SOAL
1. Jelaskan definisi kurikulum menurut pendapat ahli pendidikan (sertakan sumbernya).
JAWABAN
1. Menurut Wina Sanjaya (2005) kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh peserta didik. a kurikulum dapat dimaknai dalam tiga konsep, yaitu :
a. Kurikulum sejumlah mata pelajaran Kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang
harus dikuasai oleh anak didik, dalam proses perencanaan biasanya menggunakan
judgement ahli bidang studi untuk menentukan mata pelajaran apa yang harus diajarkan
pada siswa, tingkat kesulitan, minat siswa, urutan bahan pelajaran, dan strategi
pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat menguasai materi pelajaran.
b. Kurikulum sebagai pengalaman belajar Kurikulum sebagai pengalaman belajar,
mengandung makna bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik didalam maupun
diluar sekolah merupakan kegiatan dari kurikulum.
c. Kurikulum sebagai program belajar Kurikulum sebagai program belajar tidak hanya berisi
tentang program kegiatan, akan tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh
beserta alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Menurut
Sukmadinata, kurikulum mencakup semua pengalaman yang dilakukan siswa, dirancang,
diarahkan, diberikan bimbingan dan dipertanggung jawabkan oleh sekolah.
Sumber : Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikilum Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005 ), h. 2.
2. Program kurikulum berisi jenis-jenis mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut dan berisi
program dari masing-masing mata pelajaran yang berupa uraian dalam bentuk pokok bahasan
yang dilengkapi dengan mengacu kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran
bersangkutan. Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan isi/
konten, strategi dan media pembelajaran serta evaluasi, bahkan dalam berbagai model
pengembangan kurikulum, tujuan ini dianggap sebagai dasar, arah dan patokan dalam menentukan
komponen-komponen yang lainnya.
Isi dari program-program kurikulum ini disesuaikan dengan tujuan-tujuan pendidikan yang ingin
dicapai melalui sekolah tersebut baik secara keseluruhan maupun dalam mata pelajaran. Isi
kurikulum ini harus disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang tercapainya tujuan kurikulum
pendidikan. Strategi pembelajaran sangat penting pada suatu kurikulum. Strategi pembelajaran ini
berkaitan dengan masalah cara atau sistem penyampaian isi kurikulum dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah dirumuskan. Strategi pembelajaran meliputi pendekatan, prosedur, metode,
model dan teknik yang dipergunakan dalam menyajikan bahan/isi kurikulum. Pemilihan strategi
biasanya diserahkan pada masing-masing guru dengan mempertimbangkan hakikat tujuan, sifat
bahan/isi dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan di dalam pengembangan suatu
kurikulum. Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan, serta
menilai proses implementasi kurikulum secara keseluruhan, termasuk menilai kegiatan evaluasi
itu sendiri. Evaluasi untuk menilai pencapaian tujuan kurikulum dan menilai proses implementasi
kurikulum secara keseluruhan. Hasil evaluasi kurikulum dapat dijadikan umpan balik untuk
mengadakan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Selain itu hasil evaluasi dapat dijadikan
sebagai masukan dalam penentuan kebijakan-kebijakan pengambilan keputusan tentang kurikulum
dan pendidikan. Jadi, kesimpulannya isi kurikulum disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang
hendak dicapai melalui sekolah tersebut dan untuk mencapai tujuan tersebut digunakan strategi
pelaksanaan suatu kurikulum dan diadakan evaluasi untuk mengadakan perbaikan dan
penyempurnaan kurikulum.
5. Prinsip Kontinuitas Perlu ada kesinambungan materi kurikulum mulai dari jenjang
SD, SMP, SMA, bahkan sampai Perguruan Tinggi. Pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam
tingkat kelas, antarjenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis
pekerjaan. Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai
keterkaitan antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi
pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh atau
membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar (peserta didik).
Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum juga diharuskan
berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi dapat melengkapi studi
lainnya.
Materi kurikulum harus memiliki hubungan hierarkhis fungsional. Materi kurikulum
yang diperlukan di sekolah/tingkat di atasnya harus sudah diberikan di sekolah/tingkat
di bawahnya,, dan materi yang sudah diajarkan di sekolah/tingkat di bawahnya tidak
perlu diajarkan di sekolah/tingkat di atasnya. Dengan demikian dapat dihindari
adanya pengulangan materi yang dapat membosankan siswa atau ketidaksiapan
memperoleh materi karena belum memiliki bekal ajar yang cukup. Kontinuitas juga
berlaku diantara bidang studi/mata pelajaran. Untuk itu perlu disusun scope dan
sequence setiap mata pelajaran pada jenis dan jenjang pendidikan. Kontinuitas dapat
diklasifikasikan menjadi kontinuitas vertikal dan horizontal.