2
Pengertian Auditing
Arens et. all (2016)
Auditing is the accumulation and evaluation of 1. Systematic process
evidence about information to determine and
report on the degree of correspondence 2. Done by independent
between the information and established and competent person
criteria. Auditing should be done by a
competent, independent person. 3. Accumulating and
evaluating
ISA 200
Auditing is a systematic process of objectively
4. Audit evidence
obtaining and evaluating evidence regarding 5. Assertions
assertions about economic actions and events to 6. Established criteria
ascertain the degree of correspondence
between these assertions and established 7. Report
criteria, and communicating the results to
interested users
3
Jenis Audit dan Tujuannya
Untuk menentukan apakah laporan
Audit Laporan Keuangan keuangan telah sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan
4
Jenis Auditor
Eksternal Internal
5
Peta Mata Kuliah Auditing di PKN STAN
Sektor Komersial Sektor Pemerintahan
Operasional/Kinerja
Kepatuhan/PDTT
6
Audit (Atas) Laporan Keuangan
Systematic processes Standar Profesional Akuntan Publik
Done by independent and
Akuntan Publik / Kantor Akuntan Publik
competent person
Accumulating and evaluating Tekhnik-tekhnik audit
7
Perlunya Audit atas Laporan Keuangan
Risiko Informasi Pencegahannya
• Remoteness of information
• User verifies information
• Biases and motives of the
provider • User shares information risk with
management
• Voluminous data
• Audited financial statements are
• Complex exchange provided
transactions
8
Tujuan Audit Laporan Keuangan
SA 200 Paragraf 11
Dalam melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan, tujuan
keseluruhan auditor adalah:
• Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik
yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan oleh
karena itu memungkinkan auditor untuk menyatakan suatu opini
tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan suatu kerangka pelaporan yang berlaku; dan
• Melaporkan atas laporan keuangan dan mengomunikasikannya
sebagaimana ditentukan oleh SA berdasarkan temuan auditor.
9
SELESAI
Pertanyaan?
LAPORAN HASIL AUDIT
Audit Keuangan Sektor Komersial
(AKSK)
Topik
• Pengertian laporan
• Jenis-jenis opini
• Isi laporan dengan opini tanpa modifikasian
• Syarat untuk mendapat opini tanpa modifikasian
• Kondisi untuk modifikasi
• Opini wajar dengan pengecualian
• Opini tidak wajar
• Opini tidak menyatakan pendapat
2
Audit (Atas) Laporan Keuangan
Systematic processes Standar Profesional Akuntan Publik
Done by independent and
Akuntan Publik / Kantor Akuntan Publik
competent person
Accumulating and evaluating Tekhnik-tekhnik audit
3
Pengertian Laporan Audit
Arens et. all (2016)
A letter communicating what was audited, management’s and the
auditor’s responsibilities, what an audit entails, and the auditor’s
opinion.
4
Opini atas Laporan Keuangan
• Merupakan hasil kesimpulan auditor atas keyakinan yang diperoleh
dalam melakukan audit atas laporan keuangan.
• Hal-hal yang harus diperhitungkan dalam merumuskan satu opini:
• Apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh
• Apakah kesalahan yang tidak dikoreksi material baik secara individu maupun
kolektif
• Apakah laporan keuangan telah disusun dalam semua hal yang material
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.
5
Jenis Opini
• Tanpa modifikasian (wajar tanpa pengecualian) – SA 700
• Berdasarkan bukti yang diperoleh, auditor menyimpulkan laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material
• Modifikasian - SA 705
• Alasan memberikan opini modifikasian:
• Berdasarkan bukti yang diperoleh, auditor menyimpulkan laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material;
• Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material
6
Jenis Opini (lanjutan)
• Tipe opini modifikasian (SA 705)
• Opini wajar dengan pengecualian (qualified)
• Berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat, auditor menyimpulkan terdapat
kesalahan penyajian yang material tetapi tidak pervasif
• Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk memberikan opini, tetapi
kemungkinan dampak kesalahan yang tidak terdeteksi tidak bersifat pervasif
• Opini tidak wajar (adverse)
• Berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat, auditor menyimpulkan terdapat
kesalahan penyajian yang material dan pervasif
• Laporan tidak menyatakan pendapat (disclaimer)
• Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dan
kemungkinan dampak kesalahan yang tidak terdeteksi bersifat pervasif
7
Tambahan Paragraf pada Opini (SA 706)
• Penekanan Suatu Hal (Emphasis of Matters)
• Paragraf dalam LAI yang mengacu pada suatu hal yang telah disajikan atau
diungkapkan dalam laporan keuangan.
• Contoh:
• Catatan mengenai penyajian laporan keuangan,
• Pengungkapan isu going concern
8
Isi Laporan Auditor Tanpa Modifikasian
• Judul
• Pihak yang dituju
• Paragraf pendahuluan
• Tanggungjawab manajemen
• Tanggung jawab auditor
• Opini auditor
• Tanggung jawab pelaporan lainnya
• Tanda tangan auditor
• Tanggal laporan audit
• Alamat auditor
9
Syarat Opini Tanpa Modifikasian
Auditor telah memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material.
• Bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh;
• Kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi adalah tidak material, baik secara
individual maupun secara kolektif; dan
• Evaluasi lainnya.
• Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dan konsistensi penerapannya
• Estimasi akuntansi yang dibuat manajemen telah sesuai
• Informasi yang disajikan dalam LK adalah relevan, dapat diandalkan, dapat
diperbandingkan dan dapat dipahami
• Pengungkapan yang memungkinkan pengguna untuk memahami pengaruh dari
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian material telah dijelaskan dalam LK; dan
• Terminologi yang digunakan dalam LK, termasuk judul setiap LK, telah sesuai
10
Syarat Modifikasi
• Auditor menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang
diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari
kesalahan penyajian material; atau
• Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan
bebas dari kesalahan penyajian material.
11
Pertimbangan Auditor
Pertimbangan auditor tentang seberapa pervasif
Sifat hal-hal yang dampak atau kemungkinan dampak terhadap laporan
menyebabkan modifikasi keuangan
opini Material tapi tidak Material dan pervasif
pervasif
Laporan keuangan
Opini wajar dengan
mengandung kesalahan Opini tidak wajar
pengecualian
penyajian material
Ketidak mampuan untuk Opini wajar dengan
Opini tidak menyatakan
memperoleh bukti audit pengecualian
pendapat
yang cukup dan tepat
Sumber: SA 705
12
Opini Wajar Dengan Pengecualian
• Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,
menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual
maupun secara agregasi, adalah material, tetapi tidak pervasif,
terhadap laporan keuangan; atau
• Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
yang mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa
kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi
terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material, tetapi
tidak pervasif.
13
Opini Tidak Wajar
• Ketika auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,
menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual
maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap
laporan keuangan.
14
Opini Tidak Menyatakan Pendapat
• Ketika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat yang mendasari opini.
• Dalam kondisi yang sangat jarang yang melibatkan banyak
ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa, meskipun telah
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap
ketidakpastian tersebut, auditor tidak dapat merumuskan suatu opini
atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari
ketidakpastian tersebut dan kemungkinan dampak kumulatif dari
ketidakpastian tersebut terhadap laporan keuangan.
15
SELESAI
Pertanyaan?
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Audit Keuangan Sektor Komersial
(AKSK)
Audit (Atas) Laporan Keuangan
Systematic processes Standar Profesional Akuntan Publik
Done by independent and
Akuntan Publik / Kantor Akuntan Publik
competent person
Accumulating and evaluating Tekhnik-tekhnik audit
2
Topik
1. Peraturan Perundangan
2. Akuntan Publik
• Pengertian
• Syarat Menjadi Akuntan Publik
3. Kantor Akuntan Publik
• Jasa profesional
• Jenjang jabatan
4. Organisasi Profesi
5. Perangkat Profesi
• Kode etik
• Standar pengendalian mutu
• Kerangka pemeriksaan asurans
• Standar audit
3
Peraturan Perundangan
UU 34/1954
Gelar Kantor
Akuntan Akuntan UU 5/2011
PP 20/2015
Permenkeu
17/PMK.01/2008
Permenkeu Permenkeu
Permenkeu 55/PMK.01/2017 154/PMK.01/2017
25/PMK.01/2014
Permenkeu
155/PMK.01/2017
4
PENGATURAN DI INDONESIA
MENTERI KEUANGAN
• Regulasi
• Perizinan
• Pembinaan
• Pengawasan
KPAP
• Memberikan pertimbangan kepada
menteri
• Lembaga banding atas pengenaan sanksi
administratif
IAPI
• Standar Profesi
• Ujian sertifikasi profesi
• PPL
• Reviu mutu
Akuntan Publik
◆ Akuntan publik adalah sebutan generik yang ditujukan untuk
akuntan yang menjalankan praktik akuntansi publik
(terutama pengauditan).
◆ Mendapat ijin AP dari Menteri Keuangan sesuai UU AP no
5/2011 untuk memberikan jasa asurans dan non asurans
◆ Penjelasan UU 5/2011:
”Jasa asurans” adalah jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi atau
pengukuran informasi keuangan dan nonkeuangan berdasarkan suatu
kriteria.
9
Syarat Menjadi Akuntan Publik
Pasal 6 UU nomor 15 tahun 2011
1. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah;
2. Berpengalaman praktik memberikan jasa asurans maupun jasa lainnya yang berkaitan
dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
5. Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan Publik;
6. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih;
7. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri; dan
8. Tidak berada dalam pengampuan.
10
Kantor Akuntan Publik
◆ Akuntan yang menjalankan praktik sebagai akuntan publik harus
tergabung dalam suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).
◆ Izin usaha KAP diterbitkan oleh Menteri Keuangan
◆ Bentuk usaha KAP:
▪ Perseorangan, 1 pemegang izin Akuntan Publik
▪ Persekutuan perdata atau firma, 2 atau lebih pemegang izin AP
◆ KAP harus memiliki minimal 2 staf profesional bidang akuntansi
◆ KAP harus memiliki Sistem Pengendalian Mutu
◆ KAP persekutuan dapat mendirikan cabang yang dipimpin oleh AP
◆ KAP dapat melakukan kerjasama dengan KAPA/OAA/OAI
11
Jasa Kantor Akuntan Publik
Assurance Services Non Assurance Services
Attestation Service
Other
Management
Audits Reviews
Consulting
Internal Control Accounting and
(e.g. Web Trust, Sys Trust)
Reporting
Tax Services
Other Assurance Services
• Pasal 3 ayat 2 UU 5 tahun 2011: jasa asurans (audit, review dan asurans
lainnya) hanya dapat diberikan oleh Akuntan Publik
• Pelanggaran pasal tersebut diancam pidana 6 tahun dan denda Rp 500
juta (pasal 57 UU 5/2011)
12
Jenjang Jabatan Auditor
Partner
Manager
Ketua Tim
(Auditor Senior)
Asisten
(Auditor Junior)
13
Organisasi Profesi
◆ Untuk mendapatkan ijin praktik, seorang akuntan harus menjadi
anggota profesi.
14
Dasar Hukum
• PMK 17/KMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik
• KMK No 443/KMK.01/2011 tanggal 27 Desember 2011 tentang
penetapan IAPI sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik (APAP)
• UU No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
• PP No 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik
15
Sejarah Organisasi Profesi
24/05/07
IAPI
1994
IAI
Kompartemen
Akuntan
07/04/77 Publik
IAI Seksi
Akuntan
Publik
23/12/57
IAI
16
Fungsi IAPI
Permenkeu 443/KMK.01/2011 menetapkan IAPI sebagai APAP
untuk menjalankan fungsi:
17
Kode Etik dan Standar
• Salah satu tugas IAPI adalah menyusun Kode Etik dan Standar Profesi
• Kode etik bagi akuntan publik disebut sebagai Kode Etik Profesi Akuntan
Publik (KEPAP), yang berlaku saat ini adalah per 1 Juli 2020.
