Anda di halaman 1dari 14

“TUGAS MID PELAYANAN PUBLIK”

Mata Kuliah : Pelayanan publik

Dosen Pengampu : Kasmiah Ali.S.Sos.M.A.P

DISUSUN OLEH :

ADY SAPUTRA 20191156

STIA AL GHAZALI BARRU


2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pelayanan publik merupakan bentuk operasionalisasi dari kebijakan public pemerintah.
Pemerintah, baik pusat maupun daerah, akan menerapkan kebijakan publik yang meliputi kebijakan
umum dan kebijakan teknis. Kebijakan umum, berkaitan dengan kepentingan umum, karena
menurut konsepsi demokrasi modern, kebijakan pemerintah tidaklah hanya berisi pemikiran para
pejabat pemerintah, tetapi juga harus selalu berorientasi pada kepentingan masyarakat. Kebijakan
umum, menurut Thomas R. Dye, adalah “what governments do, why they do it, and what difference
it makes” (apa sesungguhnya yang dilakukan oleh pemerintah-pemerintah, kenapa mereka
melakukannya, dan apa yang menyebabkan capaian hasilnya berbeda-beda.Jadi, dalam pandangan
Dye, semua definisi tentang analisis kebijakan pada akhirnya akan bermuara pada hal yang sama,
yaitu pendeskripsian dan penjelasan mengenai sebab dan akibat-akibat dari tindakan atau
perbuatan pemerintah. Kebijakan bukanlah semata-mata merupakan keinginan pemerintah saja,
tetapi harus memperhatikan juga keinginan dan tuntutan dari masyarakat. Dengan demikian, dalam
kebijakan umum mencakup apa yang dilakukan oleh pemerintah, mengapa mereka melakukannya
dan bagaimana akibatnya. Oleh karena itu, di dalam perumusan suatu kebijakan umum sebanyak
mungkin menampung aspirasi masyarakat dan berbasis kebutuhan masyarakat.
Pelayanan publik yang baik dan memperhatikan kepentingan masyarakat sejalan dengan
perkembangan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang semakin meningkat. Kebutuhan lokal dan
tuntutan ini membutuhkan pemenuhan dan penyelesaian, sehingga timbul upaya untuk mengubah
atau memperbarui ataupun menciptakan kebijakan baru. Inilah policy innovation. Dye mencatat ada
tiga faktor yang dapat mendorong timbulnya “policy innovation”, yaitu,
1. Pendapatan masyarakat yang cukup; karena dengan pendapatan yang cukup akan dapat
memberikan pendapatan pajak dan retribusi yang lebih besar dari masyarakat yang
berpenghasilan rendah.
2. Perkembangan kota.Peristiwa ini pun merupakan hal yang mendorong terjadinya policy
innovation karena dengan adanya perkembangan kota maka sumberdaya akan lebih
terangkat dan terhimpun, sehingga memberikan tambahan kekuatan terhadap dilakukannya
“policy innovation” itu.
3. Tingkat pendidikan (education); pendidikan yang tinggi akan memberikan kemampuan
masyarakat untuk dapat menerima adanya kebijakan-kebijakan baru yang lebih bersifat
rasional. Dengan adanya kesejahteraan rakyat dengan pendidikan yang cukup memadai,
akan mendorong pula minat dan perhatian masyarakat untuk ikut berperan serta
(participation) lebih banyak dalam kehidupan masyarakat itu
A. PARADIGMA BARU PELAYANAN PUBLIK
Paradigma atau pandangan atau perspektif baru terkait dengan pelayanan publik.
Dalam beberapa literature, istilah paradigma diartikan sebagai cara pandang orang terhadap
diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap
(afektif), dan bertingkah laku (konatif). Dengan pengertian ini maka saya akan fokuskan
kajiannya bagaimana cara pandang baru (perspektif) atau yang secara akademis sering
disebutkan dengan paradigma baru tentang pelayanan publik.
Paradigma New Public Service (NPS) merupakan konsep yang dimunculkan melalui
tulisan Janet V.Dernhart dan Robert B.Dernhart berjudul “The New Public Service : Serving,
not Steering”, terbit tahun 2003.
Teori New Public Service memandang bahwa birokrasi adalah alat rakyat dan harus
tunduk kepada apapun suara rakyat, sepanjang suara iturasioanal dan legimate secara
normatif dan konstitusional. Seorang pimpinan dalam birokrasi bukanlah semata-mata
makhluk ekonomi seperti yang diungkapan dalam teori New Public Management, melainkan
juga makhluk yang berdimensi sosial, politik, dan menjalankan tugas sebagai pelayan publik.
Untuk meningkatkan pelayanan publik yang demokratis, konsep “The New Public Service
(NPS)” menjanjikan perubahan nyata kepada kondisi birokrasi pemerintahan sebelumnya.
Pelaksanaan konsep ini membutuhkan keberanian dan kerelaan aparatur pemerintahan,
karena mereka akan mengorbankan waktu, dan tenaga untuk mempengaruhi semua sistem
yang berlaku. Alternatif yang ditawarkan konsep ini adalah pemerintah harus mendengar
suara publik dalam pengelolaan tata pemerintahan. Meskipun tidak mudah bagi pemerintah
untuk menjalankan ini, setelah sekian lama bersikap sewenang-wenang terhadap publik. Di
dalam paradigma ini semua ikut terlibat dan tidak ada lagi yang hanya menjadi penonton.
Gagasan Denhardt & Denhardt tentang Pelayanan Publik Baru (PPB) menegaskan bahwa
pemerintah seharusnya tidak dijalankan seperti layaknya sebuah perusahaan tetapi
melayani masyarakat secara demokratis, adil, merata, tidak diskriminatif, jujur, dan
akuntabel. Disini pemerintah harus menjamin hak-hak warga masyarakat, dan memenuhi
tanggung jawabnya kepada masyarakat dengan mengutamakan kepentingan warga
masyarakat. “Citizens First” harus menjadi pegangan atau semboyan pemerintah (Denhardt
& Gray, 1998).
Akar dari New Public Service dapat ditelusuri dari berbagai ide tentang demokrasi
yang pernah dikemukakan oleh Dimock, Dahl, dan Waldo. NPS berakar dari beberapa teori,
yang meliputi:
1. Teori tentang demokrasi kewarganegaraan Perlunya pelibatan warga negara dalam
pengambilan kebijakan dan pentingnya deliberasi untuk membangun solidaritas dan
komitmen guna menghindari konflik.
2. Model komunitas dan masyarakat sipil Akomodatif terhadap peran masyarakat sipil
dengan membangun sosial trust, kohesi sosial, dan jaringan sosial dalam tata pemerintahan
yang demokratis.
3. Teori organisasi humanis dan administrasi negara baru Administrasi negara harus fokus
pada organisasi yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan (human beings) dan respon
terhadap nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan isu-isu sosial lainnya.
4. Administrasi negara postmodern Mengutamakan dialog (dirkursus) terhadap teori
dalam memecahkan persoalan publik daripada menggunakan one best way perspective.
Dilihat dari teori yang mendasari munculnya New Public Service, nampak bahwa New Public
Service mencoba mengartikulasikan berbagi teori dalam menganalisis persoalan-persoalan
publik. Oleh karena itu, dilihat dari berbagai aspek, menurut Denhardt dan Denhardt
paradigma New Public Service memiliki perbedaan karakteristik dengan Old Public
Administration dan New Public Management.
New Public Service adalah paradigma yang berdasar atas konsep-konsep yang pada
hakikatnya sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Peran dari pemerintah adalah
mengolaborasikan antara nilai-nilai yang ada sehingga kongruen dan sesuai kebutuhan
masyarakat. Sistem nilai dalam masyarakat adalah dinamis sehingga membutuhkan
pelayanan yang prima dari pemerintah.
RUANG LINGKUP PELAYANAN PUBLIKA.

