Disusun oleh :
FAKULTAS FARMASI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Umuk Memperoleh Gelar Apoteker Pada
Program Sludi Profesi Apoleker Fakultas Farmasi
Instilut Saint dan Teknologi Nasional
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
Rumah Sakit yang berlangsung pada periode Agustus - September 2021 dapat
dilaksanakan dengan baik dan laporan ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Apoteker (PKPA) ini disusun sebagai salah satu syarat dalam kurikulum
Program Studi Profesi Apoteker pada Fakultas Farmasi Institut Sains dan
Pada kesempatan ini dengan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang
sebesar besarnya kami ucapkan kepada Ibu apt. Putu Rika Veryanti,
Oleh karena itu, pada kesempatan ini ucapan terima kasih tidak lupa
disampaikan kepada :
ii
2. Kepala Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi,
Febriani,M.Si.
Nasional.
moril dan materi serta semua pihak yang telah banyak membantu
laporan
laporan ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dan
dapat memperbaiki laporan ini sangat kami harapkan. Akhir kata semoga
laporan hasil kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... i
DAFTAR TABEL......................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
iv
2.3.2. Organisasi dan kegiatan KFT.........................................12
3.3. Telemedicine..............................................................................36
v
3.4. Promosi Kesehatan....................................................................38
3.8 IPAL..............................................................................................68
vi
BAB 4 PEMBAHASAN .............................................................................75
4.2. Telemdicine...............................................................................89
1.1. Kesimpulan..............................................................................107
1.2. Saran........................................................................................107
LAMPIRAN..............................................................................................111
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Kategori..18
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Klasifikasi Proses Pengolahan Air imbah Secara Biologis 102
Aktif...........................................................................................................103
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Kasus PPOK)..............................................................................................112
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
4
5
RS 4 RS 3 RS 2 RS 1 RS RS
Pemerintah Swa Kel Kel Kel Kelas D
sta as as as C
RS RS RS
Umum Khusus Pendidikan
dari 3 (tiga) orang yang mewakili semua staf medis fungsional yang
ada.
b. Ketua PFT dipilih dari dokter yang ada di dalam kepanitiaan dan jika
rumah sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik, maka
sebagai ketua adalah farmakologi dan sekretarisnya adalah apoteker
dari instalasi farmasi atau apoteker yang ditunjuk.
c. PFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan
sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan sebulan sekali.
Rapat PFT dapat mengundang pakar-pakar dari dalam maupun dari
luar rumah sakit yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan
PFT.
d. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat PFT diatur oleh
sekretaris, termasuk persiapan dari hasil-hasil rapat.
e. Membina hubungan kerja dengan panitia di dalam rumah sakit yang
sasarannya berhubungan dengan penggunaan obat.
2. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal
dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insenerator, dapur,
perlengkapan generator dan anastesi,
3. Limbah padat adalah semua limbah rumah sakit yang terdiri dari
limbah medis padat dan limbah padat non medis.
b. Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif adalah adalah bahan yang terkontaminasi
dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset
radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain: tindakan
kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis, dapat
berbentuk padat, cair atau gas.
c. Limbah Cair
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang
berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang
berbahaya bagi kesehatan. Misalkan: air bekas cucian luka, air bekas
cucian darah.
d. Limbah Gas
Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang
berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator,
dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat
sitotoksik.
Tabel 2.1. Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Kategori
19
25
26
A. Kondisi Pasien
Pasien yang masuk rumah sakit dengan multi penyakit sehingga
menerima polifarmasi.
Pasien kanker yang menerima terapi sitostatika.
Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan ginjal.
Pasien geriatri dan pediatri.
Pasien hamil dan menyusui.
Pasien dengan perawatan intensif.
B. Obat
Jenis Obat
Pasien yang menerima obat dengan risiko tinggi seperti:
1) obat dengan indeks terapi sempit (contoh: digoksin,fenitoin),
2) obat yang bersifat nefrotoksik (contoh: gentamisin) dan
hepatotoksik (contoh: OAT),
3) sitostatika (contoh: metotreksat),
4) antikoagulan (contoh: warfarin, heparin),
5) obat yang sering menimbulkan ROTD (contoh: metoklopramid,
AINS),
6) obat kardiovaskular (contoh: nitrogliserin).
Kompleksitas regimen
1) Polifarmasi
2) Variasi rute pemberian
3) Variasi aturan pakai
4) Cara pemberian khusus (contoh: inhalasi).