• Sedangkan standar profesi disebut sebagai Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP), yang berlaku saat ini adalah pada tahun 2013
• Struktur Kode Etik dan Standar Profesi terdiri dari
• Kode Etik
• Standar Pengendalian Mutu
• Kerangka untuk Perikatan Asurans
• Standar Audit
• Standar Perikatan Reviu
• Standar Perikatan Asurans Lain
• Standar Jasa Terkait
18
Standar Profesi – Struktur
UU 5/2011
• SPAP adalah acuan yang Kode Etik
ditetapkan menjadi Akses gratis
ukuran mutu yang wajib
dipatuhi oleh Akuntan www.iapi.or.id
Publik dalam pemberian
jasanya.
SPM 1
• Diterbitkan oleh IAPI
sebagai APAP
Kerangka untuk Perikatan
Asurans
20
Standar Yang Berlaku Di Indonesia
22
KODE ETIK PROFESI
PRINSIP DASAR
• Integritas;
• Objektivitas;
• Kompetensi profesional dan kehati-hatian;
• Kerahasiaan; dan
• Perilaku profesional
INTEGRITAS
BERSIKAP LURUS DAN JUJUR DALAM SEMUA
HUBUNGAN PROFESIONAL DAN BISNIS
OBJEKTIVITAS
TIDAK BIAS, TIDAK TERJADI BENTURAN
KEPENTINGAN ATAU PENGARUH DARI PIHAK
LAIN TIDAK MEMPENGARUHI PERTIMBANGAN
PROFESIONAL
KOMPETENSI PROFESIONAL
DAN KEHATI-HATIAN
STOP
AKUNTAN PROFESIONAL DALAM
PRAKTIK PUBLIK
• Penunjukan profesional
• Benturan kepentingan
• Pendapat kedua (second opinion)
• Imbalan jasa dan remunerasi lainnya
• Pemasaran jasa profesional
• Hadiah dan keramah tamahan
• Penyimpananan aset klien
• Objektivitas – Semua jasa
PENUNJUKAN PROFESIONAL
Penerimaan klien:
• Perikatan yang berulang: keputusan untuk menerima harus ditelaah secara
berkala
Penerimaan perikatan
• Memperhatikan kompetensi yang dimiliki.
• Tidak diperkenankan melaksanakan perikatan yang sama yang telah dilakukan
oleh Praktisi lain sebelumnya, dengan pengecualian tertentu.
Perubahan dalam penunjukan
• Komunikasi antara Praktisi Pengganti dengan Praktisi Pendahulu.
• Prinsip kerahasiaan oleh Praktisi Pendahulu.
• Persetujuan klien.
BENTURAN KEPENTINGAN
Ancaman:
• Persaingan secara langsung antara Praktisi
dengan klien.
• Kerjasama usaha atau kerjasama sejenis
lainnya dengan pesaing utama klien.
• Pemberian jasa profesional untuk klien-klien
yang kepentingannya saling berbenturan
atau kepada klien-klien yang sedang saling
berselisih.
PENCEGAHAN UTAMA
• Pengungkapan (termasuk atas pemberian jasa secara tidak ekslusif)
PENCEGAHAN kepada klien (termasuk klien-klien yang kepentingannya saling
berbenturan) dan persetujuan dari klien
PENCEGAHAN TAMBAHAN
• Penggunaan tim perikatan yang terpisah untuk klien-klien yang
kepentingannya saling berbenturan,
• Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak
yang tidak berhak,
• Penetapan prosedur atas keamanan dan kerahasiaan data,
• Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap
rekan dan staf KAP atau Jaringan KAP, dan
• Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh
pejabat senior KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam
perikatan.
Pendapat Kedua
Ancaman:
• Fakta yang tidak sama.
• Bukti yang tidak memadai.
Pencegahan:
• Meminta persetujuan dari klien
untukmenghubungi Praktisi yang memberikan
pendapat pertama,
• Menjelaskan mengenai keterbatasan pendapat
yang diberikan kepada klien, dan
• Memberikan salinan pendapat kepada Praktisi
yang memberikan pendapat pertama.
IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN BENTUK REMUNERASI
LAINNYA
• Bersikap jujur.
• Tidak boleh:
(i) mendiskreditkan profesi, (ii) membuat pernyataan yang berlebihan
atas jasa profesional yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau
pengalaman yang telah diperoleh, (iii) membuat pernyataaan yang
merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti
terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.
• Jika tidak jelas, konsultasi dengan organisasi profesi.
PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH-
TAMAHAN LAINNYA
Pertanyaan:
• Apakah tindakan Budiman tersebut melanggar Kode Etik? Apabila ya, langkah apa yang
perlu dilakukan?
• Jika Budiman hanya merupakan staf junior dari tim perikatan, apakah tindakan Budiman
tersebut melanggar Kode Etik?
Standar Pengendalian Mutu
• Bersumber dari International Standards on Quality Control 1
• SPM 1 berlaku efektif pada tahun 2013, bersamaan dengan
diberlakukannya secara efektif seluruh standar profesi internasional
yang diadopsi di Indonesia
❑ Tujuan KAP dalam menetapkan dan memelihara suatu sistem
pengendalian mutu adalah untuk memberikan suatu keyakinan
memadai bahwa:
► KAP dan personilnya mematuhi standar profesi dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
► Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan tepat sesuai dengan
kondisinya
46
Standar Pengendalian Mutu
▪ Mengatur tanggung jawab KAP atas sistem pengendalian mutu
dalam melaksanakan perikatan asurans dan asurans lain.
