Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

Sindrom OSA pada Anak


Damar Prasetya AP
Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Sindrom apnea tidur obstruktif atau Obstructive Sleep Apnea (OSA) didefinisikan sebagai suatu kelainan pernapasan selama tidur yang
ditandai dengan obstruksi saluran napas atas parsial berkepanjangan dan/atau obstruksi total intermiten yang menganggu ventilasi dan
pola tidur normal. OSA menyerang 1-3% populasi anak. OSA pada anak dapat menyebabkan gagal tumbuh, gangguan perilaku, kelainan
kardiovaskuler, dan penurunan kualitas hidup. Diagnosis dan penanganan OSA sebaiknya lebih dini agar proses tumbuh kembang anak
dapat berjalan baik.

Kata kunci: Anak, gangguan tidur, mengorok, sindroma apnea tidur obstruktif

ABSTRACT
OSA syndrome in children is a breathing disorder during sleep characterized by prolonged partial upper airway obstruction and/or
intermittent complete obstruction that disrupts normal ventilation during sleep and normal sleep patterns. The prevalence of OSA in
pediatric population is 1-3%. OSA in childhood can disrupt normal growth and development, behavioral disorders, cardiovascular disorders,
and decreased quality of life. Treatment and management should be earlier. Damar Prasetya AP. Obstructive Sleep Apnea in Childhood.

Keywords: Children, obstructive sleep apnea, sleep disorder, snoring

PENDAHULUAN angka kejadiannya sebesar 2-5%, dan pada kelamin akan meningkatkan risiko OSA
Mendengkur dan sindrom Obstructive Sleep anak-anak di Cina didapatkan prevalensi sebesar 12%.2
Apnea (OSA) tidak hanya ditemukan pada sebesar 5,8% untuk laki-laki dan 3,8% untuk
dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Gejala perempuan.8-11 Beberapa sebab lain OSA pada anak meliputi
mendengkur terus-menerus pada anak sindrom Down, sindrom Pierre-Robin,
terkadang mengkhawatirkan orang tua Di Indonesia, penelitian Supriyanto, dkk. palatoskizis, alergi, kelainan anatomi, dan lain-
sehingga membawa anaknya ke dokter. Di mendapatkan kejadian mendengkur pada lain.1.6.10 OSA lebih sering didapatkan pada
Amerika Serikat, prevalensi OSA sebanyak 31,6% pada anak usia 5-13 tahun berupa etnis Afrika-Amerika.7
1-3%.1 Kejadian OSA pada anak cenderung habitual snoring sebesar 5,2% dan occasional
meningkat seiring meningkatnya faktor snoring sebesar 26,4%.6 PATOFISIOLOGI
risiko OSA seperti obesitas.2 OSA merupakan hasil akhir interaksi berbagai
ETIOLOGI faktor yang menyebabkan kolaps saluran
DEFINISI Penyebab tersering adalah pembesaran napas atas selama tidur, baik respons
Berdasarkan American Thoracic Society (ATS), tonsil dan adenoid. Pembesaran jaringan neuromotor pernapasan maupun faktor-
OSA pada anak didefinisikan sebagai suatu limfadenoid ini dapat dipengaruhi oleh be- faktor anatomis seperti retrognatia dan
kelainan pernapasan selama tidur yang di- berapa faktor risiko seperti paparan iritan ukuran saluran napas atas. Patogenesis
tandai dengan obstruksi saluran napas atas lingkungan, seperti asap rokok, infeksi, terpenting OSA pada anak adalah pem-
parsial berkepanjangan dan/atau obstruksi rinitis alergi, dan asma. Beberapa studi besaran jaringan limfoid saluran napas
total intermiten yang menganggu ventilasi kohort menunjukkan bahwa faktor genetik atas. Anak dengan OSA biasanya memiliki
dan pola tidur normal.8 juga berpengaruh dengan kemungkinan adenoid dan tonsil yang lebih besar dari
pengaruh pada pusat ventilasi, anatomi, anak seusia tanpa OSA.
EPIDEMIOLOGI atau keduanya.5,6
Angka kejadian OSA telah diteliti di Selama tidur, terdapat penurunan bermakna
beberapa negara. Di Amerika Serikat, Obesitas merupakan faktor risiko penting tonus otot yang menyebabkan saluran
angka kejadian OSA sebesar 1-3% dengan untuk OSA anak. Keparahan OSA berbanding napas menjadi lebih kecil; tonsil dan
persentase tertinggi terdapat pada anak lurus dengan derajat obesitas, peningkatan adenoid menghambat jalan napas, sehingga
usia pra-sekolah.1 Pada anak-anak di India, BMI 1 kg/m2 di atas rata-rata usia dan jenis membuat aliran udara lebih sempit dan
Alamat korespondensi email: damarprasetya@live.com

CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016 101


TINJAUAN PUSTAKA

usaha napas bertambah.5,6 Resistensi Skrining riwayat tidur anak secara rinci Walaupun polisomnografi merupakan
jalan napas atas selama tidur meningkat, sebaiknya menjadi bagian dari pemeriksaan pemeriksaan baku emas untuk anak
dengan penyempitan saluran napas karena rutin kesehatan anak, walaupun anamnesis dengan OSA, penggunaannya secara rutin
pengurangan aktivitas tonus M. dilator saja sulit membedakan dengkuran primer tidak dilakukan. Indikasi polisomnografi
faringeal. Tekanan negatif terbentuk selama dengan OSA pada anak.7,11-12 Informasi pada anak (ATS) dapat dilihat pada tabel
inspirasi, yang dalam kondisi normal, di- subjektif pasien dan guru di sekolah dapat 1.8,12
imbangi oleh aktivitas M. dilator faringeal, dilakukan dengan menggunakan survei
sehingga tidak menyebabkan kolaps Obstructive Sleep Disorders-6 (OSD-6) yang Polisomnografi dapat menilai adanya
saluran napas atas. Pada anak dengan OSA, telah divalidasi untuk menilai keparahan, episode apnea selama anak tidur. Selain
mekanisme ini gagal.2,10 gangguan tidur, stres emosional, dan itu, juga dapat digunakan untuk menilai
keterbatasan aktivitas pada pasien dengan fungsi kardiorespiratori anak dengan
OSA pada anak sangat berhubungan gangguan tidur obstruktif.7,12 penyakit paru atau neuromuskuler kronis.
dengan faktor anatomis. Diperkirakan Pemeriksaan polisomnografi pada anak
anak dengan OSA memiliki struktur wajah Pemeriksaan Fisik membutuhkan atmosfir yang nyaman
yang berbeda dari anak normal, terutama Berat dan tinggi badan anak dengan OSA dan pendekatan khusus mengingat risiko
retrognatia mandibular, tulang hyoid yang harus dinilai karena anak dengan OSA rewelnya anak saat tidur.3,6,12
rendah, dan perbedaan panjang dan lebar empat atau lima kali lebih sering memiliki
wajah. Perubahan ini dapat bawaan atau berat badan berlebih dibandingkan anak Kriteria diagnostik OSA pada anak berbeda
sekunder akibat obstruksi saluran napas atas tanpa OSA. Penilaian fisik kepala dan leher dari kriteria untuk OSA pada dewasa. Pada
kronis.2,12 menilai ada tidaknya stigmata-stigmata orang dewasa, nilai AHI dikategorikan
kelainan genetik. Selanjutnya menilai menjadi 5-15/jam sebagai ringan, 15-30/
DIAGNOSIS rongga hidung dan mulut; dilihat adanya jam sebagai sedang, dan >30/jam sebagai
Anamnesis makroglosia, pembesaran tonsil, dan berat. Pada anak-anak, AHI >1 dan desaturasi
Keluhan anak dengan gangguan napas kelainan lain.12 oksigen ≥4% merupakan indikator adanya
terkait tidur tergantung usia. Pada anak OSA ringan, nilai AHI 5-10 mengindikasikan
berusia di bawah lima tahun, mendengkur Pemeriksaan fisik anak dengan OSA ter- OSA ringan sampai dengan sedang, dan
merupakan keluhan yang paling sering. utama untuk menilai keadaan anatomis nilai AHI >10 pada anak usia 12 tahun atau
Keluhan mendengkur dapat dibagi men- yang menyebabkan penyempitan jalan kurang menandakan OSA sedang sampai
jadi dua kelompok, yakni occasional napas atas, walaupun bukan menjadi baku dengan berat. Nilai AHI lebih dari 5 pada
snoring dan habitual snoring. Anak di- emas penegakan diagnosis OSA. Kombinasi anak mengindikasikan dimulainya terapi.3,10
sebut mengalami occasional snoring bila pemeriksaan meliputi penentuan klasifikasi Indeks Apnea-Hipopnea (Apnoea-Hypopnea
episode mendengkur terjadi <3 kali per Mallampati, abnormalitas faring, dan indeks Index/AHI) adalah indeks keparahan apnea
minggu dan mengalami habitual snoring massa tubuh,5-7 dapat memperkirakan ada saat tidur yang menggabungkan apnea
bila mendengkur ≥3 kali per minggu.6 tidaknya dan derajat beratnya OSA. dan hipopnea. AHI adalah jumlah apnea
Tidak seluruh anak yang mengalami dan hipopnea.
habitual snoring diklasifikasikan OSA. Pemeriksaan Penunjang
Hal yang membedakan adalah pada Pemeriksaan penunjang sangat diperlukan Beberapa pemeriksaan diagnostik lain untuk
habitual snoring tidak didapatkan apnea mengingat rendahnya sensitivitas dan OSA adalah oksimetri nokturnal, perekaman
obstruktif, hipopnea, episode terbangun spesifisitas anamnesis dan pemeriksaan fisik video, dan pemeriksaan tidur. Namun,
untuk bernapas ataupun pertukaran gas semata dalam menilai OSA.3,7 pemeriksaan tersebut tidak dapat menilai
abnormal.6,7
Tabel 1. Indikasi polisomnografi pada anak12
Keluhan lain yang dilaporkan orang tua
antara lain bernapas melalui mulut, diaforesis,
gerakan dada paradoksal, sering terbangun,
dan episode apnea. Sedangkan anak berusia
lima tahun atau lebih seringkali menunjuk-
kan enuresis, masalah perilaku, gangguan
perhatian, dan gagal tumbuh.6-8

