RSUD BLAMBANGAN
Disusun Oleh:
KELOMPOK E
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah CVA tepat pada waktu yang telah diberikan.
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah CVA ini penulis
susun sebagai salah satu tugas Departemen KMB yang diberikan pada Program Studi
Profesi (Ners). Dalam penyusunan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah CVA ini penulis memperolah banyak pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu sudah sewajarnya penulis menyampaikan banyak terima
kasih kepada yang terhormat:
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Halaman judul
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan
1.2 Tujuan
1.4 Sistematika
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB II
KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
CVA adalah kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena
terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja
dengan gejala-gejala berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan cacat
berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses pikir, daya ingat dan
bentuk-bentuk kecacatan lain hingga menyebabkan kematian. (Muttaqin, 2008:234).
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak
tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusak atau mematikan sel-sel otak
(Wikipedia Indonesia, 2008).
2. Etiologi
a. Thrombosis
Bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher (aterosklerosis cerebral)
b. Embolisme cerebral
Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dan bagian tubuh yang lain,
endokarditis, penyakit jantung rematik, infeksi pulmonal
c. Iskemia
d. Hemorargic serebral
Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau
ruang sekitar otak.
a. Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke disbanding wanita
b. Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
c. Keturunan : adanya riwayat keluarga yang terkena stroke
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung
c. Kolesterol tinggi
d. Obesitas
e. Diabetes mellitus
f. Polisitemia
g. Stress emosional
3. Kebiasaan hidup
a. Merokok
b. Peminum alcohol
c. Obat-obatan terlarang
d. Aktivitas yang tidak sehat : kurang olahraga, makan tinggi kolesterol
a. Kehilangan motorik : hemiplegi (paralisis pada suatu sisi) karena lesi pada sisi otak
yang berlawanan, hemiparese atau kelemahan salah satu sisi tubuh.
b. Kehilangan komunikasi : disartria (kesulitan bicara), disfacia atau afasia (bicara
deektif atau kehilangan bicara), apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan
tindakan yang dipelajari sebelumnya).
c. Gangguan persepsi : disfungsi persepsi visual, gangguan hubungan visual spasial,
kehilangan sensori.
d. Kerusakan fungsi kognitif dan afek psikologis
e. Disfungsi kandung kemih
Asosiasi pemulihan stroke di New South Wales tampil dengan suatu akronim
untuk membuat orang tahu bila mereka dalam bahaya akan terkena serangan stroke, atau
telah mengalaminya tanpa menyadarinya yaitu DANGER (Henderson. 2002:10)
a. Dizziness Or unsteadiness (rasa pening atau rasa tidak tetap pada tangan dan atau
pandangan mata)
b. Achange in mental abilities (suatu perubahan dalam kemampuan-kemampuan
mental)
c. Numbness, weakness, or paralysis in the face, arm, or leg on one side of the body
(matirasa, rasa lemas, atau lumpuh wajah atau tungkai pada satu sisi tubuh)
d. Garbled speech or inability to speak (bicara kacau, atau kata-katanya terbolak-balik,
atau ketidakmampuan untuk bicara )
e. Eye problem (masalah-masalah mata) penglihatan yang suram tiba-tiba pada satu
mata atau terjadi penglihatan ganda
f. Report to your doctor immediately (laporkan pada dokter dengan segera ) karena
gejala-gejala ini pulih dengan cepat dan barangkali tidak akan ada peringatan kedua
4. Klasifikasi Stroke
1) Laboratorium
a. Pada pemeriksaan paket stroke viskositas darah pada pasien CVA ada peningkatan
VD > 51 cp, Test Agresi Trombosit ( TAT ), Asam Arachnoid/ AA, Platelet
Activating factor ( PAF ) , Fibrinogen
c. Selain itu kreatinin fosfokinase untuk mengetahui fungsi ginjal ( GDS ) gula darah
sewaktu menunjukkan kadar glukosa dalam darah kolesterol menunjukkan
penyebab penyempitan pembuluh darah, HMT / hematokrit meningkat berate
semakin kecil kandungan oksigen yang dibawa ( normalnya laki laki 40 – 45 %,
wanita 38 – 47 % )
2) Radiologi
1) Pengakajin biodata
Stroke biasanya dialami oleh usia tua, namun tidak menutup kemungkinan juga
dapat dialami usia tua. Jenis kelamin sering ditemukan menderita stroke daripada
wanita, ras juga mempengaruhi
2) Keluhan utama
a. Pada pasien stroke datang dengan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara
pelo, tidak dapat berkomunikasi dan penurunan kesadaran pasien
b. Keluhan saat pengkajian
Pada pasien stroke keluhan saat pengkajian masih didapatkan kelemahan anggota
gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi dan penurunan
kesadaran pasien
3) Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke mendadak pada saat istirahat dan bangun pagi , sedangkan serangan
stroke hemoragik seringkali berlangsung secara mendadak , pada klien beraktivitas.
Biasanya nyeri kepala, mual, muntah, bahkan kejang sampai tidak sadar
4) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, stroke sebelumnya, DM, penyakit jantung ( terutama
aritmia ), penggunaan obat obatan anti koagulan, aspirin
5) Riwatay penyakit keluarga
Adanya riwayat penyakit DM, atau srtoke pada keluarga terdahulu
6) Riwayat psikososial spiritual
Perubahan peran terjadi karena pasien kesulitan berkomunikasi akibat sulit bicara
7) Pola kebutuhan sehari hari
a. Pola nutrisi : adanya gejala nafsu makan menurun, mual, muntah pada fase akut,
kehilangan sensasi pada lidah, pipi, tenggorokan, disfagia
b. Pola eliminasi : menunjukkan adanya pola perkemihan seperti inkotinensia urin,
anuria. Adanya distensi abdomen , bising usus negative, sehingga konstipasi
c. Pola kebersihan diri : personal hygiene dibantu oleh petugaakibat kelemahan
d. Pola aktivitas : menunjukkan adanya kesuliatn beraksivitas, kehilangan senasi,
hemiplagi, mudah lelah, gangguan tonus otot
e. Pola istirahat : mengalami kesuliatan karena adanya nyeri
8) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan sakit
Mengalami penurunan kesadaran , kadang mengalami gangguan bicara, susah
dimengerti dan kadang tidak bisa bicara / afasia
b. TTV
Dapat terjadi hipertensi dan hipotensi , denyut nadi bervariasi
c. Pemeriksaan cepalo caudal
1. Kepala dan rambut
Umumnya tidak mengalami kelainan tetapi tetap observasi bentuk kepala dan
warna rambut
2. Hidung
Observasi keadaan hidung, adanya pernafasan cuping hidung
3. Telinga
Bentuk, fungsi pendengaran
4. Mata
Observasi keadaan mata, adanya disfungsi visual
5. Mulut , gigi, lidah, thonsil dan pharing
Observasi keadaan mulut, adanya kelainan saat bicara
6. Leher dan tenggorokan
Observasi keadaan tenggorokan , adanya kesulitan menenelan
7. Dada / thorak
Inspeksi : observasi warna kulit, keadaan umum
Palpasi : obsevrasi adanya nyeri tekan
Perkusi : adanya suara resonan di ICS 1 – 5 kanan dan ICS 1- 2 kiri
Auskulasi : kadang didapatkan adanya suara nafas tambahan
8. Jantung
Inspeksi : ichtus cordis tidaak terlihat di ICS 5
Palpasi : ichtus cordis teraba di ICS 5
Perkusi : terdengar pekak di ICS 3
Auskultasi : BJ I dan II tunggal
9. Payudara
Inspeksi : keadaan umum
Palpasi : tidak ada neri tekan
10. Abdomen
Observasi keadaan umu, adanya nyeri tekan
11. Genetalia dan anus
Tidak mengalami abnormalitas, kadan inkontinensia dan retensio urine
12. Ekstremitas, kuku, kulit, dan kekuatan otot
Ekstremitas sering didapatkan kelumpuhan pada salah astu sisi tubuh, kuku
adanya cyanosis, jika kekurangan cairan turgor kulit jelek, kekuatan otot
menurun pada ekstremitas, yang mengalami kelumpuhan
13. Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan nervus tranialis ; umumnya terdapat gangguan nervus
kranialis VII dan XII central
Pemeriksaan motorik : hamper selalu terjadi kelumpuhan pada salah satu
sisi tubuh
Pemeriksaan sensorik : dapat terjadi hemiparesis
Pemeriksaan reflek : pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan
menghilang, setelah beberapa hari reflek fisdiologis akan muncul kembali
didahullui reflek patologis ( jusuf misbach, 1999)
9) DIAGNOSA dan INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Perubahan pewrfusi jaringan serebral berhubungan dengan menrurnya curah
jantung, hipoksemia jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli
Kriteria hasil :
Terpelihara dan meningkatnya tingkat kesadaran, kognisi dan fungsi sensorik
atau motorik
TTV dalam batas normal dan tidak ada tanda tanda peningkatan TIK
Mendemonstnasikan kemmpuan kognitif (berkomunikasi dengan jelas,
konsentrasi dan orientasi)
Intervensi
1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas, dingin,
tajam, tumpul
R/ memantau perfusi njaringan ke organ
2. Monitor TTV
R/ TTV meruapakan cerminan keadaan umum klien
3. Monitor adanya paralise
R/ Menujukkan penurunan suplai O2 ke jaringan ekstremitas
4. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
R/ Mengurangi peningkatan TIK
5. Tidurkan posisi kilen dengan posisi kepala 30 dari jantung
R/ Diharapkan sistem vena dan arteri konstan serat aliaran darah meningkat
6. Kolaborasi dalam pemeberian terapi oksigen dan medikasi sesuai indikasi
R/ Meningkatak suplai O2 ke otak, analgetik, anti fibrilitik, vasodilator perifer
diindikasikan pada pasien stroke
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan reflek batuk ketidak
patenan jalan nafas
Kriteria hasil : menunjukkan jalan nafas yang paten, TTV dalam batas normal,
mendemonstrasikan batuk efektif, tidak ada sianosis dan dyspneu
Intervensi
1. Buka jalan nafas ( chin lift dan jow thrust)
R/ Memaksimalkan ventilasi,
2. Monitor respirasi dan suplai O2
R/ memantau kebutuhan O2 pada tubuh
3. Observasi TTV
R/ TTV meruapakan cerminan keadaan umum klien
4. Kolaborasi dala pemberian O2
R/ Meningkatakn pemenuhan O2 ke otak dan jaringan perifer
Intervensi
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS
Biodata Pasien
a. Nama : Tn.S
b. Umur : 90 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Suku/Bangsa : jawa/Indonesia
f. Alamat : Lingkungan Duren 02/02 Pakis
g. Pekerjaan : Tidak Bekerja
h. Nomor Register : 212037
i. Tanggal MRS : 05-06-2013 Pukul : 14.30
j. Tanggal Pengkajian : 10-06-2013 Pukul : 15.00
k. Diagnosa Medis : CVA
B. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
a. Keluhan Saat MRS
Keluarga mengatakan ±3 hri kaki dan tangan kiri lemas
b. Keluhan Saat Pengkajian
Keluarga mengatakan Tn.S belum sadar
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga mengatakan sejak kemarin pasien lemas, tidak mau makan, lemas
ekstremitas kiri ±3 hari yang lalu, kesadaran menurun mendadak dan mengorok,
tidak muntah. Selanjutnya keluarga langsung membawa pasien ke RSUD
Blambambangan tanggal 05 – 06- 2013 jam 14.30 dengan kondisi tidak sadar, sampai
di IRD pasien diperiksa oleh dr jaga dan mendapat terapi O2 nasal 4 lpm, IVFD Pz +
neurobion drip 14 tpm, pasang DC, injeksi cefotaxime 1 gram, Ranitidine 50 mg,
piracetam 3 gram, citicoline 250 mg, lab DL, RFT, LFT, GDA, setelah dilakukan
tindakan pertama pasien dirawat inap di RPD 1 hingga saat pengkajian tanggal 10 –
06 – 2013 Jam 15.00 WIB keluarga mengatakan pasien masih belum sadar, tingkat
kesadaran pasien semakin menurun, sudah tidak ngorok, tidak muntah, ekstremitas
kiri belum berfungs, makan kebutuhan sehari-hari dibantu keluarga.
a. Riwayat Psikologis
b. Aspek Sosial
Keluarga mengatakan hubungan pasien dan keluarga sebelumnya sangat baik, saat
sakit pasien tidak sadar sehingga tidak berinteraksi dengan keluarga dan petugas,
selain itu pasien selalu bergaul dengan keluarga namun jarang bergaul dengan
masyarakat.