❑ KAP harus menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu yang
mencakup kebijakan dan prosedur yang mengatur setiap unsur-unsur sebagai
berikut:
► Tanggung jawab pimpinan atas mutu dalam KAP
► Ketentuan etika profesi yang relevan
► Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu
► Sumber daya manusia
► Pelaksanaan perikatan
► Pemantauan
47
Kerangka untuk Perikatan Asurans
• Kerangka ini mengatur perikatan asurans yang dilakukan oleh praktisi
dan menyediakan kerangka acuan bagi praktisi dan pihak-pihak lain
yang terlibat dalam perikatan asurans.
• Perikatan asurans berarti suatu perikatan yang di dalamnya seorang
praktisi menyatakn suatu kesimpulan yang dirancang untuk
meningkatkan derajat kepercayaan pengguna yang dituju terhadap
hasil pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok dibandingkan
dengan kriteria
48
Unsur Perikatan Asurans
• Unsur-unsur suatu perikatan asurans yang dibahas dalam seksi ini:
a) Hubungan tiga pihak yang melibatkan praktisi, pihak yang bertanggung
jawab, dan pemakai yang dituju;
b) Suatu hal pokok yang semestinya;
c) Kriteria yang sesuai;
d) Bukti yang cukup dan tepat; dan
e) Suatu laporan asurans dalam bentuk yang sesuai dengan perikatan yang
memberikan keyakinan memadai atau perikatan yang memberikan
keyakinan terbatas
49
Perikatan Asurans
Audit
• Standar Audit
Reviu
• Standar Perikatan Reviu
50
Standar Audit
◆ Standar auditing merupakan panduan umum bagi auditor dalam
memenuhi tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit atas
laporan keuangan historis
◆ Isinya:
◆ 200: Prinsip umum dan tanggung jawab
◆ 300 dan 400: Penilaian risiko dan respons terhadap risiko yang dinilai
◆ 500: Bukti audit
◆ 600: Penggunaan hasil pekerjaan pihak lain
◆ 700: Kesimpulan audit dan pelaporan
◆ 800: Area khusus
51
Standar Auditing
Risk
Prinsip- Menggunakan
assessment Laporan
prinsip Bukti audit pekerjaan pihak Spesifik area
dan risk auditor
umum lain
response
52
SELESAI
Pertanyaan?
Audit Keuangan
Sektor
Komersial
Memahami
Kelompokkan
tujuan dan
laporan keuangan
tanggung jawab
dalam siklus
atas audit
Memahami
Kelompokkan
tujuan dan
laporan keuangan
tanggung jawab
dalam siklus
atas audit
Kerangka ini
membimbing auditor
agar dapat memberikan
pertimbangan
profesional yang tepat
saat audit
Tahapan dalam membangun tujuan audit
Memahami Kelompokkan
tujuan dan laporan
tanggung jawab keuangan
atas audit dalam siklus
• Pembagian membuat audit lebih mudah dikelola dan membantu dalam memberikan
• Cara umum untuk membagi audit adalah dengan berdasarkan jenis (atau kelas)
transaksi dan saldo akun yang terkait erat dalam segmen yang sama
Hubungan antar siklus
Memahami
Kelompokkan
tujuan dan
laporan keuangan
tanggung jawab
dalam siklus
atas audit
21
Kategori Asersi Manajemen
Golongan Transaksi Saldo Akun pada Penyajian dan
dan Peristiwa Akhir Periode Pengungkapan
• Keterjadian • Eksistensi • Keterjadian serta hak dan
kewajiban
• Kelengkapan • Hak dan kewajiban
• Kelengkapan
• Keakurasian • Kelengkapan
• Klasifikasi dan
• Pisah batas • Penilaian dan alokasi keterpahaman
• Klasifikasi • Keakurasian dan penilaian
22
Asersi atas transaksi
26
Asersi Manajemen
Piutang Usaha (dalam ribuan Rupiah)
Penghapusan 250.798
piutang
27
Asersi Manajemen
Piutang Usaha (dalam ribuan Rupiah)
Memahami
Kelompokkan
tujuan dan
laporan keuangan
tanggung jawab
dalam siklus
atas audit
31
Tujuan Audit Terkait Saldo Akun
Asersi Manajemen Tujuan Audit Penjelasan
Eksistensi Existence Amounts included exist
Hak dan kewajiban Rights and obligations Assets must be owned
Kelengkapan Completeness Existing amounts are Included
Penilaian dan Accuracy Amounts included are stated at the correct amounts
pengalokasian Classification Amounts are properly classified
Cutoff Transactions are recorded in the proper period
Detail tie-in Account balances agree with master file amounts, and
with the general ledger
Realizable value Assets are included at estimated realizable value
Sumber: SPAP 2016 Sumber: Arens 2016
32
• Dalam memvalidasi asersi
manajemen tersebut, auditor
harus mengumpulkan berbagai
bukti.
• Bukti audit merupakan setiap
informasi yang digunakan oleh
auditor untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit dinyatakan
sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan
Bukti Audit
Bukti Audit:
Informasi yang digunakan oleh auditor dalam menarik simpulan
sebagai basis opini auditor.
Bukti audit mencakup baik informasi yang terkandung dalam catatan
akuntansi yang mendasari laporan keuangan maupun informasi
lainnya
35
Sifat Meyakinkan dari bukti audit
42
Prosedur Perolehan Bukti
1. Inspeksi 1. Examine 1. Inspection
2. Observasi 2. Scan 2. Observation
3. Konfirmasi eksternal 3. Read 3. Confirmation
4. Penghitungan ulang 4. Compute 4. Recalculation
5. Recompute 5. Reperformance
5. Pelaksanaan kembali
6. Foot 6. Analytical procedures
6. Prosedur analitis 7. Trace 7. Inquiries of the client
7. Permintaan keterangan 8. Compare 8. Physical examination
9. Count
10. Observe
11. Inquiry
12. Vouch
Inspeksi
• Pemeriksaan auditor atas dokumen dan catatan klien.
