Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN MALNUTRISI

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Keluarga

DISUSUN OLEH :

DANEILA AGUSTIN

0101018014

PRODI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA CIKARANG

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MALNUTRISI

1. Dx Keperawatan : defisit nutrisi

2. Pokok Bahasan : malnutrisi

3. Sub pokok bahasan : definisi malnutrisi, tanda dan gejala malnutrisi, penyebab ispa,

pengobatan malnutrisi, pencegahan malnutrisi, konplikasi malnutrisi

4. Sasaran : Warga Rt/Rw 15/05 Desa Karang Satu

5. Tempat : Dirumah pak kurniawan

6. Penyuluhan : Daneila Agustin

7. Hari / Tanggal : Sabtu

8. Waktu : 20 Menit

9. Tujuan

a. Tujuan umum : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit,

diharapkan masyarakat dapat memahami tentang pengertian

malnutrisi,

b. Tujuan khusus : Setelah diberikan pendidikan kesehatan 1 x 20 menit:

1. Menjelaskan kembali pengertian malnutrisi

2. Menyebutkan kembali tanda dan gejala malnutrisi.

3. Menjelaskan penyebab malnutrisi

4. Menyebutkan kembali pengobatan malnutrisi

5. Menyebutkan kembali pencegahan malnutrisi

6. Menyebutkan kembali komplikasi malnutrisi

8. Metode : Ceramah, dan tanya jawab.

9. Media : Leafleat dan Flip Chart


10. Materi pembelajaran : Terlampir

A. kegiatan penyuluhan

n Kegiatan pendidikan Kegiatan belajar Kegiatan klien


o
1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam

(3 menit)  Mengingatkan kontrak  Menyimak

 Menjelaskan maksud dan tujuan  Menyimak

 Menanyakan kesediaan  Menjawab

 Apersepsi  Menjawab &

menyimak

2 Inti  Menjelaskan pengertian malnutrisi  Menyimak

(15 menit)  Menjelaskan tanda dan gejala  Menyimak

malnutrisi  Menyimak

 Menjelaskan penyebab malnutrisi  Menyimak

 Menjelaskan pengobatan  Menyimak

malnutrisi  Menyimak

 Menjelaskan pencegahan

malnutrisi

 Menjelaskan komplikasi malnutrisi

3 Penutup  Melakukan evaluasi hasil  Menyimak

(2 menit) penyuluhan  Menjawab


pertanyaan
 Memberi reinforcement/penguat
 Menjawab dan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan mendengarkan
bersama-sama

 Menjawab salam
Memberi salam penutup

1. Evaluasi

a. Jenis soal : Lisan

b. Jumlah soal : 6 soal

c. Pertanyaan :

1) Menjelaskan kembali pengertian malnutrisi

2) Menyebutkan kembali tanda dan gejala malnutrisi.

3) Menjelaskan penyebab malnutrisi

4) Menyebutkan kembali pengobatan malnutrisi

5) Menyebutkan kembali pencegahan malnutrisi

6) Menyebutkan kembali komplikasi malnutrisi

d. Jawaban

1. Pengertian malnutrisi
Malnutrisi energi protein atau kurang energi protein adalah kondisi di mana
tubuh kekurangan makronutrien yang merupakan sumber energi, termasuk
protein. Jenis malnutrisi energi protein yang sering terjadi pada anak-anak
adalah kwashiorkor dan marasmus. Malnutrisi energi protein biasa disebut
kurang energi protein (KEP).
2. Tanda dan gejala malnutrisi

a. Berat badan di bawah normal dengan indeks massa tubuh (IMT) kurang


dari 18,5 kg/m2
b. Lelah dan lemas yang terus-menerus
c. Mudah kedinginan
d. Nafsu makan berkurang
e. Penyusutan otot atau atrofi otot, dan lemak tubuh
f. Perubahan sikap dan emosi, misalnya menjadi apatis (tidak peduli
dengan lingkungan), sering gelisah, mudah marah, sulit berkonsentrasi
atau terus-menerus sedih
g. Kulit kering dan lebih pucat
h. Sering sakit dan luka lebih lama sembuh
i. Rambut rontok hingga botak
j. Mati rasa atau kesemutan
k. Diare kronis (diare yang berkepanjangan)

3. Penyebab malnutrisi

Malnutrisi energi protein terjadi karena kurangnya asupan protein dan


makronutrien lain yang merupakan sumber energi atau kalori, yaitu
karbohidrat dan lemak.
Berdasarkan jenis nutrisi yang kurang, malnutrisi energi protein dapat
dibagi menjadi:

 Kwashiorkor, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan


asupan protein dalam jangka waktu yang lama.
 Marasmus, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan
asupan protein dan kalori.
 Marasmus-kwashiorkor, yaitu bentuk malnutrisi energi protein berat yang
merupakan kombinasi keduanya.

4. Pengobatan malnutrisi

Penanganan malnutrisi energi protein meliputi pemberian nutrisi


melalui mulut maupun infus, penanganan kondisi yang menjadi penyebab
terjadinya malnutrisi, dan pemberian obat-obatan sesuai keluhan atau
kondisi penderita. Penanganan malnutrisi energi protein membutuhkan
waktu dan disiplin dari pasien dan keluarga pasien.

5. Pencegahan malnutrisi

Malnutrisi energi protein dapat dicegah dengan menerapkan pola


makan sehat dengan gizi seimbang yang mencakup:

 Sumber karbohidrat, seperti nasi, roti, atau kentang


 Sumber protein dan lemak, seperti daging, ikan, telur, atau unggas
 Sumber mineral dan vitamin, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, serta
susu dan produk olahannya, misalnya keju atau yoghurt

Selain mengonsumsi makanan sehat, jangan lupa untuk mencukupi


kebutuhan cairan dengan minum air putih sebanyak 8 gelas per hari dan
melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin jika Anda memiliki kondisi
medis atau penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi
energi protein.

6. Komplikasi malnutrisi

Ada beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat malnutrisi energi


protein (kwashiorkor dan marasmus), yaitu:
 Hipotermia (penurunan suhu tubuh)
 Anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
 Ensefalopati (kerusakan jaringan otak)
 Gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung
 Gagal tumbuh atau stunting pada anak
 Gangguan belajar
 Koma

Selain itu, penderita malnutrisi juga rentan mengalami beragam penyakit,


seperti beri-beri, dermatitis seboroik, demensia, atau gangguan pada
tulang, misalnya osteomalacia.
MATERI PEMBAHASAN

A. MALNUTRISI

1. PENGERTIAN MALNUTRISI

Malnutrisi energi protein atau kurang energi protein adalah kondisi di mana tubuh
kekurangan makronutrien yang merupakan sumber energi, termasuk protein. Jenis
malnutrisi energi protein yang sering terjadi pada anak-anak adalah kwashiorkor dan
marasmus. Malnutrisi energi protein biasa disebut kurang energi protein (KEP).
(KEMENKES RI , 2020)

malnutrisi adalah kondisi gizi yang tidak seimbang, malnutrisi pada masa kanak-
kanak tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, melainkan juga
berdampak pada pendidikan dan masa depan.

2. PENYEBAB MALNUTRISI

Malnutrisi energi protein terjadi karena kurangnya asupan protein dan


makronutrien lain yang merupakan sumber energi atau kalori, yaitu karbohidrat dan
lemak.
Berdasarkan jenis nutrisi yang kurang, malnutrisi energi protein dapat dibagi
menjadi:

 Kwashiorkor, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan asupan


protein dalam jangka waktu yang lama.
 Marasmus, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan asupan
protein dan kalori.
 Marasmus-kwashiorkor, yaitu bentuk malnutrisi energi protein berat yang
merupakan kombinasi keduanya.

3. Tanda dan gejala malnutrisi

Untuk bisa bekerja secara optimal, tubuh membutuhkan asupan nutrisi


yang cukup. Saat tubuh kekurangan energi protein dalam jangka waktu yang
lama, dapat muncul beragam keluhan dan gejala. Gejala yang umumnya muncul
adalah:

 Berat badan di bawah normal dengan indeks massa tubuh (IMT) kurang dari


18,5 kg/m2
 Lelah dan lemas yang terus-menerus
 Mudah kedinginan
 Nafsu makan berkurang
 Penyusutan otot atau atrofi otot, dan lemak tubuh
 Perubahan sikap dan emosi, misalnya menjadi apatis (tidak peduli dengan
lingkungan), sering gelisah, mudah marah, sulit berkonsentrasi atau terus-
menerus sedih
 Kulit kering dan lebih pucat
 Sering sakit dan luka lebih lama sembuh
 Rambut rontok hingga botak
 Mati rasa atau kesemutan
 Diare kronis (diare yang berkepanjangan)

Anak-anak lebih rentan mengalami malnutrisi energi protein. Selain gejala di


atas, beberapa gejala malnutrisi energi protein yang bisa timbul pada anak-anak
adalah:

 Mengalami keterlambatan tumbuh kembang, jika dibandingkan dengan anak-


anak seusianya
 Tidak aktif dan mudah lelah
 Lebih rewel
 Rentan terkena penyakit, termasuk penyakit infeksi

Gejala lain juga bisa muncul tergantung jenis malnutrisi energi protein yang
terjadi. Jika terjadi marasmus (kekurangan energi dan protein), penderitanya
rentan mengalami dehidrasi dan penyusutan usus.
Sedangkan pada kwashiorkor (kekurangan protein saja), penderita umumnya
akan mengalami penumpukan cairan (edema) di bagian perut atau bagian tubuh
lain, seperti tangan dan kaki.
Bila malnutrisi semakin berat, laju pernapasan dan denyut nadi akan melambat.
Tak hanya itu, fungsi organ tubuh, seperti jantung, ginjal, dan hati, juga dapat
terganggu.
4. Pengobatan malnutrisi
Penanganan malnutrisi energi protein meliputi pemberian nutrisi
melalui mulut maupun infus, penanganan kondisi yang menjadi penyebab
terjadinya malnutrisi, dan pemberian obat-obatan sesuai keluhan atau kondisi
penderita. Penanganan malnutrisi energi protein membutuhkan waktu dan
disiplin dari pasien dan keluarga pasien.
5. Pencegahan malnutrisi
Malnutrisi energi protein dapat dicegah dengan menerapkan pola
makan sehat dengan gizi seimbang yang mencakup:

 Sumber karbohidrat, seperti nasi, roti, atau kentang


 Sumber protein dan lemak, seperti daging, ikan, telur, atau unggas
 Sumber mineral dan vitamin, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, serta susu
dan produk olahannya, misalnya keju atau yoghurt
Selain mengonsumsi makanan sehat, jangan lupa untuk mencukupi
kebutuhan cairan dengan minum air putih sebanyak 8 gelas per hari dan
melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin jika Anda memiliki kondisi
medis atau penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi
energi protein.

6. Komplikasi malnutrisi
Ada beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat malnutrisi energi
protein (kwashiorkor dan marasmus), yaitu:

 Hipotermia (penurunan suhu tubuh)


 Anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
 Ensefalopati (kerusakan jaringan otak)
 Gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung
 Gagal tumbuh atau stunting pada anak
 Gangguan belajar
 Koma

Selain itu, penderita malnutrisi juga rentan mengalami beragam penyakit,


seperti beri-beri, dermatitis seboroik, demensia, atau gangguan pada
tulang, misalnya osteomalacia.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes Ri. 2020. Malnutrisi ; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes Ri

Anda mungkin juga menyukai