DISUSUN OLEH :
Ruang lingkup adalah Batasan. Ruang lingkup juga dapat dikemukakan pada bagian variabel-
variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian,dan lokasi penelitian.Sedangkan pelayanan
publik menurut pada ahli diantaranya:
Pelayanan Publik dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan(melayani) keperluan orang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang telah di tetapkan.
Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ruang Lingkup Pelayanan Publik Adalah
Batasan-batasan pemberian pelayanan(melayani) yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan dan keperluan penerima pelayanan atau
masyarakat maupun pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan yang mempunyai
kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan.
2.Kelompok pelayanan barang : yaitu Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang
yang digunakan oleh publik hal ini berkaitan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Negara
selaku pelaku usah, yang kewenangannya dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara (misalnya
penyediaan air minim/air bersih,penyediaan listrik, penyediaan jaringan telekomunikasi, dll).
3. Pelayanan jasa : yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang
dibutuhkan oleh publik (misalnya: pelayanan pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan
transportasi, penyelenggaraan post, dll).
BARANG DAN JASA PUBLIK
A. Pengertian Barang dan Jasa Publik
Ruang lingkup pelayanan publik sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 5 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik
serta pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Barang dan jasa publik sendiri dapat diartikan sebagai segala bentuk barang dan jasa
yang dibutuhkan dan digunakan oleh kelompok masyarakat yang jumlahnya banyak dan
dalam area yang luas.
2. Barang publik yang ketersediaannya merupakan hasil dari kegiatan badan usaha
milik negara dan/atau badan usaha milik daerah yang mendapat pelimpahan tugas
untuk menyelenggarakan pelayanan publik (public service obligation), sebagai
contoh:
a. listrik hasil pengelolaan PT (Persero) PLN; dan
b. air bersih hasil pengelolaan perusahaan daerah air minum.
3. Barang publik yang pengadaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah maupun hasil dari
kegiatan badan usaha milik negara, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, sebagai contoh:
a. kebijakan menugaskan PT (Persero) Pertamina dalam menyalurkan bahan
bakar minyak jenis premium dengan harga yang sama untuk eceran di seluruh
Indonesia;
b. kebijakan memberikan subsidi agar harga pupuk dijual lebih murah guna
mendorong petani berproduksi;
c. kebijakan memberantas atau mengurangi penyakit gondok yang dilakukan
melalui pemberian yodium pada setiap garam (di luar garam industri);
d. kebijakan menjamin harga jual gabah di tingkat petani melalui penetapan
harga pembelian gabah yang dibeli oleh Perum Badan Usaha Logistik;
e. kebijakan pengamanan cadangan pangan melalui pengamanan harga pangan
pokok, pengelolaan cadangan dan distribusi pangan kepada golongan
masyarakat tertentu; dan
f. kebijakan pengadaan tabung gas tiga kilo gram untuk kelompok masyarakat
tertentu dalam rangka konversi minyak tanah ke gas.
2. Jasa publik yang dihasilkan oleh badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah
yang mendapat pelimpahan tugas untuk menyelenggarakan pelayanan publik (public
service obligation). Sebagai contoh, antara lain jasa pelayanan transportasi angkutan
udara/laut/darat yang dilakukan oleh PT (Persero) Garuda Indonesia, PT (Persero)
Merpati Airlines, PT (Persero) Pelni, PT (Persero) KAI, dan PT (Persero) DAMRI,
serta jasa penyediaan air bersih yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum.
3. Jasa publik yang pengadaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah maupun hasil dari
kegiatan badan usaha milik negara, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, sebagai contoh:
a. jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin oleh rumah sakit swasta;
b. jasa penyelenggaraan pendidikan oleh pihak swasta harus mengikuti ketentuan
penyelenggaraan pendidikan nasional;
c. jasa pelayanan angkutan bus antarkota atau dalam kota, rute dan tarifnya
ditentukan oleh pemerintah;
d. jasa pelayanan angkutan udara kelas ekonomi, tarif batas atasnya ditetapkan
oleh pemerintah;
e. jasa pendirian panti sosial; dan
f. jasa pelayanan keamanan.
A. Pengertian Good Governance
Penerapan prinsip-prinsip good governance sangat penting dalam pelaksanaan
pelayanan publik untuk meningkatkan kinerja aparatur negara. Hal ini karena pemerintah
merancang konsep prinsip-prinsip good governance untuk meningkatkan potensi
perubahan dalam birokrasi agar mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik, di
samping itu masyarakat masih menganggap pelayanan publik yang dilaksanakan oleh
birokrasi pasti cenderung lamban, tidak profesional, dan biayanya mahal.
Menurut Sadjijono (2007:203) good governance mengandung arti: “Kegiatan
suatu lembaga pemerintah yang dijalankan berdasarkan kepentingan rakyat dan norma
yang berlaku untuk mewujudkan cita-cita negara.