tersendiri)
Pengamatan
• Terdiri dari melihat proses atau prosedur yang dilakukan
Perhitungan ulang
• Memeriksa kembali sampel perhitungan yang dibuat oleh
klien
Performa ulang
• Pengujian independen auditor atas prosedur atau
Prosedur analitis
• Evaluasi informasi keuangan melalui analisis hubungan
Perencanaan
Audit &
Materialitas
Audit Keuangan Sektor Komersial
Topik
Perencanaan Audit
Tahapan apa saja yang harus dilakukan
oleh auditor pada saat melakukan
Perencanaan Audit & Materialitas perencanaan audit
Materialitas
Mengenal konsep materialitas dan
bagaimana menerapkannya dalam
perencanaan audit
Tahapan
Audit
Alasan auditor perlu
merencanakan audit secara
memadai
• Memungkinkan auditor untuk
memperoleh bukti yang cukup
dan tepat untuk keadaan
tersebut
• Membantu menjaga biaya audit
tetap wajar
• Menghindari kesalahpahaman
dengan klien
Sebagian besar perencanaan awal audit
berkaitan dengan perolehan informasi
untuk membantu auditor menilai risiko
berikut:
• Risiko audit yang dapat diterima
• Risiko bisnis klien
• Risiko salah saji material
Tahapan Audit
Fokus
pembelajaran
Perencanaan audit awal melibatkan empat
hal yang harus dilakukan di awal audit:
• Memutuskan apakah akan menerima klien baru atau
melanjutkan melayani klien yang sudah ada
• Mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau
membutuhkan audit
• Memperoleh pemahaman dengan klien tentang persyaratan
perikatan
• Mengembangkan strategi keseluruhan untuk audit
Penerimaan dan Keberlanjutan Klien
Investigasi klien baru:
• Selidiki perusahaan untuk menentukan
penerimaannya
• Auditor baru (penerus) diharuskan oleh
standar auditing untuk berkomunikasi
dengan auditor pendahulu
Klien lanjutan:
• Mengevaluasi klien yang ada setiap tahun
untuk menentukan apakah ada alasan
untuk tidak melanjutkan audit
Identifikasi Alasan Klien untuk Audit
• Risiko audit yang dapat diterima auditor
dapat dipengaruhi oleh alasan klien
untuk mengaudit
Memperoleh dan Memahami dengan Klien
• Standar audit mengharuskan auditor
memperoleh pemahaman dengan klien dalam
surat perikatan
10
0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4
Apa saja yang harus
dipahami?
Melakukan Prosedur
Analitis Awal
Prosedur Analitis
Prosedur analitis melibatkan penggunaan rasio, analisis tren, dan
statistik operasi untuk perbandingan dengan data internal dan
eksternal.
Kapan prosedur analitis dilakukan?
• Tahap perencanaan (wajib)
• Tahap pengujian
• Tahap penyelesaian (wajib)
Pada tahap ini kita berkonsentrasi pada penggunaan prosedur
analitis dalam merencanakan audit
Prosedur Analitis
Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit
sangat bergantung pada data perbandingan
yang tepat
Auditor biasanya membandingkan data klien
dengan:
• Data industri
• Data periode sebelumnya yang serupa
• Hasil yang diharapkan ditentukan oleh klien
• Hasil yang diharapkan ditentukan oleh
auditor
Prosedur Analitis
Auditor diharuskan untuk melakukan prosedur analitis awal
sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko untuk lebih
memahami bisnis dan industri klien, dan untuk menilai risiko
bisnis klien
AKSK
RISIKO AUDIT
RISIKO PENGENDALIAN
RISIKO DETEKSI
STRATEGI AUDIT
AKSK
RISIKO AUDIT
AKSK
Pertimbangan Risiko Kecurangan
• Risiko tidak terdeteksinya salah saji material karena
kecurangan lebih tinggi daripada risiko tidak
terdeteksinya salah saji karena kesalahan
• Mengidentifikasi salah saji material karena
kecurangan itu sulit
• Standar auditing menguraikan prosedur yang harus
dilakukan auditor untuk memperoleh informasi dari
manajemen tentang pertimbangan mereka atas
kecurangan
Pertimbangan Risiko Kecurangan
• Pertimbangan auditor atas risiko salah saji material
akibat kecurangan dilakukan baik pada tingkat
laporan keuangan maupun pada tingkat asersi
• Auditor harus melakukan penilaian risiko selama
audit dilaksanakan.
• Standar audit mengharuskan auditor untuk
menganggap bahwa risiko kecurangan ada dalam
pengakuan pendapatan.
Identifikasi Risiko Signifikan
• Risiko signifikan merupakan risiko salah saji material
yang diidentifikasi dan dinilai, yang menurut
pertimbangan profesional auditor, memerlukan
pertimbangan audit khusus.
Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor utama ketika menilai risiko bawaan
Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor utama ketika menilai risiko bawaan
• Lingkungan pengendalian
• Proses penilaian risiko entitas
• Sistem Informasi
• Aktivitas pengendalian
• Pemantauan pengendalian
Lingkungan Pengendalian
Mencakup sikap, kesadaran, dan tindakan tata kelola dan
manajemen secara keseluruhan mengenai pengendalian
internal dan kepentingannya dalam entitas (SA 315.A65).
Auditor harus mempertimbangkan:
• Komunikasi dan penegakan nilai-nilai integritas dan etika
• Komitmen terhadap kompetensi
• Partisipasi oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola
• Filosofi manajemen dan gaya operasi
• Struktur organisasi
• Pembagian wewenang dan tanggung jawab
• Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.
Proses penilaian risiko entitas
• Cara entitas mengidentifikasi dan menanggapi risiko bisnis.
• Setelah risiko diidentifikasi, manajemen perlu
mempertimbangkan signifikansinya dan bagaimana risiko
tersebut harus dikelola.
• Manajemen dapat memperkenalkan rencana untuk
mengatasi risiko tertentu atau mungkin menerima risiko
berdasarkan biaya-manfaat.