Keluarga mengatakan pasien tidak bisa beribadah seperti sebelum sakit namun
keluarga selalu mendoakan untuk kebaikan pasien.
6. Pola Kebiasaan Sehari – hari
a. Pola Nutrisi
1) Sebelum sakit
2) Saat sakit
Keluarga mengatakan saat sakit pasien minum susu melalui selang sonde
sebanyak 6x150 cc/24jam
b. Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
b) Saat sakit
Keluarga mengatakan saat sakit pasien BAB 1-2 x/24 jam dengan
konsistensi lembek, warna kuning, tidak ada kesulitan BAB
a) Sebelum sakit
b) Saat sakit
Keluarga mengatakan saat sakit pasien BAK dari selang urine ( DC ) warna
kuning pekat, jumlah ( ± 900 cc/ 24 jam )
1) Sebelum sakit
Keluarga mengatakan saat sakit diseka 2 x/ 24 jam sabun, di bantu keluarga dan
petugas .
1) Sebelum sakit
Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien tidak bekerja, hanya diam di rumah
karena pasien sudah tua.
2) Saat sakit
Keluarga mengatakan saat sakit pasien hanya tidur berbaring di RSUD, hanya
sesekali menggerakan tangan kanan dan kaki kiri, semua aktivitas pasien di
bantu oleh keluarga seperti makan dan minum, seka, BAB dll
1) Sebelum sakit
2) Saat sakit
Keluarga mengatakan saat sakit pasien hanya berbaring dan tidur, serta pasien
tampak tidur terus.
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
a. Keadaan sakit
Inspeksi: Penyebaran rambut merata, Rambut hitam dan beruban, rambut bersih
2) Hidung.
Inspeksi: Lubang hidung simetris, tidak ada lesi, terpasang canul nasal 2 lpm,
terpasang NGT di lubang hidung kiri, tidak ada pernapasan cuping hidung.
3) Telinga.
Inspeksi: telinga bersih, simetris, tidak ad serumen, warna sama dengan daerah
sekitar
4) Mata.
Inspeksi: mukosa bibir kering, terdapat kariespada gigi, tidak ada perdarahan
gusi
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada tonsil dan pharing, tida ada massa abnormal
saat dilakukan penekanan dengan tongs spatel tidak bereaksi
Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan tidak ada nodul abnormal saat dilakukan
palpasi dan penekanan
7) Dada/ Thorak
a Pemeriksaan paru
Inspeksi: Bentuk dada normal ches, warna kulit sama dengan area sekitar,
gerakan simetris diameter AP:Transfersal. 2:1
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada nodul abnormal saat di palpasi dan
saat di lakukan penekanan
b Pemeriksaan jantung.
8) Payudara
9) Pemeriksaan abdomen.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan dan massa abnormal pada abdomen
Perkusi: kuadran kanan atas : redup (hati)
Inspeksi: Tampak genetalia dan anus bersih, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
hemoroid pada anus, terpasang DC.
Palpasi: Tidak terpadat nyeri tekan daerah kemaluan, tidak terdapat masa
abnormal, tidak ada nyeri tekan pada anus.
