Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :

Safinah Saadah (202102040059)

PRORA STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

JANUARI 2021
A. Konsep Dasar
1) Pengertian
Anemia adalah penurunana kadar hemoglobin (HB) , Hematokrit atau hitung
eritrosit (Red cell count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan
oksigen oleh darah (Amin Hardhi,2015)
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin
(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas
sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM,2011)

2) Etiologi
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu :
a. kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung Zat besi, Vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah"
b. darah menstruasi yang berlebihan wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya
banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi
c. kehamilan wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat
besi dan vitamin untuk pertumbuhannya
d. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di
saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan
anemia
e. Obat-obatan tertentu" Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti inflamasi, dll) Obat lainnya dapat menyebabkan masalah
dalam penyerapan zat besi dan -itamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll)
f. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi) ini
dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan
vitamin B12
g. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah
pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat
menyebabkan anemia
h. Pada anak4anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria,
atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah"
3) Patofisiologi
Adanya suatu anemia men*erminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya" Kegagalan sumsum
(misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, in-asi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) . Lisis sel darah
merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.Hasil samping proses ini adalah
bilirubin yang akan memasuki aliran darah. setiap kenaikan destruksi sel darah
merah (hemolisis) segera dire+leksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal <1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sklera).
Apabila sel darah merah mengalami penghan*uran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin
plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdi+usi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria).
4) Tanda dan Gejala
a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja / pikiran menurun
5) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang:
1. Anemia aplastik:
Dengan Transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan
antithimocyte globulin (ATG) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-
10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tukang tidak berhasil . Bila
diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit dan platelet
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat,
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang
mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah,
sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi asam folat
Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan
sulfas ferosus 3x10 mg/hari . transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang
dari gr 5%
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor
intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan Anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita Anemia pernisiosa atau
malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari
d. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan
asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi,
penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari secara
IM
e. Anemia pasca perdarahan
Dengan mmeberikan transfusi darah dan plasma . dalam keadaan darurat
diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia
f. Anemia hemolitik
Dengan pemberian transfusi darah menggantikandarah yang hemolisis
6) Pemeriksaan penunjang
a. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB),peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik). Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt) : 3,9 juta per mikro liter pada
wanita dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada pria
b. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
c. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons
sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
d. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
e. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
f. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia,
misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup
lebih pendek.
g. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
h. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik) Nilai normal Leokosit (per
mikro lt) : 6000 – 10.000 permokro liter
i. Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik) . Nilai normal Trombosit (per mikro lt) : 200.000 – 400.000 per
mikro liter darah. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur
hemoglobin.
Nilai normal Hb (gr/dl) : Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP,
hemolitik).
j. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan
dengan defisiensi masukan/absorpsi
k. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
l. TBC serum : meningkat (DB)
m. Feritin serum : meningkat (DB)
n. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
o. LDH serum : menurun (DB)
p. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
q. Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).
r. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi
s. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya
asam hidroklorik bebas (AP).
t. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah
dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia,
misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel
darah (aplastik).
7) Disarcharge Planning dengan gizi seimbang
a. Menjalani diet dengan gizi seimbang
b. Asupan zat besi yang terlalu berlebihan bisa membahayakan yang
menyebabkan sirosis, kardiomiopati,diabetes , dan kanker jenis tertentu.
Suplemen zat besi hanya boleh dikonsumsi atas anjuran dokter.
c. Makan-makanan yang tinggi asam folat dan vitami b12, seperti ikan , produk
susu, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua, jeruk,dan biji-
bijian
d. Batasi minum alkohol dan ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi asam folat
e. Pastikan untuk menggunakan sepatu atau sandal untuk menghindari resiko
kecacingan
f. Hindari pemeparan berlebihan terhadap minyak , insektisida , zat kimia, dan
zat toksis lainnya karena juga dapat menyebabkan anemia
g. Konsumsi kembali jika gejala anemia menetap dan untuk mengetahui faktor
penyebab.
h. Ajarkan kepada orangtua tentang cara-cara melindungi anak dari infeksi .
i. Kenali tanda-tanda komplikasi
ASUHAN KEPERWATAN
1. Pengkajian fokus
a. Identitas klien dan keluarga
Nama, umur, TTL, nama ayah / ibu. Pekerjaan ayah / ibu, agama, pendidikan,
alamat.
b. Keluhan utama
Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat, ke lelahan,
kelemahan, pusing
c. Riwayat kesehatan dahulu
1) Adaya menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi.
2) Adanya riwayat trauma, perdarahan
3) Adanya riwayat demma tinggi.
4) Adanya riwayat penyakit ISPA.
d. Keadaan kesehatan saat ini
Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, sampai adanya gejala gelisah, diaphoresis,
takikardi dan penurunan kesadaran.
e. Riwayat keluarga
1) Riwayat anemia dalam keluarga.
2) Riwayat penyakit – prnyakit seperti : kanker, jantung, hepatitis,
3) DM, asthma, penyakit – penyakit insfeksi saluran pernafasan.
2. Pengkajian fungsional gordon
1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Persepsi tethadap penyakit : tanyakan bagaimana persepsi klien menjaga
kesehatan . bagaimana klien memandang penyakit, bagaimna kepatuhannya
terhadap pengobatan
2) Pola nutrisi / metabolik
Tanyakan menu makanan pagi , siang dan malam, tanyakan berapa gelas air yang
diminum dalam sehari, tanyakan bagaimana proses penyembuhan luka , apakah
kesulitan , apakah mengalami mual muntah, dan keluhan yang mempengaruhi
makan dan napsu makam, tanyakan apakah ada penurunan BB dalam 6 bulan
terakhir
3) Pola eliminasi
Kaji BAB , kaji kebiasaan miksi ,frekuensi , berapa kali sehari
4) Pola aktivitas
Aktivitas apa saja yang dilakukan klien diwaktu senggang, kaji apakah klien
mengalami kesulitan dalam bernapas , lemah/ batuk, nyeri dada
5) Pola kognitif-persepsi
Menggambarkan pola pendengaran , penglihatan , pengecapan , penciuman,
apakah klien bisa bicara atau tidak
6) Pola persepsi diri-konsep diri
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan , harga
diri , gambaran diri, dan perasaan terhadap diri sendiri
7) Pola istrirahat
Perubahan aktivitas istirahat tanyakan beberapa lama tidur,
8) Pola peran hubungan
Menggambarkan keefektifitas hubungan dan peran dengan keluarga
lainnya.tanyakan juga sistem pendukung misalnya istri, suami, anak maupun cucu
9) Pola kooping-toleransi stress
Menggambarkan kemampuan untuk menangangani stress dan menggunakan
sistem pendukung
10) Pola reproduksi
Jika klien wanita kaji siklus menstruasinya , tanyakan apakah ada kesulitan saat
melakukan hubungan intim berhubungan dengan penyakitny
11) Pola keyakinan- nilai
Menggambarkan spiritual , nilai , sistem kepercayaan dan tujuan hidup.