Sistem Informasi
Sistem informasi yang efektif menetapkan catatan dan metode yang:
• mampu mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang
valid
• menyelesaikan pemrosesan transaksi yang salah
• Memproses dan memperhitungkan penggantian sistem
• Mentransfer informasi dari sistem pemrosesan transaksi ke buku
besar
• Menangkap informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan
untuk peristiwa dan kondisi selain transaksi; dan
• Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dengan benar
dalam laporan keuangan
Sistem Informasi
Fitur penting dari sistem informasi adalah jejak audit.
Jejak audit:
• Transaksi individu dapat ditelusuri melalui setiap langkah akun
hingga dimasukkan ke dalam laporan keuangan dan, dengan cara
yang sama, dari laporan keuangan, jumlahnya dapat dijamin atau
ditelusuri kembali ke dokumentasi sumber asli.
Elemen utama:
• Dokumen sumber — catatan awal transaksi dalam sistem.
Pemrosesan biasanya membuat dokumen sumber ketika
transaksi dijalankan
• jurnal
• Buku besar.
Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk
memastikan arahannya dilaksanakan.
Dapat berkaitan dengan:
• Tinjauan kinerja (misalnya membandingkan aktual dengan
anggaran)
• Pemrosesan informasi, dalam lingkungan teknologi informasi (TI)
yang terdiri dari pengendalian umum TI dan pengendalian aplikasi
• Pengendalian fisik (misalnya gudang terkunci untuk inventaris)
• Pemisahan tugas (yang paling mendasar adalah memiliki individu
yang berbeda yang bertanggung jawab untuk menangani aset dan
menyimpan catatan yang berkaitan dengan aset tersebut).
Aktivitas Pengendalian - Pemisahan tugas terkait
transaksi
Suatu transaksi dapat dianggap melewati empat fase:
• Otorisasi — otorisasi atau persetujuan awal untuk transaksi
pertukaran.
• Eksekusi — tindakan yang mengikat entitas untuk pertukaran, seperti
menempatkan pesanan.
• Penitipan — tindakan fisik menerima, menyerahkan atau memelihara
aset.
• Pencatatan — pemasukan data transaksi ke dalam sistem akuntansi.
Idealnya, keempat fase harus terpisah.
Aktivitas Pengendalian - Aktivitas Pengendalian dan
Asersi
Aktivitas pengendalian dapat dikaitkan dengan asersi laporan keuangan:
• Kejadian (misalnya otorisasi dan persetujuan transaksi)
• Kelengkapan (misalnya akuntansi untuk urutan transaksi)
• Akurasi (misalnya memeriksa jumlah dolar ke dokumentasi
pendukung)
• Cut-off (misalnya tinjauan independen atas pencatatan transaksi
sekitar tanggal saldo)
• Klasifikasi (misalnya pemeriksaan independen pengkodean akun).
Pemantauan Pengendalian
• Untuk setiap audit, terlepas dari apakah auditor akan bergantung kepada
pengendalian internal (rely on internal control), auditor harus memperoleh
pemahaman yang cukup tentang pengendalian internal untuk
merencanakan audit dan menentukan pengujian yang akan dilakukan.
• Sifat dan luas pertimbangan auditor atas pengendalian internal sangat
bervariasi antar audit dan bergantung pada strategi audit.
Langkah-
langkah dalam
pertimbangan
auditor atas
struktur
pengendalian
Memahami
internal Pengendalian
Internal
Langkah-
langkah dalam
pertimbangan
auditor atas
struktur
pengendalian
internal
Memahami
Auditor memperoleh pemahaman tentang IC untuk menilai risiko
Pengendalian
pengendalian dan:
Internal • mengidentifikasi jenis salah saji potensial yang dapat terjadi dan
faktor-faktor yang berkontribusi terhadap risiko yang akan terjadi
• Memahami sistem akuntansi secara memadai untuk mengidentifikasi
dokumen klien, dll., yang mungkin tersedia dan memastikan data apa
yang akan digunakan dalam pengujian audit
• Menentikan pendekatan yang efisien dan efektif untuk audit.
Jika auditor menilai risiko pengendalian kurang dari tinggi, mereka harus
mempertimbangkan efektivitas operasi dan mengumpulkan bukti untuk
mendukung penilaian ini. Bukti ini akan diperoleh melalui pengujian
pengendalian.
Memahami
Pengendalian Seorang auditor memperoleh pemahaman tentang
Internal: lingkungan pengendalian dengan:
a. Memahami • Membuat pertanyaan dari personel manajemen kunci
auditor menilai risiko pengendalian untuk asersi dalam saldo akun, kelas transaksi,
• Auditor harus memutuskan apakah akan menilai risiko pengendalian untuk asersi tertentu
Auditor harus mengevaluasi apakah pengendalian utama tidak ada dalam desain dan
implementasi pengendalian internal atas pelaporan keuangan sebagai bagian dari evaluasi
risiko pengendalian dan kemungkinan salah saji laporan keuangan.
Auditor dapat mengubah tingkat risiko deteksi dan oleh karena juga dapat mengubah
risiko audit dengan (SA 200.A43):
• Perencanaan yang memadai
• Penugasan yang tepat dari personel untuk mengaudit tim perikatan
• Penerapan skeptisisme profesional
• Keputusan yang tepat tentang sifat, saat, dan luas prosedur audit. Keputusan
ini dituangkan di dalam program audit.
• Kinerja yang efektif dari prosedur audit dan evaluasi hasil; dan
• Pengawasan dan penelaahan atas pekerjaan audit yang dilakukan.
