Dalam empat tahun terakhir, upaya penyediaan layanan sanitasi dan air
Kemajuan ini tidak terlepas dari upaya bersama para pelaku pembangunan di
tingkat pusat dan daerah. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2018,
persentase penduduk yang memiliki akses air minum yang aman saat ini sebesar
88%, dan persentase penduduk yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi
yang memadai sebesar 75%. Meski meningkat setiap tahun, nyatanya masih ada
32 juta orang yang belum memiliki akses air minum yang layak dan 67 juta
orang tidak memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak. Pencapaian ini
(TPB/SDGs) pada tahun 2030, diperlukan upaya peningkatan akses sebanyak dua
Akses terhadap fasilitas sanitasi dan air minum yang aman merupakan
pelayanan dasar dan hak asasi setiap warga negara, karena sangat
Indonesia untuk fokus pada pembangunan manusia dalam lima tahun ke depan.
Untuk itu, negara perlu menyediakan fasilitas sanitasi dan air minum yang aman
sanitasi dan penghentian buang air besar sembarangan atau buang air besar
tujuan tersebut juga merupakan salah satu program prioritas nasional dari
rencana pembangunan jangka menengah nasional 2020-2024
(https://www.kemdikbud.go.id).
Sulawesi Tahun 2019 dan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
tahun 2020. Namun, meskipun begitu masih perlu dilakukan peningkatan terkait
(https://humas.kotamobagukota.go.id)
sampah, air limbah (black water dan grey water) yang dibuang ke saluran
air limbah dan sistem pengelolaan air limbah domestik. Secara kuantitatif,
yang belum memiliki fasilitas MCK sehingga masih ditemui peristiwa Buang Air
domestik seperti IPAL komunal dan tanki septik komunal tetapi hal itu belum
berfungsi secara maksimal serta IPLT yang masih dalam tahapan penyusunan
Outline Plan dan Detail Engginer Design (DED). Sampai saat ini sebagian besar
sistem pengolahan black water masih dibuang di saluran terbuka dan MCK yang
dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum tidak menggunakan sistem Bio-Digester
sembarangan, cuci tangan pakai sabun, kelola air minum rumah tangga, kelola
dari barang-barang bekas, serta merubah sampah menjadi energi listrik atau
panas. Sejumlah sampah plastik apabila dibakar pada suhu tertentu dapat
menghasilkan energi panas yang sangat besar. Energi tersebut dapat digunakan
untuk menghasilkan uap air untuk memutar turbin yang dapat menghasilkan
listrik.
Daftar Pustaka