MK. PEMBLJR SENI BUDAYA HAfid
MK. PEMBLJR SENI BUDAYA HAfid
BAB I
Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Landasan Yuridis
3. Tujuan
BAB II.
Kajian Teoretik
A. Konsep Pengembangan Kurikulum
1. Prinsip Pendidikan Seni budaya
2. Fungsi Pendidikan Seni Budaya
3. Manfaat Seni Budaya Dalam Pendidikan
4. Tujuan Pendidikan Seni Budaya
B. Muatan Kurikulum seni budaya
BAB III
Pembahasan
A. Konsep Pendidikan Seni dan Realitas Kurikulum
B. Kajian lapangan
BAB IV
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Landasan Yuridis
Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36
1) menyebutkan bahwa: Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; 2) Kurikulum pada
semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik; 3) Kurikulum disusun sesuai dengan
jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a). peningkatan iman dan takwa, (b), peningkatan akhlak mulia; (c),
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minatpeserta didik; (d). keragaman potensi daerah dan
lingkungan; (e), tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f), tuntutan dunia kerja; (g),
perkembangan ilmu pe-ngetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama (i) dinamika perkembangan
global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan; 4) Ketentuan mengenai
pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Dalam pasal 37 disebutkan bahwa 1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
memuat: (a) pendidikan agama, (b) pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa, (d) matematika,
(e). ilmu pengetahuan alam, (f). ilmu pengetahuan sosial, (g) seni dan budaya, (h) pendidikan
jasmani olah raga dan kesehatan.
Dalam Peraturan Pemerintah NOMOR 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan dalam Pasal 6 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, mata pelajaran
Seni Budaya tercakup dalam kelompok mata pelajaran Estetika. Pada prinsipnya semua
kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik.
3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan ini ialah memberikan masukan kepada BNSP tentang standar isi mata
pelajaran Seni Budaya untuk dijadikan acuan dalam pembentukan kebijakan arah
pendidikan di masa depan.
2. Tujuan khusus
• Memberi masukan terhadap SK dan KD yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
kondisi sekolah.
• Memberi masukan terhadap pemecahan masalah dalam pelaksanaan pembelajaran
keterampilan di sekolah
• Memberikan pedoman dalam pelaksanaan seni budaya yang disesuaikan dengan situasi,
kondisi dan potensi daerah masing-masing
• Memberi masukan terhadap pengembangan pendidikan keterampilan di sekolah
BAB II.
Kajian Teoretik
Untuk menerangkan prinsip seni budaya dapat dimulai dengan menarik garis
substansi seni dan seni budaya. Substansi seni sebagai berikut:
• Substansi ekspresi, bidang latihnya: melukis, mematung menysusun benda-benda limbah,
menyanyi, dan bermain musik yang bebas sesuai dengan kaidah seni.
• Substansi kreasi, diartikan penciptaan adalah membuat rancangan reklame atau slogan
bergambar, menerjemahkan wacana, mendaya-gunakan limbah menjadi benda pakai
(kursi, meja dst.) yang banyak menuntut ide dan kelayakan tampilnya, sama halnya
dengan bidang penciptaan dan aransemen lagu.
• Ketrampilan, yang menitik beratkan kemampuan teknis dan kerajinannya sehinaga bersifat
reproduktif atau kemampuan melipat gandakan karya dengan tepat dan cepat serta orang
lain dapat dan mampu mencontoh hasil karyanya, misalnya: kerajinan tangan,
menganyam, mengukir. Dalam bidang musik adalah teknik menyanyi atau teknik bermain
musik sehingga mampu menampilkan karya-karya musik secara berkualitas dan indah.
Skema : Commonground Pendidikan Kesenian
Pendidika
Kesenian
n
Cipta Kreativitas
Rasa sensitivitas,
apresiasi
dan estetika
karya Keterampilan
B. Kajian lapangan
Hasil masukan lapangan adalah sebagai berikut:
Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan umum
bahwa Standar kompetensi Lulusan Pembelajaran Seni Budaya dalam kurikulum adalah
menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal, menghargai
karya seni dan budaya nasional, mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya,
mengapresiasi karya seni dan budaya, menghasilkan karya kreatif baik individual maupun
kelompok. Sesungguhnya tujuan ideal ini tidak terealisasikan dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar, sebab dalam kurikulum tujuan tersebut telah direduksi menjadi sangat
sederhana menjadi dua domain bidang seni, yakni apresiasi seni dan kreasi seni. Hal ini jelas
tertulis dalam kalimat mengapresiasi dan mengekspresikan diri melalui keartistikan karya
seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Jadi pendidikan Seni Budaya telah direduksi
menjadi sangat pragmatis dan kontekstual, dan hanya berisi pendidikan seni (juga tidak utuh).
Dengan demikian maka nama mata pelajaran Seni Budaya dipandang kurang tepat. Nama
mata pelajaran Seni Budaya jika tetap ingin dipakai seterusnya, memerlukan materi
pembelajaran yang signifikan tentang budaya (tidak dibatasi dengan kegiatan apresiasi dan
kreasi seni saja).
Dari berbagai faktor yang telah disimpulkan di atas, maka kurikulum perlu
dilengkapi dengan suplemen dan penulisan buku ajar yang relevan tentang (penyesuaian
alokasi waktu, budaya, seni rupa, seni tari, seni musik, seni teater, dan seni sastra dalam
konteks lokal, Nusantara, mancanegara, baik dalam lingkup modern maupun kontemporer),
sebagai acuan bagi pendidik seni dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab profesinya di
sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Dobbs, Stephen Mark, 1992, The DBAE Handbook: An Overview of Dicipline- Based Art
Education, Santamonika, CA: The Getty Center for Education in the Arts.
Redaksi Asa Mandiri, Standar Nasional Pendidikan, Cetakan Pertama, Jakarta: Asa Mandiri,
2006.
Permendiknas, RI No. 22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: Depdiknas, 2006.
Permendiknas, RI No. 23 Tahun 2006, Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: Depdiknas, 2006.
Peratuan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:
Depdiknas, 2005.
Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus, dalam Undang-Undang RI Tentang Guru dan
Dosen serta Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2006, Jakarta:
Tamita Utama, 2006.