Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia

Vol. 21, No. 1, 2006, 75 – 82

ANALISIS ARAH KAUSALITAS


(CAUSAL ORDERING)
Gudono
Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

When researchers test a model that represents the effect an independent variable on
another—dependent-- variable, many researchers commonly do not further investigate
about the correctness of the causal direction of the model. Hypothesis testing of such model
is generally done by assuring that the model coefficients are statistically significant
assuming that the direction of the causality is indeed correct. Hence, the direction of the
causality of these models is simply ex ante assumed, which means that the direction could
be incorrectly stated. The effect of this mistake could be enormous, particularly if findings
of the study, which adopt an incorrect causal order, are used for policy makingt. This study
discusses two approaches in testing the causal ordering of a model, i.e., the Granger and
Sim’s tests as well as SCDTs test of causality, which could be either used in an
experimental or nonexperimental setting. Findings of two empirical researches written by
Gudono (2006) and Chong and Chong (2002) are discussed and used as an illustration.
(Keywords: causal ordering, lagged- regression, the sequential Chi-Square Differences
tests (SCDTs), Type I, Type II, and Type III errors).

PENDAHULUAN adalah penyebab sesuatu yang lainnya cukup


rumit. Dalam setiap pengujian hipotesis
Penelitian eksplanatoris yang meneliti
kausalitas ada beberapa tipe kesalahan
hubungan sebab-akibat (kausalitas) sering
berkaitan dengan arah kausalitas. Kesalahan
dianggap memiliki makna yang lebih berarti
tipe I terjadi bilamana peneliti tidak
dibandingkan riset eksploratoris ataupun riset
menemukan bukti yang kuat terhadap model
deskriptif (perhatikan kategorisasi riset dalam
kausalitas dengan arah yang sudah benar
Cooper dan Schindler, 2001). Namun demikian
(misalnya X→Y). Kesalahan tipe II terjadi
riset eksplanatoris juga rentan terhadap
bilamana peneliti “berhasil menemukan”
kekeliruan identifikasi mengenai kausalitas
adanya hubungan kausalitas sebuah model
dan ini bisa fatal. Misalnya, kita menduga
kausalitas yang arahnya salah (misalnya,
bahwa X berpengaruh terhadap Y dan data
seharusnya Y→X, bukan X→Y). Kesalahan
empiris mendukung hubungan tersebut. Dalam
tipe II bisa saja terjadi selama X berkorelasi
penelitian crossectional bisa saja kita terkecoh
bivariat dengan Y. Kesalahan tipe III terjadi
terhadap temuan ini, karena bukan tidak
bilamana peneliti menemukan ada bukti yang
mungkin hubungan yang benar adalah Y
kuat terhadap model kausalitas dengan arah
berpengaruh terhadap X dan kita tidak tahu
yang sudah benar (misalnya X→Y) dari
mengenai kekeliruan tersebut karena kita tidak
subsampel yang ekstrim dan mengira
melakukan pengujian lebih lanjut.
hubungan tersebut juga demikian adanya pada
Masalah tersebut di atas bisa terjadi karena kelompok sampel lain, padahal tidak demikian.
secara filosofis pembuktian bahwa sesuatu Kesalahan tipe III bisa dikurangi dengan
76 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Januari

