Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

TN. S DENGAN CEREBRO VASKULAR ACCIDENT

DI RUANG PENYAKIT DALAM 1

RSUD BLAMBANGAN

Disusun Oleh:

KELOMPOK E

1. Rani Diana Balqis


2. Leni Cholidiana
3. Nurima Pusfita Sari
4. Furi Rahayau
5. Eva Nufita Sari

PROGRAM STUDI PROFESI (NERS)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BANYUWANGI
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah CVA tepat pada waktu yang telah diberikan.

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah CVA ini penulis
susun sebagai salah satu tugas Departemen KMB yang diberikan pada Program Studi
Profesi (Ners). Dalam penyusunan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah CVA ini penulis memperolah banyak pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu sudah sewajarnya penulis menyampaikan banyak terima
kasih kepada yang terhormat:

1. Drs. H. Soekardjo, S.Kep, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Banyuwangi.
2. Masroni S.Kep.Ners selaku dosen mata ajar KMB yang telah banyak memberikan
pengarahan dan revisi kepada penulis.
3. Sugiyarno Amd.kep selaku pembimbing klinik yang telah banyak memberikan
pengarahan dan revisi kepada penulis.
4. Rekan – rekan mahasiswa STIKES Banyuwangi yang telah membantu dan memberi
dukungan kepada penulis demi kelancaran penyusunan Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah CVA ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Namun demikian, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, Oleh karena itu
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Banyuwangi, Juni 2013

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


CVA atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke
merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena
terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan
saja.
CVA merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa
kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir daya ingat dan bentuk-
bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak.
Di seluruh dunia, angka kejadian rata-rata stroke sekitar 180 per 100.000 per
tahun (0,2 %) dengan angka prevalensi 500-600 per 100.000 (0,5 %). Sedangkan di
negara industri, stroke umumnya merupakan penyebab kematian nomor tiga pada
kelompok usia lanjut setelah penyakit jantung dan kanker. Pada kenyataannya banyak
pasien yang datang ke RS dalam keadaan kesadaran yang menurun (coma). Keadaan
seperti ini memerlukan penanganan dan perawatan yang bersifat : umum, khusus,
rehabilitasi serta rencana pemulangan klien.
Mengetahui keadaan tersebut diatas maka peran perawat bekerja sama dengan
tim kesehatan lain sangat dibutuhkan baik masa akut, atau sesudahnya. Usaha yang
dapat dilaksanakan mencakup pelayanan kesehatan secara menyeluruh, mulai
promotif, preventif, kuratif sampai dengan rehabilitasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi CVA?
2. Apa etiologi CVA ?
3. Bagaimana patofisiologi dari CVA ?
4. Bagaimana tanda dan Gejala CVA?
5. Apa aja klasifikasi CVA ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk pasien dengan CVA ?
7. Bagaimana Penatalaksanaan CVA ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan CVA?
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Untuk memberikan Asuhan Keperawatan kepada Pasien dengan Suspek CVA di
Ruang Penyakit Dalam 1 RSUD Blambangan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan CVA
b. Dapat menentukan masalah keperawatan pada pasien dengan CVA
c. Dapat menetapkan rencana keperawatan pada pasien dengan CVA
d. Dapat menerapkan rencana perawatan pada pasien dengan CVA
e. Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan CVA

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Halaman judul

Kata Pengantar

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Metode Penulisan

1.4 Sistematika

Bab II Konsep Penyakit

Bab III Tinjauan Kasus

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Daftar Pustaka
BAB II

KONSEP PENYAKIT

1. Definisi

CVA adalah kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena
terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja
dengan gejala-gejala berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan cacat
berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses pikir, daya ingat dan
bentuk-bentuk kecacatan lain hingga menyebabkan kematian. (Muttaqin, 2008:234).

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang


diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Smeltzer C Suzanne, 2002).

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak
tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusak atau mematikan sel-sel otak
(Wikipedia Indonesia, 2008).

2. Etiologi

Dalam NANDA (2012) disebutkan penyebab stroke antara lain :

a. Thrombosis

Bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher (aterosklerosis cerebral)

b. Embolisme cerebral

Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dan bagian tubuh yang lain,
endokarditis, penyakit jantung rematik, infeksi pulmonal

c. Iskemia

Penurunan aliran darah ke area otak : konstriksi ateroma pada arteri

d. Hemorargic serebral

Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau
ruang sekitar otak.

Sedangkan menurut Smeltzer C. Suzanne (2002) factor resiko penyebab stroke


diantaranya:
1. Faktor yang tidak dapat dirubah (non reversible)

a. Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke disbanding wanita
b. Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
c. Keturunan : adanya riwayat keluarga yang terkena stroke

2. Faktor yang tidak dapat dirubah

a. Hipertensi
b. Penyakit jantung
c. Kolesterol tinggi
d. Obesitas
e. Diabetes mellitus
f. Polisitemia
g. Stress emosional

3. Kebiasaan hidup

a. Merokok
b. Peminum alcohol
c. Obat-obatan terlarang
d. Aktivitas yang tidak sehat : kurang olahraga, makan tinggi kolesterol