3. Pengkajian sekunder
Pemeriksaan fisik
1) Kulit
Kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat perdarahan dibawah
kulit.
2) Kepala
Biasanya bentuk dalam batas normal
3) Mata
Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, skelra tidak ikterik, terdapat
perdarahan sub conjugtiva, keadaan pupil, palpebra, reflex cahaya biasanya tidak
ada kelainan
4) Hidung
Keadaan / bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung, fungsi
penciuman biasanya tidak ada kelainan.
5) Telinga
Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan.
6) Mulut
Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibi pecah – pecah atau
perdarahan.
7) Leher
Terdapat pembedaran kelenjar getah bening, thyroid lebih membesar, tidak ada
distensi vena jugularis.
8) Thoraks
Pergerakan dada, biasanya pernafasan cepat irama tidak teratur. Fremitus yang
meninggi, perkusi sonor, suara nafas bias veskuler atau ronchi, wheezing,.
Frekuensi nafas neonates 40 – 60 x/menit, anak 20 – 30 x/menit irama jantung
tidak teratur, frekuensi pada anak 60 – 100 x/menit
9) Abdomen
Cekung, pembesaran hati, nyeri, bissing usus normal dan juga bias dibawah
normal bias juga meningkat.
10) Genetalia
Laki – laki, testis sudah turun kedalam skrotum
Perempuan : labia minora tertutup labia mayora.
11) Ekstremitas
Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot kurang ,akral dingin.
4. Prosedure dignostik

Prosedur diagnostik Indikasi dan tujuan Nilai normal Kemungkinan hasil


laboratorium
Eritrosit Tujuan : 4,0-5,0 (p) Normal
mwmbawa oksigen 4,5-5,5 (l) juta/ul
dari paru keseluruh
jaringan dan organ
Indikasi : gejala
anemia dll
Hemoglobin Tujuan: untuk 12,0-14,0 (p) g/dl normal
mempermudah sel 13,0-16,0 9 (L)
darah bergerak
dalam pembuluh
darah
Indikasi : anemia

Laju endap darah Menilai kondisi <15 mm/ jam (P) normal
peradangan / <10 (L)
infeksi pada tubuh
Trombosit Untuk 150-400 103/ul normal
menghentikan
perdarahan saat
terjadi luka
Kolesterol total Mengetahui kadar 150-200 mg/dl normal
kolesterol didalam
darah

5. Diagnosa Kepearawatan Utama


a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang tidak adekuat

6. Intervensi

N Diagnosa Tujuan dan Rencana tindakan rasional


O keperawatan kriteria hasil
1. Ketidakefektifan setelah - Identifikasi - Untuk
perfusi jaringan dilakukan adanya mengetahui
berhubungan tindakan perubahan faktor yang
dengan Keperawatan tekanan darah dapat
penurunan selama ... - Auskultasi suara mempengaruhi
komponen diharapkan paru seperti perfusi jaringan
seluler yang ketikdakefektif crackles atau - Mengetahui
diperlukan untuk an perfusi suara lainnya adanya cairan
pengiriman jaringan tpada - Monitor dan pada paru
oksigen / nutrisi klien teratasi dokumentasi - Mengetahui
ke sel. dengan kriteria denyut jantung , perubahan yang
hasil : ritme, nadi dapat
- CRT - Monitor suhu mempengaruhi
mendekati serta warna terhadap perfusi
normal ekstermitas jaringan
- Suhu - Pertahankan - Mengretahui
ektermitas keseimbangan terjadinya
dalam cairan perunahan
rentan - Monitor perfusi jaringan
normal masukan dan - Mempertahanka
- Tidak ada pengeluaran n balance cairan
tanda nutrisi , keluaran dan tidak
kepucatan urine, dan berat memperburuk
- Kelemahan badan pasien edema
otot dengan tepat - Mengethui
berkurang terjadinya tidak
keseimbangan
cairan
2 Intoleransi setelah - Kaji tanda dan - Mengetahui
aktivitas dilakukan gejala yang gejala
berhubungan tindakan menunjukan intoleransi
dengan Keperawatan ketidaktoleransi aktivitas klien
kelemahan selama ... terhadap - Agar klien
umum diharapkan aktivitas dapat mandiri
kebutuhan - Bantu klien - Agar klien
nutrisi pasien untuk terdorong untuk
tercukupi mengidentifikasi melakukan
dengan kriteria aktifitas aktivitas
hasil : - Bantu pasien - Istrirahat yang
untuk cukup dapat
mengembangkan menambahkan
motivasi diri dan enrgi sehingga
kekuatan diri klien tidak
- Monitor pola merasa lelah
tidur pasien - Agar otot dapat
- Gunakan latihan rileks
apsif atau aktif
untuk
menrenggangkan
otot
3 ketidakseimbang setelah - Tentukan - Klien dapat
an dilakukan kerjasama menentukan
nutrisi kurang tindakan dengan ahli gizii tepat kebutuhan
dari Keperawatan jumlah nutrisi pada
kebutuhan tubuh selama ... kalori yang tepat dan pasien
berhubungan diharapkan jenis nutrisi yang - Membantu
dengan kebutuhan dibutuhkan untuk kebutuhan
intake nutrisi nutrisi pasien memenuhi nutrisi agar
yang tercukupi persyaratan terpenuhi
tidak adekuat dengan kriteria gizi - Memenuhi
hasil : - dorong kebutuhan
- intake peningkatan nutrisi
nutrisi konsumsi protein - Memastikam
sesuai zat kandungan
kebutuhan besi dan vitamin C nutrisi pada
- intake Yang makanan
makanan sesuai - Untuk
sesuai - berikan Pasien mengetahui
kebutuhan Protein tinggi ,kalori perkembangan
- intake Tinggi makanan berat badan
cairan dan - Untuk
sesuai minuman bergizi menentukan
kebutuhan Yang kebutuhan
- pasien siap dapat dengan tepat
tidak dikonsumsi kebutuhan
menunjukk dengan sesuai nutrisi
an tanda- - Monitor dan
tanda catat asupan
kekurangan untuk kandungan
energi gizi dan kalori
- kadar - Timbang berat
hematokrit badan pada
normal interval tepat
DAFTAR PUSTAKA

Amin,Hardhi.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Nanda Nic-

Noc.Edisi Revisi Jilid 2 Mediaction: Jogyakarta

Herdman, T.Heather., dan Shigemi Kamitsuru. 2016. Diagnosis Keperawatan Definisi &


Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC

Aziz alimmul Hidayat. 2014 . Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta: salemba medika

Rahmadewi & Wahyuni . 2011. Ilmu bedah . edisi 3. Jakarta : penerbit erlangga

Anda mungkin juga menyukai