Anda di halaman 1dari 57

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Analisis Kelayakan Investasi Tambang Aspal


PT. Wijaya Karya Bitumen di Desa Nambo Kecamatan Lasalimu,
Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Sarjana


Teknik Pertambangan

Oleh:

Triyanchy Afaz
TM/NIM: 2016/16137034

PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A. Judul Penelitian Tugas Akhir

Analisis Kelayakan Investasi Tambang Aspal PT. Wijaya Karya

Bitumen di Desa Nambo, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton,

Sulawesi Tenggara.

B. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara dengan sumber daya alam sektor tambang

yang sangat kaya menjadi sorotan para investor untuk mendirikan perusahaan

sektor tambang. Sebagai industri yang tengah berkembang, perlu diketahui

bahwa untuk mendirikan sebuah perusahaan tambang membutuhkan biaya

atau modal yang tidak sedikit. Walaupun demikian keuntungan yang akan

didapat juga sangat besar yang menjadikan industri sektor tambang ini banyak

diminati para investor.

Industri sektor tambang ini membutuhkan suatu perencanaan yang baik

agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi

materi maupun waktu. Salah satu hal yang harus direncanakan dengan baik

dalam melakukan kegiatan penambangan yaitu aspek teknis, ekonomi

(finansial) maupun lingkungan. Hal ini dikarenakan dalam pengerjaannya,

kegiatan penambangan membutuhkan modal yang sangat besar, mulai dari

tahap eksplorasi, pengembangan (development), penambangan, hingga pasca

tambang sehingga perencanaan finansial harus dilakukan dari awal.

Perencanaan finansial yang baik akan membuat kemunginan kerugian menjadi

lebih kecil dan besaran keuntungan serta pengembalian modal dapat di

perkirakan.

1
2

Suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsurnya bertujuan

untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan serta juga

mengevaluasi hasil yang telah dicapai perusahaan pada masa lalu dan

sekarang. Selain itu, juga dapat disebut dengan suatu hubungan antara satu

angka dalam laporan keuangan dengan angka yang lain yang mempunyai

makna untuk menjelaskan arah perubahan pada suatu fenomena. Angka-

angka didalam laporan keuangan akan mempunyai sedikit arti apabila dilihat

secara sendiri-sendiri, tetapi dengan analisis keuangan maka akan lebih mudah

dalam menginterprestasikannya.

Semua bisnis dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah

atau keuntungan di kemudian hari. Investasi merupakan salah satu pilihan

langkah untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di kemudian hari.

Yang harus diperhatikan dalam melakukan investasi adalah kita harus

memiliki ketersediaan dana maupun aset, serta komitmen mengikatkan aset

tersebut pada saat sekarang. Banyak bisnis yang dapat dilakukan baik dalam

jangka pendek maupun jangak panjang, tentu semuanya bertujuan untuk

mendapatkan nilai tambah atau keuntungan dikemudian hari. Orang membeli

sebidang tanah dengan harapan nantinya harga tanah tersebut menjadi lebih

mahal. Orang menyimpan uangnya di bank dengan harapan mendapatkan

bunga dari simpananya itu. Begitu juga dengan sumberdaya yang ada di

Indonesia.

PT. Wijaya Karya Bitumen akan menjalankan operasi produksi di lokasi

IUP desa Nambo, Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton. PT. Wijaya Karya
3

Bitumen menyadiri bahwasanya untuk mendirikan perusahaan tambang

membutuhkan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu perusahaan melakukan

analisis kelayakan investasi dengan beberapa parameter untuk melihat apakah

tambang dengan komoditi aspal tersebut layak ditambang dengan ekonomis

atau tidak. Dikarenakan belum adanya analisis mengenai investasi tentang

kelayakan tambang di PT. Wijaya Karya Bitumen, perusahan meminta penulis

untuk menganalisis mengenai investasi tambang.

Oleh karena itu penulis mengambil judul “Analisis Kelayakan

Investasi Tambang Aspal PT. Wijaya Karya Bitumen di Desa Nambo

Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara” dengan

harapan dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi

bagi PT. Wijaya Karya Bitumen.

C. Identifikasi Masalah

Dalam merencanakan sebuah proyek penambangan harus

mempertimbangankan aspek teknis (aspek geologi dan aspek teknologi) dan

aspek non-teknis (aspek ekonomi, aspek politik dan aspek sosial budaya

masyarakat) terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi yaitu

sebagai berikut:

1. Adanya rencana site baru di PT. Wijaya Karya Bitumen.

2. Belum adanya analisis investasi untuk mengetahui bagaimana aliran kas

(cash flow) yang akan di analisis kelayakan ekonominya.


4

3. Belum adanya perencanaan analisis investasi untuk mengetahui kelayakan

secara teknis, ekonomi maupun lingkungan dari rencana penambangan

tersebut.

D. Batasan Masalah

Penelitian di lakukan dengan memberikan batasan terhadap masalah

yang akan diteliti. Adapun batasan yang penulis tentukan adalah sebagai

berikut:

1. Perhitungan arus kas (cash flow) dari proyeksi pendapatan (revenue) dan

ongkos produksi (production cost).

2. Metode yang digunakan adalah metode Net Present Value, Internal Rate of

Return dan Pay Back Period.

3. Perhitungan biaya dan analisa investasi secara teknis, ekonomis maupun

lingkungan.

E. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dibuat agar mengetahui fokus penelitian untuk dapat

mencari jawaban dari pertanyaan yang di munculkan dengan maksud sebagai

batasan dari kegiatan penelitian agara kegiatan di lapangan lebih terorganisir

dan efisien.

Adapun pertanyaan-pertanyaan yang muncul sebagai batasan masalah

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapakah jumlah arus kas/biaya dari proyeksi pendapatan (revenue) dan

ongkos produksi (production cost)?


5

2. Berapakah estimasi keuntungan yang diperoleh dari rencana penambangan

di site baru PT. Wijaya Karya Bitumen?

3. Apakah Investasi tersebut layak secara teknis, ekonomis maupun

lingkungan atau tidak?

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah arus kas/biaya dari proyeksi pendapatan (revenue) dan

ongkos produksi (production cost).

2. Menghitung total keuntungan yang diperoleh setelah mengetahui cash

flow.

3. Menentukan dan menganalisa kelayakan secara teknis, ekonomi maupun

lingkungan rencana investasi PT. Wijaya Karya Bitumen

G. Manfaat Peneltian

Adapun manfaat penelitian dalam studi kasus yang hendak dicapai

penulis ialah:

1. Sebagai bahan acuan dan bahan perbandingan oleh PT. Wijaya Karya

Bitumen dalam investasi yang telah direncanakan.

2. Meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam melakukan penelitian yang

berguna bagi perusahaan dan diri sendiri.

3. Agar dapat dijadikan sebagai referensi ataupun penunjang dalam

melakukan penelitian sejenis dalam menyelesaikan tugas akhir atau pun

sebagai media pembelajaran.


6

H. Kajian Pustaka

1. Profil Perusahaan

a. Sejarah Perusahaan

PT. Wijaya Karya Bitumen sebagai salah satu anak

perusahaan dari PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (WIKA), merupakan

bagian dari ekspansi perusahaan yang mengkhususkan diri dalam

industri aspal Pulau Buton yang dikenal sebagai Aspal Buton

(asbuton).

Bisnis pertambangan asbuton sudah dimulai sejak zaman

penjajahan Belanda pada tanggal 21 Oktober 1924, sedangkan

pemberian konsesi pertambangan asbuton salama 30 tahun untuk

seorang pengusaha Belanda bernama A. Volker. Setelah masa

kemerdekaan, aspal buton diambil alih oleh Perusahaan Aspal Negara

(PAN) dan berganti nama menjadi PT. Sarana Karya yang merupakan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak 30 Januari 1984,

berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 3 Tahun 1984.

Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia

Nomor 91 Tahun 2013, tanggal 24 Desember 2013 seluruh saham PT.

Sarana Karya (Persero) dijual kepadan PT. Wijaya Karya (Persero)

Tbk. Sejak 30 Juni 2014 PT. Sarana Karya berubah nama menjadi PT.

Wijaya Karya Bitumen dengan kepemilikan saham dari PT. Wijaya

Karya atau PT. WIKA Bitumen ialah 99% dan 1% dimiliki oleh PT.

Wijaya Karya Bangunan Gedung. Perusahaan akan dikembangkan


7

untuk memasuki industri pengolahan asbuton, menjadi produk bernilai

tambah aspal yang dapat digunakan sebagai bahan untuk jalan dan

industri bahan pendukung lainnya.

Program pengembangan industri pengolahan asbuton produk

akan diproduksi menjadi asbuton ekstraksi oleh kualitas produk dan

nilai tambah tinggi produk yang terdiri dari :

1) Bahan Baku

2) Asbuton Ganular

3) Asbuton Ekstraksi

b. Data Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Wijaya Karya Bitumen

Alamat : Desa Nambo, Kecamatan Lasalimu,

Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara

Logo : Logo PT. Wijaya Karya Bitumen dapat

dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

(Sumber: PT. Wijaya Karya Bitumen)


Gambar 1. Logo PT. Wijaya Karya Bitumen

c. Visi & Misi

1) Visi

Menjadi perusahaan terkemuka penyedia minerba untuk

konstruksi dan industri energi di Indonesia


8

2) Misi

a) Memimpin pasar aspal alami di dunia.

b) Memimpin pasar minerba di Indonesia.

c) Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dengan

kualitas, ketepatan waktu dan harga yang kompetitif.

d) Menerapkan sistem dan teknologi manajemen untuk

meningkatkan efisiensi, konsistensi kualitas, keselamatan dan

kesehatan kerja, dan manajemen resiko berbasis lingkungan.

e) Tumbuh dan berkembang bersama mitra secara sehat dan

berkelanjutan.

d. Lokasi dan Kesampaian Daerah

1) Lokasi

Lokasi IUP yang dilakukan oleh PT. Wijaya Karya

Bitumen Job site Lawele terletak didaerah Desa Nambo,

Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi

Tenggara. Lokasi tersebut secara Geografis terletak pada koordinat

antara 122042’ BT - 123024’ BT dan antara 5015’ LS - 5030’ LS.

Lokasi IUP PT. Wijaya Karya Bitumen Job site Lawele dapat

dilihat pada gambar 2.


9

(Sumber: PT. Wijaya Karya Bitumen)


Gambar 2. Lokasi PT. Wijaya Karya Bitumen

2) Kesampaian Daerah

Kabupaten Buton memiliki wilayah daratan seluas ±

2.488,71 km2 atau 248.871 Ha dan wilayah perairan lau

diperkirakan ± 21.054 km2, berbatas dengan :

a) Sebelah Utara : Kabupaten Buton Utara

b) Sebelah Selatan : Kabupaten Buton Selatan

c) Sebelah Barat : Kota Bau-Bau

d) Sebelah Timur : Kabupaten Wakatobi

Untuk mencapai lokasi PT. Wijaya Karya Bitumen dapat

melalui beberapa alternatif perjalanan, yaitu

a) Jalur udara, Kendari – Bau-bau dapat dijangkau dengan waktu

± 35 menit dan Makassar – Bau-bau dijangkau dengan waktu ±

60 menit
10

b) Jalur laut, Kendari – Bau-bau dapat dijangkau dengan watu ± 5

jam dan Makassar Bau-bau dapat dijangkau dengan waktu ± 12

jam.

c) Jalur darat, ditempuh dari bandara Betoambari dengan

jangkauan waktu ± 120 menit.

(Sumber: PT. Wijaya Karya Bitumen)


Gambar 3. Kesampaian Daerah

e. Keadaan Geologi dan Stratigrafi

1) Kondisi Geologi

Menurut teori lempeng yang dikemukakan oleh prof. dr

Katili, Pulau Buton berasal dari busur banda yang di dorong

dengan pergeseran melingkar benua Australia dan selanjutnya

membelok kesebelah barat sehingga terbentuk pulau Buton dengan

kedudukan yang sekarang ini di Sulawesi Tenggara.

Busur Banda adalah istilah yang digunakan oleh para

geologist untuk menjelaskan pulau buton,pulau timur dan pulau

seram yang sebelumnya diketahui posisinya jauh berada diselatan


11

dan sejajar dengan Pulau Jawa dan Pulau Timur. Menurut

penyelidikan hetzel (1936) bahwa pada masa miosen sampai

neogen,pulau buton mengalami suatu perlipatan sehingga terjadi

pegunungan yang membujur dari arah utara kearah selatan.endapan

aspal yang terdapat pada bagian timur pulau Buton terletak pada

zona patahan di sepanjang pinggiran timur pada suatu graben yang

memebentang dari teluk lawele disebelah utara sampai ke teluk

sampolawa pada bagian selatan dengan panjang 75 km dan dengan

lebar 12 km.

(Sumber : Buku Peta geologi lembar Buton, Sulawesi Tenggara. 1995)


Gambar 4. Peta Geologi pulau Buton
12

2) Statigrafi

Jenis batuan yang terungkap di pulau buton sangat

bervariasi demikian pula dengan umur batuannya yang

mencangkup mulai dari Mesozoik hingga Kuarter. Sebaran

paling luas dari batuan pra tersier tersebut ditemukan di bagian

ujung utara dari pulau Buton di wilayah Kulisusu dan juga di

sekitar aliran Sungai Mokito (Buton Selatan), sedangkan

batuan Kuarter yang didominasi oleh satuan batu gamping

terumbu, tersebar terutama dibagian selatan dan tengah pulau

Buton. Batuan yang terdapat pada Desa Nambo Kecamatan

Lasalimu Kabupaten Buton adalah batuan tersier.

Penyebaran paling luas yaitu batuan tersier dimana

hampir tiga perempat wilayah Pulau Buton ditempati oleh

batuan tersebut. Batuan tersier atas (neogen) terletak tidak

selaras di atas satuan yang lebih tua (Mesozoik). Secara umum

endapan muda ini dimulai dengan batuan konglomerat hingga

pasiran, yang kemudian berubah menjadi lebih kearah

gampingan napalan. Terdapat dua karakter sedimen berbeda

dari satuan tersier muda ini, yaitu sedimen konglomeratik

pasiran dari lapisan Tondo dan sedimen yang lebih gampingan

napalan dari lapisan Sampolakosa.


13

a) Formasi Tondo

Satuan batuan dari formasi tondo terutama disusun

oleh konglomerat dan batupasir berselang seling dengan

lempung dan napal. Seperti halnya dalam formasi wani,

dalam lapisan konglomerat dari formasi tondo juga

ditemukan fragmen-fragmen batuan sedimen mesozoik,

peridotit dan serpentin, selain itu juga dalam satuan tersebut

terdapat lapisan batu gamping.

Sikumbang, dkk memasukkannya sebagai anggota

batu gamping, kandungan fosil yang terdapat dalam formasi

tondo seperti Lepidocyclina Sumatrensis, Lepidocyclina

Ferreroi, Miogypsina Sp, mencirikan umur Miosen tengah

hingga atas.

b) Formasi Sampolakosa

Formasi Sampolakosa memeperlihatkan satuan

yang lebih napalan, jarang terdapat sisipan batupasir, dan

terletak selaras di atas formasi tondo. Dalam satuan ini

banyak sekali ditemukan fosil moluska dan khas untuk

lingkungan laut dalam (marks,1957). Umumnya pulau

buton ditutupi sangat luas oleh satuan dari formasi

sampolakosa ini.
14

2. Teori Dasar

a. Investasi

Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan

untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau

dana tersebut. Menurut M. Giatman (2017:68) pada bukunya yang

berjudul “Ekonomi Teknik” menyatakan bahwa, “suatu investasi

merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, dimana

selain investasi tersebut perlu pula disadari dari awal bahwa investasi

akan diikuti oleh sejumlah pengeluaran lain yang secara periodik perlu

disiapkan”.

Pada intinya, investasi adalah suatu bentuk penanaman modal

untuk menghasilkan kekayaan, yang akan dapat memberikan

keuntungan atau tingkat pengembalian yang baik pada masa sekarang

atau di masa depan. Tujuan dari penanaman modal/investasi adalah

untuk mendapatkan hasil dan memperoleh nilai tambah.

Dalam melakukan suatu investasi hal-hal yang perlu

dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

1) Pengeluaran untuk penanaman modal, salah dikeluarkan biasanya

tidak dapat ditarik kembali tanpa mengakibatkan kerugian.

2) Keputusan pembelanjaan modal, merupakan strategi keputusan

yang diambil itu akan mempengaruhi profitabilitas, pasar dan

lain-lain di kemudian hari.


15

3) Keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian dan

risiko yang relatif tinggi karena adanya keharusan untuk membuat

suatu ramalan yang jauh kedepan.

4) Banyak ragam kebutuhan investasi, itu akan mempengaruhi

keputusan terhadap pembelanjaan modal yang tepat.

Semua hal tersebut diatas, merupakan dasar untuk melihat dan

meneliti pelaksanaan suatu kegiatan investasi itu dapat

menguntungkan atau tidak.

b. Studi Kelayakan

Studi Kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan

investasi baik pada suatu proyek maupun bisnis yang sedang berjalan.

Menurut Syahyunan (2014) studi kelayakan merupakan suatu kegiatan

yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha

atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau

tidak usaha tersebut dijalankan.

Jadi studi kelayakan dapat disimpulkan sebagai suatu penelitian

yang dilakukan sebelum memulai suatu proyek/bisnis untuk

menganalisis tentang dapat atau tidak suatu investasi dilaksanakan

dengan baik dengan mempertimbangkan aspek-aspek relevan internal

dan eksternal. Beberapa manfaat dari studi kelayakan investasi yaitu:

1) Manfaat ekonomis dari proyek tersebut (manfaat finansial).

Menunjukan bagaiman suatu proyek dipandang cukup


16

menguntungkan jika dibandingkan dengan risiko proyek itu

sendiri.

2) Manfaat ekonomis dari proyek tersebut bagi Negara tempat

proyek itu sendiri diimplementasikan (manfaat ekonomi

nasional). Menunjukkan bagaimana proyek tersebut dapat

memberikan manfaat bagi ekonomi makro pada suatu negara.

3) Manfaat sosial suatu proyek untuk masyarakat sekitar proyek itu

sendiri. Merupakan studi yang relatif paling sulit dilakukan. Bila

proyek yang akan dilaksanakan sederhana, maka ruang lingkup

penelitian yang akan dilaksanakan juga sederhana. Bahkan

banyak proyek-proyek investasi yang mungkin tidak pernah

dilakukan studi kelayakan secara formal, tetapi terbukti berjalan

dengan baik pula.

Studi kelayakan memiliki lima tujuan mengapa studi kelayakan

perlu dilakukan sebelum melakukan sebuah proyek atau usaha, yaitu:

1) Menghindari resiko kerugian, hal ini bertujuan untuk

meminimalkan risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak

dapat dikendalikan.

2) Mempermudah perencanaan, meliputi jumlah modal yang

diperlukan, waktu pelaksanaan, lokasi, cara pelaksanaan,

besarnya keuntungan serta keuntungan serta bagaimana

pengawasan bila terjadi penyimpangan.


17

3) Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan, proses bisnis dapat

dilakukan secara sistematik sehingga para karyawan dapat

memiliki pedoman dan tetap fokus pada tujuan, sehingga rencana

bisnis dapat tercapai sesuai dengan apa yang direcanakan.

4) Memudahkan Pengawasan, agar pelaksanaan usaha tetap pada

jalur dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

5) Memudahkan Pengendalian, bila terjadi penyimpangan, maka

akan mudah untuk memperbaikinya dan dapat langsung

dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh penyimpangan yang

terjadi.

Hasil penelitian studi kelayakan sangat diperlukan oleh berbagai

pihak terutama para pihak yang berkepentingan terhadap proyek atau

usaha yang akan dijalankan. Studi kelayakan selain merupakan salah

satu kewajiban normatif yang harus dipenuhi dan prasyarat untuk

memperoleh IUP Operasi Produksi.

Dengan demikian, dokumen studi kelayakan bukan hanya

seonggok tumpukan kertas yang di dalamnya memuat konsep,

perhitungan angka-angka dan gambar-gambar semata, tetapi

merupakan dokumen yang sangat berguna bagi manajemen dalam

mengambil keputusan apakah rencana tambang tersebut layak untuk

dilanjutkan atau tidak. Ruang lingkup dalam penyusunan studi

kelayakan meliputi beberapa aspek yaitu aspek teknis, K3, lingkungan,

ekonomi, sosial, pasca tambang, dan aspek lainnya.


18

c. Aspek dalam Investasi

1) Aspek Hukum

Pada aspek hukum akan dikaji tentang bentuk badan usaha

yang akan digunakan, jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau

akan menggunakan sumber dan yang berupa pinjaman dan berbagai

akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya.

2) Aspek Manajemen dan Sumberdaya Manusia.

Dalam manajemen meliputi dua hal pokok, yaitu manajemen

waktu dan manajemen operasi. Manajemen waktu mengulas

tentang rencana penyusunan dan perkiraan waktu yang akan

digunakan dalam implementasi bisnis (proyek). Sementara

manajemen operasional mengemukakan tentang tiga hal pokok,

yaitu jenis pekerjaan yang diperlukan, struktur organisasi yang

dibuat, persyaratan dan penunjukan tenaga-tenaga yang akan

menempati jabatan tertentu, ketiga hal pokok tersebut mengandung:

deskripsi pekerjaan, lingkup tanggung jawab, koordinasi dan

lingkup pengawasan.

3) Aspek Operasional

Aspek Operasional berkaitan dengan penentuan lokasi proyek

atau, tata letak, penyusunan peralatan perusahaan, proses

produksinya dan pemilihan teknologi.


19

4) Aspek Pasar dan Pemasaran

Kajian yang dilakukan dalam aspek pasar dan pemasaran

bertujuan untuk menguji sejauh mana pemasaran dari produk yang

dihasilkan perusahaan dapat mendukung pengembangan usaha atau

bisnis yang direncanakan. Agar kajian aspek pasar dan pemasaran

sesuai dengan rencana (pangsa pasar), dan semua itu bergantung

pada penerapan strategi pemasaran yang dipilih.

Pemasaran dalam suatu perusahaan menghasilkan kepuasan

pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang

sebagai kunci untuk memperoleh profit. Pemasaran memberi

perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis antara produk

dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan pelanggan serta

kegiatan-kegiatan pesaing.

d. Sumber-Sumber Dana

Pemilihan sumber dana bertujuan untuk memilih sumber dana

yang pada akhirnya bias memberikan kombinasi dengan biaya

terendah, dan tidak menimbulkan kesulitan likuiditas bagi proyek atau

perusahaan yang mensponsori proyek tersebut (artinya jangka waktu

pengembalian sesuai dengan jangka waktu penggunaan dana).

Beberapa sumber dana yang penting antara lain adalah:

1) Modal sendiri yang disetor oleh pemilik perusahaan.

2) Saham yang diperoleh dari penerbitan saham dipasar modal.

Perusahaan yang memutuskan go public dapat menghimpun dana


20

masyarakat dengan jalan menerbitkan saham yang nantinya akan

diperjual belikan di bursa saham.

3) Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar

modal.

4) Kredit yang diterima dari bank, dapat berupa kredit investasi

maupun non-investasi. Kredit bank masih dianggap sumber dana

yang terbesar bagi dunia usaha.

5) Leasing (Sewa guna) dari lembaga non-bank, beberapa lembaga

keuangan tetapi bukan bank menawarkan jasa untuk menyediakan

aktiva yang diperlukan oleh persahaan. Secara resmi lembaga

keuangan tersebutlah yang memiliki aktiva tersebut dan perusahaan

hanya menyewanya.

6) Project finance, merupakan tipe pendanaan yang lebih banyak

dipergunakan untuk membiyai proyek-proyek besar,

pembayarannya didasarkan atas kemampuan proyek tersebut

melunasi kewajiban finansialnya.

e. Depresiasi, Amortisasi dan Pajak

1) Depresiasi

Depresiasi adalah penyusutan atau penurunan nilai aset

bersamaan dengan berlalunya waktu. Menurut Fraser dan Ormiston

(2008:46) dalam Risto Selia (2016) menyatakan penyusutan

digunakan untuk mengalokasikan biaya aktiva tetap berwujud


21

seperti, bangunan, mesin, peralatan, perlengkapan kantor dan

kendaraan bermotor.

Tanah merupakan suatu perngecualian terhadap aturan

tersebut karena tanah dianggap memiliki masa manfaat yang tidak

terbatas.

2) Amortisasi

Amortisasi adalah suatu insentif yang diberikan oleh

pemerintahk kepada pengusaha akibat investasi yang dilakukan

oleh pengusaha. Dampak dari adanya amortisasi dalam aliran kas

adalah akan mengurangi besar pendapatan yang terkena pajak.

Jenis investasi yang dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan

amortisasi adalah investasi yang tidak berkaitan dengan produksi

secara langsung tetapi dianggap perlu oleh pemerintah, seperti

AMDAL, UKL – UPL, biaya ganti rugi lahan, biaya perijinan, dll.

3) Pajak

Pajak yang relevan untuk analisis kelayakan investasi adalah

pajak pendapatan yaitu pajak yang dipungut sebagai fungsi dari

pendapatan usaha ataupun perorangan, yang besarnya dihitung

sebagai persentase dari pendpatan bersih perusahaan atau

perorangan.

f. Pengelompokan Biaya

Dalam industri pertambangan lebih dikenal pengelompokan

biaya menjadi biaya kapital (biaya investasi) dan biaya operasi.


22

1) Biaya Kapital

Biaya kapital dalam industri pertambangan didefinisikan

sebagai biaya yang diperlukan pada saat awal proyek sampai dapat

dicapainya tahapan produksi. Biaya kapital terdiri dari dua

komponen, yaitu:

a) Modal Tetap (Capital Cost)

Modal tetap adalah segala biaya yang dikeluarkan pada

saat awal dimulainya suatu bisnis/proyek. Misalnya:

pembebasan lahan, development (eksploitasi), studi lingkungan

peralatan tambang, peralatan pengolahan, bangunan, fasilitas

penunjang dan contingency.

b) Modal Kerja (Working Capital)

Modal kerja adalah sejumlah uang diluar modal tetap

yang digunakan untuk menjalankan kegiatan atau operasi

sehari-hari pada saat proyek sudah dimulai. Perhitungan modal

kerja (working capital) dapat atas 10-20% modal tetap.

2) Biaya Operasi Produksi (Production Cost)

Biaya operasi didefinisikan sebagai segala macam biaya yang

harus dikeluarkan agar proyek penambangan dapat beroperasi atau

berjalan sesuai dengan modal awal perusahaan (budged). Secara

umum biaya operasi dibagi menjadi tiga komponen biaya, yaitu:


23

a) Biaya Operasi Langsung

Biaya operasional langsung merupakan biaya utama dan

berkaitan langsung dengan produk yang dihasilkan (proses

produksi). Walaupun komponen biaya operasi langsung dari

satu tambang ke tambang yang lain bervariasi akan tetapi biaya

operasional langsung pada umumnya terdiri dari:

(1) Pekerja (operator pekerja lapangan)

(2) Bahan bakar (bahan bakar, oli, pelumas dengan grease

(gomok), mengganti saringan dan sebagainya)

(3) Persiapan daerah produksi atau permukaan kerja, biaya

pengupasan dan pemindahan top soil.

(4) Biaya pembongkaran bahan galian

(5) Biaya pengupasan dan pemindahan overburden

(6) Biaya penggalian dan pemindahan

(7) Pemindahan bahan galian dari stock ROM ke pelabuhan

b) Biaya Tidak Langsung

Biaya operasi tidak langsung adalah biaya pengeluaran

yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang tidak

berhubungan langsung dengan proses produksi atau biaya yang

terkait degan penyelenggaraan proyek dan tidak bisa

dibebankan secara langsung. Umumnya terdiri dari pekerja

(administrasi, keamanan, teknisi, juru bayar, petugas kantor,

bengkel dan lain sebagainya), royalti, asuransi, penyusutan alat,


24

pajak, perjalanan bisnis, rapat, sumbangan-sumbangan,

keperluan kantor, humas dan sebagainya.

3) Biaya Investasi

Perhitungan biaya investasi adalah meliputi dana yang

dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat realisasi kegiatan

dalam pra penambangan. Untuk memudahkan dalam melakukan

perhitungan, maka biaya-biaya investasi ini dikelompokkan

menjadi:

a) Biaya investasi eksplorasi terdiri atas biaya perijinan,

eksplorasi, studi kelayakan, studi geoteknik, studi AMDAL

dan lain-lain.

b) Biaya investasi peralatan terdiri atas investasi peraltan utama

penambangan, peralatan pendukung operasi penambangan dan

peraltan lain-lain.

c) Biaya investasi pengembangan yang tersiri atas biaya

konstruksi infrastruktur meliputi jalan, kantor, perumahan,

bengkel, gudang, stockpile dan lain-lain.

d) Biaya investasi penggantian (replacement) yaitu biaya ganti

rugi lahan tambang, prasarana tambang dan sebagainya.

e) Modal kerja (working capital) adalah dana yang dikeluarkan

sebagai akibat keharusan pemenuhan biaya operasi

penambangan sebelum diproduksi dan dijual produkya. Modal

kerja tidak dikenakan pajak, tidak boleh dibelanjakan,


25

didepresiasikan, diangsur atau dideplesi kecuali digunakan

untuk biaya-biaya yang dikenakan pajak seperti pembelian

bahan baku.

g. Aliran Kas (Cash Flow)

Menurut Stermole (1987 dalam Dedi Romansyah.2016) Aliran

kas (cash flow) adalah aliran pemasukan dan pengeluaran uang yang

terjadi selama periode operasi. Sedangkan menurut M.Giatman

(2017:32) pada bukunya yang berjudul “Ekonomi Tekni” menyatakan

bahwa aliran kas (cash flow) adalah data tentang uang masuk dan uang

keluar dihitung untuk setiap periode waktu tertentu.

Arus kas dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

1) Arus kas awal (Initial cash flow)

Arus kas awal adalah arus kas keluar dalam rangka untuk

keperluan tetap dan penentuan besarnya modal kerja. Aliran kas ini

biasanya diberi notasi negatif, artinya kas yang dikeluarkan. Aliran

kas ini terjadi pada tahun ke 0, artinya perusahaan belum

beroperasi dan pengeluaran kas untuk keperluan initial investment

ini tidak dapat digunakan untuk menilai profitabilitas proyek.

2) Arus kas operasional (Operational cash flow)

Arus kas operasional berasal dari operasi perusahaan

(kegiatan utama perusahaan). Meliputi aliran kas masuk dana aliran

kas keluar. Aliran kas masuk berasal dari penjualan (pendapatan),

sedangkan aliran kas keluar adalah kas yang dikeluarkan untuk


26

membayar operasional perusahaan seperti biaya pokok perusahaan,

biaya administrasi dan umum dan penjualan serta biaya-biaya

lainnya

Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam

menentukan estimasi arus kas operasional yakni:

a) Harus didasarkan pada perhitungan kas setelah pajak.

b) Biaya bunga harus dikeluarkan dari perhitungan.

Untuk menentukan aliran kas operasional terdapat dua cara

yaitu:

a) Menjumlahkan seluruh kas masuk yang berasal dari penjualan

kemudian dikurangi dengan seluruh aliran kas keluar untuk

operasional.

b) Menyesuaikan laporan rugi laba berdasarkan standar akuntansi

keuangan dengan pengeluaran-pengeluaran non tunai seperti

depresiasi, amortisasi dan lain-lainnya.

Kebanyakan cara yang dipergunakan untuk menaksir

operational cash flow setiap tahunnya adalah dengan

menyesuaikan taksiran rugi laba yang disusun berdasarkan pninsip-

prinsip akuntansi dan menambahkannya dengan biaya-biaya yang

sifatnya bukan tunai, sebagai contoh adalah penyusutan.

3) Arus kas akhir (terminal cash flow)

Aliran kas akhir menunjukkan aliran kas pada akhir umur

ekonomis proyek. Oleh karena itu arus kas ini berasal dari modal
27

kerja dan penjualan aktiva tetap yang sudah habis umur

ekonomisnya.

h. Metoda Analisis Kelayakan Investasi

Dalam barinvestasi hal yang harus dilakukan adalah

menganalisis kelayakan investasinya, dimana seorang investor akan

mengetahui secara gamblang besaran keuntungan serta dapat melihat

bagaimana prospek perusahaan tempat berinvestasi kedepannya. Untuk

itu seorang investor harus memahami metoda-metoda dalam

perhitungan kelayakan investasi, dimana nantinya dari hasil analisis ini

dapat dijadikan parameter dalam menentukan apakah investasi akan

layak atau tidak.

Dalam investasi terdapat metoda-metoda perhitungan

diantaranya, yaitu:

1) Metode Net Present Value (NPV)

Menurut M.. Giatman (2017:69) Net Present Value (NPV)

adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada waktu

sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal

perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada

periode tahun ke-nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi.

Kriteria NPV didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh

aliran kas (cash flow) ke nilai sekarang (present value). Dengan

mendiskontokan semua aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran

kas keluar (cash outflow) selama umur proyek (investasi) ke nilai


28

sekarang, kemudian menghitung nilai sekarang bersih dengan

memakai dasar yang sama, yaitu harga saat ini.

Dengan demikian dalam kriteria penilai NPV memperhatikan

dua hal sekaligus, yaitu faktor nilai waktu dari uang dan selisih

besarnya aliran kas masuk dan keluar kas. Dengan kata lain NPV

dapat menunjukkan jumlah (lumpsum) dengan arus diskonto

tertentu dan memberikan berapa besar uang pada saat ini.

Pada aliran kas proyek investasi penambangan bahan galian,

untuk memperhitungkan NPV yang akan dikaji yaitu meliputi

seluruh aspek penerimaan kas dan seluruh aspek pengeluaran kas,

yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

𝐶(𝑡=1) 𝐶(𝑡=2) 𝐶(𝑡=𝑛) (𝐶𝑜)𝑡


NPV = + + ⋯ + (1+𝑖)𝑛 − …..........................(1)
(1+𝑖)1 (1+𝑖)2 (1+𝑖)𝑡

Atau

(𝐶)𝑡 (𝐶𝑜)𝑡
NPV = ∑𝑛𝑡=0 − ∑𝑛𝑡=0 ..................................................(2)
(1+𝑖)𝑡 (1+𝑖)𝑡

Keterangan :

NPV = Net Present Value

(C)t = Aliran kas masuk tahun ke-t

(Co)t = Aliran kas keluar tahun ke-t

n = Umur investasi (tahun)

i = Suku Bunga

t = tahun

Apabila hasil NPV positif (NPV>0), maka invesatsi diterima

dan jika sebaiknya NPV negative (NPV<0), investasi ditolak.


29

Dengan menggunakan kriteria penilaian NPV dalam analisis

finansial ini akan diperoleh beberapa kelebihan, yaitu:

a) Telah memasukkan faktor nilai waktu dari uang.

b) Telah mempertimbangkan semua aspek aliran kas proyek;

c) Dilakukan perhitungan besaran absolut (bukan relatif).

2) Metode Internal Rate of Return (IRR)

Menurut (hazen:2009) dalam metode ini menentukan apakah

suatu usulan proyek investasi dianggap layak atau tidak, dengan

cara membandingkan antara tingkat keuntungan yang diharapkan.

Pada perhitungan IRR yang akan dicari adalah suku bunga disaat

NPV sama dengan nol(0).

Cara untuk mencari IRR yaitu menggunakan rumus sebagai

berikut:

𝑁𝑃𝑉𝐼𝑟
𝐼𝑅𝑅 = 𝐼𝑟 + � � × (𝑖𝑟 − 𝑖𝑡 ) ....................................(3)
𝑁𝑃𝑉𝐼𝑟 −𝑁𝑃𝑉𝐼𝑡

atau

(𝐶)𝑡
𝐼𝑅𝑅 = ∑𝑛𝑡=0 − (𝐶𝑓) = 0 ....................................................(4)
(1+𝑖)𝑡

Keterangan :

ir = Suku bunga rendah

it = Suku bunga tinggi

(C)t = Aliran kas masuk tahun ke-t

(Co)t = Aliran kas keluar tahun ke-t

i = Suku bunga
30

n = Umur investasi

t = tahun

Dalam menganalisis investasi dengan IRR ini ditentukan

aturan sebagai berikut:

a) IRR > (lebih besar) daripada laju pengembalian (i) yang

diinginkan (required rate of return - ROR), maka proyek

investasi diterima.

b) IRR < (lebih kecil) daripada laju pengembalian (i) yang

diinginkan (required rate of return - ROR), maka proyek

investasi ditolak.

3) Metode Pay Back Period (PBP)

Menurut (Bambang:2004) salah satu metode konvensional

yang digunakan untuk mengukur berapa lama proyek investasi

akan mengembalikan dana investasi yang telah dikeluarkan adalah

metode pay back period. Kriteria yang digunakan dalam metode ini

adalah jika waktu yang dihasilkan oleh perhitungan metode ini

lebih pendek dari yang diharapkan, maka proyek dikatakan

menguntungkan, sedangkan jika lebih lama maka proyek ditolak.

Metode ini mendasarkan perhitungannya kepada arus kas dari

proyek tersebut. Hal ini dapat dilihat dari persamaan berikut.

n+a+b ×1tahun
Pay Back period = ......................................(5)
c−b
31

Keterangan:

n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih nelum bisa

menutup investasi mula-mula

a = Jumlah investasi mula-mula

b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n

c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1

Keuntungan dari metode pay back period yaitu:

a) Sederhana, menghirungnya tidak sulit. Memberikan pengertian

yang mudah tentang waktu pengembalian modal (capital

recovery)

b) Bagi proyek yang memiliki resiko makin lama makin tinggi,

atau proyek yang peka terhadap masalah likuidasi pada masa

awal investasi, dengan mengetahui kapan pengembalian modal

selesai akan amat membantu untuk memutuskan disetujui

tidaknya proyek tersebut. Jadi berlaku seperti indeks bagi

investor.

c) Investasi yang menghasilkan produk dengan model yang relatif

cepat berubah atau usang. Perlu diketahui kapan dicapai

periode pengembalian.

i. Industri Pertambangan

Industri pertambangan adalah suatu usaha yang bergerak

dibidang pertambangan, dimana industri ini fokus dalam memproduksi

hasil tambang dari bumi untuk kemudian dijual di pasaran luas.


32

Indonesia adalah salah satu negara salah satu negara yang memiliki

perusahaan dengan banyak industri pertambangan, dimana industri

tersebut dibedakan lagi berdasarkan bahan galian yang diproduksinya

diantaranya batubara, mineral, gas, minyak bumi, radioaktif.

Menurut Arif, I (1998) pertambangan adalah segala macam

kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh indikasi adanya endapan

bahan galian yang kemuadian dengan data dan bukti-bukti mengenai

keberadaan endapan bahan galian tersebut lokasinya di petakan.

Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik, yaitu (tidak dapat

diperbarui), mempunyai resiko relatif tinggi, dan pengusahaannya

mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun sosial yang relatif

lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya.

j. Tahapan penambangan

Pertambangan ialah suatu rangkaian kegiatan mulai dari

kegiatan penyelidikan bahan galian sampai dengan pemasaran bahan

galian. Secara umum tahapan kegiatan penambangan terdiri dari:

1) Penyelidikan Umum (Prospeksi)

Prospeksi merupakan kegiatan penyelidikan, pencarian, atau

penemuan endapan-endapan mineral berharga. Jika pada tahap

prospeksi ini tidak ditemukan adanya cadangan bahan galian yang

berprospek untuk diteruskan sampai ke tahapan eksplorasi, maka

kegiatan ini harus dihentikan.


33

Sering juga tahapan prospeksi ini dilewatkan karena dianggap

sudah ditemukan adanya indikasi atau tanda-tanda keberadaan

bahan galian yang sudah langsung bisa dieksplorasi.

2) Eksplorasi

Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah

prospeksi atau setelah endapan suatu bahan galian ditemukan yang

bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang endapan bahan

galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas

(kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan

bahan galian tersebut.

Selain untuk mendapatkan data penyebaran dan ketebalan

bahan galian, dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan

contoh bahan galian dan tanah penutup. Tahap ekplorasi ini juga

sangat berperan pada tahapan reklamasi nanti, melalui eksplorasi

ini kita dapat mengetahui dan mengenali seluruh komponen

ekosistem yang ada sebelumnya.

3) Studi Kelayakan

Dasar pertimbangan yang digunakan meliputi pertimbangan

teknis dan ekonomis dengan teknologi yang ada pada saat ini, dan

dengan memperhatikan keselamatan kerja serta kelestarian

lingkungan hidup.
34

4) Perencanaan Tambang

Perencanaan tambang akan dilakukan apabila sudah

ditemukan adanya cadangan bahan galian yang sudah layak untuk

ditambang, dengan tingkat cadangan terukur. Seperti kita ketahui

bahwa cadangan itu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu pertama,

cadangan terukur merupakan cadangan dengan tingkat kesalahan

maksimal 20% dan pada cadangan teukur ini telah dilakukan

pengeboran untuk pengambilan sampel.

Kedua, cadangan terindikasi, merupakan cadangan dengan

bahan galian dengan tingkat kesalahan 40% dan belum ada

dilakukan pengeboran. Ketiga, cadangan tereka, merupakan

cadangan dengan tingkat kesalahan 80% dan belum dilakukan

pengeboran.

Apabila tahap telah sampai pada tahap perencanaan tambang,

berarti cadangan bahan galiannya telah sampai pada tingkat

cadangan terukur. Perencanaan tambang dilakukan untuk

merencanakan secara teknis, ekonomi dan lingkungan kegiatan

penambangan, agar dalam pelaksanaan kegiatannya dapat dapat

dilakukan dengan baik, aman terhadap lingkungan.

5) Persiapan / Konstruksi

Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mempersiapkan fasilitas penambangan sebelum operasi

penambangan dilakukan. Pekerjaan tersebut seperti pembuatan


35

akses jalan tambang, pelabuhan, perkantoran, bengkel, mes

karyawan, fasilitas komunikasi dan pembangkit listrik untuk

keperluan kegiatan penambangan, serta fasilitas pengolahan bahan

galian.

6) Penambangan

Penambangan bahan galian dibagi atas tiga bagian yaitu

tambang terbuka, tambang bawah tanah dan tambang bawah air.

Tambang terbuka dikelompokan atas quarry strip mine, open cut,

tambang alluvial, dan tambang semprot. Tambang bawah tanah

dikelompokkan atas room and pillar, longwall, caving, open stope,

supported stope, dan shrinkage. Sistem penambangan dengan

menggunakan kapal keruk dapat dikelompokkan menjadi tambang

bawah air, walaupun relative dangkal.

7) Pengolahan

Bahan galian yang sudah selesai ditambang pada umumnya

harus diolah terlebih dahulu di tempat pengolahan. Hal ini

disebabkan antar lain oleh tercampurnya pengotor bersama bahan

galian, perlu spesifikasi tertentu untuk dipasarkan serta kalau tidak

diolah maka harga jualnya relative lebih rendah jika dibandingkan

dengan yang sudah diolah, dan bahan galian perlu diolah agar

dapat mengurangi volume dan ongkos angkut, meningkatkan nilai

tambah bahan galian, dan untuk mereduksi senyawa-senyawa

kimia yang tidak dikehendaki pabrik peleburan.


36

Cara Pengolahan bahan galian secara garis besar dapat dibagi

atas pengolahan secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, dan

pengolahan secara fisika dan kimia dengan ekstraksi metal.

8) Pemasaran

Jika bahan galian sudah selesai diolah maka dipasarkan ke

tempat konsumen. Antara perusahaan pertambangan dan konsumen

terjalin ikatan jual beli kontrak jangka panjang, dan spot ataupun

penjualan sesaat. Pasar kontrak jangka panjang yaitu pasar yang

penjualan produknya dengan kontrak jangka panjang misalnya

lebih dari satu tahun. Sedangkan penjualan spot, yaitu penjualan

sesaat atau satu atau dua kali pengiriman atau order saja.

9) Reklamasi

Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali

lingkungan yang telah rusak baik itu akibat penambangan atau

kegiatan yang lainnya. Reklamasi ini dilakukan dengan cara

penanaman kembali atau penghijauan suatu kawasan yang rusak

akibat kegiatan penambangan tersebut.

Reklamasi perlu dilakukan karena penambangan dapat

mengubah lingkungan fisik, kimia dan biologi seperti bentuk lahan

dan kondisi tanah, kualitas dan aliran air, debu, getaran, pola

vegetasi dan habitat fauna, dan sebagainya. Perubahan-perubahan

ini harus dikelola untuk menghindari dampak lingkungan yang

merugikan seperti erosi, sedimentasi, drainase yang buruk,


37

masuknya gulma/hama/penyakit tanaman, pencemaran air

permukaan/air tanah oleh bahan beracun dan lain-lain.

Dalam kegiatan reklamasi terdiri dari dua kegiatan yaitu

Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang

terganggu Ekologinya, dan mempersiapkan lahan bekas tambang

yang sudah diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatannya

selanjutnya.

Dari setiap aktivitas pertambangan, perusahaan sebenarnya

menyiapkan program yakni Corporate Social Responsibility (CSR)

sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan

sekitar perusahaan. Perusahaan juga melakukan kegiatan reklamasi

pada pasca tambang dengan berusaha memulihkan kembali lahan

bekas tambang untuk mengembalikan fungsi lahan sesuai dengan

tataguna lahan.

Perusahan juga mempunyai tanggung jawab ekonomis seperti

membayar pajak kepada pemerintah dan memenuhi persyaratan

analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). AMDAL

dilakukan sebagai bagian dari tahapan studi kelayakan kegiatan

penambangan.

k. Peraturan yang mengatur AMDAL, CSR dan Reklamasi

1) AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

Analisis mengenai dampak lingkungan diatur dalam Undang

Undang Nomor 32 Tahun 2009, Pasal 22 (1) mengenai


38

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pasal 36

ayat (1) UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2) CSR (Corporate Social Responsibility)

CSR (Corporate Social Responsibility) di atur dalam UU no.

40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, PP no. 47 tahun 2012

tentang tanggung jawab social dan lingkungan perseroan terbatas,

UU no. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal, UU no. 4 tahun

2009 tentang pertambangan mineral dan batubara dan PP no. 23

tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan

mineral dan batubara.

3) Reklamasi

Reklamasi di atur dalam PP no. 78 tahun 2010 dan Permen

ESDM no. 07 tahun 2014 tentang pelaksanaan reklamasi dan pasca

tambang pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara.

l. Aspal

Aspal atau bitumen adalah material yang bersifat padat atau

viskos , dengan warna hitam atau coklat, memiliki daya lekat. Aspal

berfungsi sebagai bahan pengikat pada lapis perkerasan dan juga

sebagai pengisi rongga pada agregat.

Jenis aspal dibedakan menurut tempat didapatkannya menjadi

dua, yaitu aspal alam dan aspal buatan. Aspal buatan didapatkan dari

hasil destilasi atau residu pengolahan minyak bumi dan membutuhkan


39

bahan dan cara pengolahan yang cukup lama sehingga menghabiskan

waktu dan biaya lebih besar.

Sedangkan aspal alam didapatkan langsung tanpa pengolahan

yang lama dan biasanya didapat dengan mudah dipermukaan danau.

Aspal alam dapat diperoleh dari penggalian gunung-gunung yang

terletak pada pulau Buton biasa disebut aspal buton, atau dari danau

yang terletak di Bermudez, Trinidad yang biasa disebut aspal Trinidad.

Di Indonesia tepatnya pada pulau Buton, Sulawesi Tenggara

terdapat tambang aspal alam dan biasa dikenal dengan sebutan aspal

buton atau asbuton. Proses pembentukan asbuton dari minyak bumi

yang mengalami tekanan sehingga terdorong ke permukaan melewati

di antara batuan yang porous (Setiawan, 2011). Menurut Sukirman

(1999) Asbuton adalah jenis aspal alam yang merupakan campuran

dari bitumen dengan bahan mineral yang lainnya berbentuk batuan.

Kadar bitumen yang terkandung dalam Asbuton bervariasi dari kadar

rendah sampai kadar tinggi.

Kadar aspal Asbuton yang bervariasi, mudah pecah, dan

harganya yang lebih mahal menjadi alasan kenapa Asbuton menjadi

jarang dipakai. Asbuton juga memiliki kelebihan, yaitu titik lembeknya

lebih tinggi dari aspal minyak dan ketahanan Asbuton yang cukup

tinggi terhadap panas, sehingga membuatnya tidak mudah meleleh.


40

I. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian oleh Anton Sudiyanto, Dyah Probowati dan Afsal Ahmad

Arief pada tahun 2016 dari Prodi Teknik Pertambangan Fakultas

Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta dengan judul “Analisis

Kelayakan Ekonomi Rencana Penambangan Batu Andesit di Desa

Hargorejo, Kabuparen Kulon Progo Daerah Istimewa

Yogyakarta”.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa dan menentukan

komponen-komponen ekonomi, seperti biaya persiapan pembukaan

tambang, biaya operasi, biaya konstruksi dan rekayasa, serta

menghitung analisa kepekaan alternatif investasi. Metode analisis

yang digunakan adalah net present value (NPV), discounted cash flow

rate of return (DCFROR) dan pay back periode (PBP). Lokasi

penelitian ini dilakukan di Dusun Gunung Rego, Desa Hargorejo dan

Dusun Kalibuko 1, Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten

Kulon Progo.

2. Penelitian oleh Suliyanto pada tahun 2018 dosen Fakultas Ekonomi

Universitas Jendral Soedirman dengan judul “Studi Kelayakan

Investasi Pertambangan Batu Granodiorit di Desa Baseh

Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten Banyumas”.

Penelitian ini dilakukan untuk menghindari keterlanjuran

investasi yang memakan biaya yang relatif besar yang ternyata justru

tidak memberikan keuntungan secara ekonomi dan sosial. Beberapa


41

aspek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah aspek pasar, aspek

teknologi, aspek produksi, aspek manajemen, aspek lingkungan dan

aspek finansial. Aspek pasar, aspek teknologi, aspek produksi, aspek

manajemen dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif sedangkan

aspek finansial dianalisis dengan analisis kriteria investasi: Payback

Period (PP), Net Present Value (NPV), Indeks Profitabilitas (PI), dan

Internal Rate Pengembalian (IRR). Lokosi penelitian ini dilakukan di

Desa Baseh Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten Banyumas.

3. Peneltian oleh Ondo Immanuel Samosir, Tommy Trides dan Farah

Dinna pada tahun 2019 dari Program Studi Teknik Pertambangan,

Fakultas Teknik, Univeritas Mulawarman dengan judul “Analisis

Investasi dan Kelayakan Ekonomi pada Kegiatan Penambangan

Batubara PT. Pinggan Wahana Pratama Job Site PT. Singlurus

Pratama, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara,

Provinsi Kalimantan Timur”.

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya penambangan

batubara berdasaran nisbah pengupasan, menghitung pengaruh naik

dan turunnya biaya penambangan dan harga jual batubara terhadap

kelayakan investasi dan menentukan layak tidaknya rencana

penambangan tersebut dengan metode net present value (NPV),

internal rate of return (IRR), pay back eriode (PBP) dan minimum

attractive rate of return (MARR). Penelitian ini dilakukan di


42

Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi

Kalimantan Timur.

4. Penelitian dikerjakan oleh Titoe Dhoni Valent, Ir.Zaenal,M.T., Ir Sri

Widayati, M.T tahun 2018 dari Program Studi Teknik Pertambangan,

Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung dengan judul ” Kajian

Analisis Ekonomi Tambang Menggunakan Metode Discounted

Cash Flow pada Pertambangan Batubara PT. Pasir Prima Coal

Indonesia, Desa Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten

Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapital cost yang

dibutuhkan, menganalisis kelayakan proyek dari segi ekonomi, serta

menentukan nilai sensitivitas proyek terhadap harga jual dan biaya

produksi dengan menggunakan metode net present value (NPV),

internal rate of return (IRR), pay back eriode (PBP) dan analisis

sensitivitas. Penelitian ini dilakukan di Desa Mentawir, Kecamatan

Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

5. Penelitian oleh Dirga Sidauruk tahun 2018 dari Jurusan Teknik

Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang dengan

judul penelitian “Analisis Kelayakan Investasi Menggunakan

Metoda Discounted Cash Flow Tambang Galena PT.Triple Eight

Energy, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok

Selatan Provinsi Sumatera Barat”.


43

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar

anggaran pendanaan perusahaan dan menentukan apakah tambang

tersebut layak dari segi ekonomis untuk ditambang atau tidak, metode

yang dipakai pada penelitian ini yaitu discounted cash flow. Penelitian

ini dilakukan di lokasi di Gunung Puti Bungsu, Antakan Simaung

Nagari Pakan Rabaa Timur Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh

Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat.

6. Penelitian ini dikerjakan oleh Muhammad Risky Adisaputra tahun

2013 dari School of Business and Management Institut Teknologi

Bandung dengan judul penelitian “Investment Feasibility Study For

Iron Ore Mining Project (Case Study : PT. Ina Touna Mining)”.

In its efforts to get the licence in conducting its business,

author create the investment feasibility study which will calculate the

cash flow in the 8 years concession period. To calculate the

investment feasibility study, author uses capital budgeting approach,

sensitivity analysis and risk handling management strategy. PT. Ina

Touna Mining, a national private company in Indonesia is conducting

mineral exploration of iron ore in Tojo, Tojo Una Una regency, Cent

ral Sulawesi province.

7. Penelitian ini di kerjakan oleh Tatiane Marina dan Marcello Veigab,


a
tahun 2016 dari Mining Petroleum Engineering Department

University of Sao Paulo, Brazil, bNorman B Keevil Institute of Mining

Engineering University of British Coulumbia, Canada denga judul


44

“Economic Feasibility of Responsible Small-Scale Gold

Mining”.

The aim of this study is to analyze the economic feasibility of a

mining project, adopting the approach of the minimum reserve, taking

into account the influence of the time value of money and considering

different strategies of geological exploration to prove the replication

of the reserve. . The minimum reserve is the volume of mineral whose

exploitation allows for the payment of the initial investment (i.e.,

CAPEX), the operating costs, the cost of mineral exploration needed

to extend the proven reserve, plus the desired profit. Replication is the

exploitation in cycles of several volumes of minimum reserves. To

include these items and undertake an economic analysis of the

minimum reserve approach, we use a method called discounted cash

flow (DCF).

8. Penelitian dilakukan oleh Gandi Kurnia Hayuda, Fahmi Sulistyohadi

dan Ika Monika tahun 2014 dari R&D Center for Mineral and Coal

Technology dengan judul “Economic Feasibility Analyses of

Coalbased Activated Carbon Plant In Indonesia”

The purpose of the this research is to calculate financial

indicators in order to determine the feasibility of coal-based activated

carbon plant at commercial scale. Economic feasibility analysis is

necessary for coalbased activated carbon plant at commercial scale

by giving an indication about economic value of the project. The


45

indicators used in the analysis are Net Present Value (NPV), Return

on Investment (ROI), Internal Rate of Return (IRR) and Payback

Period.

9. Penelitian ini dilakukan oleh Hyunbock Lee tahun 2018 dari Korea

Institute Geoscience and Mineral Resources (KIGAM) dengan judul

“The Economic Feasibility Study on Development of Coal Mine

Using Real Options”

The main purpose of this study is to introduce ROM into a coal

mining project in which Korean companies participate to justify the

utility of ROM.The Discounted Cash Flow Method (DCFM) is still

widely used to estimate mining project values under commodity price

uncertainty. However numerous studies have showed the advantage of

the Real Option Method (ROM) and introduced ROM into natural

resources investments. This study re-evaluates a Korean coal mining

project using ROM and compares ROM with DCFM to present the

advantage of ROM under uncertain business environment. This study

concludes that the value of ROM is higher than the value of DCFM as

much as the value of the expansion option because ROM gives better

information to determine when the investors have the option to expand

the investment.

10. Penelitian oleh Harta Haryadi tahun 2017 dari R&D Center for

Mineral and Coal Technology dengan judul “Financial Feasibility


46

Analysis for Construction Plant of Ferro-Nickel (Fe-Ni) Smelter

Plant at South Konawe Regency South East Sulawesi”

The objective of the study is to comprehend the feasibility for

the construction plan of the smelter plant to process the nickel laterite

into ferro-nickel (Fe-Ni). PT. Macika Mineral Industries (PT. MMI),

located at Lolowua village South Konawe, Southeast Sulawesi will

implement such a plan Law No. 4 of 2009 on Mineral and Coal

Mining obliges the mining investors to process the minerals into semi-

finished or finished products in the domestic country before selling

them abroad. The calculation method used in this study is Net present

value (NPV), internal rate of return (IRR), return on investment

(ROI), payback period (PBP), benefit cost ratio (B / CR), and

breakeven point (BEP).


47

J. Kerangka Konseptual

Input

1. Data Harga Pokok Penjualan


2. Data Produksi dan Pemasaran
Selama Umur Tambang
3. Data Pembiayaan Pra-Tambang
4. Data Pembiayaan Tambang
5. Data Pembiayaan Pasca Tambang

Proses
1. Analisa data investasi perusahaan
2. Melakukan perhitungan untuk mendapatkan hasil yang terbaik
3. Analisis ekonomi menggunakan metode

Output
Mengetahui apakah penambangan layak untuk dilakukan
ditinjau dari segi teknis, ekonomi maupun lingkungan
Gambar 5. Diagram Alir Kerangka Konseptual

K. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:2) dalam menyatakan bahwa metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dari penjelasan beberapa

ahli tersebut maka dapat dijelaskan bahwa metode penelitian

menggambarkan suatu rancangan penelitian yang isinya menjelaskan

tentang langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh serta cara

yang digunakan untuk memperoleh dan mengolah atau menganalisis

data tersebut.
48

Menurut tujuannya penelitian ini termasuk jenis penelitian

terapan. Penelitian terapan (applied research) adalah penelitian yang

diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif

kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan

untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang

ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian

dilakukan.

Penelitian deskriptif menilai sifat dari kondisi-kondisi yang

tampak, tujuan penelitian dibatasi untuk menggambarkan karakteristik

sesuatu sebagaimana mestinya. Sedangkan penelitian kuantitatif

adalah penelitian dengan data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan. Penelitian terapan lebih menekankan pada

penerapan ilmu, aplikasi ilmu, ataupun penggunaan ilmu untuk

keperluan tertentu.

Penelitian terapan merupakan suatu kegiatan yang sistematis dan

logis dalam rangka menemukan sesuatu yang baru atau aplikasi baru

dari penelitian yang telah pernah dilakukan selama ini. Pada tahapan-

tahapan tersebut penulis melakukan studi literature mengenai Net

Present Value, Interal Rate Return dan Payback Period.

Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil

data-data keekonomian PT. Wijaya Karya Bitumen.


49

2. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:59) menjelaskan mengenai pengertian

dari variabel yaitu :

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

predicator, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Maka dalam penelitian ini

yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah Net

Present Value, Interal Rate Return, dan Payback Period dari

kegiatan pra-tambang, tambang dan pasca tambang.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka

yang akan menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah

analisis kelayakan secara teknis, ekonomi maupun lingkungan.


50

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Study Literatur

Studi literatur merupakan pencarian bahan pustaka terhadap

masalah yang akan dibahas meliputi studi tentang analisis

mengenai masalah yang akan dibahas meliputi studi tentang

analisis mengenai bleding/pencampuran bahan material dalam

pertambangan melalui berbagai percobaan, buku-buku, jurnal atau

laporan studi yang sudah ada.

b. Pengambilan Data

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan beberapa cara

pengumpulan ini menggunakan informasi atau data yang

bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman

mengenai objek yang menjadi focus penelitian. Untuk

memperoleh informasi, penulis menggunakan data sekunder. Data

sekunder yaitu data yang berasal dari literatur dan pihak

perusahaan. Metode tersebut digunakan untuk proses pemecahan

masalah yang dilakukan oleh penulis. Data tersebut meliputi, data

pra-tambang, penambangan dan pasca tambang.

