Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ANEMIA

Dosen pembimbing : Dafid Arifiyanto : M.Kep.,NsSp.Kep.MB

Clinical instruktural : Indah Setyaningsih.S,Kep.Ns

Disusun oleh :

Safinah Saadah (202102040059)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MIUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

ANEMIA

Pokok pembahasan : Penyakit Anemia

Sub pokok pembahasan : Tanda Dan Gejala Anemia

Sasaran : Pasien Dan Keluarga

Waktu : 30 menit

Hari / tanggal : November 2021

Tempat : Ruang Flamboyan

Penyuluh : Safinah Saadah

A. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit anemia selama 30 menit, sasaran
mampu memahami tentang penyakit anemia
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit anemia selama 30 menit, diharapkan
pasien dan keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian anemia
b. Menjelaskan etiologi anemia
c. Menjelaskan patofisiologi anemia
d. Menjelaskan tanda gejala anemia
e. Menjelaskan penatalaksanaan anemia
f. Menjelaskan pemeriksaan penunjang
B. Materi
1. Pengertian anemia
2. Etiologi anemia
3. Patofisiologi anemia
4. Tanda dan gejala anemia
5. Penatalaksanaan anemia
C. Strategi penyuluhan
No Tahap
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Media Metode Waktu
. Penyuluhan

1. Orientasi  Mengucapkan salam  Menjawab - - 5 menit


 Memperkenalkan diri  Mendengarka
 Menjelaskan tujuan n
 Melakukan kontrak  Mendengarka
n
 Mendengarka
n

2. Pelaksanaa  Melakukan apersepsi  Mendengarka Lembar Ceramah/ 20 menit


n  Menyampaikan n balik diskusi
materi  Mendengarka
 Menjelaskan materi n
 Memberikan  Mendengarka
kesempatan kepada n
sasaran untuk  Memberi
bertanya pertanyaan

3. Evaluasi  Memberikan  Menjawab Lembar Diskusi 5 menit


pertanyaan terkait  Memberikan balik
dengan materi yang pendapat
telah diberikan  Menjawab
 Menarik kesimpulan salam
materi
 Memberi salam
penutup dan ucapan
terima kasih

D. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

Lampiran materi

A. Konsep Dasar
1) Pengertian
Anemia adalah penurunana kadar hemoglobin (HB) , Hematokrit atau hitung
eritrosit (Red cell count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen
oleh darah (Amin Hardhi,2015)
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM,2011)

2) Etiologi
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu :
a. kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung Zat besi, Vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah"
b. darah menstruasi yang berlebihan wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya
banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi
c. kehamilan wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat
besi dan vitamin untuk pertumbuhannya
d. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di
saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan
anemia
e. Obat-obatan tertentu" Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti inflamasi, dll) Obat lainnya dapat menyebabkan masalah
dalam penyerapan zat besi dan -itamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll)
f. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi) ini
dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin
B12
g. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah
pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat
menyebabkan anemia
h. Pada anak4anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau
disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah"

3) Patofisiologi
Adanya suatu anemia men*erminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya" Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, in-
asi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) . Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi
terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam
hati dan limpa.Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran
darah. setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera dire+leksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal <1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera).
Apabila sel darah merah mengalami penghan*uran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdi+usi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
4) Tanda dan Gejala
a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja / pikiran menurun
5) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang:
1. Anemia aplastik:
Dengan Transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan
antithimocyte globulin (ATG) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10
hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tukang tidak berhasil . Bila
diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit dan platelet
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat,
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya,
besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi asam folat
Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan sulfas
ferosus 3x10 mg/hari . transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari gr 5%
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik
dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan Anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita Anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
c. Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari
d. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan
asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi,
penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari secara IM
e. Anemia pasca perdarahan
Dengan mmeberikan transfusi darah dan plasma . dalam keadaan darurat
diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia
f. Anemia hemolitik
Dengan pemberian transfusi darah menggantikandarah yang hemolisis
6) Pemeriksaan penunjang
a. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB),peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik). Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt) : 3,9 juta per mikro liter pada
wanita dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada pria
b. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
c. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
d. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
e. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
f. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal
: pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
g. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
h. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik) Nilai normal Leokosit (per mikro
lt) : 6000 – 10.000 permokro liter
i. Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik) . Nilai normal Trombosit (per mikro lt) : 200.000 – 400.000 per mikro
liter darah. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Nilai normal Hb (gr/dl) : Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP,
hemolitik).
j. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi
k. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
l. TBC serum : meningkat (DB)
m. Feritin serum : meningkat (DB)
n. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
o. LDH serum : menurun (DB)
p. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
q. Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).
r. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi
s. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas (AP).
t. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal:
peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah
(aplastik).
7) Disarcharge Planning dengan gizi seimbang
a. Menjalani diet dengan gizi seimbang
b. Asupan zat besi yang terlalu berlebihan bisa membahayakan yang menyebabkan
sirosis, kardiomiopati,diabetes , dan kanker jenis tertentu. Suplemen zat besi
hanya boleh dikonsumsi atas anjuran dokter.
c. Makan-makanan yang tinggi asam folat dan vitami b12, seperti ikan , produk
susu, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua, jeruk,dan biji-bijian
d. Batasi minum alkohol dan ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen
asam folat untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi asam folat
e. Pastikan untuk menggunakan sepatu atau sandal untuk menghindari resiko
kecacingan
f. Hindari pemeparan berlebihan terhadap minyak , insektisida , zat kimia, dan zat
toksis lainnya karena juga dapat menyebabkan anemia
g. Konsumsi kembali jika gejala anemia menetap dan untuk mengetahui faktor
penyebab.
h. Ajarkan kepada orangtua tentang cara-cara melindungi anak dari infeksi .
i. Kenali tanda-tanda komplikasi

DAFTAR PUSTAKA

Amin,Hardhi.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Nanda Nic-

Noc.Edisi Revisi Jilid 2 Mediaction: Jogyakarta

Herdman, T.Heather., dan Shigemi Kamitsuru. 2016. Diagnosis Keperawatan Definisi &


Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC
Aziz alimmul Hidayat. 2014 . Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta: salemba medika

Rahmadewi & Wahyuni . 2011. Ilmu bedah . edisi 3. Jakarta : penerbit erlangga

Anda mungkin juga menyukai