OLEH :
019.06.0055
Kelompok 6/ Kelas A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya dan dengan kemampuan yang kami miliki, penyusunan makalah SGD
(Small Group Discussion) LBM 3 yang berjudul “TELINGA ANAKKU
SAKIT” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Sesi I
Sesi II
Identitas Pasien
Nama : An. D
Umur : 12 tahun
Data Dasar
a. Data subyektif
b. Data obyektif
PEMBAHASAN
Fungsi Ventilasi
Fungsi Drainase
Mukosa kavum timpani dan tuba Eustachius memiliki sel-sel yang yang
menghasilakn sekret. Tuba Eustachius mengalirkan secret ini dari kavum timpani
kearah nasofaring dengan suatu transpor mukosiliar. Fungsi drainase secret oleh
tuba Eustachius dipengaruhi oleh aktifitas sel-sel bersilia, grafitasi, gradasi
tekanan udara sepanjang tuba Eustachius dan viskositas secret itu sendiri.
Fungsi Proteksi
Pada keadaan normal tuba eustachius selalu dalam keadaan tertutup sewaktu
istirahat. Dengan demikian dapat menghalangi sekret dan kuman dari nasofaring
masuk kedalam kavum timpani. Bluestone1 menganalogikan fungsi proteksi dari
tuba Eustachius, kavum timpani dan sel-sel mastoid sebagai labu Erlenmeyer
dengan leher yang panjang dan sempit. Mulut labu diumpamakan sebagai
orifisium nasofaring, leher labu sebagai ismus tuba Eustachius, dan bulbus labu
sebagai kavum timpani dan mastoid.
Etiologi
Faktor predisposisi :
Klasifikasi
Infeksi ini dikenal juga dengan nama "swimmer's ear". Biasanya terjadi
pada cuaca yang panas dan lembab, terutama disebabkan oleh kelompok
Pseudomonas dan kadang- kadang juga Staphylococcus albus, Escherichia coli
dan Enteroboctcr aerogenes.
Pada pengobatan otitis eksterna pasien lanjut usia, perlu diingat akan
kemungkinan otitis eksterna nekrotikans, yaitu suatu infeksi berat pada tulang
temporal dan jaringan lunak telinga. Kondisi ini disebabkan Pseudomonas
aeroginosa dan biasanya ditemukan pada penderita diabetes lanjut usia serta
dianggap lebih umum pada daerah beriklim panas. Pasien- pasien dengan otitis
eksterna rekalsitrans yang berlangsung lebih dari dua minggu, perlu dievaluasi
dengan teliti terhadap gejala- gejala otitis eksterna nekrotikans. Pada bebenpa
kasus, pasien datang dengan disfungsi saraf kranial ketujuh dan pemeriksaan
telinga yang normal (Medina Blasini, Yiraima., Sharman Tariq. 2020).
Diagnosis
Otitis media adalah salah satu infeksi tersering pada anak- anak pada
beberapa penelitian infeksi ini diperkirakan terjadi pada 25% anak. Lebih sering
pada anak- anak Indian Amerika dan Eskimo dibandingkan dengan anak kulit
putih, dan paling jarang pada anak kulit hitam. Infeksi umumnya terjadi pada dua
tahun pertama kehidupan, sedangkan insidens puncak kedua terjadi pada tahun
pertama masa sekolah. Keadaan ini lebih sering ditemukan pada anak laki-laki
dibandingkan anak wanita (Danishyar, Amina., Ashurst, John V. 2021).
Otitis media akut (OMA) terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini
terganggu. Sumbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari
otitis media. Karena fungsi tuba Eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman
ke dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga
tengah dan terjadi peradangan. Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat
mikroba di nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme
pencegahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba
Eustachius, enzim dan antibody (Danishyar, Amina., Ashurst, John V. 2021).
Etiologi
Infeksi saluran pernapasan atas, Pada anak, makin sering anak terserang
infeksi saluran napas, makin besar kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi
terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba Eustachius nya pendek, lebar dan
letaknya agak horizontal (Danishyar, Amina., Ashurst, John V. 2021).
Gejala klinik OMA bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien.
Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam
telinga, keluhan di samping suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat
batuk pilek sebelumnya. Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa,
selain rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga
atau rasa kurang dengar. Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA ialah suhu
tubuh tinggi dapat sampai 39,50C (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar
tidur, tiba- tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang- kejang dan kadang-
kadang anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membrane timpani,
maka sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tertidur tenang
(Danishyar, Amina., Ashurst, John V. 2021).
Definisi
Otitis media supuratif kronis (OMSK) dahulu disebut otitis media perforata
(OMP) atau dalam sebutan sehari- hari congek. Yang disebut otitis media
supuratif kronis ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi menibran
timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang
timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah (Rosario,
Digna C., Mendez, Magda D. 2021)
Etiologi
Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang
terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan
tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk (Rosario, Digna C., Mendez,
Magda D. 2021)
Diagnosis
3. Stadium Supurasi
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani,
menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa
nyeri ditelinga bertambah hebat. Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak
berkurang, maka terjadi iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul
4. Stadium Perforasi
5. Stadium Resolusi
Patofisiologi
Penatalaksanaan
Terapi pada stadium pre-supurasi ialah antibiotika, obat tetes hidung dan
analgetika. Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau
ampisilin. Terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar didapatkan
konsentrasi yang adekuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis yang
terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan kekambuhan.
Pemberian antibiotika dianjurkan minimal selama 7 hari. Bila pasien alergi
terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin.
KIE
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pasien di
skenario memiliki diagnosis “Otitis Media Akut Stadium Supurasi”. Hal ini
dirumuskan dengan keterangan di scenario yang mengatakan pasien memiliki
keluhan utama nyeri telinga disertai dengan batuk pilek dan demam. Kelompok
kami pada awalnya mendapatkan tiga diagnosis banding berdasarkan klasifikasi
dari kelainan anatomi pada telinga luar dan telinga tengah yaitu otitis eksterna,
otitis media akut dan otitis media supuratif kronis. Alasan kelompok kami
mencurigai pasien mengalami otitis media akut adalah berdasarkan keluhan utama
dan onset waktu 5 hari yang menunjukkan keluhan bersifat akut. Riwayat batuk
pilek menunjukkan bahwa sebelumnya pasien mengalami infeksi saluran
pernapasan dimana pada pasien OMA biasanya diawali dengan ISPA terlebih
dahulu sebagai etiologi.
Junqueira, Luis Carlos dan Jose Carneiro. Histologi dasar, teks dan atlas. 10th ed.
Jakarta: EGC; 2007.
Kowalak, dkk. 2014. Buku Ajar Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Soepardi, Efiaty Arsyad., dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan ; Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Leher. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Edisi 6.