1 Pengertian
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab pada
umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal yang terbukti
untuk kanker ovarium. Tidak ada tandatanda awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami
ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak (Digitulio, 2014).
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab pada
umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal yang terbukti
untuk kanker ovarium. Tidak ada tandatanda awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami
ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak (Digitulio, 2014).
1.2 Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Factor resiko terjadinya
kanker ovarium (Manuaba, 2013) sebagai berikut :
5-10% adalah herediter, angka resiko terbesar 5% pada penderita satu saudara dan
meningkat menjadi 7% bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium.
Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam lingkungan, dan
penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu dianggap mungkin menyebabkan
kanker
1.3 Klasifikasi
B. Stadium II Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan ke pelvis
IIa Perluasan dan implan ke uterus atau tuba fallopi. Tidak ada sel kanker di cairan
asites atau bilasan peritoneum
IIb Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak ada sel kanker di cairan asites atau
bilasan peritoneum
IIc Tumor pada stadium IIa/IIb dengan sel kanker positif pada cairan
asites atau bilasan peritoneum
C. Stadium III Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke peritoneum
yang dipastikan secara mikroskopik diluar pelvis atau metastasis ke kelenjar getah
bening regional
IIIa Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis
IIIb Metastasis peritoneum mikroskopik diluar pelvis dengan diameter terbesar 2 cm
atau kurang
IIIc Metastasis peritoneum diluar pelvis dengan diameter terbesar lebih dari 2 cm atau
metastasis kelenjar getah bening regional
IV Metastasis jauh diluar rongga peritoneum. Bila terdapat efusi pleura,maka cairan
pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk metastasis pada parenkim hati.
1.4 Patofisiologi
1.5 Patway
(Terlampir)
Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium seperti, perut
membesar/merasa adanya tekanan, dyspareunia, berat badan meningkat karena adanya
massa/asites, peningkatan lingkar abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung,
konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih, dyspepsia, perdarahan abnormal, flatulens.
peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai, nyeri panggul.
1. Kista Ovarium
2. Tumor Adneksa
3. Endometriosis
1.9 Penatalaksanaan
Adapun tindakan yang dilakukan pada penanganan kanker ovarium antara lain :
(Smeltzer, 2015;1570)
Pentahapan/pengklasifikasian tumor merupakan aktivitas penting yang digunakan
untuk mengarahkan pengobatan
Intervensi bedah untuk kanker ovarium adalah histerektomi abdominal total
dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium serta omentum (salpingo -
oofarektomi bilateral dan omentektomi) adalah prosedur standar unruk penyakit
tahap dini
Terapi radiasi dan implantasi fosfor 32 (32P) interperitoneal, isotop radioaktif,
dapat dilakukan setelah pembedahan
Kemoterapi dengan preparat tunggal atau multiple tetapi biasanya termasuk
cisplantin, sikofosfamid, atau karboplatin juga digunakan
Paklitaksel (Taxol) merupakan preparat yang berasal dari pohon cemara pasifik,
bekerja dengan menyebabkan mikrotubulus di dalam sel-sel untuk berkumpul
dan mencegah pemecahan struktur yang mirip benang ini. Secara umum, sel-sel
tidak dapat berfungsi ketika mereka terlilit dengan mikrotubulus dan mereka
tidak dapat membelah diri. Karena medikasi ini sering menyebabkan leucopenia,
pasien juga harus minum G-CSF (factor granulosit koloni stimulating)
Pengambilan cairan asites dengan parasintesis tidak dianjurkan pada penderita dengan
asites yang disertai massa pelvis, karena dapat menyebabkan pecahnya dinding kista
akibat bagian yang diduga asites ternyata kista yang memenuhi rongga perut.
Pengeluaran cairan asites hanya dibenarkan apabila penderita mengeluh sesak akibat
desakan pada diafragma
1.10 Komplikasi
Torsi
Rupture kista
Perdarahan
Keganasan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umun pasien, kesadaran, tekanan darah, respirasi,
berat badan
Mata : Meliputi pemeriksaan kelopak mata, gerakan mata, konjungtiva, sclera, pupil,
akomodasi.
Hidung : meliputi pemeriksaan reaksi alergi, sinus,dll.
Mulut dan tenggorokan kaji adanya mual, kesulitan menelan
Dada dan aksila kaji adanya pembesaran mammae
Pernafasan: kaji jalan nafas, suara nafas, kaji adanya penggunaan otot bantu
pernafasan
Sirkulasi jantung : kaji kecepatan denyut apical, irama, kelainan bunyi
jantung, sakit dada
Abdomen kaji adanya asites
Genitourinaria kaji adanya massa pada rongga pelvis
Ekstremitas: kaji turgor kulit
Data penunjang
Laboratorium
USG
Rontgen
Terapi yang didapat
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, dkk. 2016. Hubungan Antara Menyusui Dengan Risiko Kanker Ovarium.
http://Indonesianjurnaofcancer.or.id/ejournal/index.php/ijoc/article/down load/437/232
Ayu Chandranita, Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
Ayu Chandranita, Manuaba, dkk. 2013. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi &
Brunner & Suddart. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC
Herdman. H. T & Kamitsuru. S. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta : Mediaaction
Publishing
Hutahean & Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi.