Anda di halaman 1dari 12

TINGKAH LAKU TERPUJI

DisusunOleh :

TRISNA KOMALA PUTRI

Nim. 2011450004

PROGRAM STUDI ILMU HADIST

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSITITUT AGAMA ISLAM NEGERI

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji syuku rkehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmatdan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pada matakuliah pengantar hadis dengan
judul TINGKAH LAKU TERPUJI.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pembimbing
agar bias dipresentasikan dan bermanfaat sebagai pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kesalahan
maupun kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan pada tugas selanjutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
menambah wawasan keilmuan tentang tingkah laku terpuji.

Terimakasih.

Wassalamu’alikum. Wr. Wb.

Bengkulu,10 november 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penulisan
B. PEMBAHASAN
A. Hadis tentang pentingnya kejujuran
B. Hadis tentang kejujuran membawa kebajikan
C. Hadis tentang orang yang jujur mendapat pertolongan dari Allah
C. PENUTUP
a. kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Banyak keterangan yang mengandung isyarat bahwa siapa yang berusaha untuk jujur
dalam perkataan maka akan menjadi karakternya dan barangsiapa sengaja berdusta  dan
berusaha untuk dusta maka dusta menjadi karakterya. Dengan latihan dan upaya untuk
memperoleh, akan berlanjut sifat-sifat baik dan buruk.
Banyak hadits yang menunjukkan agungnya perkara kejujuran dimana ujung-
ujungnya akan membawa orang yang jujur ke jannah serta menunjukan akan besarnya
keburukan dusta dimana ujung-ujungnya membawa orang yang dusta ke neraka.salah satu
ciri orang yang jujur adalah senantiasa berbuat kebajikan. Diantara kemanisan yang akan
diapat oleh seseorang yang jujur adalah akan mendapat pertolongan Allah.
Lantas seperti apakah pentingnya kejujuran yang menjadi salah satu tingkah laku
terpuji? Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai kejujuran sebagai tingkah laku
terpuji yang berdasar pada hadits Rasulullah saw.
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan tentang hadis pentingnya kejujuran
2. Menjelaskan tentang hadis kejujuran membawa kenajikan
3. Menjelaskan tentang hadis bahwa orang yang jujur mendapat pertolongan Allah
C. Tujuan penulisan
Agar kita bisa memahami hadis-hadis tentang tingkah laku terpuji.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hadis tentang pentingnya kejujuran

ٍ ‫ «أَنَا َز ِعيم ببي‬:‫اهلل ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم‬


‫ت يِف‬ ِ ‫ول‬ َ َ‫ ق‬،ُ‫لي َر ِض َي اهللُ َعْن ه‬ ِ
َْ ٌ َ ََ َْ ُ َ ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬ ِّ ‫َع ْن أَيِب أ َُم َامةَ البَاه‬
،ً‫ َوإ ْن َك ا َن َما ِزح ا‬،‫ب‬ ِ ِِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ‫رب‬
َ ‫ َوبَِبْيت يف َو َسط اجلَنَّة ل َم ْن َتَرَك ال َك ذ‬،ً‫ َوإ ْن َكا َن حُم ّقا‬،َ‫ض اجلَنَّة ل َم ْن َتَرَك املَراء‬ َْ
(‫ص ِحْيح‬ ٍ ِِ ٍ
َ ‫ ﴿ َرَواهُ أَبُو َد ُاود بِِإ ْسنَاد‬.»ُ‫َوبَِبْيت يف أعلَى اجلَنَّة ل َم ْن َح ُس َن ُخلُ ُقه‬
Artinya :

"Abu Umamah Al-Bakhili ra. berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Saya dapat
menjamin suatu rumah di kebun surga untuk orang yang meninggalkan perdebatan meskipun
ia benar .Dan menjamin suatu rumah di pertengahan surga bagi orang yang tidak berdusta
meskipun bergurau. Dan menjamin satu rumah di bagian tertinggi dari surga bagi orang
yang baik budi pekerlinya. "  (H.R. Abu Dawud dengan sanad yang sahih)

