DEFINISI
Tuberkulosis Paru (Tb Paru) masih menjadi masalah kesehatan
yang cukup besar di dunia. Prevalensi kasus tuberkulosis paru ini
seperti yang telah dicatat oleh WHO mencapai 14 juta, dengan
insidensi mencapai 9,4 juta orang. Saat ini yang menjadi masalah
besar adalah pasien dengan tuberkulosis paru dapat mendapat
koinfeksi dengan HIV dan telah banyak berkembang TB menjadi
resisten terhadap pengobatan yang diberikan yang disebut dengan
tuberkulosis paru multidrug-resistant (WHO, 2015)
Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2013 prevalensi
tubrkulosis paru di indonesia pada tahun 2013 ialah sebanyak 0,4%
dengan Lima provinsi dengan prevalensi tuberkulosis paru tertinggi
diantaranya adalah jawa barat (0,7%), papua (0,6%), DKI jakarta
(0,6%), Gorontalo (0,5%), Banten (0,4%), dan papua barat (0,4%)
(Kemenkes RI, 2013).
Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksius yang terutama
menyerang parenkim paru. Tuberculosis paru adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh basil mikrobacterium tuberkolusis yang
merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah
(Wijaya, 2013)
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang paling
sering mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis (Smeltzer, 2014)
B. ANATOMI FISIOLOGI PERNAFASAN
Anatomi
1. Hidung
Nares Anterior Nares anterior adalah saluran-saluran di
dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam
bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung.
Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung
dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar
Tanda :
1) Menyangkal (khususnya selama tahap dini)
2) Kecemasan berlebihan, ketakutan, serta mudah marah.
C. Makanan/Cairan
Gejala :Kehilangan nafsu makan, Tak dapat mencerna
makanan dan terjadi penurunan berat badan.
Tanda :Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik, Kehilangan
otot atau mengecil karena hilangnya lemak subkutan
D. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhati-hati saat menyentuh atau menggerakkan area
yang sakit, Perilaku distraksi (terganggu) seperti gelisah
E. Pernapasan
Gejala : Batuk (produktif/tak produktif), Napas pendek.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, Fibrosis parenkim
paru dan pleura yang meluas, Pasien menunjukkan pola
pernapasan yang tak simestris (efusi pleura), Perfusi pekak
dan penurunan fremitus (getaran dalam paru), Penebalan
pleura dan bunyi napas yang menurun, Aspek paru selama
inspirasi cepat : namun setelah batuk biasanya pendek
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi sekret
kental atau sekret darah
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran
alveoler-kapiler
RENCANA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi sekret
kental atau sekret darah
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidak efektifan jalan NOC : NIC :
nafas berhubungan dengan 1. Respiratory status : 1.Pastikan kebutuhan oral / tracheal
: Ventilation suctioning.
- Infeksi, disfungsi 2. Respiratory status : Airway 2.Berikan O2 ……l/mnt, metode………
neuromuskular, patency 3.Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas
hiperplasia dinding 3. Aspiration Control dalam.
bronkus, alergi jalan Setelah dilakukan tindakan 4.Posisikan pasien untuk memaksimalkan
nafas, asma, trauma keperawatan selama ventilasi.
- Obstruksi jalan nafas : …………..pasien menunjukkan 5.Lakukan fisioterapi dada jika perlu
spasme jalan nafas, keefektifan jalan nafas 6.Keluarkan sekret dengan batuk atau
sekresi tertahan, dibuktikan dengan kriteria suction
banyaknya mukus, hasil : 7.Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
adanya jalan nafas 1. Mendemonstrasikan batuk tambahan
buatan, sekresi bronkus, efektif dan suara nafas yang 8.Berikan bronkodilator :
adanya eksudat di bersih, tidak ada sianosis dan - ………………………
alveolus, adanya benda dyspneu (mampu - ……………………….
asing di jalan nafas. mengeluarkan sputum, - ………………………
bernafas dengan mudah, 9. Monitor status hemodinamik
DS: tidak ada pursed lips) 10. Berikan pelembab udara Kassa
- Dispneu 2. Menunjukkan jalan nafas basah NaCl Lembab
DO: yang paten (klien tidak 11. Berikan antibiotik :
- Penurunan suara nafas merasa tercekik, irama nafas, …………………….
- Orthopneu frekuensi pernafasan dalam …………………….
DAFTAR PUSTAKA
Amin Z, Bahar A(2014). Tuberkulosis paru.Dalam : Aru W,Sudoyo B
S,Idrus A,Marcellus S,Siti S,ed.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi
ke-6 Jilid I. Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,pp : 863-71.
Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson. (2014). Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8. Singapore: Elsevier.
Corwin E.J., 2013. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC,Jakarta.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013. Jakarta; Kemeterian
Kesehatan Republik Indonesia. 2014.
PDPI (2011). Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis
diIndonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Smeltzer, Suzanne C. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC.
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2
(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.