replikasi penelitian dalam rangka menguji bilamana ternyata ada variabel ketiga menjadi
kegeneralan (masalah validitas eksternal) suatu penyebab perubahan keduanya). Misalnya
temuan ilmiah. dalam kasus perubahan harga BBM yang
Tulisan ini bertujuan membantu peneliti menyebabkan perubahan harga sepatu dan
mengurangi kesalahan tipe II dengan meng- harga beras. Jika fokus amatan peneliti hanya
uraikan dua cara untuk menguji kebenaran terbatas pada harga sepatu dan harga beras,
arah kausalitas, baik untuk riset yang bersifat peneliti tersebut pasti akan terkecoh mengenai
eksperimental ataupun noneksperimental, kausalitas antara keduanya.
misalnya yang memakai data sekunder. Syarat kedua adalah bahwa penyebab
(misalnya X) terjadi lebih dulu (dari aspek
HUBUNGAN KAUSALITAS DAN waktu) dibanding yang disebabkan (misalnya
MASALAHNYA Y). Syarat ini tampak jelas dipengaruhi oleh
pandangan-pandangan yang bersifat positivis.
Ada tiga kemungkinan hubungan antara
Dalam pengamatan di bidang ilmu sosial
dua variabel dalam sebuah model, yaitu
ataupun untuk fenomena yang bersifat
hubungan simetris, asimetris, dan resiprokal
psikologis, syarat ini yang dipengaruhi sudut
(Cooper dan Schlinder, 2001). Karena
pandang positivis ini perlu ditafsirkan secara
pertimbangan kontribusi ilmiah dan juga untuk
hati-hati. Misalnya, dalam penelitian yang
kesinambungan dengan pengembangan teori
terkait dengan rational expectation, perubahan
yang telah ada sebelumnya, kebanyakan
Y bisa saja terjadi sebelum realita yang
peneliti memilih pengujian model dengan
diharapkan terjadi. Seorang investor yang
hubungan antar variabel yang bersifat
kuatir bahwa harga saham akan turun (pada
resiprokal. Namun demikian, dalam konteks
saat yang akan datang) mungkin akan segera
hubungan resiprokal tersebut tidaklah mudah
menjual sahamnya dan tindakannya tersebut
memastikan bahwa variabel tertentu menjadi
justru kemudian benar-benar menyebabkan
penyebab variabel lainnya. Seorang filosof
perubahan harga saham (self-fullfilling
ekonomi Inggris, John Stuart Mill, pada abad
propecy). Dalam kasus tersebut, apakah
sembilan belas mengeluarkan dua metode
penurunan harga yang menjadi penyebab
untuk menentukan kausalitas, yaitu the method
tindakan menjual saham (selling) atau
of agreement dan the method of difference.
sebaliknya?
Mengenai the method of agreement Mill
menyatakan demikian: “When two or more Syarat ketiga adalah bahwa peneliti telah
cases of a given phenomenon have one and menghilangkan kemungkinan (ruled-out)
only one condition in common, then that faktor-faktor lain sebagai penyebab perubahan
condition might be regarded as the cause (or variabel dependen (misalnya, Y). Syarat ini
effect) of the phenomenon” (Cooper dan membuat pemilihan variabel independen
Schindler, 2001). menjadi all-inclusive dan tentu saja tidak
mudah dipenuhi karena variabel extraneous
Dalam perkembangannya, beberapa
dalam dunia nyata jumlahnya sangat banyak
literatur metodologi menyebutkan ada tiga
sekali.
persyaratan yang harus dipenuhi secara
serentak untuk memastikan adanya pengaruh Penelitian yang bersifat eksperimental,
yang bersifat kausalitas (Neuman, 2000). walaupun relatif mudah memenuhi syarat
Syarat pertama adalah bahwa antara dua pertama dan kedua, membutuhkan biaya yang
variabel tersebut (misalnya X dan Y) sama- tinggi untuk memenuhi syarat yang ketiga,
sama berubah nilainya. Dengan kata lain, ada misalnya dengan mengendalikan lingkungan
covarians ataupun korelasi antara X dan Y. eksperimen secara ketat. Adanya pengendalian
Namun demikian syarat ini saja tidak cukup (control) yang terlalu ketat juga akan membuat
2006 Gudono 77

publik berpikir bahwa riset eksperimen hanya signifikan dari perubahan model (2) ke model
bisa diterapkan dalam dunia artifisial dan tidak (1), sedangkan uji t untuk a tidak signifikan
bisa digeneralisasi ke dunia nyata. dan nilai t untuk b signifikan, maka untuk
Penelitian yang bersifat noneksperimental, sementara kita simpulkan X mempengaruhi Y
termasuk penelitian dengan data sekunder dan (H0 tersebut ditolak). Setelah pengujian ini
yang menguji model crossectional, akan selesai, langkah berikutnya adalah menguji
mengalami kesulitan memenuhi ketiga persya- hipotesis dibawah ini yang merupakan
ratan, khususnya syarat kedua dan ketiga. “kebalikan” hipotesis tersebut di atas.
Dengan menguraikan cara pengujian arah
H02 : Y tidak mempengaruhi X
kausalitas, tulisan ini diharapkan akan mem-
bantu mengatasi permasalahan yang dihadapi Model regresi unrestricted dan restricted
dalam penelitian noneksperimental tersebut. (lihat di hipotesis nul sebelumnya) kemudian
juga dikembangkan untuk H0 tersebut serta
UJI KAUSALITAS DENGAN MODEL dihitung nilai F model dan nilai t-nya. Dengan
LAGGED REGRESSION pengujian kedua hipotesis nul tersebut
Walapun dalam riset noneksperimen kemungkinan hasilnya menjadi seperti yang
waktu kejadian variabel independen tidak bisa terdapat pada gambar 1. Dari empat
diatur oleh peneliti tidak sedikit data sekunder kemungkinan hasil pengujian tersebut tampak
sebuah variabel tersaji secara urut waktu. bahwa variabel X mempengaruhi Y hanya
Misalnya saja, laporan keuangan sebuah peru- terjadi jika H01 ditolak dan H02 didukung (lihat
sahaan seringkali disajikan selama beberapa juga gambar 2). Kendati demikian, simpulan
tahun. Adanya data selama beberapa periode ini bisa saja salah jika ternyata ada variabel
waktu ini membuka peluang untuk menguji lain, misalnya Z, yang mempengaruhi nilai Y
kausalitas dengan memakai model lagged dan juga berkorelasi dengan nilai X. Jika
regression.1 Dengan metode ini kita terlebih situasi ini terjadi Pengujian lebih lanjut bisa
dulu “mengajukan” sebuah hipotesis nul yang dilakukan dengan meletakkan juga variabel Zt-1
akan diuji (Pindyck dan Rubinfeld, 1991). sebagai variabel independen disamping X yang
mempengaruhi nilai Y.
H01 : X tidak mempengaruhi Y
Gambar 2: Ilustrasi Situasi di mana X
Hipotesis tersebut diuji dengan mengembang- mempengaruhi Y
kan dua model sebagai berikut.
Unrestricted regression:
Y= a.Yt-1 + b.Xt-1 + et (1)
Restricted regression:
Y= a. Yt-1 + et (2)
Lalu dilakukan uji F dan uji t untuk kedua
model regresi tersebut. Bilamana ada ΔF yang
1
Dielman (1991) menyatakan bahwa adalah keliru jika
kita menafsirkan strong fit dari model regresi biasa,
sebagaimana ditunjukkan oleh R2, sebagai pertanda
adanya hubungan kasualitas. R2 hanya memberi
dukungan bukti tapi R2 saja tidaklah cukup.
Penggunaan lagged regression ini merupakan cara untuk
mengurangi kelemahan model regresi dalam menentukan
kausalitas.
78 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Januari

Gambar 1: Empat kemungkinan hasil pengujian dua hipotesis nol.

H01: X tidak mempengaruhi Y


H01 didukung H01 ditolak
H02: Y tidak H02 didukung RXY ≈ 0 X→Y
mempengaruhi X H02 ditolak Y→X X↔Y