3. Tanda dan Gejala

Menurut Pujianto (2008), stroke dapat menyebabkan berbagai deficit neurologis,


bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat) ukuran area yang
perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah yang kolateral (sekunder atau
aksesori). Tanda dan gejala ini muncul pada penderita stroke antara lain :

a. Kehilangan motorik : hemiplegi (paralisis pada suatu sisi) karena lesi pada sisi otak
yang berlawanan, hemiparese atau kelemahan salah satu sisi tubuh.
b. Kehilangan komunikasi : disartria (kesulitan bicara), disfacia atau afasia (bicara
deektif atau kehilangan bicara), apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan
tindakan yang dipelajari sebelumnya).
c. Gangguan persepsi : disfungsi persepsi visual, gangguan hubungan visual spasial,
kehilangan sensori.
d. Kerusakan fungsi kognitif dan afek psikologis
e. Disfungsi kandung kemih
Asosiasi pemulihan stroke di New South Wales tampil dengan suatu akronim
untuk membuat orang tahu bila mereka dalam bahaya akan terkena serangan stroke, atau
telah mengalaminya tanpa menyadarinya yaitu DANGER (Henderson. 2002:10)
a. Dizziness Or unsteadiness (rasa pening atau rasa tidak tetap pada tangan dan atau
pandangan mata)
b. Achange in mental abilities (suatu perubahan dalam kemampuan-kemampuan
mental)
c. Numbness, weakness, or paralysis in the face, arm, or leg on one side of the body
(matirasa, rasa lemas, atau lumpuh wajah atau tungkai pada satu sisi tubuh)
d. Garbled speech or inability to speak (bicara kacau, atau kata-katanya terbolak-balik,
atau ketidakmampuan untuk bicara )
e. Eye problem (masalah-masalah mata) penglihatan yang suram tiba-tiba pada satu
mata atau terjadi penglihatan ganda
f. Report to your doctor immediately (laporkan pada dokter dengan segera ) karena
gejala-gejala ini pulih dengan cepat dan barangkali tidak akan ada peringatan kedua

4. Klasifikasi Stroke

Menurut NANDA (2012) stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a. Stroke iskemik (non hemoragic) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang


menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti, 80% stroke
adalah stroke iskemik. Stroke iskemik dibagi menjadi 3 jenis , yaitu:
 Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan
 Stroke embolik : tertutupnya pembuluh darah arteri oleh bekuan darah.
 Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah keseluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.
b. Stroke hemoragic adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragic terjadi pada penderita hipertensi. Stroke
hemoragic dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
 Hemoragic intra serebral : perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak
 Hemoragik subarachnoid : perdarahan yang terjadi pada ruang subarachnoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi
otak).
6. Pemeriksaan penunjang

1) Laboratorium

a. Pada pemeriksaan paket stroke viskositas darah pada pasien CVA ada peningkatan
VD > 51 cp, Test Agresi Trombosit ( TAT ), Asam Arachnoid/ AA, Platelet
Activating factor ( PAF ) , Fibrinogen

b. Analisis laboratorium standar mencakup urinalis, HDL pasien CVA infark


mengalami penurunan HDL dibawah nilai normal 60 mg/dl, LED pada pasien
CVA bertujuan mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung
darah LED yang tinggi menunjukkan adanya radang ( Prince dkk, 2005 )

c. Selain itu kreatinin fosfokinase untuk mengetahui fungsi ginjal ( GDS ) gula darah
sewaktu menunjukkan kadar glukosa dalam darah kolesterol menunjukkan
penyebab penyempitan pembuluh darah, HMT / hematokrit meningkat berate
semakin kecil kandungan oksigen yang dibawa ( normalnya laki laki 40 – 45 %,
wanita 38 – 47 % )

2) Radiologi

a. CT SCAN, pemeriksaan ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi


hematoma, adanya jaringan yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti
(Muttaqin, 2008)

b. MRI, menggunakan gelombang magnetic untuk memeriksa posisi dan besar


luasnya daerah infark ( Muttaqin, 2008 )

c. Ultrasonografi ( USG ) karotis, evaluasi standart untuk mendeteksi gangguan


aliran darah karotis dan kemungkinan memperbaiki kausa stroke (Price dkk,2008)

d. Angiografi serebrum, membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik


seperti lesi ulseratif, stenosis, pembentukan thrombus dipembuluh beras ( Price
dkk,2008)

e. Positron Emission Temography ( PET ) , mengidentifikasi besar suatu daerah di


otak menerima dan ememtabolisme glukosa serta luas cedera ( Price dkk,2008 )

f. Sinar X kepala, menggambarkan kelenjar lempeng pineal ( Price dkk,2008 )


7. Penatalaksanaan

Menurut Muttaqin ( 2008 ) ada beberapa penatalaksanaan pada pasien CVA

1. Untuk mengobati keadaan akut, berusaha menstabilkan TTV dengan


a. Mempertahankan saluran nafas klien
b. Kontrol tekanan darah
c. Merawat kandung kemih, tidak memakai kateter
d. Posisi yang tepat, posisis diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif
2. Terapi konservatif
a. Vasodilator untuk meningkatkan aliran serebral
b. Anti agresi thrombosis, Aspirin untuk mrnghambat rekasi pelepasan agresi
thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma
c. Anti koagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya thrombosis ata
embolisasi dari tempat laian ke sisitem kardiovaskuler
d. Bila terjadi peningkatan TIK, hal yang dilakukan
 Hiperventilasi dengan ventilator sehingga PaCO2 30 – 35 mmHg
 Osmoterapi antara lain : Infus manitol 20% 100 ml atau 0,25 – 0,5
g/KgBB/kali dalam waktu 15 – 30 menit 4 – 6X/hari dan infuse gliserol 10%
250 ml dalam waktu 1 jam 4x/hari
 Posisi kepala head up ( 15 – 30 )
 Menghindari mengejan pada BAB
 Hindari batuk
 Meminimalakn lingkungan yang panas

8. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1) Pengakajin biodata
Stroke biasanya dialami oleh usia tua, namun tidak menutup kemungkinan juga
dapat dialami usia tua. Jenis kelamin sering ditemukan menderita stroke daripada
wanita, ras juga mempengaruhi
2) Keluhan utama
a. Pada pasien stroke datang dengan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara
pelo, tidak dapat berkomunikasi dan penurunan kesadaran pasien
b. Keluhan saat pengkajian
Pada pasien stroke keluhan saat pengkajian masih didapatkan kelemahan anggota
gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi dan penurunan
kesadaran pasien
3) Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke mendadak pada saat istirahat dan bangun pagi , sedangkan serangan
stroke hemoragik seringkali berlangsung secara mendadak , pada klien beraktivitas.
Biasanya nyeri kepala, mual, muntah, bahkan kejang sampai tidak sadar
4) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, stroke sebelumnya, DM, penyakit jantung ( terutama
aritmia ), penggunaan obat obatan anti koagulan, aspirin
5) Riwatay penyakit keluarga
Adanya riwayat penyakit DM, atau srtoke pada keluarga terdahulu
6) Riwayat psikososial spiritual
Perubahan peran terjadi karena pasien kesulitan berkomunikasi akibat sulit bicara
7) Pola kebutuhan sehari hari
a. Pola nutrisi : adanya gejala nafsu makan menurun, mual, muntah pada fase akut,
kehilangan sensasi pada lidah, pipi, tenggorokan, disfagia
b. Pola eliminasi : menunjukkan adanya pola perkemihan seperti inkotinensia urin,
anuria. Adanya distensi abdomen , bising usus negative, sehingga konstipasi
c. Pola kebersihan diri : personal hygiene dibantu oleh petugaakibat kelemahan
d. Pola aktivitas : menunjukkan adanya kesuliatn beraksivitas, kehilangan senasi,
hemiplagi, mudah lelah, gangguan tonus otot
e. Pola istirahat : mengalami kesuliatan karena adanya nyeri
8) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan sakit
Mengalami penurunan kesadaran , kadang mengalami gangguan bicara, susah
dimengerti dan kadang tidak bisa bicara / afasia
b. TTV
Dapat terjadi hipertensi dan hipotensi , denyut nadi bervariasi
c. Pemeriksaan cepalo caudal
1. Kepala dan rambut
Umumnya tidak mengalami kelainan tetapi tetap observasi bentuk kepala dan
warna rambut
2. Hidung
Observasi keadaan hidung, adanya pernafasan cuping hidung
3. Telinga
Bentuk, fungsi pendengaran
4. Mata
Observasi keadaan mata, adanya disfungsi visual
5. Mulut , gigi, lidah, thonsil dan pharing
Observasi keadaan mulut, adanya kelainan saat bicara
6. Leher dan tenggorokan
Observasi keadaan tenggorokan , adanya kesulitan menenelan
7. Dada / thorak
 Inspeksi : observasi warna kulit, keadaan umum
 Palpasi : obsevrasi adanya nyeri tekan
 Perkusi : adanya suara resonan di ICS 1 – 5 kanan dan ICS 1- 2 kiri
 Auskulasi : kadang didapatkan adanya suara nafas tambahan
8. Jantung
 Inspeksi : ichtus cordis tidaak terlihat di ICS 5
 Palpasi : ichtus cordis teraba di ICS 5
 Perkusi : terdengar pekak di ICS 3
 Auskultasi : BJ I dan II tunggal
9. Payudara
 Inspeksi : keadaan umum
 Palpasi : tidak ada neri tekan
10. Abdomen
Observasi keadaan umu, adanya nyeri tekan
11. Genetalia dan anus
Tidak mengalami abnormalitas, kadan inkontinensia dan retensio urine
12. Ekstremitas, kuku, kulit, dan kekuatan otot
Ekstremitas sering didapatkan kelumpuhan pada salah astu sisi tubuh, kuku
adanya cyanosis, jika kekurangan cairan turgor kulit jelek, kekuatan otot
menurun pada ekstremitas, yang mengalami kelumpuhan
13. Pemeriksaan neurologi
 Pemeriksaan nervus tranialis ; umumnya terdapat gangguan nervus
kranialis VII dan XII central
 Pemeriksaan motorik : hamper selalu terjadi kelumpuhan pada salah satu
sisi tubuh
 Pemeriksaan sensorik : dapat terjadi hemiparesis
 Pemeriksaan reflek : pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan
menghilang, setelah beberapa hari reflek fisdiologis akan muncul kembali
didahullui reflek patologis ( jusuf misbach, 1999)
9) DIAGNOSA dan INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Perubahan pewrfusi jaringan serebral berhubungan dengan menrurnya curah
jantung, hipoksemia jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli
Kriteria hasil :
 Terpelihara dan meningkatnya tingkat kesadaran, kognisi dan fungsi sensorik
atau motorik
 TTV dalam batas normal dan tidak ada tanda tanda peningkatan TIK
 Mendemonstnasikan kemmpuan kognitif (berkomunikasi dengan jelas,
konsentrasi dan orientasi)

Intervensi

1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas, dingin,
tajam, tumpul
R/ memantau perfusi njaringan ke organ
2. Monitor TTV
R/ TTV meruapakan cerminan keadaan umum klien
3. Monitor adanya paralise
R/ Menujukkan penurunan suplai O2 ke jaringan ekstremitas
4. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
R/ Mengurangi peningkatan TIK
5. Tidurkan posisi kilen dengan posisi kepala 30 dari jantung
R/ Diharapkan sistem vena dan arteri konstan serat aliaran darah meningkat
6. Kolaborasi dalam pemeberian terapi oksigen dan medikasi sesuai indikasi
R/ Meningkatak suplai O2 ke otak, analgetik, anti fibrilitik, vasodilator perifer
diindikasikan pada pasien stroke

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan reflek batuk ketidak
patenan jalan nafas
Kriteria hasil : menunjukkan jalan nafas yang paten, TTV dalam batas normal,
mendemonstrasikan batuk efektif, tidak ada sianosis dan dyspneu
Intervensi
1. Buka jalan nafas ( chin lift dan jow thrust)
R/ Memaksimalkan ventilasi,
2. Monitor respirasi dan suplai O2
R/ memantau kebutuhan O2 pada tubuh
3. Observasi TTV
R/ TTV meruapakan cerminan keadaan umum klien
4. Kolaborasi dala pemberian O2
R/ Meningkatakn pemenuhan O2 ke otak dan jaringan perifer

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh behubungan dengan disfagia


Kriteria hasil :
 HB dan albumin dalam batas normal (HB 13,4 – 17,6 . albumin : 3,2 – 5,5 g/dl)
 Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Intervensi

1. Jelaskan pentingnya nutrisi bagi klien


R/ Nutrisi yang adekuat membvantu kekuatan otot
2. Kaji kemampuan koien dalam mengunyah dan menelan
R/ Menetapkan jenis diit sesuai kemampuan
3. Kaji intake dan output asupan nutirsi
R/ Memantau asupan nutrisi secara umum
4. Stimulasi bibir untum mentutp dan membuka dengan menekan ringan diatas
bibir atau bawah dagu
R/ Membantu dan melatih kembali sensori
5. Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral
R/ Membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS
Biodata Pasien
a. Nama : Tn.S
b. Umur : 90 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Suku/Bangsa : jawa/Indonesia
f. Alamat : Lingkungan Duren 02/02 Pakis
g. Pekerjaan : Tidak Bekerja
h. Nomor Register : 212037
i. Tanggal MRS : 05-06-2013 Pukul : 14.30
j. Tanggal Pengkajian : 10-06-2013 Pukul : 15.00
k. Diagnosa Medis : CVA

Biodata Penanggung Jawab


a. Nama : Tn.S
b. Umur : 53 tahun
c. Jenis kelamin : laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Guru
f. Pendidikan : S1
g. Status Perkawinan : Menikah
h. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
i. Alamat : Pendarungan - kabat

B. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
a. Keluhan Saat MRS
Keluarga mengatakan ±3 hri kaki dan tangan kiri lemas
b. Keluhan Saat Pengkajian
Keluarga mengatakan Tn.S belum sadar
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga mengatakan sejak kemarin pasien lemas, tidak mau makan, lemas
ekstremitas kiri ±3 hari yang lalu, kesadaran menurun mendadak dan mengorok,
tidak muntah. Selanjutnya keluarga langsung membawa pasien ke RSUD
Blambambangan tanggal 05 – 06- 2013 jam 14.30 dengan kondisi tidak sadar, sampai
di IRD pasien diperiksa oleh dr jaga dan mendapat terapi O2 nasal 4 lpm, IVFD Pz +
neurobion drip 14 tpm, pasang DC, injeksi cefotaxime 1 gram, Ranitidine 50 mg,
piracetam 3 gram, citicoline 250 mg, lab DL, RFT, LFT, GDA, setelah dilakukan
tindakan pertama pasien dirawat inap di RPD 1 hingga saat pengkajian tanggal 10 –
06 – 2013 Jam 15.00 WIB keluarga mengatakan pasien masih belum sadar, tingkat
kesadaran pasien semakin menurun, sudah tidak ngorok, tidak muntah, ekstremitas
kiri belum berfungs, makan kebutuhan sehari-hari dibantu keluarga.

3. Riwayat Penyakit Masa Lalu

Keluarga mengatakan sebelumnya, pasien tidak pernah pergi kepelayanan kesehatan


sehingga tidak tahu pasien mengalami / penderita hipertensi dan DM

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga mengatakan di keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit


hipertensi, DM, stroke seperti yang di alami pasien saat ini. Namun saat ada keluarga
yang sakit selalu di bawa ke puskesmas di daerah rumahnya dan terkadang beli obat
sendiri di toko obat.

5. Riwayat Psikososial dan Spiritual

a. Riwayat Psikologis

Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien merupakan orang pendiam, namun


terkadang sering terbuka dengan anak-anaknya.

b. Aspek Sosial

Keluarga mengatakan hubungan pasien dan keluarga sebelumnya sangat baik, saat
sakit pasien tidak sadar sehingga tidak berinteraksi dengan keluarga dan petugas,
selain itu pasien selalu bergaul dengan keluarga namun jarang bergaul dengan
masyarakat.

c. Aspek Spiritual/ sistem nilai kepercayaan

Keluarga mengatakan pasien tidak bisa beribadah seperti sebelum sakit namun
keluarga selalu mendoakan untuk kebaikan pasien.
6. Pola Kebiasaan Sehari – hari

a. Pola Nutrisi

1) Sebelum sakit

Keluarga mengatakan sebelum sakit makan 2 – 3 x/24 jam dengan komposisi


nasi, lauk pauk, kadang sayur, minum 3 – 4 gelas/24 jam (±1000 cc/24jam)

2) Saat sakit

Keluarga mengatakan saat sakit pasien minum susu melalui selang sonde
sebanyak 6x150 cc/24jam

b. Pola Eliminasi

1) Buang Air Besar

a) Sebelum sakit

Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien BAB 1x/24 jam dengan


konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, tidak ada kesulitan saat BAB

b) Saat sakit

Keluarga mengatakan saat sakit pasien BAB 1-2 x/24 jam dengan
konsistensi lembek, warna kuning, tidak ada kesulitan BAB

2) Buang Air Kecil

a) Sebelum sakit

Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien BAK ± 3 – 4 x/24 jam ( ± 1000


cc/24 jam) dengan konsistensi warna kuning jernih, tidak ada kesulitan
dalam BAK .

b) Saat sakit

Keluarga mengatakan saat sakit pasien BAK dari selang urine ( DC ) warna
kuning pekat, jumlah ( ± 900 cc/ 24 jam )

c. Pola Kebersihan Diri

1) Sebelum sakit

Keluarga mengatakan sebelum sakit mandi 2 – 3 x/ hari dengan sabun, sikat


gigi 2 x 24 jam dengan pasta gigi dan sikat gigi saat keramas saat rambut kotor.
2) Saat sakit

Keluarga mengatakan saat sakit diseka 2 x/ 24 jam sabun, di bantu keluarga dan
petugas .

d. Pola Aktivitas dan latihan

1) Sebelum sakit

Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien tidak bekerja, hanya diam di rumah
karena pasien sudah tua.

