IKAN
Dr. Ir. SUGIYONO A.B., M.Kes.
Daftar Isi:
11.1 Pengantar
11.2 Ikan – Finfish
11.3 Kerang - Shellfish
11.1 Pengantar
1. Struktur
Ikan sangat sedikit mengandung jaringan pengikat. Hal ini
merupakan perbedaan yang sangat penting antara ikan dan daging.
Perbedaan ini apabila dikaitkan dengan pengolahan ikan, maka akan
berarti ikan cepat masak, ikan secara alami bersifat lunak, penggunaan
metode memasak panas basah ditujukan untuk mempertahankan
moistness buka untuk melunakkan daging ikan.
Jaringan pengikat lebih banyak terdapat pada ekor dan bagian
daging ikan yang berwarna merah. Jaringan pengikat yang terdapat
dalam daging ikan mudah terhidrolisa. Dalam keadaan mentah struktur
daging ikan sangat halus dan lunak.
2. Nutrisi
Daging ikan yang dapat dimakan mempunyai komposisi seperti
pada daging, yang terdiri dari air, protein, lemak, dan sedikit mineral,
vitamin, serta substansi lainnya.
a. Protein
Semua makanan dari daging mempunyai nutrisi yang hampir
sama. Diantara sumber-sumber nutrisi maka protein merupakan
sumber nutiri yang baik. Prosentase kandungan protein dalam ikan
hampir sama dengan prosentase protein dalam daging. Fish Protein
3. Pemilihan
Ciri ikan segar adalah daging keras, tubuh kenyak, sisik melekat
erat, insang berwarna merah cerah serta tidak tenggelam, apabila tubuh
ditekan cepat kembali. Pada bagian luar ikan segar hanya terapat sedikit
atau tanpa lendir dan berbau segar. Apabila ikan segar dimasukkan ke
dalam air akan tenggelam. Lain halnya dengan ikan basi, tubuh lembek,
mata suram serta tenggelam bila dimasukkan ke dalam air, insang tidak
berwarna merah, sisik mudah lepas, berbau basi atau asam.
Ikan beku yang baik, warnanya tidak menjadi pucat atau coklat,
tidak berbau atau hanya sedikit berbau, akan tetap dalam keadaan beku
sampai digunakan. Mutu ikan sebagian besar ditentukan oleh
kenampakan, kesegaram, tekstur, aroma, bau, serta tidak ada defect atau
cacad.
5. Perubahan
Ikan mengalami fase rigor 1-7 jam setelah mati. Ikan setelah
diangkat dari dalam air akan segera mati karena kekurangan oksigen
sehingga terjadi asphyxia atau sesak dada. Kekurangan oksigen
menyebabkan terjadi akumulasi asam laktat dan zat-zat hasil
metabolisma lain di dalam darah dan otot sehingga sistem syaraf
menjadi lumpuh akibatnya ikan menjadi mati. Demikian pula ikan yang
terlalu berdesak-desakan dan terlalu banyak bergerak mengakibatkan
sukar memperoleh oksigen dan hasil proses metabolisme dalam jaringan
diproduksi secara berlebihan. Beberapa perubahan ikan selama
penyimpanan antara lain hyperaemia, rigor mortis, autolisa,
dekomposisi bakteriologis.
Hyperaemia yaitu pengeluaran lendir. Lendir akan selalau
dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar yang berada di bawah kulit ikan
apabila keadaan sekeliling tidak cocok. Lendir yang dieluarkan dapat
mencapai (2 – 2,5) persen berat badan dan menutup seluruh tubuh ikan.
Lendir disusun oleh glukopretein yaitu mucin, merupakan media yang
cocok bagi pertumbuhan bakteri, sehingga terakumulasinya lendir pada
tubuh ikan sering diikuti oleh berkembangnya bakteri yang
menyebabkan ikan berbau dan tidak disukai lagi.
Rigor mortis akan terjadi setelah ikan mati. Setelah ikan mati
akan terjadi hidrolisa senyawa-senyawa organik secara aerob oleh
enzim dalam tubuh ikan. Mula-mula yang terhidrolisa adalah glikogen
yang secara anaerob akan dihasilkan asam laktat dalam otot. Asam
laktat yang terbentuk ini menyebabkan pH ikan turun dari 7,0 menjadi
1. Moluska
Moluska adalah binatang yang hidup di perairan laut arus lemah
yang pada tubunhya menempel sepasang kulit keras atau cangkang.
Selain itu juga terdapat moluska yang hanya mempunyai satu kulit
contohnya siput, keong, tiram, kerang, dan juga ada moluska yang tidak
mempunyai kulit, contohnya cumi-cumi dan gurita.
Moluska tidak mempunyai tulang belakang, paling banyak hidup
di air laut, juga beberapa hidup dalam air tawar atau perairan darat.
Moluska yang penting dalam usaha boga antara lain oyster atau tiram,
mussel atau remis, clam atau kerang kijing, dan scallop sejenis tiram.
2. Krustasea
Krustasea adalah binatang dengan kulit yang bersegmen atau
berbuku-buku dan pada kakinya terdapat sendi-sendi yang beruas-ruas.
Krustasea atau udang-udangan, terdiri dari bermacam-macam jenis.
Krustasea mempunyai lima pasang kaki yang berengsel, pada ujungnya
mempunyai sapit. Tubuh tertutup oleh kalsium yang merupakan hasil