Terdapat tiga tanda kardinal OSA yang


membedakannya dengan keluhan men-
dengkur biasa. Tanda kardinal tersebut
adalah adanya habitual snoring (≥3 malam/
minggu), peningkatan usaha bernapas, dan
terganggunya tidur.7

102 CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016


TINJAUAN PUSTAKA

periode tidur REM yang saat kejadian OSA pada anak dapat menyebabkan kelainan adenotonsilektomi mencapai 85%; lebih
justru sering terjadi.6-8,12 kardiovaskuler. Pada anak dengan OSA di- rendah jika dikaitkan dengan adanya
temukan perubahan pengaturan tekanan gangguan stuktur wajah seperti retrognatia
Pertimbangan Diagnosis darah, hipertensi sistemik, dan perubahan dan deviasi septum.8,12
Walaupun polisomnografi merupakan pe- ukuran ventrikel kiri. Perubahan ini akibat
meriksaan baku emas untuk diagnosis peningkatan aktivitas dan reaktivitas Rekomendasi terkini menyatakan bahwa
OSA, pemeriksaan tersebut termasuk simpatis yang terus berkembang seiring jika anak memiliki OSA dan hipertrofi
mahal, menghabiskan waktu, dan tidak OSA.5,17 adenotonsiler, adenotonsilektomi dianjur-
secara umum tersedia di seluruh pusat kan sebagai lini pertama terapi. Namun, jika
kesehatan. Kombinasi observasi orang tua, Pada OSA, terjadi respons inflamasi yang anak OSA tanpa hipertrofi adenotonsiler,
temuan klinis, dan pemeriksaan radiologis ditandai peningkatan nilai CRP. Respons terapi lain harus dipertimbangkan terlebih
adanya penyempitan saluran napas atas inflamasi pada pembuluh darah kecil pasien dahulu. Kontraindikasi adenotonsilektomi
dapat berguna sebagai skrining awal menyebabkan disfungsi endotel yang pada anak ditunjukkan pada tabel 2.8
sebelum pasien dirujuk untuk menjalani memperburuk kualitas kardiovaskuler
polisomnografi.12,13 pasien. Hipoksia yang terjadi saat anak tidur Kebanyakan pasien OSA dapat menjalani
juga meningkatkan tekanan arteri pulmonal terapi operatif secara rawat jalan atau
KOMPLIKASI yang menyebabkan disfungsi ventrikel pelayanan satu hari. Pasien berisiko
Dampak Neurobehavior kanan.5,17 tinggi seperti OSA derajat berat pada
Salah satu dampak OSA pada anak adalah polisomnografi, usia ≤3 tahun, dan
gangguan perilaku dan neurokognitif. Resistensi Insulin, Diabetes Tipe 2, dan anak dengan kondisi medis terkait yang
Selain itu, juga dapat menyebabkan Sindrom Metabolik menyulitkan harus menjalani rawat inap
hiperaktivitas, gangguan perhatian, dan OSA juga dikenali sebagai salah satu setelah operasi. Kriteria pasien risiko tinggi
defisit kognitif. Mekanisme pasti hal ini faktor risiko sindrom metabolik pada yang harus menjalani rawat inap dapat di-
belum dibuktikan. Namun, kemungkinan dewasa. Pada anak, resistensi insulin lihat di tabel 3.8
besar disebabkan karena fragmentasi dan perubahan profil lipid terutama
tidur dan hipoksia episodik selama tidur dipengaruhi oleh obesitas. Bila pasien Setelah adenotonsilektomi, dilakukan
menyebabkan perubahan substrat neuro- obesitas juga menderita OSA, risiko evaluasi ulang untuk menentukan terapi
kimiawi korteks prefrontal yang ber- menderita sindrom metabolik meningkat lanjutan yang diperlukan. Komplikasi
ujung pada disfungsi dan hilangnya sel enam kali lipat dibandingkan pasien obesitas adenotonsilektomi pada pasien OSA ter-
neuron.5,12,14 tanpa OSA.5,12
Tabel 2. Kontraindikasi adenotonsilektomi7
Mengantuk Berlebih pada Siang Hari Gangguan Pertumbuhan Somatik
Pada 13-20% anak dengan OSA didapatkan Gangguan pertumbuhan pada anak Kontraindikasi Absolut
mengantuk berlebih pada siang hari atau dengan OSA terjadi pada 5% pasien, di - Tidak adanya jaringan adenotonsiler (jaringan telah
excessive daytime sleepiness (EDS). Hal ini dasari oleh penurunan kadar insulin-like diangkat)
sangat mengganggu kegiatan tumbuh growth factor I dan hormon pertumbuhan. Kontraindikasi Relatif
kembang anak saat siang hari. Mengantuk Gangguan pertumbuhan kebanyakan akan
Tonsil/adenoid yang sangat kecil
berlebih pada siang hari mengganggu menghilang setelah terapi.5,12
Obesitas derajat berat dan tonsil/adenoid yang kecil
aktivitas belajar dan bermain di sekolah.5,15
TERAPI Kelainan perdarahan yang tidak dapat diatasi
Kualitas Hidup dan Depresi Penanganan OSA pada anak ditujukan Palatoskizis submukosa
OSA, apalagi bila dibarengi dengan obesitas, terutama pada kondisi terkait yang Kondisi medis lain yang membuat pasien tidak stabil
dapat menurunkan kualitas hidup anak. mendasari terjadinya OSA, seperti obesitas, saat operasi
Terganggunya tidur akan meningkatkan hipertrofi tonsil/adenoid, dan penyakit
kelelahan yang menyebabkan irritability, kardiovaskuler. Berdasarkan rekomendasi Tabel 3. Faktor risiko komplikasi pernapasan post-operatif
gangguan konsentrasi, mood depresif, dan American Academy of Pediatrics, langkah pada anak dengan OSA7
penurunan minat pada aktivitas harian. penting pertama adalah skrining. Saat
Penurunan kualitas hidup harian berpe- kunjungan rutin kesehatan, dokter harus
ngaruh pada hubungan anak dengan menanyakan apakah anaknya mengorok.
keluarga, sekolah, dan teman sebaya. Bila ya, harus dilakukan anamnesis dan
Beberapa penelitian menyatakan adanya pemeriksaan lebih lanjut.6,12
hubungan antara OSA dengan kualitas
hidup harian pasien.5,16 Tindakan Bedah
Adenotonsilektomi merupakan standar
Dampak Kardiovaskuler terapi utama OSA pada anak dengan
Seperti komplikasi pada orang dewasa, OSA gambaran kraniofasial normal. Keberhasilan

CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016 103


TINJAUAN PUSTAKA

masuk dehidrasi, perdarahan, dan insufisiensi di laboraturium pemeriksaan tidur sebelum baik dibandingkan OSA dewasa. Setelah
velofaringeal.8,12 penggunaan rutin.8,21 ditangani terutama adenotonsilektomi,
87,7% anak mengalami perbaikan ber-
Tindakan operatif bermanfaat mengurangi CPAP efektif menghilangkan OSA pada 85% makna kualitas hidup jangka pendek dan
gejala dan memperbaiki perilaku, kualitas anak dan memperbaiki saturasi oksigen 74,5% mengalami perbaikan besar kualitas
hidup, dan temuan polisomnografi, se- nadir dan fase REM tidur. Anak berusia hidup. Hanya 5,1% anak menyatakan
hingga lebih baik dilakukan lebih dini pada lebih dari dua tahun sering tidak nyaman penurunan kualitas hidup setelah operasi.
anak usia sekolah.18 Adenotonsilektomi menggunakan CPAP seperti yang dialami Selain peningkatan kualitas hidup, setelah
memberikan hasil yang memuaskan pada orang dewasa.12 terapi, kebanyakan anak juga mengalami
kebanyakan kasus anak dengan OSA. Anak peningkatan tinggi dan berat badan serta
dengan usia lebih besar, obesitas, OSA derajat Kortikosteroid Intranasal perbaikan performa di sekolah.11
berat atau dengan penyakit asma memiliki Penggunaan kortikosteroid intranasal di-
risiko lebih besar mengalami gejala sisa tujukan untuk menangani pembesaran Prognosis OSA yang tidak diterapi pada
OSA.20 adenotonsilar pada anak. Preparat anak dapat berat akibat dampak jangka
kortikosteroid sistemik dengan efek anti- panjang seperti hipertensi, iskemia miokard,
Modifikasi Gaya Hidup dan Penurunan inflamasi dan efek limfolitik mampu gagal jantung kongestif, dan stroke. Selain
Berat Badan mengecilkan ukuran jaringan limfoid.8 itu, OSA yang dibiarkan tidak diterapi juga
Dengan obesitas sebagai faktor risiko nyata dapat menyebabkan gagal tumbuh dan
OSA pada anak, penurunan berat badan Kortikosteroid intranasal menjadi pilihan gangguan belajar pada anak.12
yang bermakna dapat menurunkan bahkan untuk anak dengan OSA ringan dengan
menghilangkan OSA pada anak.2,8,12 kontraindikasi adenotonsilektomi atau SIMPULAN
OSA ringan yang masih bergejala setelah Angka kejadian OSA pada anak perlu
CPAP operasi. Kortikosteroid intranasal juga dicermati seiring dengan meningkatnya
Penggunaan continuous positive airway direkomendasikan pada OSA anak dengan faktor risiko seperti obesitas. Anamnesis
pressure (CPAP) direkomendasikan pada yang rinitis dan obstruksi saluran napas atas gejala dan riwayat klinis sering tidak mampu
tidak dapat menjalani adenotonsilektomi akibat hipertrofi adenotonsilar.8 Preparat menilai derajat OSA sehingga dibutuhkan
atau pada pasien yang memiliki gejala sisa yang telah diteliti penggunaannya untuk pemeriksaan lanjutan berupa polisomnografi
OSA setelah operasi.6-8,12 OSA pada anak adalah steroid nasal sebagai baku emas. Penatalaksanaan OSA
topikal dan inhibitor anti-leukotrin seperti pada anak meliputi adenotonsilektomi,
CPAP menggunakan peralatan elektronik Montelukast.21 Suatu penelitian menemukan CPAP, atau kortikosteroid intranasal. Tindakan
yang mengalirkan tekanan udara konstan manfaat penggunaan mometasone furoate operatif masih menjadi pilihan utama pada
melalui sungkup nasal. Aliran tekanan udara selama empat minggu untuk pasien anak kebanyakan kasus OSA pada anak, karena
ini bertujuan untuk penyesuaian mekanis dengan gangguan tidur yang disertai dapat menyebabkan gangguan aktivitas
saluran napas atas dan memperbaiki hipertrofi adenoid.22 harian anak dan mengganggu proses
kapasitas residual fungsional paru. Tekanan tumbuh kembang. Skrining diagnosis dan
untuk tiap anak berbeda, sehingga CPAP PROGNOSIS penanganan OSA pada anak perlu cermat
harus diatur dan dicoba terlebih dahulu Prognosis OSA pada anak sering lebih untuk mencegah komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Constantin E, Tewfik TL, Brouillete RT. Can the OSA-18 quality-of-life questionnaire detect obstructive sleep apnea in children? Pediatrics. 2010; 125.
2. Dayyat E, Kheirandish-Gozal L, Capdevilla OS, Muna MA, Gozal D. Obstructive sleep apnea in children: Relative contributions of body mass index and adenotonsillar hypertrophy. Chest.
2009; 136(1): 137-44.
3. Beck SE, Marcus CL. Pediatric polysomnography. Sleep Med Clin. 2009; 4(3): 393-406.
4. Khatwa U, Ramgopal S, Singh K, Loddenkemper T, Zarowski M, Kothare SV. The diagnostic yield of pediatric polysomnography based on the professional background of referring
physicians. Clin Pediatr. 2013; 52(12): 1154-60.
5. Dayyat E, Kheirandish-Gozal L, Gozal D. Childhood obstructive sleep apnea: One or two distinct entities? Sleep Med Clin. 2007; 2(3): 433-44.
6. Kaswandani N. Obstructive sleep apnea syndrome pada anak. Maj Kedokt Indon. 2010; 60(7): 295-6.
7. American Academy of Pediatrics. Diagnosis and management of childhood obstructive sleep apnea syndrome. Pediatrics. 2012; 130(3): 576-84.
8. Lumeng JC, Chervin RD. Epidemiology of pediatric obstructive sleep apnea. Proceedings of the American Thoracic Society. 2008; 5(2): 242-52.
9. Izu SC, Itamoto CH, Pradella-Hallinan M, Pizarro GU, Tufik S, Pignatari S, et al. Obstructive sleep apnea syndrome (OSAS) in mouth breathing children. Braz j otorhinolaryngol (impr). 2010;
76(5).
10. Surya PB, Randeep G, Sushil KK. Obstructive sleep apnea syndrome in children. Int J Med Med Sci. 2014; 1(2): 14-20.
11. Li AM, So HK, Au CT, Ho C, Lau J, Ng SK, et al. Epidemiology of obstructive sleep apnoea syndrome in Chinese children: A two-phase community study. Thorax. 2010; 65:
991-7.
12. Welch KC, Goldberg AN. Sleep disorders. In: Lalwani AK, editor. Current diagnosis and treatment otolaryngology head and neck surgery. USA: Mc Graw Hill; 2012. p.567-9.
13. Xu Z, Cheuk DKL, Lee SL. Clinical evaluation in predicting childhood obstructive Sleep apnea. Chest. 2006; 130(6): 1765-71.

104 CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016


TINJAUAN PUSTAKA

14. Beebe D. Neurobehavioral morbidity associated with disordered breathing during sleep in children: A comprehensive review. SLEEP. 2006; 29(9): 1115-34.
15. Capdevila OS, Kheirandish-Gozal L, Dayyat E, Gozal D. Pediatric obstructive sleep apnea. Proceedings of the American Thoracic Society. 2008; 5(2): 274-82.
16. Jackman AR, Biggs SN, Walter LM, Embuldeniya US, Davey MJ, Nixon GM, et al. Sleep disordered breathing in early childhood: Quality of life for children and families. Sleep. 2013; 36(11):
1639-46.
17. Ng DK, Chan CH. Childhood obstructive sleep apnea contributes to a leading health Burden. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 2009; 179(9):
853.
18. Marcus CL, Moore RH, Rosen CL, Giordani B, Garetz SL, HG Taylor, et al. A randomized trial of adenotonsillectomy for childhood sleep apnea. N Engl J Med. 2013; 368(25):
2366-76.
19. Won CHJ, Li KK, Guilleminault C. Surgical treatment of obstructive sleep apnea. Proceedings of the American Thoracic Society. 2008; 5(2): 193-9.
20. Urquhart DS. Investigation and management of childhood sleep apnoea. Hippokratia. 2013; 17(3): 196-202.
21. Bhattacharjee R, Kheirandish-Gozal L, Spruyt K, Mitchell RB, Promchiarak J, SImakajornboon N, et al. Adenotonsillectomy outcomes in treatment of obstructive sleep apnea in children. Am
J Respir Cirt Care Med. 2010; 182: 676-83.

CDK-237/ vol. 43 no. 2, th. 2016 105

Anda mungkin juga menyukai