2) Saat sakit

Keluarga mengatakan saat sakit pasien hanya tidur berbaring di RSUD, hanya
sesekali menggerakan tangan kanan dan kaki kiri, semua aktivitas pasien di
bantu oleh keluarga seperti makan dan minum, seka, BAB dll

e. Pola istirahat dan tidur

1) Sebelum sakit

Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien tidur ±7 – 8 jam/24 jam. Waktu


tidur tidak tentu, tidak mengalami gangguan saat tidur

2) Saat sakit

Keluarga mengatakan saat sakit pasien hanya berbaring dan tidur, serta pasien
tampak tidur terus.

7. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum

a. Keadaan sakit

 k/u lemah, GCS 2,3,2 kesadaran stupor.


 Terpasang canul nasal 2 lpm
 Terpasang IVFD RL di tangan kiri
 Terpasang DC
 Terpasang NGT di lubang hidung kiri
 Hemiplegi ekstermitas kiri
 Tempat tidur terlihat bersih
b. Tanda – tanda vital

Tensi :130/70 mmHg Nadi : 80 x/menit


RR : 28 x/menit Suhu : 37 C

c. Pemeriksaan chepalo caudal

1) Kepala dan rambut.

Inspeksi: Penyebaran rambut merata, Rambut hitam dan beruban, rambut bersih

Palpasi: Tidak ada massa abnormal saat di palpasi

2) Hidung.

Inspeksi: Lubang hidung simetris, tidak ada lesi, terpasang canul nasal 2 lpm,
terpasang NGT di lubang hidung kiri, tidak ada pernapasan cuping hidung.

3) Telinga.

Inspeksi: telinga bersih, simetris, tidak ad serumen, warna sama dengan daerah
sekitar

Palpasi: Tidak ada massa abnormal saat di palpasi\

4) Mata.

Inspeksi: konjungtiva merah muda, seklera putih, palpebra tidak beengkak

Palpasi: konsistensi kenyal saat di palpasi

5) Mulut, gigi, lidah, tonsil dan pharing

Inspeksi: mukosa bibir kering, terdapat kariespada gigi, tidak ada perdarahan
gusi

Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada tonsil dan pharing, tida ada massa abnormal
saat dilakukan penekanan dengan tongs spatel tidak bereaksi

6) Leher dan tenggorokan.

Inspeksi: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, trachea berada ditengah

Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan tidak ada nodul abnormal saat dilakukan
palpasi dan penekanan
7) Dada/ Thorak

a Pemeriksaan paru

Inspeksi: Bentuk dada normal ches, warna kulit sama dengan area sekitar,
gerakan simetris diameter AP:Transfersal. 2:1

Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada nodul abnormal saat di palpasi dan
saat di lakukan penekanan

Perkusi: Dextra ICS 1 - 5 = Sonor


ICS 6 – 10 = Redup (hepar)
Sinistra ICS 1 – 2 = Sonor
ICS 3 – 5 = Redup (jantung)
ICS 6 – 8 = Tympani (lambung)
Auskultasi: Terdengar suara paru vesikuler di semua lapang paru, tidak
terdapat suara nafas tambahan seperti rochi, rales dan wheezing .

b Pemeriksaan jantung.

Inspeksi: Pulsasi ictus cordis tidak tampak di ics 5 midclavicula sinistra

Palpasi: Pulsasi ictus cordis terdapat di ics 5 midclavicula sinistra

Perkusi: Batas atas : ics 3 sinistra

Batas bawah : ics 5 sinistra

Batas kiri : mid clavicula sinistra

Batas kanan : linea sternalis

Auskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 tunggal

8) Payudara

Inspeksi: Warna sama dengan area sekitar

Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat nodul abnormal

9) Pemeriksaan abdomen.

Inspeksi: Bentuk abnormal datar, warna sama dengan area sekitar

Auskultasi: Bising usus 6 x/menit

Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan dan massa abnormal pada abdomen
Perkusi: kuadran kanan atas : redup (hati)

kuadran kiri atas : tympani

kuadran kanan bawah : tympani

kuadran kiri bawah :tympani

10) Genetalia dan usus

Inspeksi: Tampak genetalia dan anus bersih, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
hemoroid pada anus, terpasang DC.

Palpasi: Tidak terpadat nyeri tekan daerah kemaluan, tidak terdapat masa
abnormal, tidak ada nyeri tekan pada anus.

11) Ekstremitas, kuku dan kekuatan otot.

Ekstremitas atas : terpasang IVFD RL 20 tpm pada ekstermitas kiri atas,


kuku sedikit bersih, CRT <2dtk, akral hangat, turgor kulit
baik, tidak ada odem.

Ekstremitas bawah : tidak terdapat odem pada ekstrimitas bawah,


kekuatan otot
2 x
2 x

Keterangan: x = Tidak bisa dikaji

2 = Dapat menggerakkan anggota gerak


tanpa gravitasi

12) Pemeriksaan neurologi.

Kesadaran stupor, GCS 2,3,2, reflek patologis babinski dan chaddock positif

8. Pemeriksaan penunjang.

Hasil Laborat tanggal 05/06/13

HEMATOLOGI
WBC 12,8x10³/xl 4,7-11,3
Lym 1,3x10³/xl
Mid 0,5x10³/xl
Grad 11,0x10³/xl
Lymp % 10,5% 25-33
Grand % 4,2 %
HGB 13,8 gr/dl 11,4-15,1
RBC 40,9x10⁶/xl 4-5x10⁶/ml
HCT 40,9% 38-42
MCV 100,1 fl 80-93
MCH 33,7 pg 27-31
MCHC 33,7g/dl 32,36
RDW-CV 13,6 11,5-14,5
RDW-SP 42,4fL 9-13
PLT 218x10³/xl 142-424
MPV 9,2fL 7,2-11,1
PDW 14,9 9,13
PCT 0,200% 0,15-0,4

WIDAL
Typ HO -
Typ O -
PA -
PB -

FAAL HATI
Bil.Direct 0,13 mg% > 0,25
Bil. Total 0,79 mg% >1
SGOT 49,0 u
SGPT 15,1 u
Alkali phosphate 51u 60-170

FAAL GINJAL
BUN 28,69 mg% 8-20
Kreatinin 1,65 mg% 0,5-0,9
UA 7,0 mg% 3,4 – 7
GDA 128 mg % 60-110
9. Penatalaksanaan.

 IVFD RL 20 TPM

 Neurobion Drip 3 x 1 amp (vit B₁ HCL 100 mg, B6 HCL 100 mg, B12 5000 mcg)

Injeksi Cefotaxime 3 x 1 gram, ranitidine 3 x 50 mg, citicolin 3 x 250 mg, novalgin


3 x 1000 mg, piracetam 3 x 3 gram

 Diet cair susu 6 x 150cc/24 jam

10. Harapan klien dan keluarga sehubungan dengan penyakitnya.

Pasien dan keluarga berharap pasien cepat sembuh karena sudah 5 hari dirawat dan
belum sadar.

11. Genogram

X X X X

X X X X X X X X

KETERANGAN:

= Laki-Laki X X = Meninggal

= Perempuan = Garis perkawinan

= Pasien Laki – laki = Garis Keturunan

= Tinggal dalam satu rumah


ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn. S


No. Register : 212037

NO. KELOMPOK DATA MASALAH ETILOGI

1. DS : Keluarga mengatakan Perubahan perfusi Thrombus


Tn. S belum sadar. jaringan serebral Pembuluh darah menjadi
DO : - GCS 2,3,2 kaku
Kompresi jaringan otak
 K/u lemah Herniasi
 Kesadaran stupor Gangguan perfusi jaringan
 TTV : serebral
TD = 130/70 mmhg
N = 80 x/menit
S = 37° C
RR = 28 x/menit
 Reflek patologis
Babinski positif
 Reflek patologis
Chadclock positif

2. DS : Keluarga mengatakan Gangguan mobilitas Disfungsi N.XI (assesoris)


saat sakit pasien hanya fisik Penurunan Fungsi motorik
tidur berbaring. Kelemahan pada satu/
DO : - Bedrest keempat anggota gerak
Gangguan mobilitas fisik
 Makan dan minum
dibantu keluarga
 BAK via DC
 Mandi diseka 2
x/hari
 Hemiplegi
ekstermitas kiri
 Kekuatan otot
2 x
2 x

3. DS : Keluarga mengatakan Resiko nutrisi Penurunan fungsi H x


pasien minum susu kurang dari (vagus)
melalui sonde. kebutuhan Proses menelan tidak
DO : - Hb = 13,8 g/dl efektif
Refluks
 Badan tampak kurus Disfagia
 Diit sonde 6 x Resiko nutrisi kurang dari
150cc/24 jam kebutuhan
 Output : BAB 1-2
x/24 jam dengan
konsistensi lembek,
warna kuning
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. S
No. Register : 212037

TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA


MUNCUL TERATASI TANGAN

10-06-2013 Perubahan perfusi jaringan serebral -


berhubungan dengan thrombus & emboli.

10-06-2013 Gangguan mobilitas fisik berhubungan -


dengan Hemiplegi/ kelemahan pada anggota
gerak.
10-06-2013 -
Resiko nutrisi kurang dan kebutuhan
berhubungan dengan penurunan reflek
menekan.
Rencana asuhan keperawatan

Nama : Tn. S
No. Register : 212037

Tgl No Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Implementasi TT


dx
10/06 1 Setelah dilakukan - Tingkat kesadaran 1. Monitor adanya daerah tertentu yang 1. Memantau perfusi jaringan ke
/13 tindakan keperawatan meningkat. hanya peka terhadap panas, dingin, organ & fungsi Nervus.
± 3 x 24 jam, perfusi - GCS meningkat. tajam, tumpul. 2. Memantau pasien secara keadaan
jaringan serebral - TTV dalam batas 2. Monitor TTV & GCS. umum.
meningkat. normal. 3. Monitor adanya paratese. 3. Menunjukkan penurunan suplai O²
4. Batasi gerakan pada kepala, leher dan ke serebral & ekstermitas.
punggung. 4. Mengurangi peningkatan TIK.
5. Tidurkan posisi kepala 30° dari 5. Diharapkan sistem Vena & Arteri
jantung. konstan dan aliran darah otak
6. Kolaboran pemberian oksigen & meningkat.
medikan sesuai indikasi. 6. Meningkatkan suplai O² ke otak,
analgetik, antifibrolitik, vasodilator
bagi pasien stroke.