A.PENGERTIAN RUANG LINGKUP PELAYANAN PUBLIK

Ruang lingkup adalah Batasan. Ruang lingkup juga dapat dikemukakan pada bagian variabel-
variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian,dan lokasi penelitian.Sedangkan pelayanan
publik menurut pada ahli diantaranya:

1.Menurut Widodo Joko, 2001.

Pelayanan Publik dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan(melayani) keperluan orang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang telah di tetapkan.

2.Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63/Kep/M.PAN/7/2003 tanggal


10 Juli 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ruang Lingkup Pelayanan Publik Adalah
Batasan-batasan pemberian pelayanan(melayani) yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan dan keperluan penerima pelayanan atau
masyarakat maupun pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan yang mempunyai
kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan.

B.RUANG LINGKUP PELAYANAN PUBLIK oleh KEPMEN

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


Nomor63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah,
bahwa yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan,
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelayanan publik oleh Kepmen No. 63/2003 terbagi dalam 3 kelompokyaitu :

1.Kelompok pelayanan Administratif : yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk


dokumen formal yang dibutuhkan oleh publik.

2.Kelompok pelayanan barang : yaitu Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang
yang digunakan oleh publik hal ini berkaitan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Negara
selaku pelaku usah, yang kewenangannya dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara (misalnya
penyediaan air minim/air bersih,penyediaan listrik, penyediaan jaringan telekomunikasi, dll).

3. Pelayanan jasa : yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang
dibutuhkan oleh publik (misalnya: pelayanan pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan
transportasi, penyelenggaraan post, dll).
BARANG DAN JASA PUBLIK
A. Pengertian Barang dan Jasa Publik
Ruang lingkup pelayanan publik sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 5 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik
serta pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Barang dan jasa publik sendiri dapat diartikan sebagai segala bentuk barang dan jasa
yang dibutuhkan dan digunakan oleh kelompok masyarakat yang jumlahnya banyak dan
dalam area yang luas.

B. Jenis Barang Publik


Dalam Undang-Undang tentang Pelayanan Publik, barang publik dibedakan menjadi
beberapa kelompok, antara lain:
1. Barang publik yang disediakan oleh instansi pemerintah dengan menggunakan
anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja
daerah, ditujukan untuk mendukung program dan tugas instansi tersebut, sebagai
contoh:
a. penyediaan obat untuk flu burung yang pengadaannya menggunakan anggaran
pendapatan dan belanja negara di Departemen Kesehatan;
b. kapal penumpang yang dikelola oleh PT (Persero) PELNI untuk memperlancar
pelayanan perhubungan antar pulau yang pengadaannya menggunakan
anggaran pendapatan dan belanja negara di Departemen Perhubungan; dan
c. penyediaan infrastruktur transportasi perkotaan yang pengadaannya
menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah.

2. Barang publik yang ketersediaannya merupakan hasil dari kegiatan badan usaha
milik negara dan/atau badan usaha milik daerah yang mendapat pelimpahan tugas
untuk menyelenggarakan pelayanan publik (public service obligation), sebagai
contoh:
a. listrik hasil pengelolaan PT (Persero) PLN; dan
b. air bersih hasil pengelolaan perusahaan daerah air minum.

3. Barang publik yang pengadaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah maupun hasil dari
kegiatan badan usaha milik negara, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, sebagai contoh:
a. kebijakan menugaskan PT (Persero) Pertamina dalam menyalurkan bahan
bakar minyak jenis premium dengan harga yang sama untuk eceran di seluruh
Indonesia;
b. kebijakan memberikan subsidi agar harga pupuk dijual lebih murah guna
mendorong petani berproduksi;
c. kebijakan memberantas atau mengurangi penyakit gondok yang dilakukan
melalui pemberian yodium pada setiap garam (di luar garam industri);
d. kebijakan menjamin harga jual gabah di tingkat petani melalui penetapan
harga pembelian gabah yang dibeli oleh Perum Badan Usaha Logistik;
e. kebijakan pengamanan cadangan pangan melalui pengamanan harga pangan
pokok, pengelolaan cadangan dan distribusi pangan kepada golongan
masyarakat tertentu; dan
f. kebijakan pengadaan tabung gas tiga kilo gram untuk kelompok masyarakat
tertentu dalam rangka konversi minyak tanah ke gas.

C. Jenis Jasa Publik


Sama halnya dengan barang publik, jasa publik juga dibedakan menjadi beberapa
kelompok, antara lain:
1. Jasa publik yang disediakan oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah. Sebagai contoh, antara lain pelayanan kesehatan
(rumah sakit dan puskesmas), pelayanan pendidikan (sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi), pelayanan
navigasi laut (mercu suar dan lampu suar), pelayanan peradilan, pelayanan
kelalulintasan (lampu lalu lintas), pelayanan keamanan (jasa kepolisian), dan
pelayanan pasar.

2. Jasa publik yang dihasilkan oleh badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah
yang mendapat pelimpahan tugas untuk menyelenggarakan pelayanan publik (public
service obligation). Sebagai contoh, antara lain jasa pelayanan transportasi angkutan
udara/laut/darat yang dilakukan oleh PT (Persero) Garuda Indonesia, PT (Persero)
Merpati Airlines, PT (Persero) Pelni, PT (Persero) KAI, dan PT (Persero) DAMRI,
serta jasa penyediaan air bersih yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum.
3. Jasa publik yang pengadaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah maupun hasil dari
kegiatan badan usaha milik negara, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, sebagai contoh:
a. jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin oleh rumah sakit swasta;
b. jasa penyelenggaraan pendidikan oleh pihak swasta harus mengikuti ketentuan
penyelenggaraan pendidikan nasional;
c. jasa pelayanan angkutan bus antarkota atau dalam kota, rute dan tarifnya
ditentukan oleh pemerintah;
d. jasa pelayanan angkutan udara kelas ekonomi, tarif batas atasnya ditetapkan
oleh pemerintah;
e. jasa pendirian panti sosial; dan
f. jasa pelayanan keamanan.
A. Pengertian Good Governance
Penerapan prinsip-prinsip good governance sangat penting dalam pelaksanaan
pelayanan publik untuk meningkatkan kinerja aparatur negara. Hal ini karena pemerintah
merancang konsep prinsip-prinsip good governance untuk meningkatkan potensi
perubahan dalam birokrasi agar mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik, di
samping itu masyarakat masih menganggap pelayanan publik yang dilaksanakan oleh
birokrasi pasti cenderung lamban, tidak profesional, dan biayanya mahal.
Menurut Sadjijono (2007:203) good governance mengandung arti: “Kegiatan
suatu lembaga pemerintah yang dijalankan berdasarkan kepentingan rakyat dan norma
yang berlaku untuk mewujudkan cita-cita negara.
Sedangkan menurut IAN & BPKP (2005:5) yang dimaksud dengan good
governance adalah: “Bagaimana pemerintah berinteraksi dengan masyarakat dan
mengelola sumber-sumber daya dalam pembangunan”. Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2000, merumuskan arti good governance sebagai berikut: “Kepemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas,
transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivias, supremasi hukum dan
dapat diterima oleh seluruh masyarakat”.
Pengertian Good Governance menurut para ahli
 Ganie-Rochman (Widodo, 2001, 18)
Konsep “governance“ melibatkan tidak sekedar pemerintah dan negara, tapi juga
peran berbagai actor diluar pemerintah dan negara, sehingga pihak-pihak yang terlibat
juga sangat luas. Governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi
dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor non pemerintah dalam
suatu kegiatan kolektif.  
 Pinto dalam Nisjar. (1997:119)
Governance adalah praktek penyelenggaraan kekuasaan dan kewenangan oleh
pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara umum dan pembangunan
ekonomi pada khususnya. Sementara itu, Hughes dan Ferlie, dkk dalam Osborne dan
Gaebler, (1992) berpendapat bahwa Good Governance memiliki kriteria yang
berkemampuan untuk memacu kompetisi, akuntabilitas, responsip terhadap
perubahan, transparan, berpegang pada aturan hukum, mendorong adanya partisipasi
pengguna jasa, mementingkan kualitas, efektif dan efisien, mempertimbangkan rasa
keadilan bagi seluruh pengguna jasa, dan terbangunnya suatu orientasi pada nilai-
nilai.
 Lembaga Administrasi Negara (2000, 1)
Governance sebagai proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan
penyediaan public goods dan services. Lebih lanjut ditegaskan bahwa apabila dilihat
dari segi aspek fungsional, governance dapat ditinjau dari apakah pemerintah telah
berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan yang telah
digariskan atau sebaliknya.
 Bintoro Tjokroamidjojo
Good Governance yakni sebuah bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut
administrasi pembangunan, yang menempatkan peran pemerintah sentral yang
menjadi agent of change dari suatu masyarakat yang berkembang di dalam negara
berkembang
 PP NO. 101 tahun 2000
Good Governance merupakan suatu pemerintahan yang dapat mengembangkan dan
menetapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan
prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat
A. Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan
tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM
juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya,
SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak,
pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.

