Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BIOSTATISTIK

ANALISIS BEDA PROPORSI UJI 1 PROPORSI UJI Z


DOSEN PENGAMPUH MATAH KULIAH
“ Dr. Rika Handayani,SKM.,M.Kes”

OLEH:
KELOMPOK VI

Autin saknohsiwy :183145105052


Nur Indah Chairunnisa B :183145105054
Hayani :183145105055
A. Bau Tenri Sengngeng :183145105056
Arfianti :183145105057

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR


FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN
PRODI S1 KEPERWATAN
T/A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas tuntunan dan karunianya sehingga penulis
di berikan kesempatan untuk membuat makalah yang berjudul “Analisis Beda Proporsi
Uji 1 Proporsi Uji-Z” .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampuh Mata Kuliah
Biostatistik “Dr. Rika Handayani,SKM.,M.Kes”yang telah memberikan tugas sehingga
penulis dapat menyelesaikann tugas yang diberikan tepat waktu, dan juga untuk
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, Makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 30 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................2
A. Latar Belakang..................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................3
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Pengujian Hipotesis...........................................................................................................4
B. Uji Beda Proporsi..............................................................................................................4
C. Gambar Uji Hipotesis berdasarkan penerimaan..............................................................11
D. Hipotesis Non Direksional dan Hipotesis Direksional...................................................12
BAB III PENUTUP......................................................................................................................17
A. Kesimpulan.....................................................................................................................17
B. Saran................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah pengambilan keputusan, seringkali seseorang bingung dengan apa
yang harus dilakukan. Untuk menghilangkan keraguan tersebut, dibutuhkan sumber-
sumber atau dasar - dasar pengambilan keputusan. Dasar-dasar pengambilan keputusan
tersebut, salah satunya adalah dengan pengujian hipotesis seperti yang tercantum dalam
makalah ini.
Sehingga keraguan atau ketidakyakinan dalam pengambilan keputusan tersebut
dapat dihindari. Tentunya dengan mempertimbangkan terlebih dahulu pilihan dari
keputusan yang akan dipilih. Apakah keputusan yang diambil positif ataupun negative
bagi kita maupun orang lain. Akan tetapi pengujian hipotesis tidak selama akan selalu
benar. Karena pengujian tersebut hanya sebuah dasar pertimbangan saja.
Sesuai dengan namanya, uji beda, maka uji ini dipergunakan untuk mencari
perbedaan, baik antara dua sampel data atau antara beberapa sampel data. Dalam kasus
tertentu, juga bisa mencari perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu.
Perhatikan contoh-contoh berikut: Perusahaan ingin mengetahui apakah lampu yang
diproduksi mampu menyala lebih dari 1000 jam sesuai dengan standar yang ditetapkan
perusahaan. Artinya : Memerlukan uji beda terhadap suatu sampel data dengan nilai
tertentu yaitu 1000 jam. Seorang guru ingin mengetahui apakah suatu model pengajaran
memberikan hasil yang berbeda terhadap hasil prestasi belajar dua kelas siswa Artinya :
Memerlukan uji beda terhadap dua buah sampel yaitu nilai prestasi belajar antara dua
kelas.
Pengujian hipotesis tentang perbedaan dua parameter rata-rata dilakukan ketika
ingin membandingkan atau membedakan rata-rata variabel kriterium dua kelompok.
Misalnya rata-rata variabel dua kelompok. Peneliti bermaksud menguji keadaan
(sesuatu) yang terdapat dalam suatu kelompok dengan kelompok lain, dan menguji
apakah terdapat perbedaan yang signifikan di antara masing-masing kelompok. Analisis
perbedaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu Uji Beda Rata-Rata dan Uji Beda Proporsi.
Data yang digunakan dalam Uji Beda Rata-Rata adalah bersifat data kontinyu,
sedangkan untuk Uji Beda Proporsi adalah data dalam bentuk prosentase.