Hadis ini menerangkan tiga perilaku penting yang mendapatkan jaminan surga dari
Rasullullah bagi mereka yang memilikinya. Tentu saja, ketiga perilaku ini harus diiringi
berbagai kewajiban lainnya yang telah ditentukan Islam. Ketiga perilaku tersebut adalah:
a. Orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar
Berdebat atau berbantah-bantahan adalah suatu pernyataan dengan ,maksud untuk
menjadikan orang lain memahami suatu pendapat atau mengurangi kewibawaan lawan debat
dengan cara mencela ucapannya sekalipun orang yang mendebatnya itu tidak tahu persis
permasalahan, karena kebodohannya. Dan yang lebih ditonjolkan dalam berdebat adalah
keegoannya sendiri sehingga ia berusaha mengalahkan lawan. debatnya dengan berbagai
cara.
Sebenamya, tidak semua bentuk perdebatan dilarang dalam Islam apalagi kalau
berdebat dalam mempertahankan aqidah. Hanya saja, perdebatan seringkali membuat orang
lupa diri, terutama kalau perdebataninya dilandasi oleh keegoan masin-masing, bukan
didasarkan pada keinginan untuk mencari kebenaran.
b. Orang yang tidak berdusta meskipun bergurau

Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Dusta sangat dilarang dalam islam. Karena selain merugikan orang lain, juga merugikan
orang lain.

Sebaliknya, islam sangat menghargai orang yang bersifat jujur walupun dalam
bercanda. Orang-orang yang selalu jujur, sekli pun dalam bercanda sebagaimana di sebutkan
dalam hadis diatas dijaminkan oleh rasuallah saw. Satu tempat ditengah surga.

c. Orang yang baik budi pekertinya

Sifat lainnya yang meningkatkan derajat seseorang disisi Allah saw. Dan juga dalam
pandangan manusia adalah akhlak terpuji.

Sifat orang yang berakhlak mulia, diantaranya adalah bermuka manis, berusaha untuk
membantu orang lain dalam perkara yang baik, serta menjaga diri dari perbuatan jahat. Orang
yang memiliki sifat seperti itu selain dijanjikan surga sebagaimana dinyatakan dalam hadis
diatas, juga dianggap sebai orang yang paling baik diantara sesame manusia lain.
Analisis Hadis diatas Sesuai Dengan Kacamata Seorang Pendidik Serta Kaitannya Dengan
Berbagai Aspek Kehidupan

Dalam hadis diatas, yang diriwayatkan oleh abu dawud dengan sanad yang shahih itu
yang telah ditulis dan diterangkan di dalam makalah ini bahwasannya ada tiga perilaku
dalam  pergaulan dimasyarakat, yaitu meninggalkan perdebatan meskipun ia benar, tidak
berdusta meskipun bergurau, dan baik budi pekertinya.

Bahwasannya dalam hadis tersebut dilarang untuk berdebat  dengan dilandasi


keegoan, berdebat yang benar ialah di dasarkan pada keinginan untuk mencari kebenaran.

Dalam hadis ini juga menjelaskan bahwa tidak boleh berdusta meskipun bergurau,
karena dusta itu perbuatan tercela walupun tujuan bergurau itu mengundang tawa orang.
Alasan apapun bergurau dengan dilandasi kebohongan tetap dilarang dalam islam.Dalam
hadis ini juga mengajarkan manusia untuk memiliki sifat budi pekerti yang baik. Karena
orang yang baik budi pekertinya akan ditingkatkan derajatnya disisi Allah Swt dan juga di
janjikan surga  serta dianggap sebagai orang yang paling baik diantara sesama manusia yang
lain.
B. Kejujuran mmbawa kebajikan

‫الص ْد َق َي ْه ِدي‬ َ َ‫ ق‬،‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬


ِّ ‫ «إِ َّن‬:‫ال‬ ِ ٍ ِ
َ ِّ ‫ َع ِن النَّيِب‬،ُ‫يث َعْبد اهلل بْ ِن َم ْسعُود َرض َي اهللُ َعْنه‬
ِ
ُ ‫َحد‬

‫ب َي ْه ِدي إِىَل‬ ِ ِ
َ ‫ َوإِ َّن ال َك ذ‬.‫ص ُد ُق َحىَّت يَ ُك و َن ص دِّي ًقا‬ َّ ‫ وإِ َّن‬،‫ َوإِ َّن الرِب َّ َي ْه ِدي إِىَل اجلَن َِّة‬،ِّ ‫إِىَل الرِب‬
ْ َ‫الر ُج َل لَي‬
ِ َ‫الرج ل لَي ْك ِذب حىَّت يكْت‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ‫ ﴿أ‬.»‫ب عْن َد اهلل َك َّذابًا‬
ُ‫َخَر َج ه‬ َ ُ َ ُ َ َ ُ َّ ‫ َوإ َّن‬،‫ َوإ َّن ال ُف ُج َور َي ْه دي إىَل النَّار‬،‫ال ُف ُج ور‬

ّ ‫البُ َخا ِر‬


﴾‫ي‬

Artinya : Abdullah ibn Mas’ud berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya
kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga,
sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur, ia akan dicatat sebagai orang
yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan
sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang
yang selalu berdusta, ia akan dicatat sebagai seorang pendusta.”

(Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab “tatakrama” bab: firman Allah Ta’ala: Hai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan jadilah kamu semua bersama
orang-orang yang benar.)

Dalam hadits ini mengandung isyarat bahwa siapa yang berusaha untuk jujur dalam
perkataan maka akan menjadi karakternya dan barangsiapa sengaja berdusta  dan berusaha
untuk dusta maka dusta menjadi karakterya. Dengan latihan dan upaya untuk memperoleh,
akan berlanjut sifat-sifat baik dan buruk. 
Hadits diatas menunjukkan agungnya perkara kejujuran dimana ujung-ujungnya akan
membawa orang yang jujur ke jannah serta menunjukan akan besarnya keburukan dusta
dimana ujung-ujungnya membawa orang yang dusta ke neraka.

Sebagaimana diterangkan diatas bahwa berbagai kebaikan dan pahala akan diberikan
kepada orang yang jujur, baik di dunia maupun kelak diakhirat. Ia akan dimasukan kedalam
surga dan mendapat gelar yang sangat terhormat, yaitu siddiq, artinya orany yang sangat jujur
dan benar.
Dengan kata lain orang jujur akan menjadi orang yang paling taat kepada Allah swt.
Dalam sebuah riwayat disebutkan tentang seorang baduy yng meminta nasihat kepada
Rasulullah saw. Beliau saw. Hanya berkata “jangan bohong”. Perkataan rasulullah saw. Terus
mengiang-ngiang ditelinga sang baduy sehingga setiap kali dia akan melakukan suatu
perbuatan tercela, dia berpikir bahwa Rasulullah pasti akan menanyakannya dan dia  harus
jujur. Dia pun tidak jadi melakukan perbuatan terlarang tersebut.
Pada perinsipnya hadis diatas memberikan makna bahwa:
1. Setiap perbuatan akan mendapatkan imbalan sesuai dengan perbuatannya,
2. Siddiq sebagai cerminan kebaikan,
3. Dusta merupakan gambaran setiap yang jahat.
Jika seorang berusaha untuk berkata benar, manfaatnya bukan hanya bagi dirinya
tetapi juga bagi orang lain. Begitupun sebaliknya, jika seseorang berkata dusta, perbuatnnya
itu selain merugikan dirinya juga merugikan orang lain karena tidak akan ada lagi orang yang
mempercayainya. Padahal kepercayaan seseorang sulit menemukan kesuksesan, bahkan tidak
mustahil hidupnya akan cepat hancur.

Oleh karena itu kejujuran menuntun pelakunya pada kebaikan dan menuntunnya
masuk surga, dan ia dicatat sebagai orang yang siddiq. Sebaliknya, berdusta akan menuntun
pelakunya kepada perbuatan curang dan menuntunnya masuk neraka, dan ia dicatat sebagai
pendusta.

Sifat jujur itu harus tertanam pada diri seseorang karena kejujuran seseorang itu
sangat di perluakan oleh orang lain terutama diri sendiri. Orang yang jujur berarti ia telah
bertaqwa kepada Allah,  Karena ia selalu mengungkapkan kebenaran. Orang yang sudah
benar-benar memiliki sifat kejujuran akan merasa takut setiap mengucapkan kebohongan
karena ia tahu Allah maha melihat dan malaikat rokib atid akan mencatat amal baik dan
buruknya
C. Orang yang jujur dapat pertolongan dari Allah.

‫َّاس يُِري ُد‬


ِ ‫َخ َذ أ َْم َو َال الن‬
َ ‫«م ْن أ‬ َ َ‫ ق‬،‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬
َ :‫ال‬
ِ
َ ِّ ‫ َع ِن النَّيِب‬،ُ‫َع ْن أَيِب ُهَرْي َرَة َرض َي اللَّهُ َعْن ه‬
ِ ُ ‫َخ َذ ي ِر‬
﴾‫اجه َو َغْي ُرمُهَا‬ ّ ‫ ﴿ َرَواهُ البُ َخا ِر‬.»ُ‫يد إتْاَل َف َها أَْتلَ َفهُ اللَّه‬
َ ‫ي َوابْ ُن َم‬ ُ َ ‫أ ََداءَ َها أ ََّدى اللَّهُ َعْنهُ َوَم ْن أ‬
Artinya : “Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah WAW bersabda: “barang siapa yang
menggunakan harta orang lain (untuk berdagang) dan dia ingin mengembalikannya,maka
Allah akan (membantu) mengembalikannya. Dan barang siapa mengambilnya adengan
maksud untuk merusaknya, Allah pun akan merusaknya.”

Dalam kehidupan masyarakat, ada sebagian orang yang suka meminjam uang atau
barang kepada orang lain untuk digunakan sebagai penunjang usahanya. hal itu dibolehkan
dalam islam dan Allah swt. Akan menolong mereka kedalam kebaikan beniat untuk
menggunakannya sebagai penunjang usahanya dan berniat untuk mengembalikan kepada
pemiliknya.

Peminjam tidak berniat menipu pemilik modal dengan menggunakan uang yang
dipinjamnya untuk berfoya-foya sehingga uang tersebut habis begitu saja dan ia sendiri tidak
memiliki uang untuk menggantinya, hal itu merugikan pemilik modal karna akan
menghentikan usahanya, yang sangat penting untuk membiayai keluarganya.
Dalam hadis di atas mengajarkan kita untuk berkata jujur karena orang yang jujur
akan mendapatkan pertolongan dari Allah swt. Hadis ini juga mengajarkan kita bagaimana
cara pinjam meminjam (menggunakan harta orang lain) dengan baik, karena harta yang
dipinjam itu merupakan suatu amanat yang dipercayakan oleh pemilik kepadanya.

Faedah Yang Bisa Diambil dari Hadits:


1. Kejujuran termasuk akhlak terpuji yang dianjurkan oleh Islam.
2. Diantara petunjuk Islam hendaknya perkataan orang sesuai dengan isi hatinya.
3. Jujur merupakan sebaik-baik sarana keselamatan di dunia dan akhirat.
4. Seorang mukmin yang bersifat jujur dicintai di sisi Allah Ta’ala dan di sisi manusia.
5. Membimbing rekan lain bahwa jujur itu jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
6. Menjawab secara jujur ketika ditanya pengajar tentang penyebab kurangnya
melaksanakan kewajiban.
7. Dusta merupakan sifat buruk yang dilarang Islam.
8. Wajib menasihati orang yang mempunyai sifat dusta.
9. Dusta merupakan jalan yang menyampaikan ke neraka.
BAB III

PENUTUP

A. Pendahuluan

Tiga perilaku penting yang mendapatkan jaminan surge dari rasulullah bagi mereka
yang memilikinya. Tentu saja, ke tiga perilaku ini harus di iringi berbagai kewajiban lainnya
yang telah ditentukan islam. Ketiga perilaku tersebut adalah:
1. Orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar
Berdebat atau berbantah-bantahan adalah suatu pernyataan dengan maksud untuk
menjadikan orang lain memahami suatu pendapat atau mengurangi kewibawaan lawan debat
dengan cara mencela ucapannya sekalipun orang yang mendebatnya itu tidak tahu persis
permasalahan, karna kebodohannya.
2. Orang yang tidak berdusta meskipun bergurau
Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Dusta sangat dilarang dalam islam. Karena selain merugikan orang lain, juga merugikan
orang lain.
3. Orang yang baik budi pekertinya
Sifat orang yang berakhlak mulia, diantaranya adalah bermuka manis, berusaha untuk
membantu orang lain dalam perkara yang baik, serta menjaga diri dari perbuatan jahat. Orang
yang memiliki sifat seperti itu selain dijanjikan surga sebagaimana dinyatakan dalam hadis
diatas, juga dianggap sebai orang yang paling baik diantara sesame manusia lain.
DAFTAR PUSTAKA

Racmat syafe’I, Prof. Dr. H.,_2000, Al-Hadis aqidah,akhlaq, social dan hukum, Bandung :
Pustaka Setia. 2000.
Ny. Fauziyah Mz. Ba , dkk,_1993, Shahih Bukhari, Surabaya : Bintang Timur
Imam abu hamid Muhammad bin muhamad Al-ghazali, ihya ulum-addin,(semarang:Thaha
putra, t.t.)

Anda mungkin juga menyukai