Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
NIM :4203351035
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat dan Penyertaan-Nya, kami masih bisa menyelesaikan tugas Critical Book Review ini
dengan baik yang mana untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu kamidalam
mengerjakan tugas ini, terutama kepada Dosen Pengampu kami yaitu Bapak mhd.ihsan
Adapun ulasan-ulasan yang kami peroleh dari buku yang berjudul “Pendidikan Pancasila
Untuk Perguruan Tinggi”, mulai dari Identitas Buku, Keunggulan dan Kelemahan Buku, serta
Kesimpulan dan Saran dari buku tersebut. Terlepas dari itu semua, Kami juga menyadari
bahwa tugas Critical Book Reviewyang kami kerjakan ini masih ada kekurangan dan
kesalahan baik dari segi penyusunan kalimat maupun pembahasan materi nya serta jauh dari
kata sempurna.
Oleh karena itu, saya sangat berharap kepada Saudara-Saudari sekalian yang
membaca Tugas kami ini dengan senang hati saya menerima dan membutuhkan saran, kritik
serta ide-ide dari pembaca sekalian.Demikianlah kata pengantar dari saya, jika ada kesalahan
mohon dimaafkan.Sekian dan Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
A. Kelebihan buku............................................................................................................15
B. Kelemahan buku..........................................................................................................15
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1. Supaya kita dapat mengetahui sistem pengerjaan CBR dari mata kuliah Pendidikan
Pancasila.
4. Supaya kita dapatmengetahui secara dalam mengenai Hakikat, sejarah, ideologi,
bentuk dalam pelajaran Pendidikan Pancasila.
2. Supaya kita dapat menambah wawasan kami mengenai makna dari sebuah Pancasila.
BAB II
IDENTIFIKASI BUKU
Buku Utama
Penerbit : Kencana
ISBN : 979-3465-03-4
Buku Pembanding :
ISBN : 978-602-6470-01-0
BAB 1 PENDAHULUAN
Pancasila Negara Kesatuan Republik Indinesia (NKRI), UUD 1945, Bhineka Tunggal
Ika adalah harga mati bagi bangsa indonesia. Keempat pilar nasional ini harus bersinergi
dengan demokrasi yang sudah menjadi pilihan bagi gerakan reformasi.
Kemajemukan adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari oleh Indonesia
sebagai sebuah bangsa yang besar. Pada saat yang sama kemajemukan juga tidak bileh
menjadi pemicu hilangnya rasa persatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara
kesatuan..
Setelah Orde Baru berakhir pada 1998, ideologi negara Indonesia Pancasila seakan
hilang bersamaan dengan tamatnya pemerintahan Presiden Soeharto. Sepanjang kekuasaan
orde baru, Pancasila selalu hadir dalam setiap pidato kepala negara dan pejabat dibawahnya.
Pendidikan Pancasila digalakkan di berbagai tingkatan dan penataran dilakukan bagi pegawai
pemerintah dan masyarakat. Tiada hari tanpa Pendidikan Pancasila.
Suasana tersebut berubah total setelah gerakan reformasi muncul dan mengakhiri
kekuasaan panjang Orde baru. Pancasila tak lagi menjadi jagoan pembangunan. Pancasila
untuk beberapa saat hilang dari sambutan elit bangsa Indonesia, apalagi dari kalangan
masyarakat.
Mengiringi gerakan reformasi dan demokratisasi, Indonesia tidak sepi dari ujian dan
ancaman disentigasi. Ujian setelah lengsernya Presiden Soeharto adalah lepasnya Timor-
Demokrasi saat ini masih dipahami kebanyakan masyarakat sebagai tiket murah untuk
melakukan atau bertindak melanggar hukum, menyuarakan hak dari kewajiban dan
memaksakan kehendak kelompok. Transisi demokrasi Indonesia masih diwarnai tindakan
anarkis, baik antar warga negara dengan negara maupun diantara negara dengan warga
Negara.
Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan
membedakannya dengan bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak
dikaitkan dengan sebutan “identitas nasional”. Namun demikian, proses pembentukan
identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang
dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman.
Secara etimologis, kata demokrasi (dari kata yunani) adalah bentukan dari dua kata
demos (rakyat) dan cratein atau cratos ( kekuasaan dan kedaulatan). Perpaduan kata demos
dan cratein atau cratos membentuk kata demokrasi yang memiliki pengertian umum sebagai
sebuah bentuk pemerintahan rakyat dan dilakukan secara langsung oleh rakyat atau melalui
Demokrasi tidak datang dengan tiba-tiba dari langit. ia merupakan proses panjang melalui
pembiasaan, pembelajaran, dan penghayatan. Untuk tujuan ini dukungan sosial dan dukungan
demokratis adalah mutlak dibutuhkan. Keberhasilan demokrasi ditunjukkan oleh sejumlah
mana demokrasi sebagai perinsip acuan hidup bersama antar warga negara dan antara warga
negara dengan negara dijalankan dan dipatuhi oleh kedua belah pihak.
A. Pengertian Konstitusi berasal dari bahasa Prancis yaitu constituer yang berarti
membentuk. Dalam bahasa Latin kata konstitusi merupakan gabungan dua kata yakni cume
berarti “bersama dengan” dan statuere berarti “membuat sesuatu agar berdiri” atau
“mendirikan, menetapkan sesuatu”. Istilah konstitusi (constitution) dalam bahasa Inggris
memiliki makna yang lebih luas dari UUD, yakni keseluruhan dari peraturan-peraturan baik
yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
C. Sejarah Perkembangan Konstitusi Konstitusi sebagai suatu kerangka hidup politik telah
lama dikenal sejak zaman Yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum. Sejalan dengan
A.Pengertian Negara. Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state
(Inggris) staat (Belanda dan Jerman) atau etat(Perancis). Secara etimologi, Negara diartikan
sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita
untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang brdaulat.
C. Unsur – unsur Negara Ada tiga unsur penting yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah. 1.
Rakyat Adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama
sama mendiami suatu wilayah tertentu. 2. Wilayah Adalah unsur Negara yang harus
terpenuhi karena tidak mungkin ada Negara tanpa ada batas-batas territorial yang jelas.
Secara umum wilayah dalam sebuah Negara biasanya mencakup daratan, perairan (samudra,
laut dan sungai) dan udara. 3. Pemerintah Adalah alat kelengkapan Negara yang harus
bertugas memimpin organisasi Negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya sebuah
Negara. 4. Pengakuan Negara Lain Hal ini hanya bersifat deklaratif, bukan konstitusif
sehingga tidak bersifat mutlak.
Ada dua macam pengakuan suatu Negara, yakni pengakuan de facto ialah pengakuan atas
fakta adanya Negara dan pengakuan de jure merupakan pengakuan akan sahnya suatu Negara
atas dasar pertimbangan yuridis menurut hokum.
C. Sejarah Otonomi Daerah di Indonesia UU No.1 Tahun 1945 yang mengatur tentang
pemerintahan daerah pascaproklamasi kemerdekaan. Ditetapkannya undang-undang ini
merupakan hasil dari berbagai pertimbangan
tentang sejarah pemerinthan di masa kerajaan serta pada masa pemerintah colonial. Dalam
undang-undang ini ditetapkan tiga jenis daerah otonom, yaitu keresidenan, kabupaten dan
kota. Periode berlakunya undang-undang ini sangat terbatas. Sehingga dalam kurun waktu
tiga tahun belum ada peraturan pemerintah yang mengatur mengenai penyerahan urusan
kepada daerah. Undang- undang ini kemudian diganti dengan UU No. 22 Tahun 1948
UU tersebut berfokus pada pengaturan tentang susunan pemerintahan daerah yang
demokratis.
BAB 9 TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND
CLEAN GOVERNANCE)
Bab ketiga membahas kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Pokok bahasan ini
mengkaji hubungan antara Pancasila dan Proklamasi, hubungan antara Pancasila dan
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, penjabaran Pancasila dalam pasal-
pasal UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, implementasi Pancasila dalam
pembuatan kebijakan negara, khususnya dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
hankam. Pada bab ini, mahasiswa diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan pentingnya
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik Indonesia
dalam kehidupan bernegara.
Ideologi merupakan seprangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Istilah ideologi berasal dari kata Idea, yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-
cita, dan logos yang berarti ilmu. Ideologis secara etimologis artinya ilmu tentang ide-ide (the
scince of ideas), atau ajaran tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013:60-61).
Sejarah konsep ideologi dapat ditelusuri jauh sebelum istilah tersebut digunakan Destut de
Tracy pada penghujung abad kedelapan belas. Tracy menyebut ideologi sebagai Science of
Ideas, yaitu suatu program yangdiharapkan dapat membawa perubahan institusional bagi
masyarakat perancis.
Pancasila sebagai Genetivus Subjektivus memerlukan landasan pijak filosofis yang kuat yang
mencakup tiga dimensi, yaitu landasan ontologis, landasan epistemologis dan landasan
aksieologis. Ontologi menurut pandangan Bakker adalah ilmu yang paling universal karena
objeknya meliputi segala-galanya (ekstensif) dan menurut segala aspeknya (intesif).
Manusia adalah makhluk individu sekaligus sosial (monodualisme), yang secara universal
berlaku pula bagi substansi infrahuman, manusia dan Tuhan. Kelima sila Pancasila menurut
Bakker menunjukkan dan mengandaikan kemandirian masing-masing, tetapi menekankan
kesatuan yang mendasar dan ketrkaitan dalam relasi-relasi. Landasan ontologis Pancasila
artinya sebuah pemikiran filosofis atas hakikat dan rasion d’etre sila-sila Pancasia sebagai
dasar filosofis negara Indonesia.
Pancasila dikaji sebagai sistem etika yang meliputi: pengertian etika, etika Pancasila,
Pancasila sebagai solusi problem bangsa, seperti korupsi, kerusakan lingkungan, dekadensi
moral, dan lain-lain. Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa
Indonesia juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau
panduan kepada setiap warga negara Indonesia untuk bersikap dan bertingkah laku. Pancasila
sebagai sistem etika dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap
individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
PEMBAHASAN
1. Dimana Buku ini menurut saya dari segi warna dan sampul sudah menarik, karena
kebanyakan pembaca tertarik pada buku itu ialah ketika ia melihat buku itu bewarna,
bergambar dan bagus untuk dibaca serta tulisan dalam buku nya pun bagus.
2. Buku ini juga terlihat bagus dari sisi Rangkuman, karena dalam buku ini dilampirkam
juga rangkuman dari setiap bab. Hal itu membuat pembaca yang menggunakan buku
ini dapat membaca rangkuman atau kesimpulan dari tiap bab yang dibaca.
3. Buku ini juga dilengkapi link-link atau website di setiap gambar yang ditampilkan di
setiap bab. Itu sebabnya buku ini sudah terjamin mutu nya karena melampirkan
website.
4. Materi yang tercantum dalam buku ini sudah lumayan lengkap dan sedikit lebih rinci
sehingga bisa dijadikan buku utama dalam pembelajaran.
1. Menurut saya, buku ini sudah sempurna Cuma bagi saya buku ini terlalu banyak
melampirkan dan menyuruh peserta didik / Mahasiswa yang menggunakan buku
harus extra dalam mengerjakan tugas rutin di setiap sub-bab maupun di akhir bab.
2. Adanya penjabaran materi yang terlalu pangjang membuat siapa yang membaca
terkadang bosan dan ngantuk dikarenakan selain kalimat panjang adanya kalimat-
kalimat yang kurang dimengerti.
3. Menurut saya buku ini susah ditemukan atau diperjual belikan sebagai bahan ajar
ataupun buku pegangan Mahasiswa, karena kebanyakan buku yang ada di kalangan
Mahasiswa biasanya dari diktat yang diberi oleh Dosen per tiap mata kuliah.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA