Anda di halaman 1dari 43

Tahap-Tahap Penulisan Karangan

Tahapan penulisan ilmiah


 Tahap pemilihan topik atau pokok bahasan
 Tahap pengumpulan informasi dan bahan
 Tahap pengelolaan pokok-pokok pikiran
 Tahap penulisan
 Tahap penyuntingan/revisi

Hal penting dalam penulisan ilmiah tentang gaya penulisan dalam


membuat pernyataan ilmiah harus jelas dan tepat dalam penyampaian pesan
yang bersifat reproduktif dan impersonal. Teknik notasi dalam menyebutkan
sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan.
Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Karena
bersifat reproduktif (tiruan sesuatu barang yang dihasilkan kembali seperti
aslinya atau hasil ulang) , penerima pesan harus mendapat kopi yang sama
dengan si pemberi pesan. Karena bersifat impersonal (umum atau tidak
pribadi), tulisan ilmiah tidak boleh menggunakan pernyataan yang
menggunakan kata ganti penulisnya. Dalam tulisan ilmiah, sering digunakan
kalimat pasif. Teknik notasi (teknik penggunaan angka yang konsisten pada
setiap bab, sub bab, dan rincian itu dapat dari daftar isi KTI tersebut) ilmiah
dapat menggunakan catatan kaki, tapi lebih disarankan menggunakan
teknik kutipan dan sumber rujukan.

Pengertian karya tulis


Karya tulis adalah menuangkan kumpulan buah pikiran, pengalaman,
perasaan atau data informasi yang disusun menurut tata aturan yang berlaku
sehingga mudah dipahami oleh pembaca karya tulis tersebut.
Secara khusus untuk karya tulis nonfiksi yaitu sebagai berikut:
a. Karya tulis ilmiah
Suatu karya tulis yang mengandung hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan rasional sesuai dengan bidang yang ditulis dengan
menggunakan tata aturan yang ditentukan lazimnya dibuat oleh
cendikiawan.
b. Karya ilmiah populer
Penyajiannya menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh berbagai
pembaca.
c. Karya Ilmiah Remaja
Karya ilmiah berbeda dengan karya ilmiah dan karya ilmiah populer
misalnya dalam hal mengutip pendapat.
Ciri-ciri umum karya tulis nonfiksi
a. Kerangka badan karya tulis terdiri dari 3 bagian
Bagian pembuka
 Halaman judul pada sampul luar dan dalam
 Halaman motto/pembahasan
 Halaman pembimbingan
 Halaman pengesahan
 Riwayat singkat penulis
 Abstraksi
 Kata pengantar
 Daftar isi
 Daftar tabel dan daftar gambar
Jika dipandang perlu teks/isi yang dibagi menjadi bab-bab terdiri atas:
Bagian pendahuluan
 Latar Belakang Masalah
 Tujuan Pembahasan
 Pembatasan Masalah
 Sumber Data yang digunakan
 Pengumpulan data
Bagian pembahasan masalah
 Tahap-tahap pengolahan data yang diperlukan
 Ketetapan penerapan teori
 Pembahasan yang disesuaikan dengan tujuan dan pembahasan masalah
 Simpulan dan saran yang disampaikan
Bagian akhir/penutup
 Daftar Rujukan
 Lampiran-lampiran
- Surat-surat yang diperlukan sebagai persyaratan
- Surat keterangan tentang tempat, waktu, objek penelitian penulis
yang dikeluarkan oleh yang berwenang
- Lain-lain lampiran yang dipandang
b. Karya tulis disusun dengan memiliki ciri-ciri lain:
- Menyampaikan informasi yang berupa fakta dari satu pihak/
kelompok kepada pihak lain
- Menyebutkan jati diri penulisnya
- Mengurangi kandungan dalam karya tersebut secara rinci
- Logis
- Sistematis
- Menggunakan bahasa lugas dan efektif
- Rapi
- Komplit

Isi karya tulis


a. Penemuan baru pengembangan dari suatu pengetahuan
b. Penemuan baru hasil penelitian
c. Hasil pengujian kebenaran suatu pengetahuan yang sudah ada

Pemerolehan bahan karya tulis


Bahan penulisan adalah semua informasi atau data yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan penulisan. Informasi dan data tersebut dapat diperoleh dari
- Pengalaman (inferensi yaitu kesimpulan yang dapat kita tarik dari hasil
pengalaman kita terhadap sesuatu), (das sein = kenyataan, das sollen=harapan)
- Penelitian /observasi lapangan yaitu penulis terjun langsung ke objek yang
dijadikan bahan bahan penulisan,
- Penelitian pustaka/buku yaitu apabila penulis tidak melakukan kegiatan di
lapangan tetapi cukup mengambil data-data yang diperlukan dari buku – buku
yang dibacanya,
- Penelitian laboratorium yaitu penulis mengadakan penelitian dilaboratorium
untuk mendapatkan data-data bahan penulisan.

Keterangan : antara kegiatan pengalaman (inferensi) dan penelitian lapangan ada


perbedaan pada unsur kesenjangan.

Kertas yang digunakan


Karya tulis bisa ditulis disembarang kertas bila sebelumnya tidak ada
ketentuan yang diberlakukan namun kertas yang digunakan adalah HVS ukuran
kwarto (21.5 x 27.5 cm) 4 cm dari sisi kiri dan atas, 3 cm dari tepi sisi kanan dan
bawah kertas yang kita pakai dalam karya tulis hanya boleh ditulisi 1 halaman
saja.

Spasi / jarak antar baris dan teknik kutipan


Spasi antara baris untuk karya tulis yang diketik lazimnya 2 spasi untuk
kutipan wajib menyebutkan sumbernya paling tidak nama pengarang dan judul
bukunya.

Penomeran Halaman
a. Halaman bagian awal/pembukuan karya tulis lazimnya diberi nomer dengan
angka romawi huruf kecil, di sudut kanan bawah. Halaman sampul luar dan
sampul dalam yang memuat judul karya tulis dianggap halaman i dan ii. Mulai
halaman iii adalah nomer halaman motto atau persembahan. Untuk halaman iv
untuk halaman pembimbingan dan seterusnya sampai dengan halaman daftar
tabel dan daftar gambar,
b. Halaman bagian teks atau isi dan bagian akhir atau penutup diberi nomer
halaman ditengah bagian bawah dengan angka arab setiap bab selalu berganti
halaman.

Penomeran Bab dan Subbab


Tiap bab diberi nomer urut dengan angka arab besar. Judul bab
pendahuluan dan judul-judul bab lainnya ditulis dengan huruf besar tanpa titik,
diletakkan ditengah bagian atas.
Contoh:
1. …
A ….
1. …
a…
(1) …
(2) …
b…
(1) …
(2) …
2 …
a…
(1) …
(2) …
b…
B…
1…
a…
(1) …
(2) …
2…
a…
b…
(1) …
(2) …
c…
II. …
dst…
III ….
dst

Paragraf atau alinea


Merupakan suatu satuan kalimat yang berisi satu pokok pikiran yang
dikemukakan utuh dan saling berhubungan yang dilakukan secara deduktif,
induktif atau campuran. Pada lazimnya awal penulisan setiap paragraf ditandai
dengan penulisan yang menjorok ke dalam. Awal kalimat pertama sebanyak lima
atau tujuh ketukan ketik yang sama dengan 1 atau 1,5 dari margin kiri.
(Sebagai Salah Satu Contoh)
TEKNIK PENYUSUNAN BADAN KARYA TULIS
Kerangka badan karya tulis terdiri atas 3 bagian :
- Bagian awal / pembukaan
- Bagian teks / isi
- Bagian akhir / penutup
1. Bagian awal / pembukaan
1.1 Halaman judul
a. Judul karya tulis
Judul ini dapat ditulis dengan menggunakan dua cara yaitu ditulis dengan
huruf kapital hanya digunakan pada awal semua kata kecuali kata depan
(di, ke, dari, pada, dalam, dll)
Judul karya tulis diharapkan memenuhi syarat sebagai berikut:
- Sesuai dengan topik/isi dan jangkauannya,
- Sebaiknya dinyatakan dalam frasa, bukan kalimat,
- Singkat namun jelas,
- Tidak bermakna ganda.
Judul yang baik tersebut dapat kita peroleh, setelah kita memilih topik
dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
- Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau bagi penulis,
- Cukup menarik untuk dibahas,
- Kita ketahui dengan baik,
- Bahan penulisan mudah diperoleh,
- Tidak terlalu luas atau terlalu sempit.

b. Tujuan penyusunan karya tulis


Contoh : Disusun untuk memenuhi persyarat mengikuti UAS
tahun pelajaran 2014-2015
c. Nama Penyusun Karya Tulis
d. Kelas dan Nomer Induk Penyusunan Karya Tulis
e. Nama dan Alamat Sekolah Penyusunan Karya Tulis
f. Bulan dan Tahun Penyelesaian Karya Tulis

1.2 Halaman Motto / Persembahan


Persembahan yang dimaksud adalah kepada siapa karya tersebut
dipersembahkan (biasanya kepada orang yang dihormati)
Teknis penulisan halaman persembahan ini bebas.
Halaman Motto ini bersifat manasuka
1.3 Halaman Pembimbingan
Karya tulis tersebut akan dianggap lebih sahih apabila selama penyusunan
karya tulis tersebut, penulis mengadakan konsultasi kepada para
Bapak/Ibu dosen pembinbing yang ditunjuk sehingga karya tulis tersebut
dapat dipertanggungjawabkan.

1.4 Halaman Pengesahan


Halaman pengesahan gunanya untuk membuktikan bahwa karya tulis
tersebut benar-
benar telah diperiksa dan isinya telah disetujui oleh pihak-pihak yang
menandatanganinya.

1.5 Halaman Riwayat Singkat Penyusun


Memuat tentang : *Nama penyusun
*Nomor induk
*Pilihan program
*Tempat dan tanggal lahir
*Nama orangtua
*Riwayat Pendidikan
*Kegiatan kesiswaan yang pernah diikuti dan
prestasi yang pernah diraih
*Pasfoto terbaru ukuran 4 x 6 cm

1.6 Abstraksi
Abstraksi memuat keseluruhan dari naskah yang disajikan secara ringkas
jadi abstraksi mengurangi isi karangan mulai pendahuluan sampai
penutup atau kesimpulan dengan sangat ringkas.

1.7 Kata Pengantar


Kata pengantar hendaknya tidak terlalu panjang cukup ½ atau 1 halaman
dan memuat hal-hal :
* Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga
karya tulis tersebut selesai,
* Jawaban pertanyaan; untuk apakah karya tulis itu disusun?
* Judul karya tulis tersebut,
* Permintaan maaf jika sekiranya terdapat hal-hal yang kurang pada karya
tulis tersebut dan permintaan pada pembaca untuk memberi kritik dan
saran,
* Harapan penulis dengan terwujudnya karya tulis tersebut,
* Di kanan bawah ditulis Penulis sebelumnya di atas kata Penulis ditulis
nama kota, bulan dan tahun penulis menyelesaikan karya tulis tersebut.
1.8 Daftar Isi
Daftar isi memuat secara lengkap dan urut isi karya tulis yang diwakili
bagian-bagian yang diberi nomor

1.9 Daftar tabel dan gambar


Kedua daftar ini biasa ada, biasa pula tidak ada disesuaikan dengan
keadaan

2. Bagian Teks/isi
2.1 Pendahuluan
Biasanya bagian pendahuluan tidak diuraikan tetai langsung berupa uraian
bagian-bagian yang lebih kecil tersebut.
2.1.1 Latar Belakang dan Masalah
Bagian ini memuat jawaban dan pertanyaan:
a. Mengapa kita perlu mengangkat masalah tersebut menjadi karya
tulis?
b. Apakah yang menonjol dari masalah tersebut?
2.1.2 Tujuan
Bagian ini memuat jawaban atas pertanyaan yang diutarakan
Contoh : - Bagaimana ciri-ciri morfologi Laor?
- Dimana Habitat Laor?
2.1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dimaksudkan agar karya tulis kita tidak terlalu
luas pembahasannya sehingga apa yang kita bahas tidak mendalam.
Bagian ini berisi :
a. Batasan pengertian kalimat judul kemudian disimpulkan
b. Batasan hal-hal yang akan dibahas
2.1.4 Sumber Data yang digunakan
Bagian ini berisi paparan singkat sumber data dan alasan pemilihan
sumber data tersebut.
2.1.5 Pengumpulan Data
Bagian ini meliputi:
a. Penggunaan metode dan teknik yang digunakan selama
mengumpulkan data. Metode adalah suatu cara tertentu untuk
menyelidiki sesuatu yang telah diatur sedemikian rupa dan
terencana dengan baik untuk mencapai tujuan tertentu.
Teknik adalah cara yang digunakan untuk menunjang tercapainya
tujuan akhir dari pelaksanaan metode tersebut.
b. Jenis dan kriteria alat pengumpul data yang digunakan selama
menyusun karya tulis.
2.2 Isi / Pembahasan
Isi dalam karya tulis merupakan bagian yang paling utama. Dalam
bagian ini semua tujuan dan pembahasan masalah utama. Selain itu,
sebagai kelengkapan analisis permasalahan tersebut, biasanya penulis
dapat melengkapi dengan grafik, statistic, tabel, gambar dan lain-lain yang
diperlukan.
Isi / pembahasan dapat terdiri dari dua bab atau lebih tergantung
pada keluasan permasalahan yang diajukan oleh sipenulis. Pemberian
nomor bab pada pembahasan ini diawali dengan Bab II jika Pendahuluan
sebagai Bab I. bila pendahuluan tanpa diberi nomor Bab, maka Bab I
merupakan Bab awal pembahasan tersebut. Kemudian nomor Bab-bab
berikutnya.

3. Daftar Rujukan/Bibliografi
Pengertian Daftar rujukan
Rujukan suatu daftar buku yang digunakan oleh penulis untuk acuan dan
sumber bahan penulisan karya tulis yang dibuatnya.
Cara Menulis Daftar rujukan
Cara menulis daftar rujukan sebaiknya dengan memperhatikan petunjuk sebagai
berikut :
a. Penulisan nama pengarang
Bila nama pengarang buku lebih dari sepatah kata, maka kata terakhir
(nama keluarga) ditempatkan di depan tanda koma, kemudian tulis nama
depannya.
Contoh :
Abdul Haris Nasution mengarang buku Perang Gerilya.
Nama pengarang tersebut ditulis:
Nasution,Abdul Haris, Perang Gerilya …….
Bila pengarang memiliki gelar keilmuan, misalnya Prof., Dr,
dan lainnya, maka gelar tersebut ditulis dibelakang tanda koma
setelah nama tersebut.
Contoh :
Prof, Dr. andi Hakim Nasution mengarang buku Matematika
untuk SMA.
Nama pengarang tersebut :
Nasution, Andi Hakim, Prof Dr Matematika untuk SMA …
Bila buku dikarang oleh suatu lembaga atau instansi maka
nama pengarang diganti dengan nama lembaga/instansi
tersebut.
Contoh :
Dep. P dan K mengarang dan menerbitkan tentang Lomba
Karya Ilmu Pengetahuan bagi Remaja 1983. Penulisan nama
pengarang buku tersebut sebagai berikut ;
Dep. P dan K, Lomba Karya Ilmu Pengetahuan bagi Remaja
1983, …
a. Judul buku ditulis sama seperti yang tersebut pada judul di
halaman sampul. Ditulis dengan diberi garis bawah atau
dengan huruf miring.
Contoh :
… , Perang Gerilya, …
b. Nomor jilid dan cetakan yang ke berapa
Contoh :
… , Geografi untuk SMA, jilid IB, cetakan II, …
c. Nama penerbit buku, tempat dan tahun penerbit
Contoh :
… , … , … , cetakan II, Bina Ilmu Surabaya, 1990

Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran antara lain terdiri atas :
a. Surat-surat yang diperlukan sebagai persyaratan
b. Surat keterangan tentang tempat, waktu, objek penelitian penulis
yang dikeluarkan oleh yang berwenang
c. Hitungan-hitungan yang dilakukan beserta hasilnya
d. Lain-lain lampiran yang diperlukan

Langkah-langkah penyusunan kerangka makalah


Penyusunan kerangka makalah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut
(a) Merumuskan tujuan penulisan makalah. Rumusan tujuan berisi ungkapan
maksud/tujuan
Dituliskannya makalah. Tujuan ini berfungsi sebagai pengarah bagi penulis
dalam menyusun tema, makalah, kerangka makalah, dan pengembangan
kerangka makalah.
(b) Merumuskan tema makalah yang ditulis berdasarkan topik dan rumusan
tujuan yang telah disusun. Rumusan tema ini berupa rumusan pernyataan
yang mengungkapkan arah penulisan makalah, dan menggambarkan garis
besar isi makalah yang akan ditulis.
(c) Mendaftar topik-topik bawahan (sub-topik) dari topik utama berdasarkan
rumusan tema yang telah dibuat. Cara terbaik untuk mendaftar semua topik
bawahan ialah cara mendaftar semua topik bawahan yang ditemukan yang
dianggap berkaitan dengan topik utama. Selama kegiatan medaftar ini
sebaiknya tidak menilai topik-topik bawahan yang didaftarkan, karena kalau
melakukan penilaian maka kelancaran pengungkapkan dan pendaftaran topik-
topik bawahan akan mengalami hambatan (periksa kembali penggalan
pemilihan topik makalah).
(d) Mengecek daftar topik bawahan untuk melihat hal-hal berikut
 Apakah ada topik bawahan yang masih terlalu luas cukupkah?
Topik-topik bawahan yang terlalu luas cakupan bahasannya perlu dipecah
lagi ke dalam bawahan yang lebih spesifik. Kalau topik-topik bawahan
seperti ini dibiarkan akan terjadi uraian yang tidak seimbangan antara
topik bawahan yang satu dengan yang lain, sehingga mengaburkan fokus
bahasan makalah.
 Apakah masih ada topik-topik bawahan yang sebenarnya merupakan hal
yang sama, hanya dirumuskan dengan cara yang berlainan? Bila ada topik-
topik bawahan seperti itu dapat dihapus salah satu agar tidak terjadi
pengulangan pembahasan.
 Apakah semua topik bawahan tersebut sama kedudukannya? Jika terdapat
topik-topik bawahan yang kedudukannya lebih tinggi/lebih rendah dari
yang lain harus direvisi. Topik yang lebih tinggi kedudukannya dapat
dijabarkan ke dalam topik-topik bawahan yang lain. Topik bawahan yang
lebih rendah kedudukannya dapat dicarikan topik atasan, yang
membawahinya, yang kedudukannya sama dengan topik bawahan yang
lain, atau diletakkan di bawah topik bawahan yang ada yang relevan.
 Apakah ada topik-topik bawahan yang tidak diperlukan dibahas lagi
karena sudah duketahui oleh pembaca. Topik-topik bawahan yang
diasumsikan sudah diketahui oleh pembaca tidak perlu dibahas lagi.
pembahasan topik-topik bawahan seperti itu akan membosankan pembaca
dan membuang-buang waktu saja.
(e) Menyusun topik-topik bawahan secara sistematis dengan menggunakan pola
urutan tertentu. Pola pengurutan topik-topik bawahan ada bermacam-macam,
antara lain sebagai berikut.
 Pola urutan waktu, berupa pengurutan topik-topik bawahan berdasarkan
urutan waktu, misalnya urutan peristiwa.
 Pola urutan proses, berupa pengurutan topik-topik bawahan berdasarkan
tahapan kegiatan dalam suatu proses kerja, misalnya proses pembuatan
tempe, tahu dan lain-lain.
 Pola urutan tempat, berupa, pengurutan topik-topik bawahan berdasarkan
urutan posisi suatu tempat, misalnya berupa urutan geografis.
 Pola urutan objek berupa pengurutan topik-topik bawahan berdasarkan
jumlah objek yang tersedia.
 Pola urutan sistematik berupa pengurutan topik-topik bawahan
berdasarkan keutuhan suatu sistem pendidikan, sistem organisasi bank,
sistem pemerintahan, sistem tubuh manusia, dan lain-lain.
 Pola urutan logis berupa pengurutan topik-topik bawahan berdasarkan
logika tertentu, misalnya: urutan umum-khusus, khusus-umum, klimaks
dan anti klimaks, urutan kedekatan (familiaritas), dan urutan
keberterimaan (saksebtabilitas). Pemilihan dan penggunaan pola urutan ide
bawahan ini bergantung kepada ciri-ciri topik-topik bawahan yang akan
dipolakan.
(f) Mengulang-ulang menilai kerangka makalah yang telah dibuat dan
merevisinya sampai diperoleh suatu kerangka makalah yang dianggap ideal.
Kerangka makalah yang ideal ialah yang memuat semua topik bawahan yang
seharusnya dibahas, dan menggunakan pola urutan yang sangat cocok dengan
sifat-sifat topik bawahan yang akan dibahas, dan memudahkan pembaca
dalam mengikuti alur pikiran penulis.

Contoh:

Topik : Peningkatan Kemampuan Manajemen Pedagang Asongan


Tujuan : Memberikan wawasan dan keterampilan dalam mengelola usaha kepada
pedagang
asongan
Tema : Karena kurangnya wawasan dan keterampilan dalam mengelola usaha,
kepada para
pedangan asongan perlu diberikan penyuluhan tentang peningkatan
kemampuan
manajemen
Kerangka makalah
1. Berdasarkan rincian
Kerangka makalah berdasarkan rinciannya dapat dikelompokkan ke dalam (a)
kerangka sederhana, dan (b) kerangka rinci.
(1) Contoh Kerangka Sederhana
Topik: Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan
Kerangka makalah:
A. Batasan tentang kualitas kerja
B. Peningkatan kemampuan karyawan
C. Hambatan dan cara mengatasinya

(2) Contoh Kerangka Rinci


Topik: Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan
Kerangka Makalah:
A. Batasan tentang kualitas kerja
1. Pengertian kualitas kerja
2. Ciri-ciri kualitas kerja
B. Peningkatan kemampuan karyawan
1. Melalui pendidikan formal
a. Ragam pendidikan formal
b. Jenjang pendidikan formal
2. Melalui pelatihan
a. Manajemen
b. Keterampilan teknik
C. Hambatan dan cara mengatasinya
a. Dst.

2.Berdasarkan perumusan Teksnya


Berdasrkan perumusan teksnya, kerangka makalah dapat dikelompokkan
ke dalam: (a) kerangka kalimat, dan (b) kerangka topik.
Masing-masing jenis kerangka tersebut diuraikan sebagai berikut.
a. Kerangka Kalimat
Kerangka ini menggunakan kalimat berita yang lengkap untuk
merumuskan tema dan topik-topik bawahan. Namun, disarankan agar dalam
perumusan topic-topik bawahan tersebut menggunakan kalimat tunggal, bukan
majemuk.
Kerangka kalimat ini memiliki manfaat sebagai berikut:
 Menuntut penulis untuk merumuskan topik utama dan topik-topik bawahannya
secara tepat.
 Rumusan topik dan topik-topik bawahannya akan tetap jelas, sehingga penulis
akan tetap dapat mengembangkannya dengan baik dan tepat walaupun harus
dilakukannya dalam rentang waktu yang lama.
 Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan memperjelas
pemahaman baik bagi penulis maupun bagi pembaca.

Contoh:
Topik: Perlunya Kebijakan Penanggulangan Kehancuran Perekonomian di
negara-negara Berkembang.
Tema: Karena kehancuran perekonomian Negara dapat membawa malapetaka
bagi masyarakat, kebijaksanaan pembangunan terutama pada Negara
berkembang harus diarahkan kepada perbaikan perekonomian untuk
mengurangi kemiskinan dan sekaligus dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
Kerangka Makalah:
A. Masalah kehancuran perekonomian sudah timbul sebelum abad XX
1. Kehancuran perekonomian mengakibatkan kehancuran taraf hidup
masyarakat
2. Kehancuran perekonomian kurun 2000-an.
B. Negara-negara maju pernah menghadapi masalah kehancuran
perekonomian.
C. dst.
b. Kerangka Topik
Kerangka topik ialah kerangka yang menggunakan kata atau frase dalam
menyatakan topik-topik bawahan dalam kerangka yang disusunya, bukan kalimat-
kalimat. Oleh sebab itu, biasanya kerangka topik kurang begitu jelas, tidak seperti
kerangka kalimat. Kerangka seperti ini menuntut untuk segera ditulis dalam
tempo penggarapan yang relatif pendek, karena penggarapan dalam tempo yang
lama akan memungkinkan penulis telah melupakan isi yang harus dikandung
dalam setiap topik bawahannya. Contoh:
Topik : Perlunya Kebijakan Penanggulangan Kehancuran Perekonomian di
negara-negara berkembang.
Tema : Karena kehancuran perekonomian Negara dapat membawa malapetaka
bagi masyarakat, kebijaksanaan pembangunan terutama pada Negara
berkembang harus diarahkan kepada perbaikan perekonomian untuk
mengurangi kemiskinan dan sekaligus dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
Kerangka Makalah:
A. Kehancuran perekonomian sebelum abad XX
1. Kehancuran taraf hidup masyarakat.
2. Kehancuran perekonomian kurun 2000-an.
B. Masalah kehancuran perekonomian.
C. dst.

Pembuatan skripsi (jangan lupa mengikuti gaya selingkung)


Format skripsi secara umum
Secara garis besar, skripsi terdiri dari atas bagian awal, bagian inti, dan bagian
akhir. Bagian-bagian tersebut diuraikan sebagai berikut.
 Bagian awal
Bagian awal tesis terdiri atas hal-hal berikut ini
a. Sampul luar
Sampul luar berisi judul Skripsi secara lengkap, kata SKRIPSI, nama
lengkap dan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM), logo Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan dengan diameter 3 cm, dan diikuti oleh nama lengkap Perguruan
Tinggi, program, dan waktu (bulan-tahun) lulus ujian. Semua huruf dicetak
dengan huruf kapital, komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian
diatur simetris, rapid an serasi. Ukuran huruf yang digunakan adalah 12-16
poin.
b. Sampul dalam
Terdiri atas dua halaman. Halaman pertama, isi dan formatnya sama
dengan sampul luar. Halaman kedua memuat hal-hal berikut ini
- Judul (judul skripsi ditulis dengan huruf kapital penuh)
- Ungkapan (ungkapan yang ditulis pada halaman sampul dalam untuk
skripsi program studi keperawatan adalah SKRIPSI Diajukan kepada
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan)
- Nama penulis dan nomor pokok mahasiswa/NPM (nama penulis ditulis
lengkap dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama masing-masing kata
yang ditulis dengan huruf kapital. Sedangkan nomor pokok mahasiswa
ditulis: NPM diikuti nomor registrasi mahasiswa)
- Nama lengkap lembaga (nama lengkap lembaga yang terdiri atas nama
universitas, program studi ditulis dengan huruf kapital)
- Bulan dan tahun ujian skripsi ( bulan ditulis dengan huruf kecil,
kecuali huruf pertamanya, dan tahun lulus ujian tesis)
c. Halaman persetujuan
Lembar persetujuan memuat pernyataan bahwa skripsi tersebut telah
mendapat persetujuan dari kedua dosen pembimbing untuk diujikan. Hal-
hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing ini meliputi
ungkapan Skripsi oleh < nama penulis> ini telah diperiksa dan disetujui
untuk diuji, tanggal persetujuan, nama dosen pembimbing I dan dosen
pembimbing II lengkap dengan gelar akademiknya.
d. Halaman Pengesahan
Memuat pernyataan dewan penguji yang terdiri atas penguji I, penguji II,
dan penguji III bahwa skripsi tersebut telah dipertahankan dalam forum
ujian yang diselenggarakan pada tanggal tertentu. Pernyataan tersebut
berbunyi Skripsi oleh <nama penulis> ini telah dipertahankan di depan
Dewan Pneguji pada tanggal …
e. Halaman moto dan persembahan
Halaman ini tidak harus ada pada setiap skripsi. Penulis yang
memanfaatkan halaman ini diharuskan memenuhi ketentuan bahwa moto
yang dimuat berisi kutipan-kutipan kalimat bijak yang menggambarkan
falsafah hidup penulis, sedangkan persembahan berisi kalimat-kalimat
pendek dan baku yang menunjukkan kepada siapa tesis ini
dipersembahkan. Pemuatan moto dan atau persembahan tersebut tidak
boleh lebih dari satu halaman. Baik moto maupun persembahan harus
ditulis sesuai dengan etika dan kaidah penulisan yang berlaku.
f. Halaman pertanggungjawaban
Halaman ini berisi pernyataan secara legal formal bahwa: (1) skripsi
tersebut belum pernah diajukan kepada lembaga pendidikan tinggi mana
pun untuk mendapatkan gelar akademik apapun, (2) skripsi tersebut benar-
benar hasil karya mandiri penulis dan bukan merupakan jiplakan atau
plagiasi atas karya orang lain, dan (3) penulis bersedia menanggung semua
konsekuensi hokum bila ternyata di kemudian hari diketahui atau terbukti
secara sah dan meyakinkan bahwa skripsi tersebut merupakan hasil
plegiasi.
g. Abstrak
Abstrak skripsi yang dijilid terdiri atas empat bagian yakni identitas
halaman, identitas abstrak tesis, kata kunci, dan teks sbstrak yang ditulis
dalam spasi tunggal. Sedangkan jarak antarbagian ditulis dengan spasi
ganda. Pada bagian identitas halaman ditulis kata ABSTRAK (dengan
huruf kapital dan tebal), simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa
diakhiri tanda titik. Bagian abstark ditulis mulai dari tepi kiri bidang
pengetikan dengan baris kedua dan seterusnya menjorok ke dalam
sebanyak tujuh ketukan. Identitas abstrak ini ditulis secara berurutan
dimulai dari: (1) nama penulis dengan nama terakhir ditulis di depan, (2)
tahun lulus ujian, (3) judul skripsi, (4) kata SKRIPSI, (5) nama lembaga
yang meliputi program studi , universitas dan diakhiri (6) nama dosen
pembimbing I dan II lengkap dengan gelar akademiknya. Setiap bagian
identitas abstrak ini dipisahkan dengan tanda titik, kecuali antara kata
SKRIPSI dan nama lembaga yang dipisah dengan tanda koma. Jika nama
awal dan tengah. Judul skripsi dicetak miring dan diketik dengan huruf
capital pada wal kata, kecuali kata penghubung dan preposisi. Tulisan kata-
kata kunci dicetak tebal di tepi kiri di bawah identitas abstrak skripsi …
h. Kata pengantar
i. Daftar isi
j. Daftar tabel
k. Daftar gambar
l. Daftar lampiran
m. Daftar lainnya
 Bagian inti
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan penelitian
1.4 Hipotesis
1.5 Asumsi
1.6 Ruang lingkup dan Kertebatasan
1.7 Kegunaan Penelitian
1.8 Definisi Operasional/Penegasan Istilah
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3 Instrumen Penelitian
3.4 Prosedur Pengumpulan Data
3.5 Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Analisis Data
4.2 Pengujian Hipotesis
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
6.1 simpulan
6.2 Saran
BIBLIOGRAFI/DAFTAR RUJUKAN
Contoh Pembuatan Makalah
Pengaruh Pemanasan Global

Karya: Rieska Andika Prasetya

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


JALAN LETKOL ISTIQLAL NO 40 BANYUWANGI
OKTOBER 2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Isu pemanasan global telah merebak di kalangan masyarakat sejak
lebih kurang 50 tahun lalu. Para ilmuwan berargumentasi apabila
kondisi ini terus berlangsung, dapat diprediksi beberapa puluh tahun
lagi kita tidak akan mengenal planet bumi ini sama dengan bumi yang
kita huni sekarang. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata peningkatan
kadar CO2 dalam udaralah yang memicu munculnya peristiwa
pemanasan global. Pemansan global ini diklaim sudah terjadi
semenjak revolusi industry merebak di Inggris pada abad ke-18 yang
diawali dengan penemuan mesin uap oleh James walt. Pada waktu itu,
pembakaran batu bara sebagai sumber energi mesin uap ternyata juga
melepaskan gas CO2 yang sangat banyak ke udara bebas. Bahkan,
sampai saat ini peningkatan kadar CO2 di udara bebas semakin naik
saja. pembakaran bahan bakar fosil akan selalu menghasilkan gas
CO2. Belum lagi kejadian kebakaran hutan yang akhir-akhir ini marak
terjadi hampir di seluruh dunia.
Dengan melihat kondisi yang telah dipaparkan tersebut, penyusun
merasa prihatin. Oleh karena itu penyusun merasa terdorong untuk
menyusun karya tulis ini dengan tema pemanasan global. Karya tulis
ini saya susun dengan harapan semoga penyusun dan pembaca dapat
mengetahui bahaya-bahaya dari efek pemansan global terhadap
lingkungan, serta cara menanggulanginya dengan bijaksana.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana pengaruh pemanasan global terhadap lingkungan?
1.2.2 Bagaimana cara menanggulangi pemanasan global?

1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui pengaruh pemanasan global terhadap lingkungan.
1.3.2 Mengetahui cara menanggulangi pemanasan global.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Pemanasan Global


Pemanasan global atau global warming adalah proses peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut dan darata bumi. Suhu rata-rata global
pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 x 0.180C (1.33 x 0.320F)
selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Planet on Climate
Change (PCC) menyimpulkan bahwa “Sebagian besar peningkatan
suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan
besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia” melalui rumah kaca. Kesimpulan dasar ini
telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,
termasuk semua akademi sains nasional dari Negara-negara GB.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan lain seperti naiknya permukaan air laut,
meningkatnya intensitas fenomena cuaca ekstrim, serta perubahan
jumlah, dan polapresipitasi. Akibat-akibat lain pemanasan global
adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gleduet dan
punahnya berbagai jenis hewan. Beberapa masalah yang masih
diragukan para ilmuwan adalah jumlah pemanasan yang diperkirakan
akan terjadi pada masa depan dan pemansan serta perubahan yang
terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah lain. Hingga
saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai
apa, jika ada, dan tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi
atau membalikkan penanaman lebih lanjut atau untuk beradaptasi
terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada.

2.2 Pengaruh Pemanasan Global terhadap Lingkungan


Para ilmuwan menggunakan model komputer dari temperatur pola
penelitian dan simulasi metode untuk mempelajari pemansan global.
Berdasarkan model tersebut, para ilmuwan telah membuat beberapa
prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi
permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan
kesehatan manusia.
2.2.1 Iklim mulai tidak stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global,
daerah bagian utara dari belahan Bumi utara akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di Bumi, akibatnya gunung-gunung es akan
mencair dan daratan akn mengecil. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. pada
pegunungan di daerah subtropics, bagian yang ditutupi salju akan
semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan
panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam
hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi
lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan.
Keseimbangan yang tinggi akan meningkatkan curah hujan secara
rata-rata sekitar 1 persen untuk setiap derajat. Fahrenhait pemanasan.
Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan
mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai yang memperoleh
kekuatannya dari penguapan air akan menjadi lebih besar. Berlawanan
dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin
mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih
ekstrim.

2.2.2 Peningkatan Permukaan Laut


Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga
akan menghangat sehingga volumenya akan membesar dan
menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan
banyak es di kutub, terutama sekitar Greenriand yang lebih
memperbanyak volume air di laut. Perubahan tinggi muka laut akan
sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm
(40 inci) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda. 17,5 persen
daerah Bangladesh, dan banyak pulau. Erosi dari tebing, pantai dan
bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara
sungai, banjir akibat akibat air pasang akan meningkat di daratan.
2.2.3 Suhu Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa bumi yang hangat akan
menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi
kenyataan ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian
selatan Kanada, sebagai contoh mungkin akan mendapat keuntungan
dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di
lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian.
Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang
menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat
menderita jika kumpulan salju musin dingin yang berfungsi sebagai
resensor alami akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa
tanam. Tanaman pangan dari hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat.

2.2.4 Gangguan Ekologis


Hewan dan tumbuhan menjadi mahkluk hidup yang sulit menghindari
dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai
manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung tuk bermigrasi
kea rah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah
arah pertumbuhannya mencari daerah baru karena habitat lamanya
menjadi terlalu hangat. Akan tetapi pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spiseies-spesies yang berimigrasi ke
utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan
pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak
mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan
musnah.

2.3 Pengendalian Pemanasan Global


Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang dilakukan saat
ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan.
Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil
melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya
iklim pada masa depan. Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan
berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan
penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya
pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke
daerah lebih tinggi. Ada dua pendekatan untuk memperlambatsemakin
bertambahnya gas rumah kaca. Pertama mencegah karbon dioksida
dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen
karbonnya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration.
(menghilangkan karbon). Kedua persetujuan internasional mengurangi
produksi gas rumah kaca.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi pembahasan masalah pada bab sebelumnya,
penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemanasan global merupakan suatu masalah serius yang sedang
dihadapi dunia saat ini. Kenyataan ini karena ternyata bahayanya
cukup mengkhawatirkan bagi manusia dan lingkungan.
2. Penanganan masalah global sebenarnya cukup sederhana yaitu
dengan menanam pohon-pohon dan memelihara tumbuh-tumbuhan
di sekitar kita. Alasannya tumbuhan dapat mengabsorbsi gas seperti
CO2 yang ada di udara bebas.
3. Aktivitas manusia yang tidak memperhatikan keindahan lingkungan
dapat menyebabkan bencana. Pemanasan global merupakan salah
satu bencana yang disebabkan oleh manusia.

3.2 Saran
Berdasarkan isi pembahasan masalah pada bab sebelumnya, penulis
dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Tanamilah dan peliharalah pepohonan dan tumbuhan di sekitar kita.
Cara seperti ini ternyata sangat berguna bagi lingkungan.
2. Diharapkan pemerintah dapat mengajak masyarakat untuk bersih
menggunakan bahan bakar alternative yang lebih ramah
lingkungan.
3. Jauhilah kegiatan seperti illegal logging atau membuang sampah
sembarangan yang dapat merusak lingkungan.
DAFTAR RUJUKAN

Tanpa pengarang. 2009. Karya tulis Global Warming. Jakarta


(diunduh pada 2 Januari 2013).
Tanpa pengarang. 2010. “Pengaruh Pemanasan Global terhadap
Bumi”. Brebes (diunduh pada 2 Januari 2013).
Wibowo, Shodiq. 2009. “Penanaman Global Global Warming’.
Bandung (diunduh pada 2 Januari 2013)
Setyaning, Ika dkk. 2013. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA. Klaten:
Intan Pariwara.
Contoh Artikel Penelitian

ARTIKEL PENELITIAN

NILAI PSIKOLOGI DAN NILAI SOSIAL DALAM NOVEL


HIROSHIMA KARYA MINHAJUL QOWIM

OLEH

WIDI NUGRAHANI

NPM: 210.10.3.0043

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

JUNI 2012
NILAI PSIKOLOGI DAN NILAI SOSIAL DALAM NOVEL HIROSHIMA

KARYA MINHAJUL QOWIM

Widi Nugrahani
NPM: 210.10.3.0043

Abstrak
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya. Nilai psikologi
adalah nilai yang berkaitan dengan kejiwaan meliputi; aspek kreativitas,
aspek kepribadian, aspek motivasi. Nilai sosial adalah nilaiyang berkaitan
dengan hubungan seseorang dengan orang-orang yang ada disekelilingnya
meliputi; aspek Mata pencaharian, aspek kesenian, aspek adat-istiadat,
aspek pola hidup.

Abstract

Novel is a long prose series that contains a person’s life with the people
around him. The psychology value is the value that is associated with
psychiatric that includes: the aspects of creativity, the personality aspects
and the aspects of motivation. Social value is the value that is associated
with one’s relationship with the people around him that includes: the
livelihood aspects, the aspects of the arts, the customs aspects and the
aspects of lifestyle.

Key word: novel, psychology value, social value

Pendahuluan

Karya sastra besar adalah karya yang maknanya dibungkus sangat rapi.

Pandangan disampaikan dengan tidak otoriter sehingga siapa saja dapat

membacanya tanpa merasa digurui. Menikmati karya sastra besar membantu

penikmat menjadi manusia yang berbudaya. Manusia berbudaya adalah manusia

yang responsif terhadap peristiwa yang luhur dalam kehidupan. Manusia demikian

selalu mencari nilai-nilai keindahan dan kebaikan. Cara memperoleh nilai-nilai

tersebut melalui membaca novel yang merupakan salah satu bentuk karya sastra.

Dunia kesusastraan memiliki genre sastra, salah satunya adalah novel. Novel
merupakan genre sastra yang mempunyai media yang lebih luas dibandingkan

dengan genre sastra yang lain yaitu drama dan puisi. Novel merupakan karya cipta

pengarang yang tidak dapat dilepaskan dari dunia di luarnya, baik itu dunia

pengarangnya atau pun dunia pembacanya. Pengarang dalam menulis karyanya

harus mempertimbangkan unsur kelogisan di dalam karyanya. Sastra dan

kehidupan sosial adalah dua fenomena sosial yang saling melengkapi di dalam

kesendiriannya sebagai sesuatu yang esensial. Suatu cipta sastra bersumber dari

kehidupan dan sastra diciptakan untuk kehidupan manusia. Sastra ditulis oleh

pengarang sebagai seorang manusia, pengarang memiliki kehidupan sosial, dan

hidup ditengah-tengah masyarakat yang memiliki budaya, adat istiadat dan norma

yang berlaku.

Sesuai dengan fokus penelitian, secara umum penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan nilai psikologi dan nilai sosial dalam novel Hiroshima karya

MH Qowim. Manfaat dalam penelitian secara teoritis penelitian nilai psikologi

dan nilai sosial novel Hiroshima karya MH Qowim ini diharapkan dapat dijadikan

landasan teori bagi peneliti yang tertarik meneliti lebih terperinci. Pemaparan nilai

psikologi dan nilai sosial dapat menambah pengetahuan tentang unsur ekstrinsik

novel. Teori dan kesimpulan yang tersusun dapat dijadikan sumbangan pemikiran

tentang nilai psikologi dan nilai sosial sehingga penelitian ini bermanfaat dalam

penelitian kajian sastra. Sedangakan manfaat Praktis bagi para siswa , informasi

yang ada dalam penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk menciptakan

kreativitas belajar, terutama materi yang berhubungan dengan penelitian ini. Bagi

peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membuktikan adanya unsur

ektrinsik terutama nilai psikologi dan nilai sosial dalam karya tulis terutama pada
novel Hiroshima karya MH Qowim. Bagi pengajar bahasa Indonesia, hasil

penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan materi ajar khususnya yang

berhubungan dengan unsur ekstrinsik novel terutama nilai psikologi dan nilai

sosial.

Kerangka Teori

Nilai Psikologi menurut Munandar (dalam Sobur, 2009: 161-162) pada

aspek kreativitas ditandai dengan kemampuan untuk menanamkan berbagai

macam gagasan/jawaban dalam diri orang lain. Orang yang cerdas akan menjadi

orang yang kreatif. Ciri aspek kreativitas tercermin pada daya imajinasi yang kuat,

mempunyai inisiatif, mempunyai minat yang luas. Bebas dalam berpikir/ tidak

kaku/ tidak terlambat. Bersifat selalu ingin tahu. Percaya diri, penuh semangat.

Berani mengambil risiko/tidak taku berbuat kesalahan. Berani dalam berpendapat

dan punya keyakinan/tidak ragu dalam menyatakan pendapat.

Nilai psikologi aspek kepribadian membuktikan pendapat Frued (dalam

Walgito, 2003: 120-121) Kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan

biologis manusia sebagai pusat insting disebut Das Es/Id. Mediator antara hasrat

hewani dan tuntutan rasional dan realistis yang menyebabkan manusia mampu

menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional/pada

pribadi yang norma atau Das Ich/Ego. Das Uber Ich / Super Ego yang

menghendaki agar dorongan-dorongan tertentu saja dari Das Es /Id yang

direalisasikan sedangkan dorongan-dorongan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

moral tetap tidak dipenuhi.


Nilai psikologi pada aspek motivasi menurut Dister (dalam Sobur, 2003:

269) proses gerakan termasuk situasi yang mendorong setiap tingkah laku

manusia merupakan buah hasil dan hubungan dinamika timbal balik antara

dorongan ke-aku-an manusia sebagai ini/pusat kepribadian dan situasi

manusia/lingkungan hidupnya. Tingkah laku yang dilatarbelakangi oleh adanya

kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian suatu tujuan. Hal ini digambarkan pada

apa yang terjadi dalam kehidupan manusia, oleh pengarang digambarkan dengan

jelas pada aksi dan reaksi yang diterima pelaku yang ada di sekitarnya. Pengarang

selalu menyisipkan amanat bahwa manusia dituntut untuk selalu peduli dan peka

terhadap lingkungannya. Selalu terdorong untuk melakukan yang terbaik dalam

hidupnya.

Nilai sosial aspek mata pencaharian sesuai pendapat Koentjaraningrat

(2009: 275-285) sistem tradisional meliputi; berburu, beternak, bercocok tanam,

menangkap ikan. Mata pencaharian sebagai unsur budaya, pola dan perilaku

budaya masyarakat akan banyak diwarnai oleh jenis mata pencaharian penduduk

masyarakat tersebut. Mata pencaharian tradisional meliputi berburu,

beternak/pedagang, bercocoktanam, menangkap ikan.

Nilai sosial aspek kesenian menggambarkan tentang ekspresi hasrat

manusia yang bisa berupa seni rupa dan seni suara. Kesenian dalam masyarakat

Using merupakan produk adat yang mempunyai relasi dengan nilai religi dan pola

mata pencaharian. Menyetujui pendapat Suyitno (2010: 7) tentang

keanekaragaman budaya di Banyuwangi, tidak lepas dari unsur sejarah kerajaan

Blambangan. Pendukung budaya yang kreatif menyinkronkan unsur-unsur

kesenian melalui hubungan antarnusa. Hal tersebut tampak pada pengarang


menggenalkan kesenian yang ada di Banyuwangi seperti dongeng, hikayat,

wangsalan, basanan, macapatan, dan tari Gandrung yang menjadi andalan

kesenian Banyuwangi. Tapi pengarang tak pernah menolak adanya kesenian dari

Nibon yang sangat mempengaruhi ketrampilan yang ada di masyarakat yaitu

origami yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian dan kelembutan.

Pendapat Koentjaraningrat (1982: 10-13) nilai sosial aspek adat-istiadat

menguraikan aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan

tempat individu hidup dan bergaul dari hari ke hari. Suasana pergaulan yang

menyenangkan tercipta bila setiap individu memiliki perilaku yang santun. Perihal

hubungan cinta muda-mudi diperlukan kesungguhan dan kejujuran, tidak boleh

berkhianat, saling tanggungjawab, tidak melanggar norma oleh karena itu

diperlukan emosi yang stabil, dapat mengendalikan diri, menjaga sikap.

Hubungan persahabatan diperlukan sikap yang baik antar sahabat.

Nilai sosial pada aspek pola hidup Boelaars ( 1984: 42-44) memperjelas

tentang pola hidup petani sawah, kebudayaan kaum petani sawah terdiri atas

unsur-unsur kehidupan manusiawi, mencari keseimbangan antara apa yang ia

butuhkan untuk relasinya di luar lingkungan keluarganya. Pengarang

menggambarkan tentang kehidupan kaum petani sawah. Pola kehidupan yang

mempengaruhi dalam keseharian kaum petani sawah berhubungan erat dengan hal

–hal yang berkaitan dengan cara mereka mengolah hasil sawah. Yang mencari

keseimbangan antara apa yang ia butuhkan bagi keluarga dan apa yang ia

butuhkan untuk relasinya di luar lingkungan. Hal tersebut tergambar pada

menahan lapar demi mencari nafkah.


Metode Penelitian

Jenis penelitian adalah analisis isi (content analysis) yaitu teknik yang

sistematik untuk menganalisis makna pesan untuk membuat simpulan-simpulan

yang valid. Data berupa rangkaian kalimat dianalisis untuk membuat simpulan

dengan cara menganalisis isi dan mengidentifikasi data secara sistematik dan

objektif dalam novel Hiroshima karya Minhajul Qowim agar mudah dipahami

dengan baik.

Pendekatan berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini

adalah mendeskripsikan nilai psikologi dan nilai sosial novel maka pendekatan

yang digunakan dalan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan

yang dimaksud adalah peneliti mendeskripsikan secara rinci mengenai data yang

dikumpulkan. Data yang dikumpulkan berupa kalimat, bukan angka. Isi dari

laporan penelitian ini berupa rangkaian kalimat dari novel Hiroshima karya

Minhajul Qowim.

Sumber data penelitian ini adalah dokumen berupa naskah novel berjudul

Hiroshima karya Minhajul Qowim. Penulisan didalamnya menggunakan cara dan

pandangan orang Indonesia sendiri. Walau sedikit banyak tetap menulis gaya

Barat tapi tetap pandangan ketimuran sangat melekat dalam novel Hiroshima .

Ada kesamaan karakteristik Minhajul Qowim dengan Hamka. Dalam novel

Hiroshima ini menyajikan cerita yang sangat menarik, berbagai peristiwa yang

terjadi sangat mendalam, cerita cinta yang berlatarbelakang perbedaan

kebudayaan, cinta dua manusia yang tersampaikan karena adanya perbedaan

derajat dan kebudayaan, dan adanya perang yang melanda. Perjuangan rakyat

Banyuwangi melawan penjajah. Banyak lagi pesan-pesan moral yang sangat


berguna bagi kehidupan yang disampaikan didalamnya. Hiroshima diambil dari

nama sebuah kota di Jepang yang menjadi tempat terakhir tokoh menghembuskan

nafas terakhirnya. Novel Hiroshima dapat dipesan melalui email:

raja_macanputih@yahoo.co.id.

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data yang memiliki

karakteristik yang berkaitan dengan nilai psikologi dan nilai sosial. Nilai

psikologi yang akan diuraikan dalam penelitian ini meliputi; aspek kreativitas,

aspek kepribadian, aspek motivasi. Nilai sosial yang akan diuraikan dalam

penelitian ini meliputi; aspek mata pencaharian, aspek kesenian, aspek adat-

istiadat, aspek pola hidup yang ada dalam novel Hiroshima karya MH Qowim.

Data penelitian ini diperoleh berdasarkan konteks penelitian alamiah dan

peneliti sebagai instrumen utama. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan

adalah sebagai berikut: (1) memeriksa data, (2) mengklasifikasikan data sesuai

dengan permasalahan penelitian, (3) membahas data dan sumber data dengan

menelaah nilai psikologi dan nilai sosial dengan deskripsi sesuai dengan data yang

ada, (4) mengumpulkan hasil analisis data, (5) mendeskripsikan hasil analisis

data, dan (6) menyimpulkan hasil analisis data. Jadi kehadiran peneliti dalam hal

ini sangat diperlukan sebagai instrumen utama.

Peneliti berperan aktif , agar data yang terkumpul dapat dikelola dengan

baik maka diperlukan instrumen pengumpul data yang berupa tabel. Instrumen

yang digunakan oleh peneliti berupa tabel yang berisi data tentang aspek psikologi

dan aspek sosial yang ada dalam novel. Dalam rangka menjaring data yang

hendak diteliti peneliti sebagai instrumen utama menggunakan instrumen

penunjang sebagai penjaringan data dalam bentuk tabel atau bentuk kode.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis dokumen yaitu dengan menganalisis dan mendeskripsikan nilai psikologi

dan nilai sosial yang digunakan dalam novel Hiroshima karya Minhajul Qowim.

Untuk mempermudah mengelompokkan hasil temuan yang berupa nilai psikologi

dan nilai sosial yang terdapat dalam novel Hiroshima karya MH Qowim, peneliti

menggunakan tabel sebagai instrumen pendamping atau tabel pengumpul data.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi,

karena data penelitian ini berupa data tertulis dalam bentuk naskah novel

Hiroshima. Langkah-langkah pengumpulan data penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut;

a. Membaca novel Hiroshima karya MH. Qowim

b. Mengelompokkan data yang berupa nilai psikologi dan nilai sosial novel

sesuai dengan jenisnya.

c. Koding / memberi kode pada bagian-bagian yang yang berupa data

penelitian.

d. Mencuplik data dari naskah novel Hiroshima.

e. Memasukkan data ke dalam tabel pengumpul data yang telah disediakan

Teknik pengambilan sumber data di atas termasuk dalam random sampling

convenience. Peneliti mengambil novel Hiroshima sebagai sumber data.

Langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1)

memeriksa data, (2) mengklasifikasikan data sesuai dengan permasalahan

penelitian, (3) membahas data dan sumber data dengan menelaah nilai psikologi

dan nilai sosial dengan deskripsi sesuai dengan data yang ada, (4) mengumpulkan
hasil analisis data, (5) mendeskripsikan hasil analisis data, dan (6) menyimpulkan

hasil analisis data.

Pada bagian ini diuraikan proses penelusuran dan pengaturan data secara

sistematis yang berupa penggunaan nilai psikologi dan nilai sosial dalam novel

Hiroshima karya MH Qowim. Teknik analisis data dalam penelitian ini terbagi

dalam tiga tahap yakni, (1) tahap pereduksian data, (2) tahap penyajian data, (3)

tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan

data dengan teliti terhadap novel Hiroshima karya Minhajul Qowim. Adapun cara

yang peneliti tempuh untuk melihat keabsahan data dalam penelitian ini adalah

dengan cara (1) ketekunan pengamatan, (2) pengecekan teman sejawat, dan (3)

cross-cek kepada pengarang novel Hiroshima.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Beberapa kutipan novel Hiroshima karya Minhajul Qowim tentang:

Nilai psikologi aspek kreativitas menurut Munandar (dalam Sobur, 2009: 161-

162) pada aspek kreativitas ditandai dengan kemampuan untuk menanamkan

berbagai macam gagasan/jawaban dalam diri orang lain. Orang yang cerdas akan

menjadi orang yang kreatif. Ciri aspek kreativitas tercermin pada daya imajinasi

yang kuat, mempunyai inisiatif, mempunyai minat yang luas.

(1) “ … Di kening saya telah tergambar harapan dan cita-cita yang amat
mulia. Dalam bayangan jiwa saya yang muncul hanyalah bintang-
bintang yang bersinar terang yang sebentar lagi akan saya raih. …”
(P.Kre:79)

Nilai psikologi aspek kepribadian membuktikan pendapat Frued (dalam

Walgito, 2003: 120-121) Kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan


biologis manusia sebagai pusat insting disebut Das Es/Id digambarkan dalam

kutipan berikut:

(1) “…tanpa pernah diduga Tetsuo Imamura tela tegak seperti menaruh
perasaan iba, padahal tak satu orang pun yang tak kenal
kekejamannya. Dan tanpa ada isyarat pula lelaki itu pun langsung
terpelanting, tersungkur dengan tangan memegang mulut … “ (P.Kep:
27)

Mediator antara hasrat hewani dan tuntutan rasional dan realistis yang

menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup

sebagai wujud yang rasional/pada pribadi yang norma atau Das Ich/Ego

digambarkan pada kutipan berikut

(1) “ … Ayah menanggapinya dengan penuh kerendahan, sabar, dan


tawakal …” (P.Kep:87)

Sedangkan Das Uber Ich / Super Ego yang menghendaki agar dorongan-

dorongan tertentu saja dari Das Es /Id yang direalisasikan sedangkan dorongan-

dorongan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral tetap tidak dipenuhi. Hal

digambarkan tersebut digambarkan dalam kutipan berikut

(1) “ …. Sesampainya di rumah ayah –ibu hendak marah, tapi kemudian


ditahannya. “Bersabarlah! Katanya …” (P.Kep:123)

Nilai psikologi pada aspek motivasi menurut Dister (dalam Sobur, 2003: 269)

proses gerakan termasuk situasi yang mendorong setiap tingkah laku manusia

merupakan buah hasil dan hubungan dinamika timbal balik antara dorongan ke-

aku-an manusia sebagai ini/pusat kepribadian dan situasi manusia/lingkungan

hidupnya. Tingkah laku yang dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan

diarahkan pada pencapaian suatu tujuan. Hal tersebut digambarkan dalam kutipan

berikut
(1) “ … Jangan kwatir Syarif. Coba engkau lihat sepasang kerbau yang
engkau gembalakan itu, gemuk tidak? Kalau misalnya itu dijual, cukup
tidak untuk pelajaranmu?” Tanya ayah, tersenyum menatapku.
Bagaimana Syarif?” …” (P.Mo:74)

Nilai Sosial aspek mata pencaharian sesuai pendapat Koentjaraningrat (2009:

275-285) sistem tradisional meliputi; berburu, beternak, bercocok tanam,

menangkap ikan. Mata pencaharian sebagai unsur budaya, pola dan perilaku

budaya masyarakat akan banyak diwarnai oleh jenis mata pencaharian penduduk

masyarakat tersebut. Mata pencaharian tradisional meliputi berburu,

beternak/pedagang, bercocoktanam, menangkap ikan. Hal tersebut tergambar

dalam kutipan berikut

(1) “ … Sore harinya, matahari yang ganas meski amat pelan mulailah
tergelincir ke kaki langit barat. Di saat ayah baru datang dari leles sawi,
datanglah pedagang ternak itu menghampirinya di samping rumah.
“Kelendai?” Pedagang ternak itu memulai.
” Lalu, di pegang-pegangnya tanduk kerbau itu sambil komat-kamit…
“Begitu dong! Tak ada belantik” sebaik diri saya.”katanya sambil
menjabat tangan ayah….” (S.MP:84)

Aspek kesenian menggambarkan tentang ekspresi hasrat manusia yang bisa

berupa seni rupa dan seni suara. Kesenian dalam masyarakat Using merupakan

produk adat yang mempunyai relasi dengan nilai religi dan pola mata pencaharian.

Menyetujui pendapat Suyitno (2010: 7) tentang keanekaragaman budaya di

Banyuwangi, tidak lepas dari unsur sejarah kerajaan Blambangan. Pendukung

budaya yang kreatif menyinkronkan unsur-unsur kesenian melalui hubungan

antarnusa. Hal tersebut tampak pada pengarang menggenalkan kesenian yang ada

di Banyuwangi seperti dongeng, hikayat, wangsalan, basanan, macapatan, dan tari

Gandrung yang menjadi andalan kesenian Banyuwangi. Tapi pengarang tak

pernah menolak adanya kesenian dari Nibon yang sangat mempengaruhi


ketrampilan yang ada di masyarakat yaitu origami yang membutuhkan kesabaran

dan ketelitian dan kelembutan. Hal tersebut tergambar dalam kutipan berikut

(1) “ … Dua minggu ke depannya, pagi-pagi benar, tiba-tiba datanglah Saose


kepada saya. Ia mengatakan, demi menunggu pakansinya usai maka ia
hendak belajar menari Gandrung di kampung sebelah …” (S.Kes:131)

Aspek adat-istiadat menguraikan aturan mengenai berbagai macam kesatuan

di dalam lingkungan tempat individu hidup dan bergaul dari hari ke hari. Suasana

pergaulan yang menyenangkan tercipta bila setiap individu memiliki perilaku

yang santun. Perihal hubungan cinta muda-mudi diperlukan kesungguhan dan

kejujuran, tidak boleh berkhianat, saling tanggungjawab, tidak melanggar norma

oleh karena itu diperlukan emosi yang stabil, dapat mengendalikan diri, menjaga

sikap. Hubungan persahabatan diperlukan sikap yang baik antar sahabat. Pendapat

Koentjaraningrat ( 1982: 10-13) ini tergambaran dalam kutipan berikut

(1) “ … Dalam mengingat semua itu dan berpijak pada adat istiadat yang
baku, sah-lah jika saya katakan i …” (S.AIs:23)

(2) “ … Usah engkau bantu saya. Saya tak mau berhutang budi terlalu
banyak kepadamu. “ Jawabnya dengan sopan dan nafas yang tersendat-
sendat. Dari susun katanya itu Nampak kalau ia orang yang berbudi
tinggi …” (S.AIs:28)

(3) “ … Sesuai adat kami, saya mengaji di langgar bersama yang lain,
memperturutkan kewajiban sebagai manusia…” (S.AIs:119)

(4) “ … Meskipun bukanlah dari negeri ini, tetapi paling tidak ia


menghargai adat kami, masuk dalam masa pingit. …” (S.AIs:129)

Dalam kutipan di atas pengarang ingin menggambarkan bahwa dalam

lingkungan masyarakat selalu ada aturan atau norma yang berlaku. Seseorang

yang selalu menjaga sopan santun akan selalu dapat menciptakan suasana yang

menyenangkan. Semua yang ada hubungan dengan hubungan cinta muda-mudi


harus tetap dijaga juga adat sopan santun dalam mengungkapkannya.

Pengkhianatan, tidak boleh terjadi. Harus selalu bertanggungjawab terhadap

semua yang dilakukan dan harus selalu menjaga kestabilan emosi. Dan selalu

menjaga sikap kepada semua orang, supaya tetap menjalankan norma yang

berlaku di masyarakat.

Nilai sosial pada aspek pola hidup Boelaars ( 1984: 42-44) memperjelas

tentang pola hidup petani sawah, kebudayaan kaum petani sawah terdiri atas

unsur-unsur kehidupan manusiawi, mencari keseimbangan antara apa yang ia

butuhkan untuk relasinya di luar lingkungan keluarganya. Pengarang

menggambarkan tentang kehidupan kaum petani sawah. Pola kehidupan yang

mempengaruhi dalam keseharian kaum petani sawah berhubungan erat dengan hal

–hal yang berkaitan dengan cara mereka mengolah hasil sawah. Yang mencari

keseimbangan antara apa yang ia butuhkan bagi keluarga dan apa yang ia

butuhkan untuk relasinya di luar lingkungan. Hal tersebut tergambar pada

menahan lapar demi mencari nafkah. Hal tersebut tergambar dalam kutipan

berikut

(1) “ …, bergelut dengan lumpur, dan kadang-kadang sampai menahan


rasa lapar demi dapat membakar bengahan /tungku …” (S.PH:14)

(2) “ … Dari situlah apakmu, Raden Mas Lamdahur, dengan terang-


terangan melawan Belanda dan bersumpah akan mengembalikan tanah
pribumi kepada pemilik yangsebenarnya; dialah manusia – manusia
pribumi. Padahal sebelumnya, apakmu adalah sosok laki-laki pendiam.
Tak jarang ia habiskan waktu senggangnya hanya bertekur di langgar
…” (S.PH:44)

Dalam kutipan di atas pengarang menggambarkan tentang kehidupan kaum

petani sawah. Pola kehidupan yang mempengaruhi dalam keseharian kaum petani

sawah berhubungan erat dengan hal –hal yang berkaitan dengan cara mereka
mengolah hasil sawah. Yang mencari keseimbangan antara apa yang ia butuhkan

bagi keluarga dan apa yang ia butuhkan untuk relasinya di luar lingkungan. Jadi

kesederhanaan dan semangat yang ada pada mereka sangat mempengaruhi dalam

pola hidup mereka dalam masyarakat dan cara berpikir memecahkan suatu

masalah.

Kesimpulan

Nilai psikologi aspek kreativitas digambarkan dalam keberanian tokoh Saya /

Kahfi dalam mengoleksi benda-benda aneh. Pendapatnya mengenai menjadi

seorang pahlawan yang rela berkorban jiwa dan raga demi bangsa dan Negara itu

terhormat. Piawai dalam menarik banyak hati walaupun ia seorang pribumi,

sehingga bisa bergaul dengan siapa saja dan tetap bangga menjadi seorang

pribumi yang kreatif mampu berpantun, berseloka, memasak. Percaya pada

dirinya sendiri dan menerima semua yang terjadi padanya sebagai suatu anugerah

yang patut disyukuri. Gambaran tentang RM Lamdahur yang mempunyai wibawa

dan budi pekerti yang sangat tinggi.

Aspek kepribadian digambarkan Das Es/Id tergambar pada sikap penjajah

yang senantiasa berbuat sesuka terhadap penduduk setempat, hingga tak jarang

yang tergeletak bersimbah darah setelah mereka lewat. Sikap masyarakat sekitar

Ayah Syarif yang suka melihat orang lain menderita. Juga terhadap perlakuan

anak-anak penduduk setempat terhadap Syarif karena ketidaksetujuan mereka atas

semangat Syarif untuk menuntut ilmu di sekolah HIS. Das Ich/Ego digambarkan

pada kebanggaan tokoh Saya / Syarif sebagai pribumi tergerak untuk menolong

lelaki muda yang dianiaya oleh penjajah. Pembicaraan Tokoh Kahfi dan Tokoh
Kang di warung yang sangat peduli terhadap nasib bangsa. RM Lamdahur yang

kharismatik disegani teman dan ditakuti penjajah. Tokoh Syarif yang ingin

menolong lelaki muda yang disiksa oleh penjajah dan sadar bahwa semua

peristiwa di dunia ini sudah ada yang mengatur. Syarif sekeluarga bersabar saat

masyarakat mengucikan dalam lingkungan masyarakat. Ayah angkat yang sabar

menghadapi sikap masyarakat sekitarnya. Saat Syarif harus menerima kenyataan

bahwa Saose meninggal karena gas beracun. Das Uber Ich/ Super Ego

digambarkan Syarif yang tidak membenarkan sikap belantik yang membawa

kabur dua kerbau miliknya. Guru HIS yang iba terhadap Syarif yang mengikuti

pelajaran diluar kelas sendirian akhirnya beliau menyuruh Syarif mengikuti

pelajaran dalam kelas. Ibu angkat dengan sabar dan menahan marah saat

mendengar perlakuan anak-anak kampung terhadap Syarif. Syarif tak mampu

mengalahkan rasa hatinya terhadap Saose. Sakura sangat berduka atas

meninggalnya Syarif di Hiroshima. Kata hati Syarif untuk pergi ke Jepang

menemui Saose dan menjadi relawan pergi ke Jepang bersama Sakura serta

relawan yang lainnya juga warga Jepang yang masih ada di Indonesia. Sampai

akhirnya Syarif meninggal dunia di Jepang.

Aspek motivasi oleh pengarang selalu menyisipkan amanat bahwa manusia

dituntut untuk selalu peduli dan peka terhadap lingkungannya. Selalu terdorong

untuk melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Percaya bahwa Allah akan selalu

memberikan ketenangan terhadap hamba-Nya. Semangat untuk menuntut ilmu

pengetahuan dan ilmu agama. Kesabaran dan pengertian Saose terhadap Syarif

membuat semangat Syarif dalam menjalani hari-harinya.


Aspek mata pencaharian tergambar pada cerita tentang tetangga Kahfi yang

akrab dengan lumpur sawah. Kahfi kecil sudah terbiasa dengan sawah dan alam.

Pedagang api/Belantik sapi menggunakan bahasa halus menerangkan tentang

aturan berdagang kerbau akhirnya aturn tersebut ia langgar sendiri dengan

membawa kabur dua kerbau milik ayah angkat Syarif. Petani penuh kegembiraan

menginjakkan kakinya di kedokan bersukaria. Ayah dan ibu angkat Syarif adalah

petani melarat kadang nyerok mentrik dan gagas. Jadi pada akhirnya jenis mata

pencaharian inilah yang mempengaruhi pola dan perilaku budaya masyarakat.

Aspek kesenian tampak pada pengarang mengenalkan kesenian yang ada di

Banyuwangi seperti dongeng, hikayat, wangsalan, basanan, macapatan, dan tari

Gandrung yang menjadi andalan kesenian Banyuwangi. Tapi pengarang tak

pernah menolak adanya kesenian dari Nibon yang sangat mempengaruhi

ketrampilan yang ada di masyarakat yaitu origami yang membutuhkan kesabaran

dan ketelitian dan kelembutan. Penggambaran Tokoh Kahfi pandai berpantun,

berseloka, masakan Banyuwangi, Jawa, Bali, Belanda, Jepang. Adanya Puing-

puing reruntuhan Kerajaan Macan Putih. Suara gamelan kuno, suara patrol, musik

gandrung, suara gong. Mempelajari ketrampilan origami sebuah kesenian Nibon

yang membutuhkan ketrampilan, ketelitian, kesabaran dan kelembutan. Ayah dan

Ibu angkat Syarif suka bercerita mulai dari donggeng, hikayat, hingga mitos.

Saose bersemangat mempelajari tari gandrung sebelum pergi meninggalkan

Indonesia. Jadi hadirnya kesenian dalam masyarakat dapat pula membentuk

adanya budaya baru dalam masyarakat.

Aspek adat-istiadat digambarkan dalam tokoh Kahfi suka bergaul dan akrab

dengan anak-anak Jepang akhirnya ia mendapat julukan Kahfi Miyoshi. Ayah


angkat Syarif mengajarkan Syarif selalu berdoa kepada Allah sebelum melakukan

semua kegiatan. RM Lamdahur pekertinya sangat tinggi. Persahabatan Syarif

dengan Saose ibarat bunga yang paling wangi di taman. Kebiasaan Tuan Osamu

selalu memberi bantuan terhadap Syarif sekeluarga yang membuat malu Ibu

angkat Syarif. Adat pingit untuk anak perempuan yang menginjak dewasa.

Aspek pola hidup tergambar pada petani yang menahan lapar demi mencari

nafkah bergelut dengan lumpur. RM Lamdahur untuk mempertahankan hak

keluarga dan bangsanya. Ayah angkat Syarif punya pendirian Syarif harus sekolah

supaya menjadi anak pintar karena memegang amanat dari RM Lamdahur saat

menyerahkan Syarif Bayi, supaya Syarif dididik seperti anaknya sendiri. Syarif

memutuskan pergi ke Banyuwangi dari Rogojampi mencari penghidupan.

Saran

Kreativitas, kepribadian, motivasi merupakan hal yang ada dalam diri

manusia dapat membantu manusia untuk mengenal lingkungan sekitarnya.

Hubungan dengan orang-orang di sekitar kita sangat ditentukan cara seseorang

membawakan diri dalan masyarakat. Faktor mata pencaharian, kesenian, adat-

istiadat, pola hidup dapat menentukan seseorang diterima atau tidak oleh

masyarakat sekitar seseorang bersosialisasi. Jika seseorang ingin sukses maka

hendaknya dapat mengkolaborasikan ketujuh aspek tersebut.


DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Boelaars, Y. 1984. Kepribadian Indonesia Modern Suatu Penelitian Antropologi

Budaya. Jakarta: PT Gramedia.

Koentjacaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Qowim, MH. 2007. Hiroshima. Banyuwangi : Macan Putih.

Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Suyitno, Imam. 2010. Mengenal Budaya etnik Melalui Pemahaman Wacana

Budaya. Malang: A3.

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi

Opset.

Anda mungkin juga menyukai