Pengertian SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan pengertian
makro. Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota
suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan,
pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkang pengertian SDM secara makro
adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang
belum bekerja maupun yang sudah bekerja. Sehingga secara menyeluruh, pengertian
Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi,
baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan
dikembangkan kemampuannya.

Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia
untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif
yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam
menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan
berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai
bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi yang mengelola
sumberdaya alam (SDA).

B. Komponen Data Sumber Daya Manusia

Menurut Syaiful Bahri Jamarah ( 2017 ) Adapun komponen data-data SDM untuk
meningkatkan dan mengelola SDM dalam mengembangkan usaha yaitu :

1. Kualitas pekerjaan dan inovatifnya

kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan efisiensi
suatu pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber daya
lainnya dalam pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan dengan baik dan berdaya
guna. Inovatif yaitu Kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan
dan keahlian untuk menghasilkan karya baru.

2. Kejujuran dalam bekerja


Kejujuran selain membawa banyak dampak positif juga membawa kepada kehidupan
yang jauh lebih baik. Pentingnya kejujuran dalam bekerja wajib kita terapkan sejak
usia dini agar senantiasa bersikap jujur dalam berbagai tindakan.

3. Kehadiran dalam bekerja

Kehadiran seorang karyawan sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan kecuali
ada hal-hal lain yang sifatnya penting dan hal tersebut dapat dipertanggung
jawabkan oleh yang bersangkutan. Sistem kehadiran karyawan sudah ditentukan dan
diatur dari perusahaan dan kemudian duterapkan di masing-masing bagian.

4. Sikap dalam bekerja

Sikap positif diperlukan terutama jika menemukan masalah dalam pekerjaan. Jangan
langsung pasrah melainkan berusaha mencari berbagai jalan untuk mencari solusi
permasalahannya. Bisa jadi ini langkah untuk mencapai posisi yang lebih tinggi jadi
selesaikan dengan hati yang jernih.

5. Inisiatif dan kreatif

Seseorang akan dikatakan kreatif apabila dia mampu membuat atau menciptakan
sesuatu, entah itu hasil pemikiran atau asumsi dari orang” yang belum pernah
melihat hal yang dibuatnya, namun orang yang kreatif belum tentu inisiatif,
Sedangkan seseorang akan dikatakan mempunyai inisiatif apabila dia mampu
melakukan sesuatu tanpa disadari oleh orang lain disekitarnya, mungkin pula dia
selalu mengandalkan dirinya sendiri dalam melakukan hal apapun, namun orang
yang punya inisiatif belum tentu kreatif. Kerjasama dengan pihak lain

Kerjasama dengan pihak lain sangat diperlukan dalam bekerja, karena kerjasama
akan membantu kelancaran dalam bekerja dan berjalannya suatu pekerjaan.

6. Keandalan dalam bekerja

Keandalan dalam menjaga pekerjaan berarti mampu menjalani kepatuhan terhadap


prinsip-prinsip moral dan etika kerja; mampu mengembangkan karakter diri yang
taat moral dan etika; mampu menjaga kejujuran dan keikhlasan hati untuk
berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan, serta mampu membebaskan diri dari
kontrol dan pengaruh negatif orang lain.

7. Pengetahuan tentang pekerjaan

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja agar dapat melakukan
kerja dengan wajar, Pengalaman kerja ini sebelum ditempatkan dan harus diperoleh
pada ia bekerja dalam pekerjaan tersebut.

8. Tanggung jawab terhadap pekerjaan


Dalam bertanggung jawab berarti kita sedang menyelesaikan sebuah masalah. Di
dalam bekerja selalu saja ada kesalahan yang kita perbuat. Dan kesalahan tersebut
harus dipertanggung jawabkan, harus diselesaikan. Di saat kita menyelesaikan
masalah itu  kita harus bijaksana dalam memilih cara untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Hal tersebut agar rasa tanggung jawab yang telah kita kerjakan dapat
berhasil dengan baik. Sehingga masalah itu kita dapat selesaikan dengan bijaksana.

9. Pemanfaatan waktu dalam bekerja

Waktu tidak hanya setara dengan uang, namun lebih dari itu. Waktu merupakan
aset tak kasat mata yang paling sulit untuk dikendalikan penggunaannya. Untuk
itulah kita harus memanfaatkan waktu dengan lebih efisien lagi.

Anda mungkin juga menyukai