Kesadaran stupor, GCS 2,3,2, reflek patologis babinski dan chaddock positif
8. Pemeriksaan penunjang.
HEMATOLOGI
WBC 12,8x10³/xl 4,7-11,3
Lym 1,3x10³/xl
Mid 0,5x10³/xl
Grad 11,0x10³/xl
Lymp % 10,5% 25-33
Grand % 4,2 %
HGB 13,8 gr/dl 11,4-15,1
RBC 40,9x10⁶/xl 4-5x10⁶/ml
HCT 40,9% 38-42
MCV 100,1 fl 80-93
MCH 33,7 pg 27-31
MCHC 33,7g/dl 32,36
RDW-CV 13,6 11,5-14,5
RDW-SP 42,4fL 9-13
PLT 218x10³/xl 142-424
MPV 9,2fL 7,2-11,1
PDW 14,9 9,13
PCT 0,200% 0,15-0,4
WIDAL
Typ HO -
Typ O -
PA -
PB -
FAAL HATI
Bil.Direct 0,13 mg% > 0,25
Bil. Total 0,79 mg% >1
SGOT 49,0 u
SGPT 15,1 u
Alkali phosphate 51u 60-170
FAAL GINJAL
BUN 28,69 mg% 8-20
Kreatinin 1,65 mg% 0,5-0,9
UA 7,0 mg% 3,4 – 7
GDA 128 mg % 60-110
9. Penatalaksanaan.
IVFD RL 20 TPM
Neurobion Drip 3 x 1 amp (vit B₁ HCL 100 mg, B6 HCL 100 mg, B12 5000 mcg)
Pasien dan keluarga berharap pasien cepat sembuh karena sudah 5 hari dirawat dan
belum sadar.
11. Genogram
X X X X
X X X X X X X X
KETERANGAN:
= Laki-Laki X X = Meninggal
Nama : Tn. S
No. Register : 212037
10/06 2 Setelah dilakukan - Keluarga mengerti 1. Kaji kekuatan otot pasien. 1. Memantau mobilitas pasien secara
/13 tindakan keperawatan keadaan umum 2. Bantu keluarga dalam umum.
± 1 x 24 jam, pasien. mengidentifikasi penyebab 2. Meningkatkan pengetahuan
kebutuhan mobilitas - Keluarga mampu mobilisasi. keluarga tentang proses penyakit &
fisik pasien terpenuhi. memenuhi 3. Jelaskan pada keluarga keadaan imobilisasi.
kebutuhan pasien. pasien secara umum. 3. Meningkatkan upaya pada keluarga
4. Motivasi keluarga dalam memenuhi dalam merawat pasien.
kebutuhan ADL pasien. 4. Pemenuhan ADL pasien
meningkatkan terpenuhinya
kebutuhan mobilitas pasien tidak
sadar.
10/06 3 Setelah dilakukan - Hb dan Albumin 1. Jelaskan pentingnya nutrisi bagi 1. Nutrisi yang adekuat membantu
/13 tindakan keperawatan dalam batas pasien pada keluarga meningkatkan kekuatan otot.
± 3 x 24 jam, nutrisi normal. 2. Kaji kemampuan pasien dalam 2. Menetapkan jenis dilt yang sesuai
kurang dari Hb : 13,4 – 17,6 mengunyah dan menelan dengan kemampuan.
kebutuhan tidak Albumin : 3,2 – 3. Kaji intake dan out put nutrisi 3. Memantau asupan nutrisi secara
terjadi. 5,5 g/dl 4. Stimulasi bibir untuk menutup dan umum.
- Tidak ada tanda membuka mulut secara manual 4. Membantu dalam melatih kembali
mal nutrisi. dengan menekan ringan diatas sensor & meningkatkan kontrol
- Badan tidak bibir/ bawah dagu sekunder.
tampak kurus/ 5. Kolaborasi dalam pemberian cairan 5. Membantu memberi cairan dan
cukup. parenteral makanan pengganti jika pasien
tidak mampu memasukkan peroral.
Catatan keperawatan
Nama : Tn. S
No.Reg : 211473
NO
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TT
DX
10-06-2013 15.30 1,3 Memonitor TTV, GCS, dan tingkat kesadaran &
keadaan umum.
h/ TTV : TD : 130/70 mmHg N : 80 x/mnt.
S : 370° C RR : 28 x/mnt.
GCS 2, 3, 2, tingkat kesadaran Stupor, Badan
15.40 2 tampak kurus.
Mengkaji kekuatan otot pasien dan kemampuan
pasien.
2 x
h/ 2 x
15.50 3
Makan & minum dibantu keluarga, BAK via DC,
16.00 1,2,3 mandi diseka 2 x/ 24 jam.
Mengkaji kemampuan pasien dalam mengunyah
dan menelan.
h/ Pasien tidak sadar , minum susu melalui dengan
16.20 3 sonde.
Memberikan terapi injeksi.
17.10 2 h/ - Cefotaxime 1 grm - Citicolin 250 mg.
Ranitidine 50 mg - Novalgin 1000 mg.
17.30 1 Piracetam 3 grm
20.00 2
Mengkaji intake dan output asupan nutrisi pasien.
h/ Diit sonde sesuai jadwal 6 x 150cc, output 1-2
x/24jam.
Membantu keluarga dalam mengidentifikasikan
penyebab imobilisasi.
h/ Keluarga mengerti tentang penyebab imobilisasi.
Membatasi gerakan pada kepala, leher dan
punggung.
h/ Pasien Bedrest total, posisi supinasi.
Membantu memberikan dilt via NGT 150CC.
11-06-2013 15.10 2 Mengkaji kekuatan otot pasien dan kemampuan
pasien.
h/
1 x
1 &x minum dibantu keluarga, BAK via DC,
Makan
15.30 3 mandi diseka 2 x 24 jam, fungsi motorik
ekstermitas kiri (-).
Mengkaji kemampuan pasien dalam mengunyah
15.45 1 dan menelan.
h/ Pasien tidak sadar , makan dengan sonde.
Memonitor TTV, GCS, dan tingkat kesadaran &
keadaan umum.
16.00 1 h/ TTV : TD : 130/80 mmHg S : 36,5° C.
N : 80 x/mnt RR : 24 x/mnt.
16.30 3
GCS 2, 2, 1, tingkat kesadaran Stupor, Badan
16.45 2 tampak kurus.
Memberikan terapi injeksi.
20.00 3 h/ - Ranitidine 50 mg
Piracetam 3 grm
Citicoline 250 mg.
Mengkaji intake dan output asupan nutrisi pasien.
h/ Diit sonde sesuai jadwal 6 x 150cc/24 jam, output
1-2 x/24jam.
Membantu keluarga pemenuhan ADL pasien.
h/ Membantu pasien BAB diatas tempat tidur.
Membantu memberikan diit via NGT 150CC.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
CVA atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke
merupakan kelainan fungsi otek yang timbul mendadak yang disebabkan karena
terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan
saja. Banyak penyebab terjadinya CVA diantaranya trombosis, embolisme cerebral,
iskemia, hemoragi cerebral.
Asuhan keperawatan pada pasien yang menderita CVA merupakan suatu bentuk
asuhan keperawatan yang komprehensif dan unik tergantung dari jenis CVA yang
ditemukan serta kondisi bio-psiko-sosial dari pasien.
Diagnose dan tindakan yang muncul tidak sama pada setiap klien tergantung dari
situasi dan keadaan individu saat kasus tersebut ditemukan.
Asuhan keperawatan yang dilakukan di Ruang Penyakit Dalam 1 sangat terbatas
waktu dan kualitasnya, sehingga diperlukan suatu teknik pendekatan skala prioritas
agar masalah pokok bisa diatasi tanpa melupakan masalah yang lain
4.2 Saran
Pemberian asuhan keperawatan keperawatan harus memperhatikan sumber daya
dan kesiapan mental yang dimiliki oleh pasien dan keluarga untuk mencegah
timbulnya masalah yang yang tidak diinginkan.
Perlu adanya pola pendekatan dengan model asuhan Keperawatan yang benar
dalam perawatan pasien di Ruang Penyakit Dalam 1 RSUD Blambangan.
Diperlukan peran petugas kesehatan khususnya perawat dalam memberikan
informasi yang sejelas – jelasnya kepada mengenai penyebab, prosedur perawatan &
pengobatan serta prognosa penyakitnya kepada pasien dan keluarga karena hampir
semua pasien dan keluarga yang terdiagnosa CVA sangat takut & cemas, dengan
mendapat informasi yang jelas & tepat diharapkan tidak mencari kesumber yang salah
seperti dukun, orang pintar atau orang yang tidak berkompeten untuk memberikan
informasi.
Daftar pustaka
Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta
Muttaqin, Arief, 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan.
Salemba Medika, Jakarta
NIC – NOC, 2012, Aplikasi ASKEP berdasarkan NANDA, Media Hadrdy, Yogyakarta