Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang / Data Fokus

kanker merupakan pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang


jaringan disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh serta
menyebabkan kematian. Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang
tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara (Mulyani
dan Nuryani, 2013)
Karsinoma/ kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada wanita
di seluruh dunia. Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai adanya pertumbuhan
abnormal dari payudara yang tumbuh cepat, dimulai dari sistem saluran kelenjar susu,
kemudian tumbuh menyusup ke bagian lain melalui pembuluh darah dan pembuluh getah
bening. Jika tidak cepat di atasi akibatnya dapat menyerang seluruh bagian tubuh
(metastasis).Oleh sebab itu penting sekali bagi wanita untuk melakukan deteksi dini
kanker payudara, dengan tujuan mendeteksi kanker sedini mungkin agar lebih mudah
ditangani.Salah satu cara yang paling sederhana dan paling murah untuk deteksi kanker
payudara adalah dengan mengenali payudara sendiri melalui Self Breast Examination
atau pemeriksaan payudara sendiri di singkat dengan SADARI. ( Irianto,2015)
Kanker adalah penyebab kematian kedua di dunia dan diperkirakan
mencapai 9,6 juta kematian pada tahun 2018. Beberapa jenis kanker yang paling
umum terjadi di berbagai negara berdasarkan estimasi Globocan (IARC), pada
tahun 2018 yaitu kanker paru-paru 11,6% (2,094 juta orang), kanker payudara
11,6% (2,089 juta orang), kanker prostat 7,1% (1,3 juta orang), kanker kolorektal
6,1% (1,8 juta orang), kanker lambung 8,2% (1 juta orang), dan kanker hati
sebesar 8,2%. Kanker payudara adalah kanker yang paling umum didiagnosis dan
penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita (WHO,2018).

B. Diagnosa Keperawatan dan Tujuan


1. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan konsep diri berhubungan dengan pengobatan
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit
kanker payudara
2. Tujuan umum
Diharapkan keluarga dapat memahami tentang kanker payudara dan mampu dalam
perawatan kanker payudara
3. Tujuan khusus
Diharapkan keluarga mampu dalam menyebutkan dan memahami tentang :
a. Pengertia kanker payudara
b. Etiologi kanker payudara
c. Manifestasi klinis kanker payudara
d. Penatalaksanaan kanker payudara

C. Strategi Intervensi
1. Promosi kesehatan : kanker payudara
2. Pengelolaan kelompok : keluarga dengan kanker payudara

D. Implementasi
1. Tindakan : Ceramah
2. Metode : Tanya jawab
3. Media/alat : Lembar balik
4. Tempat : Rumah Ny S
5. Waktu : Sabtu 3 april 2021
6. Sasaran : Ny S dan keluarga
7. Pelaksana : Safinah Saadah
8. Ringkasan kegiatan:

No Tahap Waktu Kegiatan


1 Orientasi 5 menit  Menjawab
 Mendengarkan
2 Pelaksanaan 10 menit  Mendengarkan
 Tanya jawab
3 Evaluasi 5 menit  Menjawab
 Memberikan pendapat
 Menjawab salam

E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penkes berlangsung
b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung
e. Tanya jawab berjalan dengan baik
3. Evaluasi hasil
a. Pendkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan 80 %
lebih dengan benar
b. Pendkes dikatakan cukup berhasil/cukup baik apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan antara 50-80% dengan benar
c. Pendkes dikatakan kurang berhasil/tidak baik apabila sasaran hanya mampu
menjawab kurang dari 50% dengan benar.

F. Lampiran

Materi

A. Pengertian
Karsinoma mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mamae
dimana sel abnormal timnul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah. (Nurarif & Kusuma, 2013).
Kanker payudara adalah tumor yang tumbuh didalam jaringan payudara. Kanker
ini bisa tumbuh didalam kelenjar susu, jaringan lemak dan jaringan ikat payudara
(Pudiastuti, 2011).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara yang
tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar di antara jaringan
atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya (Pusdatin, 2016).

B. Etiologi
Penyebab kanker payudara secara pasti belum jelas hingga saat ini. Namun
menurut Smeltzer dan Bare (2013); Ariani (2015); Savitri dkk (2015), ada beberapa
faktor resiko yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara antara lain
sebagai berikut :
1. Jenis kelamin
Wanita memiliki resiko lebih besar mengalami kanker payudara. Namun, laki-
laki pun dapat terserang kanker payudara, yakni kurang dari 1% dari total
kasus kanker payudara. Hal ini disebabkan karena laki-laki memiliki lebih
sedikit hormon esterogen dan progesterone yang dapat memicu pertumbuhan
sel kanker. Selain itu, payudara laki-laki sebagian besar terdiri dari lemak,
bukan kelenjar seperti wanita.
2. Mutasi genetik (BRCA-1 dan BRCA-2)
Sebanyak 5-10% kasus kanker payudara disebabkan adanya kerusakan
genetik (mutasi) yang diturunkan dari orang tua. Apabila orang tua mengalami
kerusakan genetik (mutasi) maka sifat tersebut diturunkan ke anaknya dan
anakpun akan memiliki resiko yang lebih besar menderita kanker payudara.
3. Usia
Wanita yang berumur lebih dari 50 tahun dan telah mengalami menapouse
mempunyai resiko kanker payudara lebih besar disbanding wanita yang
berumur kurang dari 50 tahun. Hal ini dikarenakan kebanyakan wanita di
umur tersebyt melakukan mamografi pada program pemeriksaan payudara
setempat.
4. Riwayat keluarga
Pasien dengan riwayat keluarga pernah menderita kanker payudara seperti ibu
dan saudara kandung mempunyai resiko 4 sampai 6 kali lipat dibanding
wanita yang tidak punya faktor resiko ini.
5. Usia melahirkan anak pertama
Wanita yang melahirkan anak pertama setelah umur 30 tahun beresiko 2 kali
lebih besar menderita kanker payudara, ini jugaberlaku pada wanita yang
melahirkan anak pertama sebelum umur 20 tahun.
6. Menarche dini
Produksi hormon esterogen dimulai ketika wanita mengalami menstruasi
pertama kali. Pada wanita yang riwayat menarche awal sebelum berusia 12
tahun memiliki resiko lebih tinggi menderita kanker payudara, karena tubuh
lebih lama terpapar hormon estrogen.
7. Menoupause lama
Wanita yang umur menopause nya terlambat atau diatas usia 50 tahun
mempunyai resiko terkena kanker payudara lebih besar dibanding wanita yang
umur menopause nya normal, yaitu kurang dari 50 tahun.
8. Riwayat tumor
Wanita yang pernah menderita tumor jinak mungkin memiliki resiko kanker
payudara. Beberapa jenis tumor jinak seperti atypical ductal hyperplasia atau
lobular carcinoma in situ cenderung berkembang sebagai kanker payudara
suatu hari nanti.
9. Radiasi
Wanita yang pernah terpapar radiasi di bagian dada (sebagai salah satu terapi
kanker yang dideritanya saat anak0anak/remaja) juga beresiko menderita
kanker payudara. Resiko tertinggi kanker payudara terjadi jika radiasi
diberikan selama masa remaja, ketika payudara masih berkembang.
Pengobatan radiasi setelah usia 40 tahun tidak meningkatkan resiko kanker
payudara.
10. Obesitas
Wanita yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan setelah
memasuki masa menopause memliki resiko lebih tinggi menderita kanker
payudara. Wanita menopause yang mengalami obesitas memiliki tingkat
estrogen yang jauh lebih tinggi daripada seharusnya, dimana hal itu dianggap
menjadi peningkatan resiko kanker payudara.
11. Terapi hormonal
Penggunaan oral kontrasepsi (pil KB) lebih dari 8-10 tahun juga
meningkatkan resiko kanker payudara. Selain pil KB , kotrasepsi hormonal
lainnya seperti KB suntik lebih dari 5 tahun juga dapat meningkatkan resiko
kanker payudara.

C. Manifestasi klinis
Salah satu cara yang dapat membantu mendeteksi tanda-tanda kanker payudara
sedini mungkin menurut Savitri dkk (2015), adalah dengan mengenali gejala-
gejalanya. Selain itu, melakukan pemeriksaan sendiri pada payudara setiap 5 -7 hari
setelah masa menstruasi sangat membantu mengetahui apakah ada benjolan atau
perubahan lain pada payudara. Tanda-tanda awal kanker payudara tidak sama pada
setiap wanita. Tanda yang paling umum terjadi adalah perubahan bentuk payudara
dan putting sedangkan tanda-tanda kanker telah menyebar adalah :
- Nyeri tulang
- Pembengkakan lengan atau luka pada kulit
- Penumpukan cairan disekitar paru-paru (efusi pleura)
- Mual kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Penyakit kuning
- Sesak nafas
- Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi

D. Penatalaksanaan
Menurut Mulyani dan Nuryani (2013) ; Wijaya dan Putri (2013) pengobatan
kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang dialami penderita. Pada umumnya
seseorang diketahui menderita kanker payudara ketika stadium lanjut. Hal tersebut
dikarenakan tentang kurangnya pengetahuna dan kesdaran akan deteksi dini.
Pengobatan kanker payudara itu senduru meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi
hormone, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibody).
Pengobatan ini bertujuan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan
penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Sedangkan secara spesifik disebutksn
bahwa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada
stadium klinik penyakit ada tiga macam, yakni mastektomi, radiasi, dan kemoterapi.
1. Mastektomi
Masteksomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat
payudara. Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara tergantung pada
beberapa faktor, meliputi usia, kesehatan secara menyeluruh, status
menopause, dimesi tumor, tahapan tumor dan seberapa luas penyerapannya,
stadium tumor dan keganasanya, status reseptor hormone tumor, serta
penyebaran tumor telah mencapai simpul limfa atau belum.

2. Radiasi atau radioterapi


Penyinaran atau radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yenag
terkena kanker dengan sinar x dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel
kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi, adapun efek
pengobatan ini yaitu tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna
kulit di sekitar payudara menjadi lebih gelap, dan limfedema (kelebihan cairan
yang muncul dilengan akibat tersumbatnya kelenjar getah bening di ketiak).
Radioterapi sesudah operasi mengurangi angka kekambuhan sebesar 50-
75%. Namun, radioterapi dapat menyebabkan efek samping di kemudian hari.
Oleh karena itu, radioterapi setelah operasi dibatasi pada pasien dengan resiko
tinggi kekambuhannya. Resiko tinggi adalah pasien dengan tumor besar
sampai mengenai kulit payudara atau dinding dada, atau untuk pasien yang
kankernya tersebar di kelenjar ketiak.
3. Kemoterapi
Kemoterapi umumnya ada dua jenis, yaitu kemoterapi yang biasanya
diterapkan setelah operasi untuk menghancurkan sel-sel kanker dan
kemoterapi sebelum operasi yang digunakan untuk mengecilkan tumor.
Kemoterapi biasanya menggunakan obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil
cair atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Efek kemoterapi
yaitu pasien mengalami mual dan muntah, rambut rontok karena pengaruh
obat-obatan kemoterapi, hilangnya nafsu makan, perubahan siklus dalam
menstruasi, menjadi mudah lelah karena rendahnya jumlah sel darah merah,
rentan terkena infeksi, terasa ngilu pada tulang-tulang serta kuku dan kulit
menghitam, kadang kulit kering. Pengobatan kemoterapi ini sangat kuat
efeknya (anti kanker). Pengobatan ini harus diberikan secara berulang-ulang
dengan siklus yang berlangsung antara 3-6 bulan.
Adapun strategi untuk menurunkan resiko kanker payudara menurut
Mulyani dan Nuryani (2013); Savitri dkk (2015), antara lain :
a. Terapkan pola hidup sehat
1) Untuk menjaga berat badan ideal dengan cara hindari
mengalami kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan,
karena kegemukan dapat meningkatkan risiko kanker
payudara.
2) Pemberian ASI
Memberikan ASI pada anak setelah melahirkan selama 2 tahun
(setidakna 3-6 bulan) dapat mengurangi resiko terkena kanker
payudara. Ini di sebabkan selama proses menyusui, tubuh akan
memproduksi hormone oksitosin yang dapat mempengaruhi
produksi hormone estrogen akrena hormone estrogen
memegang peranan penitng dalam perkembangan sel kanker
payudara.
3) Memilih diet dengan mengkonsumsi sayuran, buah-buahan dan
kacang-kacangan serta mengurangi konsumsi makanna berkani
yang diproses.
4) Kurangi konsumsi daging merah kurang dari 3 ons sehari.
Lebih baik memilih ikan, ayam atau daging yang bukan dari
hewan ternak untuk mengganti daging merah.
5) Menghentikan mengkonsumsi alkohol
b. Konsumsi makanan pencegah kanker payudara
Selain menerapkan pola hidup sehat dengan olahraga teratur,
mengkonsumsi bahan makanan yang tepat juga dapat menghentikan
perkembangan sel kanker. Berikut ini adaalah makanan yang diketahui
dapat menajuhkan dari kanker payudara :
1) Tomat
Bahan makanan ini banyak mengandung likopen yang
berkhasiat untuk menurunkan resiko kanker payudara
2) Alpukat
Alpukat tinggi akan kadar asam folat yang bermanfaat untuk
mencegah kanker payudara.
3) Blueberry
Menurut studi, fitokimia pada blueberry dapat menhentikan
pertumbuhan dan penyebaran kanker payudara, karena
kandungan antioksidanya yang sangat tinggi
4) Kunyit
Kunyit dapat membantu mencegah penyebaran kanker
payudara.
5) Teh hijau
Minum teh hijau dapat menurunkan resiko kanker payudara
dan mencegah penyebaran pada wanita yang sudah terkena.
Hal ini karena zat katekin yang terkandung dalam the hijau.
6) Brokoli
Bahan makanan ini mengandung indo-3-karbonal yang
melawan kanker payudara dengan mengubah estrogen yang
menyebabkan kanker menjadi zat pelingung kanker
7) Bawang putih
Bawang putih dapat menghilangkan sel-sel kanker payudara.
Bawang putih yang dimasak dengan dagong dapat mengurangi
kadar karsinogenik dalam daging yang dapat menyebabkan
kanker payudara.

c. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)


Jika SADARI dilakukan secraa rutin, seseorang wanita akan dapat
menemukan benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI
dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan, bagi wanita yang masih
mengalami mestruasi, waktu yang tepat untuk melakukan SADARI
adalah 7-10 hari sesudah menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Siti N. dan Nuryani. (2013). Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. (2013). AplikasiAsuhanKeperawatan berdasarkan


Diagnosis Medis & NANDA. Yogyakarta: Medi Action Publishing

Savitri, Astrid, dkk. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim dan Rahim.
Yogyakarta: Pustaka Baru

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. (2013). Keperawatan Medikal Bedah edisi 12.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai