Anda di halaman 1dari 4

Resume Materi Pertemuan Ke-4

(Keprofesian Arsitek)
Etika Keprofesian

Disusun Oleh:
Elitya Daisy Astuti 1951500071
Dopi Rahmawati 1951500097
Laila Ayutthaya Farmin 1951500105
Sekar Indah Bestari 1951500238
Widya Laras Ning Utami 1951500345
Rosyida Fatma 1951500394

Dosen Pengampu:
Ir. Karya Subagya

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2021/2022
KEPROFESIAN ARSITEK

Pada bulan Agustus 1985, untuk pertama kalinya, sekelompok negara berkumpul untuk
merumuskan Bakuan Kompetensi Profesi Arsitek. Berikut adalah Bakuan Kompetensi Profesi
Arsitek yang digunakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) hingga saat ini :

1. Perancangan Arsitektur
Mampu menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi ukuran estetika dan
persyaratan teknis, dan yang bertujuan melestarikan lingkungan.
2. Pengetahuan Arsitektur
Memiliki pengetahuan yang memadai tentang sejarah dan teori arsitektur termasuk
seni, teknologi, dan ilmu-ilmu pengetahuan manusia.
3. Pengetahuan Seni
Pengetahuan tentang seni rupa dan pengaruhnya terhadap kualitas rancangan arsitektur.
4. Perencanaan dan Perancangan Kota
Memiliki pengetahuan yang memadai tetnang perencanaan kota serta keterampilan
yang dibutuhkan dalam proses perencanaan itu.
5. Hubungan Antara Manusia, Bangunan, dan Lingkungan
Memahami hubungan antara manusia dan bangunan gedung serta antara bangunan
gedung dan lingkungannya, dan memahami pentingnya mengaitkan ruang-ruang yang
terbentuk di antara manusia.
6. Pengetahuan Daya Dukung Lingkungan
Menguasai pengetahuan yang memadai tentang cara menghasilkan perancangan yang
secara berkelanjutan memiliki daya terhadap lingkungan.
7. Peran Arsitek di Masyarakat
Memahami aspek keprofesian dalam bidang arsitektur dan menyadari peran arsitek di
masyarakat, khususnya dalam kerangka kerja yang memperhitungkan faktor-faktor
sosial.
8. Persiapan Pekerjaan Perancangan
Memahami metode penelusuran dan penyiapan program rancangan bagi sebuah proyek
desain.
9. Pengertian Masalah Antardisiplin
Memahami permasalahan struktur desain, konstruksi, dan masalah teknis yang
berkaitan dengan perancangan bangunan gedung.
10. Pengetahuan Fisik dan Teknologi Bangunan
Menguasai pengetahuan yang memadai mengenai permasalahan fisik, teknologi, dan
fungsi bangunan sehingga dapat melengkapinya dengan kondisi internal yang bisa
memberikan kenyaman serta perlindungan terhadap iklim yang ada.
11. Penerapan Batasan Anggaran dan Peraturan Bangunan
Menguasai keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pihak pengguna
bangunan dengan rentang kendala biaya pembangunan dan peraturan-peraturan yang
berlaku
12. Pengetahuan Industri Konstruksi dalam Perencanaan
Menguasai pengetahuan yang memadai tentang industry, organisasi, peraturan, dan
berbagai prosedur teknis yang berkaitan dengan proses penerjemahan konsep
perancangan menjadi bangunan Gedung, serta memadukan penataan denah-denahnya
menjadi sebuah perencanaan yang menyeluruh
13. Persiapan Pekerjaan Perancangan
Menguasai pengetahuan yang memadai pendanaan proyek, manajemen proyek, dan
pengendalian biaya bangunan.

LISENSI

Dalam UU RI No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi, Tanda Daftar Usaha Perseorangan
diatur dalam Pasal 1, Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 29. Disebutkan bahwa Tanda Daftar Usaha
Perseorangan diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada usasha orang
perseorangan yang berdomisili di wilayahnya.

Adapun lesensi memang dihasilkan oleh setiap Pemerintah Daerah berdasarkan peraturan –
peraturan bangunan yang berbeda-beda di seluruh Indonesia. Khusus untuk arsitek yang
berpraktek di DKI Jakarta, lisensi diatur dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.132 Tahun
2007 tentang Ijin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB)

Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.132 Tahun 2007, Pasal 8 mengatur tentang masa berlaku
IPTB. Disebutkan bahwa jangka waktu berlakunya IPTB adalah selama 3 (tiga) tahun.
Mengacu pada pasal tersebut, IAI mewajibkan Anggota Profesional yang mengajukan IPTB
untuk membayar iuran selam tiga tahun secara sekaligus dalam rangka tertib administrasi
keuangan.
Mengacu pada Pasal 6 Ayat 2 dari Peraturn Gubernur tersebut, penggolongan IPTB ditentukan
berdasarkan rekomendasi dari Asosiasi Profesi (IAI). Penentuan penggolongan IPTB
dilakukan oleh Tim Asesor Daerah IAI Jakarta. Rekomendasi IPTB diberikan kepada pemohon
dengan membawa, mengisi, dan melengkapi persyaratan Dokumen Permohonan IPTB yang
diperoleh dari BPTSP (Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu)

Anda mungkin juga menyukai