ME N U R UNKAN R I SI KO AU D I T
P R OG R AM AU D I T
2
Audit (Atas) Laporan Keuangan
3
Siklus Laporan Keuangan
4
Program Audit
SIKLUS/KELAS TRANSAKSI
Pemahaman Siklus Penjualan Siklus Pembelian Siklus Penggajian: Siklus Produksi Siklus Perolehan
Pengendalian dan Penerimaan dan Pengeluaran 1. Pemutakhiran 1. Pemakaian dan Pembayaran
Internal Kas: Kas data bahan baku kembali modal
1. Penjualan 1. Pembelian 2. Pencatatan 2. Alokasi gaji dan 1. Perolehan
Penilaian kredit kredit kehadiran upah modal
Pengendalian 2. Penerimaan kas 2. Pelunasan 3. Pembuatan 3. Pemakaian 2. Pembayaran
Internal 3. Pengembalian utang daftar gaji overhead kembali
barang 3. Pengembalian 4. Pelunasan 4. Transfer barang 3. Pembayaran
Pengujian
4. Pencadangan barang utang gaji jadi utang bunga
Pengendalian
piutang 5. Pelunasan
Internal dan
5. Penghapusan utang pihak
Substantif atas
piutang ketiga
Transaksi
AKUN
Pengujian Rinci 1. Piutang 1. Utang usaha 1. Utang gaji dan 1. Barang dalam 1. Utang 1. Investasi
atas Saldo 2. Penjualan 2. Bahan baku upah proses 2. Modal 2. Kas dan
3. Beban 3. Aset tetap 2. Beban gaji dan 2. Beban produksi 3. Laba di tahan Setara Kas
penyisihan 4. Beban dibayar upah 3. Harga pokok 4. Beban bunga
4. Pencadangan di muka 5. Dividen
5. Beban-beban
5
Akun-akun Dalam Siklus Penjualan
6
Transaksi Dalam Siklus Penjualan
1. Processing customer orders
2. Granting credit
3. Shipping goods
4. Billing customers and recording sales
5. Processing and recording cash receipts
6. Processing and recording sales returns and allowances
7. Writing off uncollectible accounts receivable
8. Providing for bad debts
Kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan jumlah akhirnya akan masuk
ke salah satu dari rekening piutang atau cadangan piutang yang tak
tertagih (diasumsikan pengendalian internal pada golongan penjualan
kredit dan tunai sama) 7
Proses Bisnis dan Dokumen – Penjualan
Classes of Accounts Business Functions Documents and Records
Transactions
Sales Sales Processing customer Customer order
Accounts receivable orders Sales order
Granting credit Customer order or sales order
Shipping goods Shipping document
Billing customers and Sales invoice
recording Sales Sales transaction file
Sales journal or listing
Accounts receivable master file
Accounts receivable trial balance
Monthly statement
Cash receipts Cash in bank (debits from Processing and Remittance advice
cash receipts) recording cash Prelisting of cash receipts
Accounts receivable receipts Cash receipts transaction file
Cash receipts journal or listing
8
Proses Bisnis dan Dokumen – Penerimaan Kas
Classes of Accounts Business Functions Documents and Records
Transactions
Sales returns and Sales returns and Processing and Credit memo
allowances allowances recording sales Sales returns and allowances journal
Accounts receivable returns and
allowances
Bad debt Bad debt expense Providing for bad General journal
expense Allowance for uncollectible debts
accounts
9
Tujuan Audit Terkait Transaksi Penjualan
Keterjadian:
Penjualan yang tercatat adalah untuk pengiriman yang benar-benar dibuat.
Ketepatan waktu:
Kelengkapan:
Penjualan dicatat pada tanggal yang
Transaksi penjualan yang ada dicatat.
tepat.
Keakurasian: Klasifikasi:
Transaksi-transaksi penjualan telah Transaksi-transaksi penjualan telah
dicatat dengan nilai rupiah yang benar. diklasifikasi dengan benar.
10
Metodologi Pengujian Pengendalian dan Substantif atas Transaksi
11
Metodologi Pengujian Pengendalian dan Substantif atas Transaksi
12
Identifikasi Kesalahan Penyajian Penjualan
Pisah batas Pengakuan
Penjualan yang pendapatan
palsu tidak benar yang
prematur
Persen
Adanya Pengiriman
penyelesaian
yang tidak
yang tidak kecurangan/ sah
benar salah saji
Penjualan Rekayasa
bersyarat penjualan
Pinjaman
konsinyasi
bermasalah
sebagai
penjualan
13
Pengujian Pengendalian dan Substantif atas Transaksi
Penerimaan Kas
14
15
SELESAI
Pertanyaan?
PertemuanProsedur Analitis dan
7 Pengujian Rinci atas Saldo Piutang
2
Metodologi
penyusunan
pengujian saldo
Piutang Usaha
3
Program Audit
SIKLUS/KELAS TRANSAKSI
Pemahaman Siklus Penjualan Siklus Pembelian Siklus Penggajian: Siklus Produksi Siklus Perolehan
Pengendalian dan Penerimaan dan Pengeluaran 1. Pemutakhiran 1. Pemakaian dan Pembayaran
Internal Kas: Kas data bahan baku kembali modal
1. Penjualan 1. Pembelian 2. Pencatatan 2. Alokasi gaji dan 1. Perolehan
Penilaian kredit kredit kehadiran upah modal
Pengendalian 2. Penerimaan kas 2. Pelunasan 3. Pembuatan 3. Pemakaian 2. Pembayaran
Internal 3. Pengembalian utang daftar gaji overhead kembali
barang 3. Pengembalian 4. Pelunasan 4. Transfer barang 3. Pembayaran
Pengujian
4. Pencadangan barang utang gaji jadi utang bunga
Pengendalian
piutang 5. Pelunasan
Internal dan
5. Penghapusan utang pihak
Substantif atas
piutang ketiga
Transaksi
AKUN
Pengujian Rinci 1. Piutang 1. Utang usaha 1. Utang gaji dan 1. Barang dalam 1. Utang 1. Investasi
atas Saldo 2. Penjualan 2. Bahan baku upah proses 2. Modal 2. Kas dan
3. Beban 3. Aset tetap 2. Beban gaji dan 2. Beban produksi 3. Laba di tahan Setara Kas
penyisihan 4. Beban dibayar upah 3. Harga pokok 4. Beban bunga
4. Pencadangan di muka 5. Dividen
5. Beban-beban
4
Akun-akun Dalam Siklus Penjualan
5
Metodologi
penyusunan
pengujian saldo
Piutang Usaha
6
Melaksanakan prosedur analitis substantif
• Prosedur analitis substantif dilakukan sebelum pengujian rinci atas
saldo piutang usaha karena hasil dari prosedur analitis substantif
memengaruhi luas pengujian rinci.
• Auditor melakukan perencanaan dan prosedur analitis substantif
untuk seluruh siklus penjualan dan penagihan, bukan hanya piutang
7
Prosedur Analitis Substantif
8
Prosedur analitis
Prosedur Analitis Kemungkinan Salah Saji
Membandingkan margin laba kotor dengan tahun Overstatement atau understatement penjualan
sebelumnya (berdasarkan jenis produk). dan piutang usaha
Membandingkan penjualan per bulan (berdasarkan jenis Overstatement atau understatement penjualan
produk) dan piutang usaha
Membandingkan sales returns and allowances sebagai Overstatement atau understatement sales
persentase terhadap penjualan kotor dengan tahun returns and allowances dan piutang usaha.
sebelumnya (per jenis produk).
Membandingkan saldo per individu debitur dengan Salah saji pada piutang usaha dan akun laba rugi
tahun sebelumnya. terkait.
Membandingkan rasio beban piutang tidak tertagih Penjualan fiktif atau piutang tidak dapat ditagih.
terhadap penjualan kotor dengan rasio tahun
sebelumnya.
9
Melaksanakan prosedur analitis substantif
• Selain prosedur analitis, auditor harus meninjau piutang untuk:
• Jumlah besar dan tidak biasa, seperti saldo besar
• Akun yang sudah lama beredar
• Piutang dari perusahaan afiliasi, pejabat, direktur, dan pihak terkait lainnya
• Saldo kredit
10
Tujuan Pengujian Rinci atas Akun Piutang Usaha
Rincian
Hak dan
Keberadaan kewajiban
11
Prosedur Substantif yang umum dilakukan
• Konfirmasi
• Vouching dokumen penerimaan kas setelah tanggal neraca
• Pengujian pisah batas
• Tes transaksi penjualan
• Tinjauan umur piutang
12
Prosedur Audit atas Piutang Usaha - Saldo
Asersi Tujuan Audit Spesifik Prosedur
Keberadaan Piutang usaha yang tertera di • Konfirmasi kepada debitur
dalam laporan keuangan ada. • Vouching ke bukti penerimaan kas setelah tanggal
pelaporan.
Hak dan Piutang usaha yang tercantum di • Konfirmasi kepada debitur.
Kewajiban dalam laporan keuangan • Vouching kepada bukti transaksi (sales order, bill of
merupakan hak perusahaan. lading, tanda terima barang, invoice/faktur).
Kelengkapan Piutang usaha yang tercantum di • Vouching penerimaan kas setelah tanggal pelaporan.
dalam laporan keuangan telah • Vouching urutan dokumen penagihan (invoice) yang
mencakup semua piutang usaha sudah dicatat.
pada tanggal tutup buku.
Penilaian dan Piutang usaha sudah disajikan • Melakukan footing dan cross-footing.
alokasi sesuai dengan nilai yang tepat • Melakukan rekalkulasi untuk piutang dengan mata
(cash realizable value). uang asing.
• Rekalkulasi perhitungan penyisihan piutang tidak
tertagih.
13
Konfirmasi Piutang Usaha
Tujuannya adalah untuk memenuhi tujuan:
❑ keberadaan,
❑ hak
❑ keakuratan, serta
❑ pisah batas.
Tiga pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi:
❑ Piutang usaha tidak material
❑ Auditor mempertimbangkan bahwa konfirmasi tidak efektif karena tingkat
responnya tidak memadai
❑ Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti
substantif lain dapat menyediakan bukti yang cukup
14
Jenis Konfirmasi
➢Konfirmasi Positif
❑ Spesific balance → jumlah saldo sama atau tidak
❑ Blank confirmation form → diisi jumlah oleh pelanggan
❑ Invoice confirmation → konfirmasi jumlah invoice
Ketepatan waktu
Bukti yang paling andal adalah ketika konfirmasi dikirim dan diperoleh pada tanggal yang paling dekat
dengan tanggal neraca
15
Konfirmasi Piutang
Sumber Perbedaan Tindak Lanjut
➢ Pembayaran dalam perjalanan ● Konfirmasi yang dikirim tetapi
➢ Pengiriman barang dalam tidak dikembalikan oleh
perjalanan pelanggan tidak boleh dianggap
➢ Barang telah dikembalikan tetapi
sebagai bukti audit yang
belum dicatat signifikan. Jika konfirmasi positif
digunakan, maka perlu ada
➢ Kesalahan dalam pencatatan
prosedur alternatif untuk
kuantitas dan jumlah
konfirmasi yang tidak
dikembalikan oleh pelanggan.
16
Contoh
Surat
Konfirmasi
17
Prosedur Konfirmasi vs Pengujian penerimaan
kas setelah tanggal neraca
• Pengujian penerimaan kas setelah tanggal neraca biasanya dipandang sebagai bentuk bukti yang
lebih unggul dibandingkan dengan prosedur konfirmasi karena pengujian tersebut mencapai
kedua asersi utama.
• Konfirmasi masih memerlukan pengujian lebih lanjut atas kemungkinan pembayaran (provisi
piutang tak tertagih), yang merupakan bagian dari penilaian dan alokasi
18
Pengujian penyisihan piutang tidak tertagih
• Sebagian besar pengujian piutang dan penyisihan piutang tak tertagih
didasarkan pada umur neraca saldo
• Daftar usia piutang usaha adalah:
• Saldo dalam file induk piutang usaha pada tanggal neraca
• Rincian setiap saldo pada waktu yang berlalu antara tanggal penjualan dan
tanggal neraca
19
Bentuk Daftar Usia Piutang
20
SELESAI
Pertanyaan?