manfaat atas barang kecuali dengan persetujuan
kepada rahin untuk mengambil manfaat atas barang, maka gadai menjadi batal.
Syafi‟ iyah berbeda pendapat degan jumhur. Menurut Sayafi‟iyah, rahin boleh
mengambil manfaat atas barang, asal tidak mengurangi nilai marhun (barang).
Hal itu karena manfaat barang dan pertambahannya merupakan hak milik
Kembang Seri Baru dalam pemanfaatan barang gadai, sudah jelas bahwasanya
pemanfaatan gadai atas rahin yang dilakukan boleh dimanfaatkan, karena telah
disetujui kedua belah pihak antara rahin dan murtahin, yang mana mayoritas
hasil lahan kelapa sawit tersebut, secara cicilan, setelah semua dari hasil
untuk pemeliharaan kelapa sawit, pemanenan kelapa sawit dan seletelah itu
tersebut akan lunas, tapi sebaliknya jika pendapatan hasil dari pemanfaatan
tersebut sedikit dan harganya murah, maka pelunasan atas hutang akan lama
Dalam pelunasan hutang (gadai) dilihat dari syarat dan rukun gadai diatas,
praktek gadai lahan pertanian kelapa sawit Desa Kembag Seri Baru tidak ada
kejelasan yang mana jangka waktu pembayaran ditentukan dari waktu yang
menguntungkan salah satunya serta bisa merusak rukun dan syarat gadai. Dan
menurut ketentuan Umum Fatwa DSN MUI No. 25/ DSN- MUI/ III. 2002 No.
dibagi menjadi 2 bagaian, yaitu sah dan tidak sah. Gadai sah adalah gadai yang
adalah gadai yang tidak terpenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam Islam.
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa gadai tidak sah terbagi menjadi dua
macam, yaitu: pertama, batal (tidak sah) karena tidak memenuhi persyaratan
67
Fatwa DSN MUI No. 25/ DSN- MUI/ III. 2002 tentang Rahn.
pada pokok perjanjian. Kedua, gadai tidak sah (fasid), karena tidak terpenuhi
Dalam prekatek gadai lahan pertanian kelapa sawit Desa Kembang Seri
Baru yang terjadi termasuk gadai yang tidak sah, karena praktek gadai yang
rukun dan syarat gadai dalam ijab-qabul serah terima barang yang dilakukan
hanya dengan percakapan saja tanpa adanya surat perjanjian, tanpa adanya
sertifikat tanah dan tanpa adanya tempo waktu pembayaran yang membuat
syarat dan rukunnya cacat, hal ini tergolong kedalam U‟rf fasid yaitu kebiasaan
Para ulama telah sepakat bahwa U‟rf Fasid tidak dapat menjadi landasan
hukum dan kebiasaan tersebut batal demi hukum. Oleh karena itu, dalam
syariat Islam.69
68
Abu Azam Al Hadi, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Depok: PT Grafindon
Persada, 2017),. Hlm 170.
69
Abd Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, hlm. 210.
Artinya:
70
Al-A‟raf (7): 199.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
terhadap gadai lahan pertanian kelapa sawit di Desa Kembang Seri Baru,
yaitu:
1. Praktik Gadai Lahan Pertanian Kelapa sawit di desa Kembang Seri Baru ,
transaksi antara penggadai dan penerima gadai, yang mana pengadai datang
untuk pelunasan atas hutang gadai tersebut. Hutang gadai dibayar secara
2. Menurut hukum Islam terhadap praktik gadai lahan kelapa sawit di Desa
termasuk gadai yang tidak sah, karena praktik gadai yang di lakukan bisa
telah sepakat bahwa U‟rf Fasid tidak dapat menjadi landasan hukum dan
kebiasaan tersebut batal demi hukum. Oleh karena itu, dalam rangka
meningkatkan pemasyarakatan dan pengalaman hukum Islam pada
dijelaskan dalam Surah Al-A‟raf (7): 199. Ada diantara rukun dan syaratnya
tidak terpenuhi, yaitu dalam ijab-qabul dan serah terima barang yang mana
seharunya adanya surat perjanjian antara kedua belah pihak dan adanya
sertifikat tanah sebagai jaminan atas hutang, agar tidak terjadi hal-hal yang
B. Saran
syarat-syarat atau lain sebagiannya, agar tidak terjadinya suatu hal yang
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Al-Abbas Ahmad Ar-Ramli, Nihayah Al-Muhtaj, Juz 4, Dar Al-fikr, Beirut,
2004.
2011.
2008.
Jakarta:Sinar Grafika
Fatwa DSN MUI No. 25/ DSN- MUI/ III. 2002 tentang Rahn.
Iti‟anah, Praktek Gadai Tanah Sawah di Tinjau dari Hukum Islam (Studi di Desa
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, III ( Beirut: Dar al- Fikr, t.t ).
Ekonisia.
Damaskus,cet.III, 1989.
DOKUMENTASI
Sofyan/penggadai)
Dokumentasi dengan Bapak Abu (sebagai Penggadai)
Sofyan/penggadai)
Dokumentasi dengan Bapak badar (sebagai Toke/bos dan juga Tokoh Masyarakat
A. Identitas Diri
Nama : Fernandes Eka Wijaya
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Kembang Seri, 06 Desember 1997
Alamat Asal : Kembang Seri Baru
Alamat Sekarang : Dusun III Tanah Lonsor Rt.08 Desa
Kembang Seri Baru Kec. Maro Sebo Ulu.
No. Telp/HP : 082223892114
Nama Ayah : Eko Sudarto
Nama Ibu : Sulimah
B. Riwayat Pendidikan
SD/MI, Tahun Lulus : SDN 188/1 Kembag Seri 2010
SMP/MTs, Tahun Lulus : Pondok Pesantren Modren Baabussalam, Simpang
Niam 2013
SMA/MA, Tahun Lulus : Pondok Pesantren Nurul Ikhsan,Amplu Mudo 2016