2
B. Rumusan Masalah
A. Menjelaskan pengertian pengujian hipotesis?
B. Menjelaskan bagaimana pengujian uji beda proporsi?
C. Menjelaskan Gambar Uji Hipotesis berdasarkan penerimaan?
D. Menjelaskan Hipotesis Non Direksional dan Hipotesis Direksional?
E. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
A. Untuk mengetahui bagaimana cara mengambil sebuah keputusan dengan
melakukan sebuah pengujian apakah dampak dari sebuah keputusan yang akan
diambil adalah positif atau negative, dan langkan pengujian tersebut disebut
dengan “Pengujian Hipotesis”
B. Menambah wawasan tentang apa yang dimaksud dengan pengujian beda proporsi
dan bagaimana cara mengaplikasikannya dalam dunia nyata.
D. Manfaat Penulisan
A. Meningkatkan pemahaman tentang pengertian hipotesis
B. Meningkatkan pemahaman tentang konsep hipotesis
C. Meningkatkan pemahaman tentang uji beda proporsi.
D. Meningkatkan pemahaman tentang penerrimaan uji hipotesis berdaskan gambar
E. Meningkatkan pemahaman tentang hipotesis non direksional dan direksional

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengujian Hipotesis
Dilihat dari penggalan katanya, kata “Hupo” yang artinya “ sementara atau lemah
keberadaannya” dan “thesis” yang artinya “pernyataan atau teori”. Hipotesis pada
dasarnya merupakan proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering
digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan suatu hipotesis juga
merupakan sebagai data. Akan tetapi kemungkinan bisa salah, apabila digunakan
sebagai dasar pembuatan keputusan harus terlebih dahulu diuji dengan menggunakan
data hasil observasi.
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis,
keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan biasa benar atau
salah sehingga menimbulkan resiko.
B. Uji Beda Proporsi
Uji Beda Proporsi akan memberikan hasil yang baik jika jumlah sampel yang
digunakan cukup besar. Seperti halnya dengan uji beda rata-rata yang telah diuraikan di
atas, uji beda proporsi juga dibagi menjadi dua, yaitu uji beda satu proporsi dan uji beda
dua proporsi.
1) Uji Proporsi Satu Kelompok
Bilamana variabel yang diteliti menggunakan data yang diukur dengan skala
Nominal atau Skala Ordinal ( Data Kualitatif) yang telah dikategorikan maka hasilnya
selalu dilaporkan dalam bentuk presentase atau proporsi.
x−n P° p−p °
=
Rumus yang digunakan : Z √ n p° ( 1−p ° ) p° ¿ ¿ ¿
√ ¿
Keterangan :
X : Banyaknya kasus yang ingin dibandingkan
p0: proporsi yang diketahaui darai referensi atau bentuk standar/ baku
x
p:
n
n : ukuran sampel

4
Uji Z digunakan untuk menguji hipotesis statistik :
H ° : p = P0 Dengan H 1 sebagai berikut:
o H 1: p≠ p 0 (Uji dua pihak)
o H 1: p¿ p0 (Uji satu pihan kanan)
o H 1: p ¿ p0 ( Uji satu pihak kiri)
Kriteria penerima H ° atau H 1
1. Uji dua pihak
a. Jika nilai Z< ZTabel = Za/2 atau nilai Z >ZTabel = Za/2 atau nilai ½ P> a
maka Terima H ° (tolak H 1)
b. Jika nilai Z ≥ ZTabel = Za/2 atau nilai Z≤ ZTabel = Za/2 atau nilai ½ ≤ a
maka tolak H ° (terima H 1)
2. Uji satu pihak kanan
a. Jika nilai Z < ZTabel = Za atau nilai P > a maka terima H ° (tolak H 1)
b. Jika nilai Z ≥ZTabel = Za atau nilai P ≤ a maka tolak H ° (terima H 1)
3. Uji satu pihak kiri
a. Jika nilai Z > ZTabel = Za atau nilai P > a maka terima H ° (tolak H 1 )
b. Jika nilai Z ≤ ZTabel = Za atau nilai P ≤a maka tolak H ° (terima H 1 )