Sedangkan menurut IAN & BPKP (2005:5) yang dimaksud dengan good
governance adalah: “Bagaimana pemerintah berinteraksi dengan masyarakat dan
mengelola sumber-sumber daya dalam pembangunan”. Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2000, merumuskan arti good governance sebagai berikut: “Kepemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas,
transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivias, supremasi hukum dan
dapat diterima oleh seluruh masyarakat”.
Pengertian Good Governance menurut para ahli
Ganie-Rochman (Widodo, 2001, 18)
Konsep “governance“ melibatkan tidak sekedar pemerintah dan negara, tapi juga
peran berbagai actor diluar pemerintah dan negara, sehingga pihak-pihak yang terlibat
juga sangat luas. Governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi
dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor non pemerintah dalam
suatu kegiatan kolektif.
Pinto dalam Nisjar. (1997:119)
Governance adalah praktek penyelenggaraan kekuasaan dan kewenangan oleh
pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara umum dan pembangunan
ekonomi pada khususnya. Sementara itu, Hughes dan Ferlie, dkk dalam Osborne dan
Gaebler, (1992) berpendapat bahwa Good Governance memiliki kriteria yang
berkemampuan untuk memacu kompetisi, akuntabilitas, responsip terhadap
perubahan, transparan, berpegang pada aturan hukum, mendorong adanya partisipasi
pengguna jasa, mementingkan kualitas, efektif dan efisien, mempertimbangkan rasa
keadilan bagi seluruh pengguna jasa, dan terbangunnya suatu orientasi pada nilai-
nilai.
Lembaga Administrasi Negara (2000, 1)
Governance sebagai proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan
penyediaan public goods dan services. Lebih lanjut ditegaskan bahwa apabila dilihat
dari segi aspek fungsional, governance dapat ditinjau dari apakah pemerintah telah
berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan yang telah
digariskan atau sebaliknya.
Bintoro Tjokroamidjojo
Good Governance yakni sebuah bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut
administrasi pembangunan, yang menempatkan peran pemerintah sentral yang
menjadi agent of change dari suatu masyarakat yang berkembang di dalam negara
berkembang
PP NO. 101 tahun 2000
Good Governance merupakan suatu pemerintahan yang dapat mengembangkan dan
menetapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan
prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat
A. Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan
tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM
juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya,
SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak,
pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Pengertian SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan pengertian
makro. Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota
suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan,
pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkang pengertian SDM secara makro
adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang
belum bekerja maupun yang sudah bekerja. Sehingga secara menyeluruh, pengertian
Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi,
baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan
dikembangkan kemampuannya.
Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia
untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif
yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam
menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan
berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai
bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi yang mengelola
sumberdaya alam (SDA).
Menurut Syaiful Bahri Jamarah ( 2017 ) Adapun komponen data-data SDM untuk
meningkatkan dan mengelola SDM dalam mengembangkan usaha yaitu :
kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan efisiensi
suatu pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber daya
lainnya dalam pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan dengan baik dan berdaya
guna. Inovatif yaitu Kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan
dan keahlian untuk menghasilkan karya baru.
Kehadiran seorang karyawan sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan kecuali
ada hal-hal lain yang sifatnya penting dan hal tersebut dapat dipertanggung
jawabkan oleh yang bersangkutan. Sistem kehadiran karyawan sudah ditentukan dan
diatur dari perusahaan dan kemudian duterapkan di masing-masing bagian.
Sikap positif diperlukan terutama jika menemukan masalah dalam pekerjaan. Jangan
langsung pasrah melainkan berusaha mencari berbagai jalan untuk mencari solusi
permasalahannya. Bisa jadi ini langkah untuk mencapai posisi yang lebih tinggi jadi
selesaikan dengan hati yang jernih.
Seseorang akan dikatakan kreatif apabila dia mampu membuat atau menciptakan
sesuatu, entah itu hasil pemikiran atau asumsi dari orang” yang belum pernah
melihat hal yang dibuatnya, namun orang yang kreatif belum tentu inisiatif,
Sedangkan seseorang akan dikatakan mempunyai inisiatif apabila dia mampu
melakukan sesuatu tanpa disadari oleh orang lain disekitarnya, mungkin pula dia
selalu mengandalkan dirinya sendiri dalam melakukan hal apapun, namun orang
yang punya inisiatif belum tentu kreatif. Kerjasama dengan pihak lain
Kerjasama dengan pihak lain sangat diperlukan dalam bekerja, karena kerjasama
akan membantu kelancaran dalam bekerja dan berjalannya suatu pekerjaan.
Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja agar dapat melakukan
kerja dengan wajar, Pengalaman kerja ini sebelum ditempatkan dan harus diperoleh
pada ia bekerja dalam pekerjaan tersebut.
Waktu tidak hanya setara dengan uang, namun lebih dari itu. Waktu merupakan
aset tak kasat mata yang paling sulit untuk dikendalikan penggunaannya. Untuk
itulah kita harus memanfaatkan waktu dengan lebih efisien lagi.