BAB I
PENDAHULUAN
information-Service Era Changes in Work and Education and the Changing Role
lainnya.
(5) membutuhkan informasi karir secara cepat, akurat, mudah, dan inovatif
sehingga memiliki orientasi karir yang mantap yang pada akhirnya dapat
pemahaman yang mantap tentang kelanjutan studi setelah lulus; (2) program studi
yang dimasuki bukan pilihan sendiri; (3) belum memahami jenis pekerjaan yang
cocok dengan kemampuan sendiri; (4) masih bingung untuk memilih jenis
pekerjaan yang sesuai minat atau kemampuan; (5) merasa pesimis bahwa setelah
lulus akan mendapat pekerjaan yang diharapkan; dan (6) semua itu, menurut
Sarason (Zunker, 1986 : 78) akan bermuara pada timbulnya kebingungan dan
masyarakat dan generasi muda Indonesia, tidak terkecuali para siswa di Sekolah
masyarakat pun memiliki tanggapan yang positif tentang SMK. Para orang tua
bekerja setelah lulus SMK. Mereka menganggap SMK sebagai jalan paling cepat
untuk masuk dunia kerja. Kenyataannya, menurut suatu tulisan yang dimuat
dalam koran harian umum Pikiran Rakyat (2006) diketahui masih besarnya
kesenjangan (gap) antara kualitas lulusan SMK dan kebutuhan dunia usaha.
kerja.
kelas X (5 orang), XI (6 orang), dan XII (6 orang) SMK Negeri 1 di Kota Tanjung
yang kebingungan mau bekerja dimana atau melanjutkan studi kemana. Itu semua
masalah orientasi karir. Sebagaimana diketahui bahwa siswa SMK berada pada
fase perkembangan remaja; dan salah satu tugas perkembangan remaja adalah
mulai mempersiapkan karir masa depan. Persiapan karir itu diawali dengan
muncul dorongan untuk menekuni bidang pekerjaan tertentu. Ketiga dorongan ini
akan menjadi arah orientasi karir, yang hasilnya sangat menentukan keputusan
keputusan karir.
4
direvisi sesuai dengan kebutuhan. Dengan kata lain, individu semestinya fleksibel,
realistik, dan efektif dalam membuat keputusan karir sehingga dapat menjadikan
serta penetapan tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang mutlak mesti
dilakukan oleh setiap individu yang mengharapkan karirnya berjalan mulus tanpa
SMK merupakan salah satu strategi penting untuk membantu konseli menghadapi
transisi ke dunia kerja. Intervensi pengembangan karir yang efektif harus dimulai
5
sejak dini dan secara kontinyu terus dikembangkan sampai masa dewasa. Upaya-
Melalui program konseling karir, remaja (siswa SMK) harus dipersiapkan untuk
kemampuan membuat keputusan karir secara cepat, tepat, dan efektif dengan
keputusan karir. Proses pembuatan keputusan karir harus didekati dari perspektif
karir dan perencanaan hidup, serta menghubungkan kebutuhan jangka pendek dan
karir dan strategi nyata mengatasi permasalahan karir siswa SMK semakin jelas
urgensinya.
7
perkembangan karir, terutama orientasi karir siswa SMK dibiarkan begitu saja,
orientasi karir mereka secara optimal sesuai tingkat dan karakteristik khas
informasi karir dari konselor pada umumnya masih terbatas. Ruang konseling
yang dekat dengan kamar kecil, metode, media, serta sarana dan prasarana yang
aktivitas dan layanan konseling karir, maupun para stakeholders seperti konseli,
pimpinan sekolah, para guru, staff administrasi, orangtua, dan masyarakat. Dalam
kondisi seperti ini, konselor harus menata kembali komitmen dan program
konseling karir melalui penyediaan informasi karir yang up-to-date sesuai dengan
8
dan komputer.
kerja yang lebih efisien. Pemusatan fasilitas ini juga dapat menyediakan
Kedua, konseli dan konselor tertarik untuk terpusat pada penyajian materi
yang dapat diakses secara mudah. Pengembangan sumber informasi karir secara
konselor di sekolah.
oleh seluruh staff BK, pimpinan sekolah, siswa (konseli), orang tua, masyarakat,
ditingkatkan.
9
berkelanjutan. Fasilitas dan media yang direncanakan dengan baik, inovatif, dan
asesmen karir, mengakses informasi karir secara cepat, dan merancang rencana
karir berdasarkan hasil asesmen tersebut (Sexton et al. dalam Whiston, 2000 :
213). Konseli dapat menggunakan berbagai media informasi karir dan mengetahui
karir siswa SMK adalah The System of Interactive Guidance and Information Plus
pendidikan dan karir yang terintegrasi dengan asesmen diri (self assessment) yang
sangat mendalam dan informasi karir terbaru (up-to-date) yang mudah digunakan
10
dan disediakan untuk siswa dan orang dewasa dengan pandangan yang realistik
mengenai pilihan pendidikan dan karir terbaik untuk kesuksesan masa depan.
pekerjaan dalam kaitannya dengan nilai-nilai; (2) mencari (search) dan membuat
Supaya lebih terfokus, maka secara rinci pertanyaan dalam penelitian ini
1. Seperti apakah profil orientasi karir siswa SMK Negeri 1 Tanjung Pinang
3. Seperti apakah profil orientasi karir siswa SMK Negeri 1 Tanjung Pinang
4. Adakah perbedaan profil orientasi karir siswa SMK Negeri 1 Tanjung Pinang
C. Hipotesis Penelitian
orientasi karir siswa SMK Negeri 1 Tanjung Pinang sebelum dan setelah
berbasis SIGI-Plus”.
Hipotesis statistiknya :
H 0 : µ1 = µ 2
H1 : µ1 ≠ µ 2
12
D. Tujuan Penelitian
orientasi karir siswa SMK Negeri 1 Tanjung Pinang yang teruji secara empirik di
3. Mengetahui profil orientasi karir siswa SMK Negeri 1 Tanjung Pinang setelah
Pinang sebelum dan setelah diberikan layanan konseling karir melalui media
berbasis SIGI-Plus.
E. Manfaat Penelitian
praktisi konseling karir (konselor karir), khususnya konselor karir di SMK berupa
karir sehingga para siswa SMK yang dilayani merasa dan memperoleh manfaat
secara tepat.
F. Asumsi Penelitian
3. Remaja (siswa SMK) berada pada rentangan proses orientasi karir (Super
dalam Sharf, 1992, Surya, 1988, Munandir, 1996; Herr & Cremer, 1979).
tertentu dan membuat keputusan dalam karirnya (Oliver dan Spokane, 1988;
Ryan, 1999; Spokane & Oliver, 1983; Sexton et al. dalam Whiston, 2000).
berdasarkan hasil asesmen tersebut (Sexton et al. dalam Whiston, 2000 : 213).