Berikut ini contoh langkah pengujian perbandingan proporsi satu kelompok


dengan menggunakan masalah evektifitas penggunaan madu dalam proses
penyembuhan luka. Sebanyak 32 pasien telah di teliti dan diperoleh hasil sebagai
berikut (tabel 14.1). Data ini merupakan hasil penelitian dari dr. Theo Rompas ketika
mengikuti program PPDS 1 FK Unsrat.
Tabel 14.1 Distribusi Pasien Berdasarkan Keberhasilan Perawatan Luka Dengan
Menggunakan Madu

Keberhasilan Frekuensi Presentase

Berhasil 32 94,1

Gagal 2 5,9

Jumlah 34 100

5
Adapun hipotesis yang hendak di uji berkaitan dengan masalah tersebut adalah
sebagai berikut:

a) Hipotesis penelitian
Dalam proses penyembuhan luka, pemberian madu pada kasa sebagai
penutup luka dapat menyembuhkan lebih dari 80% luka.

b) Hipotesis statistik
o H ° : presentase luka yang sembuh setelah digunakan madu ≤ 80% atau
¿ : proporsi luka yang sembuh setelah digunakan madu ≤ 0,80)
o H 1 : presentase luka yang sembuh setelah digunakan madu > 80% atau
( H 1: proporsi luka yang sembuh setelah digunakan madu > 0,80)
Atau
H °: p ≤ 80% atau H °:p ≤ 0,80
H 1 : p > 80% atau H 1: p > 0,80

Komputasi :

x−n P° 0,9412−0,80
32−34 ( 0,80 )
Z= = = √ 0,80 ( 1−0,80 ) = 2,06
√ n p° ( 1−p ° ) √34 ( 0,80 ( 1−0,80 ) ) 34

Nilai Z tabel untuk uji satu pihak kanan = Za = Z0,05 = 1,64

Kesimpulan : Oleh karena nilai Z = 2,06 > Z tabel = 1,64 maka tolak H ° dan
terima H 1, jadi ada perbedaan bermakana anatar hasil penelitian yang diperoleh
dengan hasil sebelumnya yakni 80% (p < 0,05). Dengan demikian, penggunaan
madu pada kasa penutup luka dapat menyembuhkan luka lebih dari 80% yang di
dalam penelitian sebesar 94,1%

6
2. Uji Proporsi Dua Kelompok
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil penelitian dari dua
kelompok dalam bentuk proporsi atau presentase.
Contoh hasil penilitian peserta PPDS 1 FK Unsrat Manado
Rokok merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi. Seorang peneliti
ingin melakukan penilitian untuk melihat apakah kebiasaan merokok dapat
menyebabkan seseorang menderita hipertensi. Kebiasaan merokok ini terdiri atas
dua kelompok, yakni Merokok dan tidak merokok. Dari kedua kelompok ini
diamati banyakanya (proporsi) yang hipertensi kemudiann dibandingkan . Contoh
hasil tabulasi data dapat dilihat pada tabel 14.3 berikut.

Tabel 24.3 Distribusi Penderita Hipertensi Berdasarkan Kebiasaan Merokok

Pengamatan Kebiasaan Merokok


Merokok Tidak
Hipertensi X1 (p1) X2 (P1)
Ukuran Sampel n1 n2

Keterangan :
X1 : Banyaknya yang terjadi hipertensi pada kelompok merokok
X2 : Banyaknya yang terjadi hipertensi pada kelompok tidak merokok
P1 : Proporsi yang terjadi hipertensi pada kelompok merokok = X1/ n1
P2 : Proporsi yang terjadi hipertensi pada kelompok tidak merokok = X2/ n2
n1 : Ukuran sampel pada kelompok meroko
n2 : Ukuran sampel pada kelompok tidak merokok
Dokter A. R. Mohammad ( Peserta PPDS) 1 penyakit dalam di FK Unsrat
memperbandingkan efikasi dari gejala batuk pada penderita TB paru antara
kelompok penderita yang diberi Morinda Citrifolia yang dikombinasikan dengan
antituberkulosis regimen standar dan kelompok yang hanya diberi antituberkulosis
regimen standar. Perbandingan efikasi gejala batuk (salah satu variabel yang

7
diamati) pada kedua kelompok dilakukan pada 15, 30, dan 60 hari setelah intervensi
(perlakuan).
Statistik uji (analisis data) yang digunakan berkaitan dengan tujuan-tujuan
penelitian tersebut adalah uji proporsi dua kelompok (uji selisih dua proporsi)
dengan pendekatan statistik uji Z. yang memiliki bentuk rumus berikut.