3.1.7 Dokumentasi
Setiap langkah kegiatan pemantauan terapi obat yang dilakukan
harus didokumentasikan. Hal ini penting karena berkaitan dengan bukti
otentik pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang dapat di gunakan
untuk tujuan akuntabilitas /pertanggungjawaban, evaluasi pelayanan,
pendidikan dan penelitian.
Sistimatika pendokumentasian harus dibuat sedemikian rupa
sehingga mudah untuk penelusuran kembali. Pendokumentasian dapat
dilakukan berdasarkan nomor rekam medik, nama, penyakit, ruangan
dan usia. Data dapat didokumentasikan secara manual, elektronik atau
keduanya. Data bersifat rahasia dan disimpan dengan rentang waktu
sesuai kebutuhan. Sesuai dengan etik penelitian, untuk publikasi hasil
penelitian identitas pasien harus disamarkan.
33
3.2.2 Klasifikasi
PPOK dapat diklasifikasikan berdasarkan gejala dan spirometri
(nilai FEV1), tingkat mMRC (Modified British Medical Research
Council), CAT (COPD Assessment Test), serta riwayat
eksaserbasi. 1,3 Prinsip spirometri adalah mengukur volume udara di
paru-paru selama pernafasan yang dipaksakan setelah inspirasi
maksimal atau disebut Forced Volume Capacity (FVC) dan volume
yang dikeluarkan dalam waktu 1 detik, atau disebut Forced Expiratory
Volume in one second (FEV1). FEV1 dan FVC merupakan indikator
utama fungsi paru-paru. Pada pasien dengan fungsi paru normal, nilai
FEV1 >70% FVC. Klasifikasi pada PPOK berdasarkan gejala dan
FEV1 serta tingkat mMRC .
Teleelektrokardiografi
Teleelektrokardiografi merupakan pelayanan elektrokardiografi
dengan menggunakan transmisi elektronik gambar dari semua
modalitas elektrokardiografi beserta data pendukung dari Fasyankes
Peminta Konsultasi ke Fasyankes Pemberi Konsultasi, untuk
mendapatkan Expertise dalam hal penegakan diagnosis.
Teleultrasonografi
Teleultrasonografi merupakan pelayanan ultrasonografi obstetrik
dengan menggunakan transmisi elektronik gambar dari semua
modalitas ultrasonografi obstetrik beserta data pendukung dari
37
Keterangan:
ROP : Reorder Point
SS : Persediaan pengaman (safety stock/buffer stock)
Keterangan:
Q : Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)
D : Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
S : Biaya pemesanan untuk setiap pesanan
H : Biaya penyimpanan per unit
EOQ penerapannya sangat tepat dalam kaitannya kurangnya stok
akhir. Dengan menerapkan kebijaksanaan EOQ maka dalam setiap
tahun dapat ditentukan banyaknya order sehingga dapat mengatasi
kemungkinan kehabisan stok.
Penggunaan teknik EOQ hanya dapat dilakukan apabila memenuhi
syarat:
a. Jumlah kebutuhan bahan dalam satu periode tetap atau tidak
berubah.
b. Barang selalu tersedia setiap saat atau mudah didapat.
c. Harga barang tetap.
d. Tenggang waktu atau Lead Time pemesanan dapat ditentukan
dan relative tetap.
e. Pemesanan datang sekaligus dan menambah persediaan.
f. Kapasitas gudang dan modal cukup untuk menampung dan
membeli pesanan.
g. Pembelian adalah satu jenis item.
h. Tidak berlaku harga potongan harga.
i. Permintaan (demand) konstan dan bersifat bebas.
55
darah atau cairan tubuh lainnya. Harus ada alas kaki khusus untuk
memasuki ruang dekontaminasi dan penutup sepatu tahan air yang
diperlukan untuk melindungi. Sepatu dan masker harus dilepaskan
saat meninggalkan ruang dekontaminasi. Sarung tangan, baju
pelindung, dan google harus dicuci setiap hari. Alat pelindung yang
dipakai ulang harus dilaundry setelah setiap pemakaian. Jenis alat
pelindung diri yang dapat dipakai sekali saja (disposable), tujuannya
mengurangi kontaminasi.
Radiologi
Farmasi
Sterilisasi
Kamar Jenasah
a. Unit Penunjang Pelayanan Non Medis
Logistik
Cuci (Laundry)
Rekam Medis
Fasilitas umum : Masjid / Musholla dan Kantin
Kesekretariatan / administrasi
Dapur Gizi
Dll
3.8.2 Jenis dan sumber air limbah yang harus diolah Baku Mutu Limbah
Cair Rumah Sakit atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor : Kep- 58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu
Limbah Cair bagi kegiatan Rumah Sakit , maka setiap rumah sakit yang
menghasilkan air limbah/limbah cair harus memenuhi peraturan
tersebut.
A. Tehnik Pengolahan Air Limbah
1) Pengolahan air limbah dengan proses Biologis
Di dalam proses pengolahan air limbah khususnya yang
mengandung polutan senyawa organik, teknologi yang
digunakan sebagian besar menggunakan aktifitas mikro-
organisme untuk menguraikan senyawa polutan organik
tersebut. Proses pengolahan air limbah dengan aktifitas mikro-
organisme biasa disebut dengan “Proses Biologis”.
73
77
78
a) Combivent
b) Aminofilin injeksi
80
c) Simbicort
d) Spirivia
81
e) Metilprednisolon
f) N- Asetilsistein
g) Levoflokxacin
h) Bisoprolol
i) Adalat oros
j) Simvastatin
k) Tanapress
l) Harnal
a. Pemilihan
Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai di rumah sakit berdasarkan Formularium Rumah Sakit dan
Standar pengobatan/pedoman diagnose dan terapi serta Penetapan
Prioritas (obat vital dan life saving).
b. Perencanaan Kebutuhan
Keterangan:
(a) AV: obat yang memiliki tingkat kritis tinggi yang vital dengan jumlah
pemakaian yang tinggi, dengan item atau stok obat sedikit tetapi lebih
sering melakukan pembelian, untuk penggunaan kasus darurat.
(b) AN: obat dengan pemakaian/ persediaan besar tetapi dapat
meningkatkan pemasukan,
(c) CV: obat – obat yang harus selalu tersedia, tetapi tidak ada dampak
besar pada aspek keuangan. Pemesanannya biasanya dilakukan pada
kuantitas besar untuk mendapatkan diskon.
(d) CN: obat yang sedikit essensial tetapi penting pada analisa ABC dan
VEN. Safety stock diset rendah.
(e) AE dan BV: kelompok yang tak dapat diabaikan , karena AE grup
yang penting berdasarkan nilainya, sedangkan BV mencakup obat
vital dengan nilai persediaan rendah dan disimpan dengan jumlah
yang banyak dari AE.
93
(4mg) tab
20 Fluconazol 150 515 22000 11330000 1,50% A E
mg kapsul
21 Bisoprolol (5mg) 15834 704,59 11156478,0 1,48% A E
tab 6
22 Lansoprazol (30 19038 580 11042040 1,46% A E
mg) cap
23 Ursodeoxycholic 1901 5600 10645600 1,41% A E
acid kap 250 mg
24 Cetirizine (10mg) 9900 1000 9900000 1,31% A E
tab
25 Omeprazole 31364 295 9252380 1,22% A E
(20mg) cap
26 Oseltamivir 75 709 13000 9217000 1,22% A V
mg
27 Acarbose 100 mg 5046 1738 8769948 1,16% A E
tab
28 Meloxicam 12200 692,4444 8447821,68 1,12% A E
(15mg) tab
29 Calcium carbonat 11965 700 8375500 1,11% A N
(500mg) cap
30 Pantoprazole 1030 8000 8240000 1,09% A E
(20mg) tab
31 Cefixim (100mg) 8801 930 8184930 1,08% A E
cap
32 Pyrazinamide 18569 440,6743 8182881,07 1,08% A E
(500mg) tab 7
33 Ketorolac tab 3111 2500 7777500 1,03% A E
34 Co amoxiclav 2112 3333,33 7039992,96 0,93% A E
(625mg) tab
35 Amlodipin (10 26959 260 7009340 0,93% A E
mg) tab
36 Misoprostol tab 1369 5000 6845000 0,91% A E
37 Betahistin 6 mg 9465 700 6625500 0,88% A E
tab
38 Glimepiride 21497 290 6234130 0,82% A E
(2mg) tab
39 Pantoprazole 613 10000 6130000 0,81% A E
(40mg) tab
40 Asam mefenamat 24031 235,1046 5649798,64 0,75% B E
(500mg) tab 3
41 Flunarizine 5 mg 4415 1250 5518750 0,73% B E
tab
42 Domperidone 11767 440,31 5181127,77 0,69% B E
(10mg) tab
95
5
11 Metformin 500 xr 539 800 431200 0,06% C E
6
11 Pregabalin 150 53 7700 408100 0,05% C N
7 mg cap
11 Spironolactone 412 959,05 395128,6 0,05% C E
8 100mg tab
11 Diltiazem (30mg) 2805 137,26 385014,3 0,05% C E
9 tab
12 Kalk tab 1979 180 356220 0,05% C E
0
12 Hct (25mg) tab 1282 260 333320 0,04% C E
1
12 Thiampenicol 264 1200 316800 0,04% C E
2 (500mg) cap
12 Nipedipine 1425 200,16 285228 0,04% C E
3 (10mg) tab
12 Erdosteine tam 98 2750 269500 0,04% C N
4 300mg
12 Cotrimoxazole 642 400 256800 0,03% C E
5 (480mg) tab
12 Salbutamol (2mg) 3202 80 256160 0,03% C E
6 tab
12 Telmisartan 40mg 60 4000 240000 0,03% C N
7 tab
12 Salbutamol (4mg) 2034 110 223740 0,03% C E
8 tab
12 Captopril 2599 81,82 212650,18 0,03% C E
9 (12.5mg) tab
13 Acyclovir 340 595 202300 0,03% C E
0 (200mg) tab
13 Ketoprofen 50 mg 276 640 176640 0,02% C E
1
13 Propanolol 1723 80,5 138701,5 0,02% C E
2 (10mg) tab
13 Methyl ergomtine 540 249,44 134697,6 0,02% C N
3 0,125mg tablet
13 Dexametason 697 190 132430 0,02% C E
4 (0.75mg) tab
13 Inh 100mg tab 982 129,6 127267,2 0,02% C E
5
13 Lincomycin 70 1350 94500 0,01% C E
6 (500mg) cap
13 Piroxicam (10mg) 857 110 94270 0,01% C E
7 cap
99
Pada gambar 4.2 dapat dilihat proses pengolahan air limbah dengan proses
lumpur aktif secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi dan
bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri patogen.
Secara umum proses pengolahannya adalah Air limbah yang berasal dari
rumah sakit ditampung ke dalam bak penampung air limbah, kemudian bak
penampung berfungsi sebagai bak pengatur debit air limbah serta dilengkapi
dengan saringan kasar untuk memisahkan kotoran yang besar. Kemudian,
air limbah dalam bak penampung di pompa ke bak pengendap awal. Bak
pengendap awal berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi
(Suspended Solids) sekitar 30 - 40 %, serta BOD sekitar 25 % .
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Hasil dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang di laksanakan
secara online dapat disimpulkan bahwa:
1. Setelah dilakukan PKPA di Rumah Sakit secara daring, dapat
membantu calon Apoteker untuk memperoleh keterampilan dalam
kegiatan pelayanan farmasi klinik meliputi Pemantauan Terapi Obat,
Pelayanan Informasi Obat, Telemedicine, Metode Analisis Pareto
ABC, VEN, kombinasi ABC-VEN, perhitungan ROP, EOQ, CSSD
(Centralized Sterile Supply Departement) Dan Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL). dikarenakan calon apoteker tidak dapat
langsung melakukan semuanya dilapangan dikarenakan adanya
Pandemi Covid 19 yang saat ini masih belum juga berakhir.
2. Setelah dilakukan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Rumah
Sakit secara daring, calon apoteker memperoleh wawasan serta
pemahaman mengenai peran apoteker dalam pengelolahan sediaan
110
5.2 Saran
Apabila pandemi Covid-19 telah berakhir, semoga calon Apoteker
Selanjutnya dapat melaksanakan PKPA langsung kelahan dan
mendapatkan keterampilan yang lebih baik terutama dalam melakukan
tugas Apoteker.
111
DAFTAR PUSTAKA
22) Pusat Informasi Obat Nasional (Pionas), Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) Republik Indonesia 2015. Informatorium Obat
Nasional Indonesia (IONI), BPOM RI.
23) Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.
1087/Menkes/SK/VIII/2010 Tentang Standar Penerapan K3 Untuk
Rumah Sakit.
114
LAMPIRAN
115
Lampiran 1. Rawat Inap (Pemantauan Terapi Obat dan IUDD Studi Kasus
PPOK)
116