1) Pra-Tambang terdapat perizinan, eksplorasi, pembukaan

lahan dan pembangunan infrastruktur.

2) Penambangan, terdapat produksi, pengolahan dan pemasaran.


51

3) Pasca Tambang terdapat, reklamasi, pemantauan dan

pengelolaan lingkungan hidup

c. Pengolahan Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metoda

Net Present Value, Interal Rate Return dan Payback Period.

d. Hasil dan Kesimpulan

Data yang didapatkan dilapangan yang telah diolah

didapatkan hasil kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan

masalah dan tujuan dari penelitian.

4. Objek Penelitian

Objek penelitian ini memfokuskan kepada hasil Net Present

Value, Interal Rate Return dan Payback Period guna mengetahui

sebuah tambang layak secara teknis, ekonomis maupun lingkungan

atau tidak untuk di investasi.

5. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data

a. Data Sekunder Perusahaan

Dikarenakan tidak memungkinkan dilakukan kegiatan

penelitian, oleh karena itu data di peroleh dari arsip data pada

perusahaan bersangkutan.

b. Laptop

Lapotop digunakan untuk men-input data serta mengolah

data yang di dapat.


52

6. Tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap pada penelitian antara lain sebagai berikut:

a. Menganalisis secara ekonomis rencana penambangan pada site

baru dengan melakukan perhitungan dan pengamatan cash flow

perusahaan

b. Menganalisa hal-hal yang mempengaruhi kelayakan ekonomis

maupun lingkungan penambangan pada PT. Wijaya Karya

Bitumen

c. Menentukan dan mengambil keputusan dari hasil analisa

ekonomis maupun lingkungan sebagai acuan dan perbandingan

pada perhitungan analisis investasi penambangan.


53

L. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Permasalahan

Studi Literatur

Pengambilan Data

Data Sekunder

1. Data Harga Pokok Penjualan


2. Data Produksi dan Pemasaran
Selama Umur Tambang
3. Data Pembiayaan Pra-Tambang
4. Data Pembiayaan Tambang
5. Data Pembiayaan Pasca Tambang

Pengolahan dan Analisis

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 6. Diagram alir Penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto, 1994. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta,


Penerbit BPFE.

Bedjo, Siswanto, 1990. Management Modern. Bandung, Penerbit Sinar Baru.

Hadibroto, 1984. Dasar-dasar Management, Jakarta, Bina Aksara.

Hartanto D, 1981. Akuntansi untuk Usahawan, Edisi ke lima, Cetakan Pertama.


Jakarta, Penerbit LPFE.

Ibrahim Lubis, H., 1984. Beberapa Aspek Mengenai Sistem Pengaasan Keuangan
Negara dalam Rangka Pelaksanaan Proyek yang Efisient. Institut Ilmu
Keuangan, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 1982. Makalah Seminar Pendidikan Akuntansi.


Jakarta, Penerbit PT. Agung.

Kasmir, 1987. Manajemen Pemasaran “Dasar, Konsep dan Strategi”. Jakarta,


Penerbit Rajawali Pers.

Komaruddin, Soekarno, 1983. Dasar-dasar Management. Jakarta, Penerbit PT.


Ghalia Indonesia,.

Miller, John D., 1987. Management The Public, diterjemahkan oleh Drs. Siswanto
Bedjo. Jakarta, Penerbit Sinar Baru.

Mukhadis, 2013. Pengantar Penelitian Kuantitatif: Konteks, Masalah dan


Ekplorasi Masalah Penelitian. Malang, Penerbit Universitas Negeri
Malang.

M. Giatman, 2010. Ekonomi Teknik. Rajawali Pers. Jakarta.

Reksohadiprajo, Sukanto, 1983. Dasar-Dasar Management Edisi 5. Yogyakarta,


Penerbit BPFE,.

Robert, M. Antoni, 1990. Management Accounting, Text and Case, Homewood


Illionis, Richard D. Irwin.

Sarwoto, 1991. Manajemen Perusahaan. Jakarta, Penerbit Liberty.

Siagian, S.P., 1970 dan 1995 Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan,
Cetakan Kesembilan. Jakarta, Penerbit PT. Gunung Agung.

Sostro Widjoyo, Madenan, 1995. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta, Penerbit PT.


Agung.
Tim Penyusun, 2014. Panduan Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Padang :
Universitas Negeri Padang.

Dirga S. 2018. “Analisis Kelayakan Investasi Menggunakan Metoda Discounted


Cash Flow Tambang Galena PT. Triple Eigth Energy Kecamatan
Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan Provinsi
Sumatera Barat”. Padang: Universitas Negeri Padang

Ondo IS. 2019. “Analisis Investasi dan Kelayakan Ekonomi pada Kegiatan
Penambangan Batubara PT. Pinggan Wahana Pratama Job Site PT.
Singlurus Pratama, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur”. Kutai Kartanegara: Jurnal
Teknologi Mineral FT UNMUL. 7(1):39-49.

Gafoer,S. Supandjono, R.J.B. Gafoer, S. Sanyoto, P. Sikumbang, N. 1995. Peta


geologi lembar Buton, Sulawesi Tenggara. Geological map of the
Buton Sheet, Shoutheast Sulawesi. Bandung : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi

Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Adisaputra, M.Rizky. 2013. “Investment Feasibility Study For Iron Ore Mining
Project (Case Study : PT. Ina Touna Mining)”. The Indonesian
Journal of Business Administration 29(14):1695-1705.Bandung:
School of Business and Management Institut Teknologi Bandung.

Marin, Tatiane. Veiga, Macello. 2016. “Economic Feasibility of Responsible


Small-Scale Gold Mining”. Journal of Cleaner Production.
Volume129 (pages 531-536).

Hudaya, G.Kurnia dkk. 2014. ”Economic Feasibility Analyses of Coalbased


Activated Carbon Plant In Indonesia". Indonesia Mining Journal
17(1):1-9.Bandung: R&D Centre for Mineral and Coal Technology.

Lee, Hyunbock. 2018. “The Economic Feasibility Study on Development of Coal


Mine Using Real Options”. International Journal of Mining,
Materials and Metallurgical Engineering Volume 4(page6-13).
Daejeon: Korea Institute Geoscience and Mineral Resources
(KIGAM).

Haryadi, Harta. 2017. ” Financial Feasibility Analysis for Construction Plant of


Ferro-Nickel (Fe-Ni) Smelter Plant at South Konawe Regency South
East Sulawesi”. Indonesian Mining Journal 20(2): 131-142.Bandung:
R&D Centre for Mineral and Coal Technology.
Arief, A.Ahmad. 2016. “Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Penambangan
Batu Andesit di Desa Hargorejo, Kabuparen Kulon Progo Daerah
Istimewa Yogyakarta”. Yogyakarta: UPN ”Veteran” Yogyakarta.

Valent, T.Dhoni. 2018. “Kajian Analisis Ekonomi Tambang Menggunakan


Metode Discounted Cash Flow pada Pertambangan Batubara PT.
Pasir Prima Coal Indonesia, Desa Mentawir, Kecamatan Sepaku,
Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur”.
Prosiding Teknik Pertambangan 4(2): 411-417. Bandung: Universitas
Islam Bandung.

Hadi, A. Al, dkk. 2019. “Kelayakan Potensi Pertambangan Pasir di Kabupaten


Lahat”. Jurnal Pertambangan 3(2): 50-55. Inderalaya: Universitas
Sriwijaya.

Oktalia, Revika, dkk. 2017. “ Analisis Investasi dan Kelayakan Ekonomi


Tambang Andesit PT. Puspa Jaya Mandiri Desa Mekarsari,
Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Prosiding Teknik Pertambangan 3(2): 443-450. Bandung: Universitas
Islam Bandung.

Sari. C.F.Kurnia. 2018. “Pengaruh Analisis Investasi Terhadap Kelayakan


Penambangan Batu Mangan di PT. Berkat Esa Mining”. Jurnal
Science Tech 4(1): 11-18. Papua: Universitas Papua.

Setiawan, M.R. Agung. 2018. “Analisis Capital Budgeting untuk Menilai


Kelayakan Investasi dalam Usaha Penambangan Batubara pada PT.
Tuah Globe Mining Provinsi Kalimantan Tengah”. Jurnal Geomine
6(1): 1-5. Makassar: Universitas Muslim Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai