PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI
DOSEN PEMBIMBING
MAIMUN, S.T., M. Eng
No.Laporan : 02
Judul : Praktikum transformator menggunakan beban induktif,
Resistif, dan kapasitif
Nama : Muhammad Arrafiq Asharie
NIM : 1820305006
Kelas : TRPE 3/B
Semester : V ( Lima )
Program Studi : D IV Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi
Jurusan : Teknik Elektro
Lembar pengesahan………………………………………………………… I
Daftar Isi……………………………………………………………………. II
I. Tujuan……………………………………………………………………... 1
II. Dasar Teori……………………………………………………………….. 1
III. Diagram rangkaian………………………………………………………..13
IV. Alat Dan Bahan…………………………………………………………..14
V. Langkah Kerja……………………………………………………………..14
VI. keselamatan Kerja………………………………………………………...15
VII. Data Hasil Percobaan……………………………………………………16
VIII. Pehitungan………………………………………………………………17
XI. Analisa……………………………………………………………………19
X. kesimpulan………………………………………………………………...20
JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN BEBAN INDUKTIF,
KAPASITIF, SERTA RESISTIF DAN INDUKTIF
I.TUJUAN
Setelah melaukan pratikum ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui gambar rangkaian pengukuran pada jaringan distribusi.
2. Mengetahui cara pengukuran untuk beban induktif, kapasitif, serta resistif
dan induktif pada jaringan distribusi.
3. Mengetahui pengukuran tanpa beban dalam kondisi pendek maupun
panjang.
Kuat arus (I) alah banyaknya muatan listrik (Q) yang melewati suatu
penghantar dalam selang waktu (t). satuan untuk kuat arus adalah Ampere atau
disingkat A. Kuat arus dapat diukur dengan mengguanakan Ampere meter
yang dipasang secara seri terhadap rangakain yang hendak diukur kuat
arusnya.
A. Sistem Jaringan Distribusi
Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan
ohm saja (resistnce) , seperti element pemanas (heating element) dan lampu
pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai
factor daya sama dengan satu. Tegangan an arus sefasa. Persammaan daya
sebagai berikut :
P = VI
Dengan :
P = daya aktif yang diserap oleh beban (watt)
V = tegangan yang mencantum beban (volt)
I = arus yang mengalir pada beban (A)
Banana plug ini sering disebut juga dengan konektor, konektor 4mm,
hal ini dikarenakan diameter pin banana konektor berukuran 4mm. pada
banana konektor ini terdapat satu atau dua per (spring) yang menonjol keluar,
sehingga bentuknya menyerupai pisang (Banana). Salah satu kelebihan banana
konektor adalah dapat melewatkan arus listrik yang tinggi hingga 10 A. oleh
karena itu, konektor banana ini banyak di gunakan sebagai konektor yang
nenghubungkan speaker dan juga dalam peralatan alat – alat ukur / uji seperti
multimeter dan osiloscope. Konektor banana ini ditemukan oleh Richard
husrchmann pada tahun 1924.
B. Power Supply
Power supply atau catu daya adalah suatu alat listrik yang dapat
menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik atau elektronika lainnya.
Pada dasarnya power supply atau catu daya ini memerlukan energi listrik yang
kemudian mengubahnya mejadi energi listrik yang dibtuhkan oleh perangkat
elektronika lainnya. Oleh karna it, power supply kadang – kadang disebut juga
dengan istrilah elektrik power converter.
b. Arus (I)
Arus litrik atau dalam bahasa inggris sering disebut dengan electric
current dalam muatan listrik yang mengalis melalui media konduktor dalam
tiap satuan waktu. Muatan listrik pada dasarnya dibwa oleh electron dan proton
di dalam sebuah atom. Proton memiliki muatan positif, sedakan electron
memiliki muatan negatif. Namun, proton sebagai besarnya hanya bergerak di
dalam inti atom, jadi tugas untuk membawa muatan dari suatu tempat ke
tempat lainnya ini ditangani oleh electron. Hali ini dikarenakan electron dalam
bahan konduktor seperti logam sebagian besar bebas bergerak dari satu atom
ke atom lainnya. Arus dapat diukur dengan Amperemeter.
Amperemeter dapat diba atas susunan mikroampermeter dan shunt
yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil,
sedangkan untuk arus yang besar dutambah dengan hambatan shunt.
Ampermeter berkerja sesuai dengan gaya Lorentz gaya magnetis. Arus yang
mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya
Lorentz yang dapat menggerakkan jarum ampermeter. Semakin besar arus
yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya.
c. Daya
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam
system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi uang digunakan untuk
melakukan kerja atau usaha. Daya listrik biasanya dinyatakan dalan satuan
Watt atau Horsepower (HP), horsepower merupakan satuan daya listrik dimana
1 HP setara 764 Watt atau 1bft/second. Sedangkan Watt merukapan unit daya
listrik dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh
perkalian arus 1 Ampere dan tegangan 1 Volt. Daya dinyatakan dalam P,
Tegangan dinyatakan dalam V dana arus dinyatakan dalam I.
Sehingga besarnya daya dinyatakan :
P=Vx1
P = Volt x Ampere x Cos Φ
P = Watt
Wattmeter adalah alat ukur untuk mengukur daya yang terdiri dalam
sutau komponen elektronik. Wattmeter ini mengukur daya listrik pada beban
yang sedang beroperasi dalam suatu system kelistrikan dengan beberapa
kondisi beban seperti beban AC satu fasa serta beban AC tiga fasa. Wattmeter
merupakan instrument pengukur daya listrik yang pembacaannya dalan satuan
watt dimana merupakan kombinasi dari voltmeter dan amperemeter. Dalam
pengoperasianya harus memperhatikan petunjuk yang ada pada manual book
atau table tertera.
Demikian juga dalan hal pembacaan data harus mengacu pada manual
book yang ada. Pengukuran daya istrik secara langsung adalah dengan
menggunakan wattmeter, ada beberapa jenis wattmeter antara lain, wattmeter
elektrodinamik, wattmeter induksi, wattmeter elektrostatik dan sebaginya.
Daya listrik AC dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok sesuai dengan satu tenaga listriknya, yaitu daya listrik 1 phasa dan
daya listrik 3 fasa. Daya listrik 1 fasa dirumuskan sebagai berikut :
P = V x I x cosΦ
Dimana :
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Cos Φ =Faktor daya
Rumus diatas berfungsi untuk menghitung daya aktif pada tegangan 1 fasa
saja, sedangkan untuk daya semu dan daya reaktifnya digunakan rumus berikut
ini :
Dimana :
S = daya semu (VA)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
Daya reaktif
Q = V x I x sin Φ
Dimana :
Q = Daya reaktif (VAR)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
sinΦ = Faktor daya2
d. Power faktor
faktor daya bisa dikatakan sebagai besaran yang menunjukkan
seberapa efesien jaringan yang kita miliki dalam menyalurkan daya yang bisa
kita manfaatkan. Faktor daya dibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi faktor
daya (mendekati 1) artinya semakin banyak daya tampak yang diberikan
sumber bisa kita manfaatkan, sebaliknya semakin rendah faktor daya
(mendekati 0) maka semakin sedikit daya yang bisa kita manfaatkan dari
sejumlah daya tampak yang sama. Di sisi lain, faktor daya juga menunjukan
“besar permanfaatan” dari peralatan listrik di jaringan terhadap investasi yang
dibayarkan. Seperti kita tahu, semua peralatan listrik memiliki kapasitas
maksimum penyaluran arus, apabila faktor daya rendah artinya walaupun arus
yang mengalir di jaringan sudah maksimum namun kaenyataan hanya porsi
kecil saja yang menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pemilik jaringan.
a. Beban kapasitif
b. Beban resistif
IV.ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1. Panel Meja (ST7008-1N) : 1 Buah
B. Bahan :
1. Three phase meter (CO5127-1Y) : 1 Buah
2. Kabel Banana 30 cm, 50 cm : Secukupnya
3. Meja HC 1123 : 1 Buah
4. Power Switch Modul (CO3301-5P) : 1 Buah
5. Jumper U : 1 Buah
6. Lampu Pijar 25 Watt : 1 Buah
7. Power Quality Meter (CO5127-1Y) : 1 Buah
8. Modul Jaringan Distribusi ( Rakitan) : 1 Buah
9. Beban kapasitif 3 phasa : 1 Buah
V. LANGKAH KERJA
1. Merangkai rangkaian seperti pada gambar
2. pada awalnya masukkan kabel jumper dari sumber L1 dari power
Source yang ada di meja ke terminal L1 pada three phase meter,
dilanjutkan langkah yang sama sampai kabel PE terpasang.
3. Keluarkan dari Three Phase Meter L1,L2,L3,N,PE, masuk ke
modul jaringan distribusi.
4. Keluarkan dari Modul Jaringan Distribusi L1,L2,L3,N,PE, masuk
ke Three phase meter (sisi terima).
5. Keluaran dari Three phase meter (sisi terima) masuk ke power
Switch module.
6. Keluaran dari power switch module masuk ke beban.
7. Selanjutnya menghidupkan sumber, dengan cara tangan kanan putar
kunci searah dengan jarum jam, dan tangan kiri memutar MCB
kearah jarum jam juga.
8. Lalu naikkan ELCB dengan menggunakan jari jempol
9. Menyalakan Three phase meter (sisi kiri) dan Three phase meter
(sisi terima)
10.Menyalakan power switch module.
11.Mengukur tegangan, arus, daya nyata(P), daya semu (S), daya
reaktif(Q), cosΦ dan frekuensi dalam keadaan beban mati.
12. Setelah selesai , hidupkan bebannya dan ulangi pengukuran seperti
nomor 11.
13. Mencatat nilai pengukuran, baik yang Panjang maupun yang
Pendek.
14. Setelah selesai, panel meja di ofkan kemudian mencabut rangkain
yang ada.
A. Beban Resistif
Tegangan sekunder IP IS SP PP PS QI QS PSP
primer
200 200 0,15 0,13 17 3 1,6 17 15,8 0,10
200 210 0,14 0,13 17 2 1,5 17 15,8 0,10
200 215 0,14 0,12 17 3 1,6 16 15,7 0,10
200 200 0,19 19 5,4 3 0,7 19 5,4 0,17
200 194 0,19 0 7,2 0 0,9 0 7,2 0,17
200 185 0,19 12 25,5 3 0,25 21 25,4 0,16
200 208 0,36 0,33 42 7 4 41 40 0,18
200 206 0,32 0,49 36 26 45 26 34 0,70
200 213 0,51 0,33 57 29 5 49 39 0,51
B. Beban Kapasitif
Teganga sekunder IP IS SP SS PP PS QI QS
n primer
200 215 0,07 0,08 9 10 1 0 -9 -10
199 215 0,08 0,08 9 10 1 -0 -9 -10
201 216 0,08 0,08 9 10 1 -0 -9 -10
200 216 0,16 0,16 19 20 1 0 -18 -19
201 216 0,16 0,16 29 20 1 0 -19 -20
201 217 0,16 0,16 19 20 1 0 -19 -20
201 218 1,27 0,20 150 151 15 0 -148 -149
202 218 1,27 1,19 148 149 16 0 -148 -148
202 219 1,27 1,20 147 151 16 0 -150 -150
1. XL = 2 n . f I
= 2 x 3,14 x 50 86,15
=27,05,1 Ω
Z = R + JxL
=100Ω + J27.051,1Ω
= 103,59 <15,13686
- PANJANG
2. XL = 2 n . fl
=2 x 3.14 x 50 x 169.53
=53.23242Ω
Z = R + JxL
= 200Ω + 53.23242 Ω
= 206,96<14,904
IX. ANALISA
Pada table yang tercatat tegangan phasa-phasa pada sisi terima sedikit
terjadi peningkatan tegangan pada sisi terima, begitu pula yang terjadi pada
phasa netral, sedikit terjadi peningkatan juga pada sisi terima.
Begitu pula yang terjadi pada sisi outputnya, tegangan phasa – netral
lebih besar di bandingkan dengan tegangan phasa – phasa, sedangkan dengan
pada parameter arus tetap dalam keadaan stabil antara sisi kirim dengan sisi
terima.
Sedangkan pada daya semu, daya input dengan daya outputnya hanya
terjadi sedikit pebedaan, begitu pula yang terjadi dengan daya nyata, hanya
terjadi sedikit perbedaan juga, sedangkan pada daya reaktif pada sisi terimanya
hasilyang di terima minus (-) seangkan power factor, dan frekuensi dalam
keadaan sama.
Hal yang sama juga terjadi pada beban RL dalam keadaan pajang,
sama keadaannya dengan beban RL, pendek, yang berbeda hnaya nominal
pengukurannya.
X. KESIMPULAN
Pratikum meggunakan beban kapasitif dapat disimpulkan bahwa :
A. Dalam keadaan berbeda dengan kondisi Panjang didapatkan data
perbandingan antara sisi kirim dan sisi terima :
1. Tegangan (phasa -phasa) dan yang lebih besar tegangan kirim dari.
tegangan terima dan ada yang sebaliknya dan sama.
2. Arus kirim dan arus terima menghasilkan arus yang sama.
3. Daya semu sisi kirim lebih kecil dari pada sisi terima.
4. Daya aktif sisi kirim lebh kecil dari pada sisi terima.
5. Daya reaktif kedua sisi -0.
6. Frekuensi berbeda pada ketetapan, yaitu 50 Hz.
7. Power factor sisi kirim lebih besar dari sisi terima.
8. Unbalance arus sisi kirim lebih besar dari sisi terima.
1. Tegangan kirim phasa – phasa dan phasa – netral lebih kecil dari pada
tegangan terima. Lebih besar phasa – netral dari pada phasa – phasa.
2. Arus kirim dan arus terima menghasilkan arus yang sama.
3. Daya semu, daya aktif dan daya reaktif pada sisi kirim lebih besar dari
pada sisi terima
4. Menghasilkan power factor yang sama antara sisi kirim dan sisi terima.
5. Frekuensi berada pada ketetapan, yaitu 50 Hz.
6. Unbalance arus dan unbalance tegangan pada sisi kirim lebih kecil dari
pada sisi terima.
B. Pada posisi pendek didapatkan data perbandingan antara sisi kirim dan
terima :
1. Tegangan kirim phasa – phasa dan phasa – netral lebih kecil dari pada
tegangan terima. Lebih besar phasa – netral dari pada phasa – phasa.
2. Arus kirim dan arus terima menghasilkan arus yang sama.
3. Daya semu, daya aktif, dan daya teaktif pada sisi kirim lebih besar dari
pada sisi terima
4. Menghasilkan power factor yang sama antara sisi kirim dan sisi terima.
5. Frekuensi berada pada ketetapan, yaitu 50 Hz.
6. Unbalance arus dan unbalance tegangan pada sisi kirim lebih kecil dari
pada sisi terima
DAFTAR PUSAKA
https://www.google.com/search?
q=beban+induktif&tbm=isch&ved=2ahUKEwja5bKQ9vXtAhVqyHMBHY6Z
DxkQ2-
google.com/search?
q=segitiga+daya&tbm=isch&ved=2ahUKEwjZ4O251vXtAhXeIbcAHXQqAPg
Q2
https://www.google.com/search?
q=kabel+banana+plug&tbm=isch&ved=2ahUKEwjBx5qFxPXtAhUFoUsFHQp
hCFgQ2-
https://www.google.com/search?q=three+phase+meter+-+sentron+C05127-
1Y&tbm=isch&ved=2ahUKEwjfo7zQxfXtAhXsALcAHTGGBKkQ2-
https://www.google.com/search?
q=beban+kapasitif&safe=strict&sxsrf=AaXVQMNw2GjHbCMVbG86p22Pur8
zYwS4K9:1609322649945&source