P1−P p 1− p 2
2

Z=
Pq
( n1 + n1 ) Atau Z = √( pn
2 2
1q 1

1
+
p 2q
n2
2

)
p X2 X 1+ X
Dengan 1=
X1
, p2 = , p= , q = 1-p,
2

n1 n2 n1 +n2
q 1 = 1- p1, q 2 =1- p2

Keterangan :
X 1 dan X 2 : banyaknya kejadian tang diamati setiap kelompok
n1 dan n2 : ukuran sampel pada setiap kelompok

Nilai Z pada rumus (14.3) menggunakan estimasi proporsi gabungan (pooled


estimate the proportion), sedangkan pada rumus (14.4) menggunakan estimasi
proporsi secara terpisah masing-masing estimasi proporsi (estimate the proportions
separately
Uji Z tersebut digunakan untuk menguji hipotesis statistik:
HO: P1= p2 dengan H1 sebagai berikut:
o H1: p1 ≠ p2 (Uji dua pihak), atau
o H1 : p1 > P2 (Uji satu pihak kanan), atau
o H1 : p2 < p2 (Uji satu pihak kiri

Kriteria penerimaan H0 atau H1 :


1. Uji dua pihak
a. Jika nilai Z < ZTabel = Za/2 atau nilai Z > ZTabel = Za/2 atau nilai p/2 > a maka
terima H0 (tolak H1 )
b. Jika nilai Z ≥ ZTabel = Za/2 atau nilai Z ≤ ZTabel = Za/2 atau nilai p/2 > a maka
tolak H0 (terima H1 )

8
2. Uji satu pihak kanan
a. Jika nilai Z < ZTabel = Za atau nilai p > a maka terina H0 (tolak H1 )
b. Jika nilai Z ≥ ZTabel = Za atau nilai p ≤ a maka terina H0 (tolak H1 )

3. Uji satu pihak kiri


a. Jika nilai Z > ZTabel = Za atau nilai p > a maka terima H0 ( tolak H1 )
b. Jika nilai Z ≤ ZTabel = Za atau nilai p ≤ a maka tolak H0 ( terima H1 )

Berikut ini diberikan contoh langkah pengujian perbandingan proporsi dua


kelompok (uji selisih dua proporsi) dengan menggunakan masalah yang diteliti oleh
dr. A.R. Mohammad. Setelah 30 hari penderita kedua kelompok diberi perlakuan
(kelompok 1 diberi Morinda Citrifolia yang dikombinasikan dengan antituberkulosis
regimen standar dan kelompok 2 yang hanya diberi antituberkulosis regimen standar)
dievaluasi perbaikan gejala batuk. Perbaikan gejala batuk merupakan variabel yang
diteliti. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 14.4 berikut ini.

Tabel 14.4 distribusi perbaiakan gejala batuk penderita berdasarkan perlakuan

Perlakuan

Regimen standar + Morinda Regimen Standar


Citrifolia
Perbaika x1 =24 (p1 =0,9231) x2 = ( p2 = 0,4615)
n
Ukuran n1 = 26 n2 = 26
sampel

Keterangan
X1 : banyaknya pasien yang mengalami perbaikan pada kelompok regimen
standar + morinda citrifolia
X2 : banyaknya pasien yang mengalami perbaikan pada kelompok regimen
standar
P1 : x1 / n1: p2 = xn /n2
N1: ukuran sampel pada kelompok regimen standar + morinda citrifolia
N2 : ukuran sampel pada kelompok regimen standar

9
Adapun hipotesis yang hendak diuji adalah sebagai berikut
a. Hipotesis Penelitian
Penderita TB paru yang menggunakan obat antituberkulosis regimen standar
yang dikombinasikan dengan Morinda Citrifolia lebih banyak mengalami
perbaikan gejala batuk dibandingkan dengan penderita TB paru yang hanya
menggunakan obat antituberkulosis regimen standar.
b. Hipotesis statistik
HO : p1 = p2
H1 : p1 > p2 ( uji pihak kanan)

Komputasi
x1 24 x1 12
 p1 = = 0,9231, P2 = = = 0,4615
n2 26 n2 26
x1 +x 24+12
 p= = = 0,6923 , q = 1- p2 = 1 – 0,6923 = 0,3077
2

n1 +n 2
26+26

 q1 = 1 – p1 = 1 -0,9231 = 0,0769, q2 = 1- p2 = 1 – 0,4615 = 0,5385


P1−P 2 0,9231−0,4615
 z= 1 1 = ( 0,6923 )( 0,3007 ) 1 + 1 = 3,61
Pq
( +
n2 n2 ) √ ( 26 26)
Nilai z tabel untuk a = 0,01 adalah Z0,01 = 2,33 ( uji satu pihak kanan)
Jika digunakan rumus (14.4)
p 1− p 2 0,9231−0,4615
Z= p 1q p 2q = ( 0,9231 ) ( 0,0769 ) ( 0,4615 ) ( 0,5385 ) = 4,16
√( n1
1
+
n2
2

) 26
+
26

Kesimpulan : Oleh karena nilai Z = 3,61 > Z0,01 = 2,33 maka HO : p1 = p2 . jadi
ada perbedaan sangat bermakna banyaknya pasien yang mengalami perbaikan gejala
batuk di antara kedua kelompok (p < 0,01). Dengan demikian, penderita TB paru
yang menggunakan obat antituberkulosis regimen standar yang dikombinasikan
dengan Morinda Citrifolia lebih banyak mengalami perbaikan gejala batuk

10
dibandingkan dengan penderita TB paru yang hanya menggunakan obat
antituberkulosis regimen standar.

C. Gambar Uji Hipotesis berdasarkan penerimaan


a) Uji dua arah

b) Uji satu pihak kanan

c) Uji satu pihak kiri

11
D. Hipotesis Non Direksional dan Hipotesis Direksional
a) Non Direksional
Hipotesis non direksional adalah hipotesis yang mengendalikan hubungan
atau perbedaan tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan
atau perbedaan tersebut.
1. Uji dua arah Terdiri dari beberapa contoh sesuai jenis penelitiannya.
 Hipotesis bersifat deskripsi
PT mojopahit makmur memproduksi mesin boat dan menyatakan
bahwa mesin boat hasil produksintya mampu berkecapatan rata-rata 300
km/jam. Berdasarkan pernyataan ini seorang ahli mesin akan melakukan
penelitian untuk membuktikannya, apakah benar demikian.
o Hipotesis (H1 dan Ho) dalam urain kalimat H1: mesin boat hasil
produksi PT Mojopahit makmur mampu berkecapatan rata-rata 300
km/jam. Ho: mesin boat hasil produksi mojopahit makmur tidak
mampu berkecepatan rata-rata 300 km/jam
o Hipotesis (H1 dan Ho) model statistic
o H1 : µ1 ≠ µ 2
o Ho : µ1¿ µ 2
 Hipotesis bersifat komparatif
Prof.Dr.Hj.Fatimatush Sholohah, M.Sc. Dosen Statistika yang
mengajar dua kelas (kelas A dan kelas B) dan ingin mengetahui hasil
belajar mahasiswa yang dibimbingnya selama satu semester. Beliau
menyatakan bahwa: hasil belajar statistika antar mahasiswa kelas A dan
kelas B adalah berbeda.
o Hipotesis (H1 dan Ho) dalam uraian kalimat H1: ada perbedaan
hasil belajar statistika antar mahasiswa kelas A dan kelas B. Ho:

12
tidak ada perubahan hasil belajar statistika antar mahasiswa kelas A
dan kelas B
o Hipotesis (Ha dan Ho) model statistic
o H1: µ1 ≠ µ2
o Ho: µ1 = µ2

 hipotesis bersifat asosiatif


seorang dokter psikologi menyatakan bahwa: ada hubungan antar
status social dengan tingkat gizi keluarga di Nabire Papua Tengah. Atas
dasar menyatakan tersebut penelitian ingin membuktikannya.
o Hipotesis (H1 dan Ho) dalam uraian kalimat H1: ada hubungan
status social antara status social dengan status gizi keluarrga di
Nabire Papua Tengan.Ho: tidak ada hubungan status social antara
status social dengan status gizi keluarrga di Nabire Papua Tengan.
o Hipotesis (H1 dan ho) model statistik
o H1: ρ ≠ 0
o Ho: ρ=0
b) Hipotesis Direksional
Hipotesis Direksional sebuah pernyataan akan hubungan antara dua variabel
atau perbandingan duua kelompok dengan istilah-istilah yang sering seperti
positif, negatif,kurang dari.
2. Uji satu pihak kanan
 Hipotesis Bersifat Deskriptif
Disiplin kerja pegawai dipenerbit CV Mutiara Ilmu paling rendah 70%
dari skor ideal. Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kalimat Ha:
Disiplin kerja pegawai di penerbit CV Mutiara Ilmu paling rendah 70%
dari skor ideal. Ho: Disiplin kerja pegawai di penerbit CV Mutiara Ilmu
paling tinggi 70% dari skor ideal.
 Hipotesis Bersifat Komparatif
Seorang pengamat haji ingin melakukan penelitian utnuk mengetahui
adakah berbedaan fassilitass antara kelompok jamaah haji plus (VIP)

13
dengan jamaah haji regular kurang nyaman fasilitasnya bila
dibandingkan dengan jamaah haji plus (VIP)
o Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kalimat H1 : jamaah haji
regular kurang nyaman fasilitasnya bila dibandingkan dengan jamaah
haji plus (VIP) Ho: jamaah haji regular lebih nyaman fasilitasnya
bila dibandingkan dengan jamaah haji plus (VIP)
o Hipotesis (Ha dan Ho) model statistic
o Ha : µ1 > µ2
o Ho : µ1 < µ2
 Hipotesis Bersifat Asosiatif
Seorang pengamat social mengatakan bahwa hubngaan antara atasan
dengan bawahan di instansi PLN paling rendah 45%.
o Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian H1: hubngaan antara atasan
dengan bawahan di instansi PLN paling rendah 45%. Ho: hubngaan
antara atasan dengan bawahan di instansi PLN paling tinggi 45%.
o Hipotesis (Ha ddan Ho) model statistic
o Ha: ρ> 45 %
o Ho: ρ ≤ 45 %
 Hipotesis Bersifat Deskriptif
Motivasi kerja pegawai dipenerbit CV Mutiara Ilmu paling tinggi 40%
dari nilai ideal.
o Hipotesis (Ha ddan Hp) dalam uraian kalimat H1 : Motivasi kerja
pegawai dipenerbit CV Mutiara Ilmu paling tinggi 40% dari nilai
ideal. Ho : Motivasi kerja pegawai dipenerbit CV Mutiara Ilmu
paling rendah 40% dari nilai ideal.
o Hipotesis (Ha dan Ho) model statistic
o Ha : ρ< 40 %
o Ho : ρ ≥ 40 %
 Hipotesis Bersifat Kompratif
Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa tugas belajar
dengan mahasiswa izin belajar dalam mengikuti pelajaran statistic, yaitu
mahasiswa tugas belajar lebbih tinggi darri padda mahasiswa izin belajar.
Atas dasar informasi ini, tim pengajar ingin membuktikan penelitian
14
o Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kata H1 : perbedaan prestasi
belajar antara mahasiswa tugas belajar lebih tinggi dengan mahasiswa
izin belajar Ho : perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa tugas
belajar lebbih rendah dengan mahasiswa izin belajar
o Hipotesis ((Ha dan Ho) model staatik
o Ha : µ1 < µ2
o Ho : µ1 ≥ µ 2

