LP Kanker PD
LP Kanker PD
C. Strategi Intervensi
1. Promosi kesehatan : kanker payudara
2. Pengelolaan kelompok : keluarga dengan kanker payudara
D. Implementasi
1. Tindakan : Ceramah
2. Metode : Tanya jawab
3. Media/alat : Lembar balik
4. Tempat : Rumah Ny S
5. Waktu : Sabtu 3 april 2021
6. Sasaran : Ny S dan keluarga
7. Pelaksana : Safinah Saadah
8. Ringkasan kegiatan:
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penkes berlangsung
b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung
e. Tanya jawab berjalan dengan baik
3. Evaluasi hasil
a. Pendkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan 80 %
lebih dengan benar
b. Pendkes dikatakan cukup berhasil/cukup baik apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan antara 50-80% dengan benar
c. Pendkes dikatakan kurang berhasil/tidak baik apabila sasaran hanya mampu
menjawab kurang dari 50% dengan benar.
F. Lampiran
Materi
A. Pengertian
Karsinoma mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mamae
dimana sel abnormal timnul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah. (Nurarif & Kusuma, 2013).
Kanker payudara adalah tumor yang tumbuh didalam jaringan payudara. Kanker
ini bisa tumbuh didalam kelenjar susu, jaringan lemak dan jaringan ikat payudara
(Pudiastuti, 2011).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara yang
tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar di antara jaringan
atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya (Pusdatin, 2016).
B. Etiologi
Penyebab kanker payudara secara pasti belum jelas hingga saat ini. Namun
menurut Smeltzer dan Bare (2013); Ariani (2015); Savitri dkk (2015), ada beberapa
faktor resiko yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara antara lain
sebagai berikut :
1. Jenis kelamin
Wanita memiliki resiko lebih besar mengalami kanker payudara. Namun, laki-
laki pun dapat terserang kanker payudara, yakni kurang dari 1% dari total
kasus kanker payudara. Hal ini disebabkan karena laki-laki memiliki lebih
sedikit hormon esterogen dan progesterone yang dapat memicu pertumbuhan
sel kanker. Selain itu, payudara laki-laki sebagian besar terdiri dari lemak,
bukan kelenjar seperti wanita.
2. Mutasi genetik (BRCA-1 dan BRCA-2)
Sebanyak 5-10% kasus kanker payudara disebabkan adanya kerusakan
genetik (mutasi) yang diturunkan dari orang tua. Apabila orang tua mengalami
kerusakan genetik (mutasi) maka sifat tersebut diturunkan ke anaknya dan
anakpun akan memiliki resiko yang lebih besar menderita kanker payudara.
3. Usia
Wanita yang berumur lebih dari 50 tahun dan telah mengalami menapouse
mempunyai resiko kanker payudara lebih besar disbanding wanita yang
berumur kurang dari 50 tahun. Hal ini dikarenakan kebanyakan wanita di
umur tersebyt melakukan mamografi pada program pemeriksaan payudara
setempat.
4. Riwayat keluarga
Pasien dengan riwayat keluarga pernah menderita kanker payudara seperti ibu
dan saudara kandung mempunyai resiko 4 sampai 6 kali lipat dibanding
wanita yang tidak punya faktor resiko ini.
5. Usia melahirkan anak pertama
Wanita yang melahirkan anak pertama setelah umur 30 tahun beresiko 2 kali
lebih besar menderita kanker payudara, ini jugaberlaku pada wanita yang
melahirkan anak pertama sebelum umur 20 tahun.
6. Menarche dini
Produksi hormon esterogen dimulai ketika wanita mengalami menstruasi
pertama kali. Pada wanita yang riwayat menarche awal sebelum berusia 12
tahun memiliki resiko lebih tinggi menderita kanker payudara, karena tubuh
lebih lama terpapar hormon estrogen.
7. Menoupause lama
Wanita yang umur menopause nya terlambat atau diatas usia 50 tahun
mempunyai resiko terkena kanker payudara lebih besar dibanding wanita yang
umur menopause nya normal, yaitu kurang dari 50 tahun.
8. Riwayat tumor
Wanita yang pernah menderita tumor jinak mungkin memiliki resiko kanker
payudara. Beberapa jenis tumor jinak seperti atypical ductal hyperplasia atau
lobular carcinoma in situ cenderung berkembang sebagai kanker payudara
suatu hari nanti.
9. Radiasi
Wanita yang pernah terpapar radiasi di bagian dada (sebagai salah satu terapi
kanker yang dideritanya saat anak0anak/remaja) juga beresiko menderita
kanker payudara. Resiko tertinggi kanker payudara terjadi jika radiasi
diberikan selama masa remaja, ketika payudara masih berkembang.
Pengobatan radiasi setelah usia 40 tahun tidak meningkatkan resiko kanker
payudara.
10. Obesitas
Wanita yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan setelah
memasuki masa menopause memliki resiko lebih tinggi menderita kanker
payudara. Wanita menopause yang mengalami obesitas memiliki tingkat
estrogen yang jauh lebih tinggi daripada seharusnya, dimana hal itu dianggap
menjadi peningkatan resiko kanker payudara.
11. Terapi hormonal
Penggunaan oral kontrasepsi (pil KB) lebih dari 8-10 tahun juga
meningkatkan resiko kanker payudara. Selain pil KB , kotrasepsi hormonal
lainnya seperti KB suntik lebih dari 5 tahun juga dapat meningkatkan resiko
kanker payudara.
C. Manifestasi klinis
Salah satu cara yang dapat membantu mendeteksi tanda-tanda kanker payudara
sedini mungkin menurut Savitri dkk (2015), adalah dengan mengenali gejala-
gejalanya. Selain itu, melakukan pemeriksaan sendiri pada payudara setiap 5 -7 hari
setelah masa menstruasi sangat membantu mengetahui apakah ada benjolan atau
perubahan lain pada payudara. Tanda-tanda awal kanker payudara tidak sama pada
setiap wanita. Tanda yang paling umum terjadi adalah perubahan bentuk payudara
dan putting sedangkan tanda-tanda kanker telah menyebar adalah :
- Nyeri tulang
- Pembengkakan lengan atau luka pada kulit
- Penumpukan cairan disekitar paru-paru (efusi pleura)
- Mual kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Penyakit kuning
- Sesak nafas
- Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
D. Penatalaksanaan
Menurut Mulyani dan Nuryani (2013) ; Wijaya dan Putri (2013) pengobatan
kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang dialami penderita. Pada umumnya
seseorang diketahui menderita kanker payudara ketika stadium lanjut. Hal tersebut
dikarenakan tentang kurangnya pengetahuna dan kesdaran akan deteksi dini.
Pengobatan kanker payudara itu senduru meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi
hormone, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibody).
Pengobatan ini bertujuan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan
penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Sedangkan secara spesifik disebutksn
bahwa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada
stadium klinik penyakit ada tiga macam, yakni mastektomi, radiasi, dan kemoterapi.
1. Mastektomi
Masteksomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat
payudara. Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara tergantung pada
beberapa faktor, meliputi usia, kesehatan secara menyeluruh, status
menopause, dimesi tumor, tahapan tumor dan seberapa luas penyerapannya,
stadium tumor dan keganasanya, status reseptor hormone tumor, serta
penyebaran tumor telah mencapai simpul limfa atau belum.
Mulyani, Siti N. dan Nuryani. (2013). Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Savitri, Astrid, dkk. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim dan Rahim.
Yogyakarta: Pustaka Baru
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. (2013). Keperawatan Medikal Bedah edisi 12.
Jakarta: EGC