Granger (1979) dan Sims (1972) termasuk pengakuisisi mengalami apresiasi. Dengan
peneliti-peneliti pertama yang menggunakan adanya kenaikan harga saham akan lebih
teknik yang dijelaskan di atas dalam risetnya. menguntungkan jika merger dan akuisisi
Oleh sebab itu, teknik tersebut sering disebut dilakukan dengan pertukaran saham atau
juga Granger and Sims’ test of causality. pembayaran tunai dengan dana yang berasal
dari penjualan saham.
Ilustrasi Granger and Sims’ test: Apakah Untuk menguji dugaan tersebut dalam
Return Mempengaruhi Leverage Perusa- penelitian ini dikumpulkan data dari dua puluh
haan Yang Melakukan Merger/Akuisisi? tiga perusahaan yang menjual sahamnya di
Telah lama diketahui bahwa perusahaan- BEJ dan juga melakukan merger/akuisisi
perusahaan yang melakukan akuisisi dengan antara tahun 1994 dan 2000. Data yang
modus LBO (leveraged Buyout) akan digunakan tersebut merupakan sebagian data
cenderung memiliki hutang dalam jumlah dari penelitian Gudono (2006). Setelah itu
besar setelah mereka melakukan akuisisi sesuai dengan tahapan dalam Granger and
(Burrough dan Helyar, 1990). LBO seringkali Sims’ test dikembangkan 4 model kausal
terjadi bilamana pengakuisisi tidak cukup seperti tertulis di bawah ini.
memiliki dana untuk membeli perusahaan Unrestricted model:
target. Ini bisa dilihat dalam kasus KKR yang
LEt = a + b1. LEt-1 + b2.RETt-1+ ε (3)
membeli RJR-Nabisco (Burrough dan Helyar,
1990). Namun demikian secara teoritis Restricted model :
kebutuhan akan hutang dalam proses
LEt = a + b1. LEt-1 + ε (4)
merger/akuisisi tersebut akan berkurang
manakala perusahaan saham perusahaan Unrestricted model:
2006 Gudono 79

RETt = a + b1.LEt-1 + b2. RETt-1+ ε (5) Analisis Arah Kasualitas dengan Teknik Uji
Beda Chi-Square
Restricted model :
Pemakaian lagged regession sebagaimana
RETt = a + b1. RETt-1+ ε (6)
diuraikan di atas bisa sulit jika data yang
Dimana, tersedia memang tidak runtut waktu atau
LE = rata-rata leverage datanya bersifat cross-sectional. Ada teknik
lain yang sering digunakan sebagai teknik
RET = rata-rata return alternatif dengan logika yang mirip dengan
t = simbul waktu setelah (=t) atau teknik lagged regression tersebut di atas, yaitu
sebelum (=t-1) merger/akuisisi teknik the sequential Chi-Square difference
ε = nilai residual tests (SCDTs).
Hasil olahan data ditampilkan di tabel 1 Uji Chi-Square dikenal sebagai cara untuk
dan tabel 2 berikut ini. test for independence (sering disebut juga
contingency table test). Dalam uji Chi-square
Tabel 1: Uji Model (3) dan (4) ini bilamana resio frekwensi bivariat fij dengan
expected frekwensinya (Fij) terlalu kecil,
sehingga kita menyimpulkan bahwa kedua
Unrestricted Restricted
variabel independen, maka antara kedua
Model Model Model
variabel tersebut tidak ada hubungan (Neter, et
B Sig. B Sig al., 1993). Kriteria yang digunakan untuk
(Constant) .390 .005 0,341 .024 didukungnya H0 (kedua variabel independen)
LEt-1 .397 .116 0,433 .129 adalah:
RETt-1 -.205 .014 .
Jumlah [fij-Fij]2 / Fij ≤ χ2 [(r-1)(c-1)]
a Dependent Variable: LEt
di mana i dan r adalah notasi baris, sedangkan j
Tabel 2: Uji Model (5) dan (6) dan c adalah notasi kolom
Unrestricted Restricted Bilamana antara dua variabel ternyata ada
Model Model Model ketergantungan (dependence), atau Jumlah [fij-
Std. Fij]2 / Fij > χ2 [(r-1)(c-1)], maka diperlukan
B B Sig
Error langkah tambahan untuk memastikan sifat
(Constant) 1.260 .168 .137 .612 ketergantungannya. Cara ini bermanfaat untuk
LEt-1 -2.277 .197 pengujian sebuah model yang sederhana, yaitu
RETt-1 yang melibatkan dua variabel saja. Untuk
-1.085 .058 -1.044 .071
model yang lebih kompleks, misalnya dalam
a Dependent Variable: RETt
pengujian model linier struktural uji Chi-
square dalam SCDTs lebih efektif dalam
Dengan membandingkan output statistik menjelaskan kausalitas.
yang ada di tabel 1 dan tabel 2 bisa
disimpulkan bahwa RETt-1 berpengaruh pada Dalam SCDTs beda Chi-Square Δ χ antara
LEt dan bukan sebaliknya. Walaupun dari dua model yang berisi variabel-variabel yang
kedua tabel tersebut tampak juga bahwa RETt-1 akan diuji kausalitasnya ditentukan signify-
berpengaruh pada nilai RETt, namun dengan kansinya. Agar dapat mendeteksi kausalitas
melihat ukuran R2 model (3) dan (5) (R2= dengan tepat, model-model yang diperban-
0,343 versus R2= 0,217, ΔR2= 0,125 signifikan dingkan hanya model-model yang memiliki
pada α=5%) tetap tidak bisa dipungkiri bahwa sifat kausalitas tertentu saja, yaitu yang arah
RETt-1 berpengaruh pada LEt. kausalitasnya tepat berkebalikan satu dengan
80 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Januari

yang lainnya. Adapun langkah-langkah SCDTs Cara paling mudah untuk mengamati
adalah sebagai berikut (Chong dan Chong, berbagai model tersebut adalah dengan
2002). memakai software AMOS™ atau software
1. Kembangkan dua model teoritis, di mana STATISTICA™.
model kedua memiliki arah hubungan yang
berkebalikan dengan model pertama. ILustrasi SCDTs Dalam Penelitian Chong
Misalnya: model (1): X→Y dan model (2): dan Chong (2002)
Y→X. Chong dan Chong (2002) menguji budget
2
2. Hitung koefisien χ , Δ χ, df, untuk masing- goal commitment dan dampak informasional
masing model teoritis tersebut hitung budget participation terhadap performance
parameter untuk (1) saturated model dalam suatu pendekatan SEM (structural
(model dimana semua parameter boleh equation modelling). Model teoritis yang akan
bebas punya hubungan rekursif di antara diuji dalam penelitian tersebut digambarkan
variabel yang ada), (2) constrained model dalam gambar 3 berikut ini.
(model yang dikembangkan seolah-olah
tidak ada hubungan antar variabel), dan (3)
unconstrained model (model yang menun- BP BGC JRI JP
jukkan seolah-olah X dan Y memiliki
hubungan rekursif).
3. Untuk masing-masing model teoritis Gambar 3: Model Teoritis (I)
bandingkan antara model teoritis Vs. di mana
saturated model, model teoritis dengan BP adalah budget participation, BGC
constrained model, dan model teoritis adalah budget goal commitment, JRI adalah
dengan unconstrained model. job relevant information, dan JP adalah job
4. Berdasarkan langkah ketiga tersebut, pilih- performance.
lah model teoritis mana yang merupakan Salah satu aspek yang perlu dicermati dari
model optimal (best-fist model). Misalnya, model di atas adalah menentukan variabel apa
jika perbedaan signifikansi antara model yang merupakan anteseden dan apa yang
teoritis dengan constrained model untuk merupakan konsekwen dalam hubungan antara
model (1) adalah lebih baik jika BGC dengan JRI. Hal ini didorong oleh
dibandingkan dengan model (2), maka arah adanya temuan peneliti lain yang ternyata
kausalitas model (1) lebih optimal (fit) pernah menemukan hubungan yang berke-
dibandingkan model (2). Jika ternyata balikan (reverse causality) antara budget
sama, maka arah kausalitasnya memiliki participation dengan job performance (Nouri
kekuatan yang ekuivalen dan perlu uji et al. 1999 dalam Chong dan Chong, 2002).
lanjutan dengan langkah 5 sebagai berikut.
Chong dan Chong (2002) melakukan
5. Hitung korelasi multipel kedua model dan analisis tambahan mengenai causal ordering
bandingkan kekuatan standardized koefi- dengan membandingkan model teoritis (I):
sien variabel independen. Dari pengamatan BGC → JRI dibandingkan dengan model
atas hasil langkah ini, biasanya bisa teoritis (II): JRI → BCG. Hasil yang didapat
diputuskan mana model yang lebih optimal Chong-Chong (2002) ditampilkan di tabel 1
(best-fit model). berikut ini.
2006 Gudono 81

Tabel 3: Results of the Squential Chi-Square Difference Tests (SCDTs)


Panel A: Theoretical Model (I)
Model χ2 Δχ Df Δdf Sig. level*
Theoretical Model (I) 0,36 - 1 -
Saturated Model 0,00 0,36 0 1 n.s.
Constrained Model 15,06 - 2 -
Theoretical Model (I) 0,36 14,70 1 1 p<0,01
Unconstrained Model 0,36 - 1 -
Theoretical Model (I) 0,36 0 1 0 n.s.
Panel B: Theoretical Model (II)
Model χ2 Δχ Df Δdf Sig. level*
Theoretical Model (II) 0,36 - 1 -
Saturated Model 0,00 0,36 0 1 n.s.
Constrained Model 15,06 - 2 -
Theoretical Model (II) 0,36 14,70 1 1 p<0,01
Unconstrained Model 0,36 - 1 -
Theoretical Model (II) 0,36 0 1 0 n.s.
*Difference in degree of freedom with difference in the Chi-square value
Sumber: Chong dan Chong (2002)

Tabel 3 di atas jelas menunjukkan bahwa antara dua variabel yang diuji, urutan waktu
antara model (I) dan model (II) ekuivalen antara penyebab dan yang disebabkan, dan
sebagai mana ditunjukkan oleh hasil yang hapuskan kemungkinan variabel lain (ketiga)
terdapat dalam kolom tingkat signifikansi, sebagai penyebab. Kedua, metode lagged
dimana hanya dalam perbedaan antara regression bisa digunakan untuk riset dengan
constrained model dengan theoretical model data sekunder yang datanya tersedia dalam
terdapat perbedaan yang signifikan. Pengujian beberapa tahun. Ketiga, memakai teknik the
lebih lanjut menunjukkan bahwa jumlah squential Chi-Square difference tests (SCDTs).
korelasi kuadrat untuk model (I) adalah 0,305 Teknik SCDTs dilakukan dengan memban-
sedangkan untuk model (II) adalah 0,299. dingkan antara dua model yang memiliki arah
Selain itu nilai standardized coeficient model kausalitas yang berlawanan dalam kaitannya
(I) adalah 0,42 (p<0,05) dan untuk model (II) dengan bentuk masing-masing saturated
adalah 0,41 (p<0,05). Dari uji tambahan ini model, constrained model, dan unconstrained
bisa disimpulkan bahwa model (I) lebih fit modelnya peneliti bisa mengetahi arah
dibandingkan model (II). kausalitas yang mana yang lebih tepat.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Penelitian yang menguji hubungan kau- Burrough, B. dan J. Helyar. 1990. Barbarians
salitas rentan terhadap kesalahan identifikasi at The Gate. Harper & Row.
arah kausalitas (kesalahan tipe II). Dalam Chong, V.K. dan K.M Chong. 2002. Budget
paper ini telah dibahas salah satu cara untuk Goal Commitment and Informational
menganalisis arah kausalitas (causal ordering) Effects of Budget Participation on
dengan beberapa teknik. Pertama, khususnya Performance: A Structural Equation
untuk riset eksperimental, perlu memper- Modeling Approach. Behavioral research
hatikan 3 kriteria kausalitas, yaitu: kovarians ini Accounting. Vol 14.
82 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Januari

Cooper, D.R. dan P.S. Schindler. 2001. Really Rational? Penelitian Belum
Business Research Methods. McGraw- Dipublikasikan
Hill. Neter, J., W. Wasserman, dan G.A.
Dielman T.E. 1991. Applied Regression Whitemore. Applied Statistics. Allyn dan
Analysis for Business and Economics. Bacon. 1993.
PWS-Kent Publihing Company. Pyndyck R.S. dan D.L. Rubinfeldt. 1991.
Granger, C.W.C. 1969. Investigating Causal Econometric Models and Economic
Relations by Economitric Models and Forecasts. McGraw Hill.
Cross-spectral Methods. Econometrica. Sims, C.A. 1972. Money, Income, and
Vol. 37. hal. 424-438 Causality. American Economic Review.
Gudono. 2006. Investor’s Temporary Vol. 62. hal. 540-552.
Response and Company’s Long Term W.L. Newman. 2000. Social Research
Performance in The Case of Merger and Methods, Qualitative and Quantitative
Acquisition in Indonesia: Are the Investors Approaches. Allyn and Bacon.

Anda mungkin juga menyukai