 Hipotesis bersifat assosiattif


Seorang pakarr ekonomi ingi melihat hubungan penampilan kerja dengan
produktivitas kerja dikantor pemasaran perumahan PT Abadi Jaya.
Pennelitian menduga bahwa hubungan penampilan kerja dengan
produktivitas kerja paling tinggi 60%
o Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian H1 : hubungan penampilan kerja
dengan produktivitas kerja paling tinggi 60% dari nilai ideal. Ho :
hubungan penampilan kerja dengan produktivitas kerja paling rendah
60% dari nilai ideal.
o Hipotesis (Ha dan Ho) model statistic
o Ha : ρ<60 %
o Ho : ρ ≥ 60 %
3. Uji satu pihak kiri
 Hipotesis bersifat deskriptif 
Motivasi kerja pegawai di Penerbit CV Mutiara Ilmu paling tinggi 40 %
dari nilai ideal. 
o Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kalimat Ha : Motivasi kerja
pegawai di Penerbit CV Mutiara Ilmu paling t/nggi 40% dari nilai
ideal. Ho : Motivasi kerja pegawai di Penerbit CV Mutiara Ilmu
paling rendah atau sama dengan 40% dari nilai ideal. 
o Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik.
Ha : ρ < 40% 
Ho : ρ ≥ 40% 

15
 Hipotesis Bersifat Komparatif 
Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa tugas belajar
dengan mahasiswa izin belajar dalam mengikuti pelajaran statistik, yaitu
mahasiswa tugas belajar Iebih tinggi dari pada mahasiswa izin belajar.
Atas dasar informasi ini, tim pengajar ingin membuktikan melalui
penelitian. 
o Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kalimat
H1 : Perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa tugas beIajar lebih
tinggi dari pada mahasiswa izin belajar. Ho : Perbedaan prestasi
belajar antara mahasiswa tugas belajar lebih rendah dari pada
mahasiswa izin belajar. 
o Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
o Ha : µ1 < µ2 
o Ho : µ1 ≥ µ2 
 Hipotesis bersifat asosiatif 
Seorang pakar ekonomi ingin meneliti hubungan penampilan kerja
dengan produktivitas kerja di kantor
o Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik 
Ha : ρ  < 60%
Ho : ρ  ≥ 60% 

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dilihat dari penggalan katanya, kata “Hupo” yang artinya “ sementara atau lemah
keberadaannya” dan “thesis” yang artinya “pernyataan atau teori”. Hipotesis pada dasarnya
merupakan proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai
dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan suatu hipotesis juga merupakan sebagai data. Akan
tetapi kemungkinan bisa salah, apabila digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan
harus terlebih dahulu diuji dengan menggunakan data hasil observasi.
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis,
keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan biasa benar atau
salah sehingga menimbulkan resiko.
Jadi jroporsi uji 1 proporsi uji z dilakukan peneliti untuk menguji keadaan (sesuatu)
yang terdapat dalam suatu kelompok dengan kelompok lain, dan menguji apakah terdapat
perbedaan yang signifikan di antara masing-masing kelompok.
B. Saran
Saran yang bisa penulis berikan, dalam perkembanggan zaman yang semakin
maju ini mahasiswa perlu belajar mengenai Biostatistik supaya lebih paham atau lebih
mudah dalam melakukan penelitian juga sebagai salah satu cara memaksimalkan potensi
generasi sebagai mahasiswa.
17
DAFTAR PUSTAKA

Aksi Belajar. (2019) Uji Dua Pihak Pada Hipotesis Non Direksional
https://www.asikbelajar.com/uji-dua-pihak-two-tailed-test-pada-hipotesis-non-
direksional/
Aksi Belajar. (2019) Uji Pihak Kanan Pada Hipotesis Direksional
https://www.asikbelajar.com/uji-pihak-kanan-one-tailed-test-pada-hipotesis-direksional/
Aksi Belajar. (2019) Uji Pihak Kiri Pada Hipotesis Direksional
https://www.asikbelajar.com/uji-pihak-kiri-one-tailed-test-pada-hipotesis-direksional/
Julius H.Lolombulan, Analisa Data Statistika bagi Peneliti Kedokteran dan Kesehatan.
https://books.google.co.id/books?
id=m14MEAAAQBAJ&pg=PA196&dq=buku+statistik+kesehatan+proposi+uji+1+prop
osi+uji+z&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjepuuJvtvzAhUBjeYKHT_1B50Q6AF6BAgEE
AM#v=onepage&q=buku%20statistik%20kesehatan%20proposi%20uji
%201%20proposi%20uji%20z&f=false

18
19

Anda mungkin juga menyukai