10/06 2 Setelah dilakukan - Keluarga mengerti 1. Kaji kekuatan otot pasien. 1. Memantau mobilitas pasien secara
/13 tindakan keperawatan keadaan umum 2. Bantu keluarga dalam umum.
± 1 x 24 jam, pasien. mengidentifikasi penyebab 2. Meningkatkan pengetahuan
kebutuhan mobilitas - Keluarga mampu mobilisasi. keluarga tentang proses penyakit &
fisik pasien terpenuhi. memenuhi 3. Jelaskan pada keluarga keadaan imobilisasi.
kebutuhan pasien. pasien secara umum. 3. Meningkatkan upaya pada keluarga
4. Motivasi keluarga dalam memenuhi dalam merawat pasien.
kebutuhan ADL pasien. 4. Pemenuhan ADL pasien
meningkatkan terpenuhinya
kebutuhan mobilitas pasien tidak
sadar.

10/06 3 Setelah dilakukan - Hb dan Albumin 1. Jelaskan pentingnya nutrisi bagi 1. Nutrisi yang adekuat membantu
/13 tindakan keperawatan dalam batas pasien pada keluarga meningkatkan kekuatan otot.
± 3 x 24 jam, nutrisi normal. 2. Kaji kemampuan pasien dalam 2. Menetapkan jenis dilt yang sesuai
kurang dari  Hb : 13,4 – 17,6 mengunyah dan menelan dengan kemampuan.
kebutuhan tidak  Albumin : 3,2 – 3. Kaji intake dan out put nutrisi 3. Memantau asupan nutrisi secara
terjadi. 5,5 g/dl 4. Stimulasi bibir untuk menutup dan umum.
- Tidak ada tanda membuka mulut secara manual 4. Membantu dalam melatih kembali
mal nutrisi. dengan menekan ringan diatas sensor & meningkatkan kontrol
- Badan tidak bibir/ bawah dagu sekunder.
tampak kurus/ 5. Kolaborasi dalam pemberian cairan 5. Membantu memberi cairan dan
cukup. parenteral makanan pengganti jika pasien
tidak mampu memasukkan peroral.
Catatan keperawatan

Nama : Tn. S
No.Reg : 211473

NO
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TT
DX

10-06-2013 15.30 1,3  Memonitor TTV, GCS, dan tingkat kesadaran &
keadaan umum.
h/ TTV : TD : 130/70 mmHg N : 80 x/mnt.
S : 370° C RR : 28 x/mnt.
GCS 2, 3, 2, tingkat kesadaran Stupor, Badan
15.40 2 tampak kurus.
 Mengkaji kekuatan otot pasien dan kemampuan
pasien.
2 x
h/ 2 x
15.50 3
Makan & minum dibantu keluarga, BAK via DC,
16.00 1,2,3 mandi diseka 2 x/ 24 jam.
 Mengkaji kemampuan pasien dalam mengunyah
dan menelan.
h/ Pasien tidak sadar , minum susu melalui dengan
16.20 3 sonde.
 Memberikan terapi injeksi.
17.10 2 h/ - Cefotaxime 1 grm - Citicolin 250 mg.
 Ranitidine 50 mg - Novalgin 1000 mg.
17.30 1  Piracetam 3 grm
20.00 2
 Mengkaji intake dan output asupan nutrisi pasien.
h/ Diit sonde sesuai jadwal 6 x 150cc, output 1-2
x/24jam.
 Membantu keluarga dalam mengidentifikasikan
penyebab imobilisasi.
h/ Keluarga mengerti tentang penyebab imobilisasi.
 Membatasi gerakan pada kepala, leher dan
punggung.
h/ Pasien Bedrest total, posisi supinasi.
 Membantu memberikan dilt via NGT 150CC.
11-06-2013 15.10 2  Mengkaji kekuatan otot pasien dan kemampuan
pasien.
h/
1 x
1 &x minum dibantu keluarga, BAK via DC,
Makan
15.30 3 mandi diseka 2 x 24 jam, fungsi motorik
ekstermitas kiri (-).
 Mengkaji kemampuan pasien dalam mengunyah
15.45 1 dan menelan.
h/ Pasien tidak sadar , makan dengan sonde.
 Memonitor TTV, GCS, dan tingkat kesadaran &
keadaan umum.
16.00 1 h/ TTV : TD : 130/80 mmHg S : 36,5° C.
N : 80 x/mnt RR : 24 x/mnt.
16.30 3
GCS 2, 2, 1, tingkat kesadaran Stupor, Badan
16.45 2 tampak kurus.
 Memberikan terapi injeksi.
20.00 3 h/ - Ranitidine 50 mg

 Piracetam 3 grm
 Citicoline 250 mg.
 Mengkaji intake dan output asupan nutrisi pasien.
h/ Diit sonde sesuai jadwal 6 x 150cc/24 jam, output
1-2 x/24jam.
 Membantu keluarga pemenuhan ADL pasien.
h/ Membantu pasien BAB diatas tempat tidur.
Membantu memberikan diit via NGT 150CC.

12-06-2013 07.00 1  Memonitor TTV, GCS, dan tingkat kesadaran &


keadaan umum.
h/ TTV : TD : 120/70 mmHg S : 36,3° C.
N : 84 x/mnt RR : 24 x/mnt.
07.15 2
GCS 2, 3, 2, tingkat kesadaran Stupor, Badan
tampak kurus.
 Mengkaji kekuatan otot pasien dan kemampuan
pasien.
07.25 3 h/ 2 x
2 &x minum dibantu keluarga, BAK via DC,
07.30 1 Makan
mandi diseka 2 x 24 jam, hemiplegi ekstermitas kiri
07.45 3  Menstimulasi bibir untuk menutup dan membuka.
h/ Bibir pasien sedikit menutup dan terus membuka.
 Membatasi gerakan pada kepala, leher dan
punggung.
h/ Pasien Bedrest total, posisi supinasi.
 Mengkaji intake dan output asupan nutrisi pasien.
h/ Diit sonde sesuai jadwal 6 x 150cc/24 jam, output
1-2 x/24jam.
Catatan Perkembangan
Nama : Ny.S
No.Reg : 211473

NO TANGGAL TANGGAL TANGGAL


DX 10 – 06 – 2013 11 – 06 – 2013 12 – 06 – 2013

1. S : Keluarga mengatakan S : Keluarga mengatakan S : Keluarga mengatakan


Tn. S belum sadar. kesadaran Tn. S semakin kesadaran Tn. S sedikit
O : - GCS 2,3,2 menurun . meningkat .
O : - GCS 2,2,1 O : - GCS 2,3,2
 Kesadaran Stupor
 TTV :  Kesadaran Stupor  Kesadaran Stupor
TD = 130/70 mmHg  TTV :  TTV :
N = 80 x/mnt TD = 130/80 mmHg TD = 120/70 mmHg
S = 37° C N = 80 x/mnt N = 84 x/mnt
RR = 28 x/mnt S = 36,5° C S = 36,3° C
 Refleks patologi RR = 24 x/mnt RR = 24 x/mnt
Babinski positif  Refleks patologi  Refleks patologi
 Refleks patologi Babinski positif Babinski positif
Chadclock positif  Refleks patologi  Refleks patologi
A : Masalah belum teratasi. Chadclock positif Chadclock positif
P : Lanjutkan intervensi A : Masalah belum teratasi. A : Masalah belum teratasi.
1,2,3,4,5. P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5. 1,2,3,4,5.

2. S : Keluarga mengatakan S : Keluarga mengatakan S : Keluarga mengatakan


pasien hanya tidur. pasien hanya tidur. pasien hanya tidur.
O : - Bedrest O : - Bedrest O : - Bedrest

 Makan dan minum  Makan dan minum  Makan dan minum


dibantu keluarga dibantu keluarga dibantu keluarga
 BAK via DC  BAK via DC  BAK via DC
 Mandi diseka 2 x/24  Mandi diseka 2 x/hari  Mandi diseka 2 x/hari
jam  Hemiplegi ekstermitas  Hemiplegi ekstermitas
 Hemiplegi ekstermitas kiri kiri
kiri  Kekuatan otot 1 x  Kekuatan otot 2 x
 Kekuatan otot 2 x 1 x 2 x
2 x A : Masalah belum teratasi. A : Masalah belum teratasi.
A : Masalah belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4. 1,2,3,4.
1,2,3,4.

3. S : Keluarga mengatakan S : Keluarga mengatakan S : Keluarga mengatakan


pasien makan melalui pasien makan melalui pasien makan melalui
sonde. sonde. sonde.
O : - Hb 13,8 g/dl O : - Hb 13,8 g/dl O : - Hb 13,8 g/dl
 Badan tampak kurus  Badan tampak kurus  Badan tampak kurus
 Diit sonde 6 x  Diit sonde 6 x 150cc/24  Diit sonde 6 x150cc/24
150cc/24 jam jam jam
 Output BAB 1-2 x/24  Output BAB 1-2 x/24  Output BAB 1-2 x/24
jam dengan konsistensi jam dengan konsistensi jam dengan konsistensi
lembek, warna kuning lembek, warna kuning lembek, warna kuning
A : Masalah belum tejadi. A : Masalah belum terjadi. A : Masalah belum tejadi.
P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5. 1,2,3,4,5. 1,2,3,4,5.

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
CVA atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke
merupakan kelainan fungsi otek yang timbul mendadak yang disebabkan karena
terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan
saja. Banyak penyebab terjadinya CVA diantaranya trombosis, embolisme cerebral,
iskemia, hemoragi cerebral.
Asuhan keperawatan pada pasien yang menderita CVA merupakan suatu bentuk
asuhan keperawatan yang komprehensif dan unik tergantung dari jenis CVA yang
ditemukan serta kondisi bio-psiko-sosial dari pasien.
Diagnose dan tindakan yang muncul tidak sama pada setiap klien tergantung dari
situasi dan keadaan individu saat kasus tersebut ditemukan.
Asuhan keperawatan yang dilakukan di Ruang Penyakit Dalam 1 sangat terbatas
waktu dan kualitasnya, sehingga diperlukan suatu teknik pendekatan skala prioritas
agar masalah pokok bisa diatasi tanpa melupakan masalah yang lain
4.2 Saran
Pemberian asuhan keperawatan keperawatan harus memperhatikan sumber daya
dan kesiapan mental yang dimiliki oleh pasien dan keluarga untuk mencegah
timbulnya masalah yang yang tidak diinginkan.
Perlu adanya pola pendekatan dengan model asuhan Keperawatan yang benar
dalam perawatan pasien di Ruang Penyakit Dalam 1 RSUD Blambangan.
Diperlukan peran petugas kesehatan khususnya perawat dalam memberikan
informasi yang sejelas – jelasnya kepada mengenai penyebab, prosedur perawatan &
pengobatan serta prognosa penyakitnya kepada pasien dan keluarga karena hampir
semua pasien dan keluarga yang terdiagnosa CVA sangat takut & cemas, dengan
mendapat informasi yang jelas & tepat diharapkan tidak mencari kesumber yang salah
seperti dukun, orang pintar atau orang yang tidak berkompeten untuk memberikan
informasi.

Daftar pustaka

Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta

Doengoes, Marilyn, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. Jakarta


Mansjoer, Arief dkk, 2000. Kapita Selekta kedokteran, Media Aesculapius. Jakarta

Muttaqin, Arief, 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan.
Salemba Medika, Jakarta

NIC – NOC, 2012, Aplikasi ASKEP berdasarkan NANDA, Media Hadrdy, Yogyakarta

Price, sylvia A, 2002, Patofisiologi Kondep Klinis, EGC, Jakarta

Smeltzer, suzanne, 2002, Keperawatan Medical Bedah, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai