PARASITOLOGI
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA :
TAHUN 2019/2020
1
Lembar Pengesahan
Laporan praktikum Parasitologi ini ditujukan sebagai persyaratan dalam mengikuti
ujian akhir semester (UAS) pada mata kuliah praktik Parasitologi Lingkungan
Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjung Karang
Tahun Ajaran 2019/2020.
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
Pembimbing Praktikum
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir pratikum Parasitologi
Lingkungan. .
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir pratikum ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segiisi, penulisan maupun kata-kata yang kami
gunakan.
Dengan selesainya laporan akhir pratikum ini, kami ucapkan terimakasih kepada
dosen pembimbing yang telah membimbing kami,serta semua pihak yang telah
membantu dalam proses kami menyusun laporan ini. Akhirnya, tiada gading yang tak
retak,kami sangat menyadari bahwa isi laporan ini masih belum sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran kami perlukan untuk perbaikan laporan
Semoga laporan ini dapat memenuh isyarat kami untuk mengikuti Ujian Akhir
Semester (UAS) kami dalam matakuliah Parasitologi Lingkungan dan apa bila
terdapat kesalahan kami mohon maaf. Kami sangat menerima kritik dan saran dari
pembaca.
Bandar Lampung,
Penulis,
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR…………….. .......................................................... iv
DAFTAR ISI……………………………………………………..…………v
Pratikum I pengenalan mikroskop…………………………………………..6
Pratikum II pengamatan preparat cacing…………………………………...14
Pratikum III pembuatan preparat malaria ................………………………20
Pratikum IV pengamatan preparat malaria................................................. 27
Pratikum V pemeriksaan telur cacing pada fases ....................................... 33
Praktikum VI pemeriksaan parasit pada air bersih………………………....39
Praktikum VII pemeriksaan parasit pada makanan………………………...54
Praktikum VIII pemeriksaan parasit pada tanah…………………………...64
5
PRAKTIKUM I
MIKROSKOP
A. Landasan Teori
Mikroskop merupakan alat utama yang digunakan di laboratorium mikrobiologi.
Dengan bantuan mikroskop kita dapat mengamati bakteri yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan benda yang
dilihat sehingga memudahkan kita untuk mengamati benda yang renik.
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita untuk mengamati
objek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan
manusia tentang organisme yang berukuran kecil, (Widyatmoko, 2008).
6
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa
cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat
dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang
berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar,yang disebut
gagang putar (Volk, 1984).
Ketika Robert Hooke, orang inggris yang biasa melakukan eksperimen diabad
XVII, memeriksa gabus dibawah kaca pembesar ,kelihatannya ia terdiri dari
kompartemen-kompartemen yang persis sama seperti kompartemen sarang lebah
atau sel-sel sebuah penjara. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kalau ia menyebut
kompartemen tumbuhan ini dengan istilah sel. Penyelidik-penyelidik selanjutnya
terkesan oleh dinding yang kuatdan tebal dari sel tumbuh-tumbuhan. Mereka juga
terkesan oleh fakta bahwa, walaupun beberapa sel tampak terisi sesuatu, beberapa
sel lain kelihatan kosong. Oleh karena itu, mereka dapat berpendapat bahwa
dinding sel merupakan suatu yang penting. Mereka tidak menyadari bahwa jika
sel tertentu kelihatan kosong ketika dilihat melalui mikroskop, tak lain hanyalah
karena isinya telah keluar ketika sel itu sedang disiapkan untuk pemeriksaan
mikroskopik. Kemudian diketahui bahwa sel juga dapat ditemukan padahewan,
tetapi ahli-ahli biologi pada waktu itu tidak menduga tentang luasnya distribusi
dan pentingnya sel-sel itu (Clark, 2007).
7
Baru pada abad XIX para ilmuwan menyadari arti sebenarnya dari sel. Dari tahun
1838 sampai tahun 1939, 2 orang ahli fisologi jerman,Theodor Schwan dan
Matthias Jakob Schleiden, masing-masing bekerja secara sendiri-sendiri
mengajukan suatu teori sel yang baru dan revolusioner. Mereka menganggap
bahwa makhluk hidup dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks,
hampir sepenuhnya tesusun dari sel dan bahwa sel-sel ini memainkan peranan-
peranan penting dalam semua kegiatan hidup, kemudian diketahui bahwa tidak
hanya tubuh hewan dan tumbuh-tumbuhan saja yang lebih tinggi terdiri dari
banyak sel, akan tetapi setiap makhluk hidup berasal dari perkembangan satu sel
tunggal (Clark,2007).
Sel beraneka ragam bentuk maupun ukurannya. Pada umumnya sel berukuran
sangat kecil atau mikroskopik. Sel mulai dikenal sejak ditemukannya mikroskop.
Berdasarkan ada atau tidaknya membran inti, sel dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu prokariotik merupakan sel yang memiliki membran inti dan
eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti (Clark, 2007).
C. Prosedur Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
b. Nyalakan mikroskop dengan cara menyambungkan kabel mikroskop ke aliran
listrik,
c. Tekan tombol power (on-off) untuk menyalakan mikroskop,
d. Letakkan preparat diatas meja mikroskop,
e. Atur lensa objektif sesuai dengan objek yang akan diamati,
8
f. Pastikan cahaya sesuai dengan mata dan preparat,
g. Mengatur jarak mata dengan lensa okuler dan melakukan mulai pengamatan,
h. Putar pengatur fokus lantai untuk menemukan titik yang akan diamati,
i. Putar pengatur fokus halus untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas,
j. Lalu amati dan mendokumentasikan hasil pengamatan,
k. Setelah selesai menggunakan mikroskop matikan dengan menekan tombol off,
l. Melepaskan aliran kabel dari aliran listrik.
D. Hasil Pengamatan
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat dilihat pada
gambar berikut :
9
fungsi-fungsi dari bagian mikroskop, yaitu:
a. Lensa objektif
lensa yang letaknya dekat dengan objek yang diamati. Lensa ini dapat
memperbesar objek yang bervariasi antara 10x sampai10x.
b. Lensa okuler
Lensa okuler dapat memperbesar objek antara 5x sampai 10x, bergantung jenis
mikroskopnya. Karena mikroskop ini menggunakan dua buah lensa maka
bayangan benda yang diamati dengan mikroskop pada dasarnya mengalami dua
kali perbesaran.
c. Cermin
Pada mikroskop yang baik, biasanya terdapat dua macam cermin, yaitu cermin
datar dan cermin cekung. Cermin datar digunakan apabila sumber cahaya yang
tersedia cukup, sedangkan cermin cekung digunakan apabila sumber cahaya yang
tersedia kurang memadai.
d. Kondensor dan Difragma
Pada mikroskop terdapat kondensor dan diafragma yang berfungsi mengatur
kekuatan cahaya. Dengan mengatur kondensor dan diafragma, maka dapat
melihat objek yang diamati dengan baik.
e. Revolver
Merupakan bagian yang dapat diputar untuk memilih lensa objektif yang akan
digunakan. Pada revolver melekat beberapa lensa objektif.
f. Tubus
bagian yang menghubungkan lensa objektif dengan lensa okuler.
g. Meja Objek dan Penjepit Objek
Meja objek digunakan untuk menyimpan objek yang akan diamati, sedangkan
penjepit objek untuk menjepit tempat objek yang diamati.
h. Lengan
digunakan untuk memegang dan memindahkan mikroskop, selain itu merupakan
penyangga bagian optic.
10
i. Makrometer dan Mikrometer;
Berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tubus secara kasar dan halus.
E. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini pengenalan alat lebih difokuskan pada alat yang
digunakan untuk melihat mahluk mahluk mikroskopik yaitu Mikroskop.
Mikroskop dapat membantu kita melihat benda-benda yang sangat kecil sehingga
dapat terlihat oleh kita.Mikroskop cahaya dan mikroskop elektron memiliki
manfaat yang sangat penting. Mikroskop cahaya merupakan suatu alat yang
mempunyai bagian-bagian tertentu, yaitu terdiri dari alat-alat optik dan non optik
yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang mikroskopis dan
transparan.Mikroskop cahaya mempunyai keuntungan yaitu hemat terhadap
penggunaan listrik.
Daya pisah adalah kemampuan mikroskop untuk secara jelas dan terpisah dalam
membedakan dua titik yang berdekatan yang tanpa mikroskop terlihat sebagai
satu titik dan dikatakan sebagai jarak terkecil diantara dua titik yang terlihat
sebagai dua titik bukannya satu titik. Hal inilah yang membedakan mikroskop
canggih dari mikroskop cahaya.
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil yaitu,
mikroskop terdiriatas bagian-bagian yang masing-masing bagian tersebut
mempunyai fungsi tersendiri. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar
bayangan yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur
pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x. Kondensor berfungsi
untuk mengatur bayangan yang akan diamati atau untuk menaikkan dan
menurunkan kondensor. Reflektor berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk
atau dapat memperjelas cahaya yang akan datang. Tubuh mikroskop berfungsi
untuk tempat terjadinya proses bayangan antara lensa objektif dengan lensa
okuler. Makrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler objektif sehingga tepat
fokusnya secara kasar dan jelas.Mikrofokus berfungsi untuk mengatur jarak
11
okuler sehingga tepat fokusnya secara tajam. Revolver berfungsi sebagai tempat
lensa objektif. Meja objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
F. Kesimpulan
12
.
DAFTAR PUSTAKA
Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.
13
PRAKTIKUM II
PREPARAT CACING
A. Tinjauan Pustaka
Preparat ada 2 macam yaitu preparat awetan dan preparat basah. Preparat
awetan dikerjakan pada waktu melakukan praktikum mikroteknik tumbuhan dan
preparat yang dihasilkan dapat disimpan cukup lama. Preparat basah dilakukan
pada waktu praktikum struktur mikroorganisme dan preparat yang dihasilkan
tidak dapat tersimpan lama (Volk dan Margareth,1998)
14
Preparat dapat berupa preparat kering atau basah yang berupa sayatan atau
tanpa sayatan. Preparat segar atau preparat basah adalah preparat yang dibuat
secara langsung tanpa pengawetan. Preparat basah berupa objek hidup yang
akan diamati dan biasanya hanya untuk satu kali pengamatan. Preparat awetan
atau preparat kering adalah objek yang sudah diawetkan, preparat kering dapat
digunakan berkali kali. Preparat segar atau basah adalah objek hidup yang akan
diamati dan biasanya hanya untuk satu kali pengamatan. (kiki,2011)
Preparat cacing adalah preparat yang sample nya berupa telur cacing maupun
cacing dewasa yang didapat lewat muntahan atau feales. Ascaris lumbricoides
atau yang disebut cacing gelang merupakan salah satu infeksi cacing yang
paling umum pada manusia.
b. Bahan
Preparat cacing
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan,
2. Menyambungkan kabel mikroskop ke aliran listrik,
3. Menghidupkan mikroskop dengan menekan tombol on/off,
4. Meletakan preparat diatas meja Preparat,
5. Mengatur preparat dengan menggeser preparat agar terkena cahaya lampu,
6. Pilih ukuran lensa objektif dengan revolver,
7. Mengatur cahya agar mengenai preparat,
15
8. Mengatur jarak antara meja preparat dengan lensa objektif bertemu dengan
lapangan bayang,
9. Jika sudah bertemu dengan lapangan bayang, haluskan pemutar kasar lalu
fokuskan lagi agar lebih jelas dengan pemutar halus,
10. Bila sudah terlihat jelas, maka selanjutnya diamati,
11. Mendokumentasikan hasil pengamatan,
12. Bila sudah selasai menggaunakan mematikan mikroskop dengan tombol off,
13. Melepaskan aliran kabel mikroskop dari aliran listrik.
D. Hasil Pengamatan
16
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
Jadi dari hasil praktikum tentang pengamatan preparat cacing pada mikroskop
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Preparat cacing adalah objek yang diamati oleh mikroskop. Preparat dapat
berupa preparat kering atau basah yang berupa sayatan atau tanpa sayatan.
Preparat segara atau basah adalah preparat yang dibuat secara langsung
tanpa pengawetan. Preparat basah berupa objek yang akan diamati dan
biasanya hanya untuk satu kali pengamatan.
2. Preparat cacing adalah preparat yang sampelnya berupa telur cacing maupun
cacing dewasa.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Lampiran
19
PRAKTIKUM III
PEMBUATAN PREPARAT MALARIA
A. Tinjauan Pustaka
Penyebab malaria adalah adanya parasit malaria yang masuk kedalam darah.
ukuran parasit tersebut sangat kecil dan hanya dapat dilihat menggunakan alat
bantuan yaitu mikroskop untuk dapat melihat adanya parasit di dalam darah
penderita, perlu dibuat sediaan darah malaria (SD) selanjutnya diwarnai dengan
pewarnaan giemsa. SD tetesi minyak imersi dan diperiksa di bawah mikroskop
menggunakan lensa objektif 100X. jika ditemukan parasit pada pemeriksaan,
penderita dinyatakan positif malaria. (Vanesya Sitohong,2017)
20
Rapid diagnostic test (RDT) merupakan suatu pemeriksaan laboratorium yang
digunakan untuk mendiagnosa penyakit malaria tes ini berdasarkan deteksi
antigen parasit malaria di dalam darah dengan menggunakan prinsip
inmunchormatografit. paling sering digunakan untuk pengujian monoclonal
antibodies yang secara langsung menyerang antigen dari parasit tersebut
(soedarto,2011)
Alat : Bahan :
1. Mikroskop 1. Larutan Giemsa
2. Auto Click dan Blood Lancet 2. Alcohol
3. Objek glass 3. Sampel (darah)
4. Botol semprot
5. Pipet tetes
C. Prosedur Kerja
21
8. Meratakan darah yang tebal dan menarik salah satu sampel darah
lainnya dengan membentuk sudut 35 derajat sehingga terbentuk lapisan
darah tipis,
9. Tunggu hingga kering,
10. Setelah kering tetesi sampel darah dengan larutan giemsa sehingga
menutupi seluruh sampel,
11. Mendiamkan giemsa hingga 5 menit,
12. Membilas preparat dengan aquades hingga giemsa memudar,
13. Mengeringkan preparat dengan cara cara mengusap preparat dengan tisu
tanpa mengenai sampel,
14. Mengamati preparat dengan menggunakan mikroskop.
D. Hasil Pengamatan
22
E. Pembahasan
Pada saat sampel darah diletakkan di atas objek gas membentuk apusan darah
yang tidak terlalu tipis atau pun terlalu tebal karena jika terlalu tebal maka
saat pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat tidak jelas karena sel darah
tertumpuk penambahan larutan giemsa bertujuan untuk mewarnai darah
sehingga mudah dibedakan dan dapat terlihat jelas saat diamati waktu
penetesan larutan giemsa sebaiknya tidak terlalu lama dan tidak terlalu tebal
karena darah bisa tidak terlihat akibat pewarnaan yang terlalu pekat.
Pada preparat yang kami teliti tidak terdapat plasmodium malaria hal ini ini
Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tinggal di tempat bersih dan udara
yang tidak kotor pada saat pengamatan juga preparat yang diamati tidak
terlalu jelas dikarenakan pergeseran sampel darah tidak merata dan pemberian
larutan giemsa terlalu pekat sehingga menutupi sampel darah.
23
F. Kesimpulan
Jadi pada praktikum kali ini tentang preparat malaria dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam sampel darah yang diteliti orang tersebut tidak menderita malaria
karena tidak ditemukan parasit plasmodium
2. Pembuatan preparat malaria dilakukan melalui tahap pengambilan
sampel darah perlakuan pergeseran darah pada objek glass pewarnaan
larutan giemsa dan pengamatan dibawah mikroskop
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Lampiran
26
PRAKTIKUM IV
Tempat : LaboratoriumJurusanKesehatanLingkungan
mengidentifikasinya.
A. TinjauanPustaka
Malaria adalah kata yang berasal dari bahasa Itali, yang arti nyamal :buruk
dan area : udara buruk, karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa. Rawa
yang mengeluarkan bau busuk.Berikut ini adalah merupakan definisi
penyakit malaria.Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan
oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah, infeksi malaria ini
memberikan gejala berupa demam, menggigil
anemia, dan splenomegaly.Dapat berlangsung akut ataupun
kronik.( PaulN. Harjanto, 2010 ).
27
ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu :
a. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan
malaria tertian/ vivaks.
b. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai
perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan
menyebabkan malaria tropika/ falsiparum.
c. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae
d. Plasmodium ovale, memberikan infeksi yang paling ringan, dapat sembuh
secara spontan tanpa pengobatan, dan merupakan penyebab malaria
ovale.Kompetensi tenaga mikroskopis dipengaruhi oleh proses seleksi atau
rekrutmen petugas yang tepat, pelaksanaan pelatihan yang baik atau memadai.
Adapun kualitas kinerjanya harus didukung oleh kompetensi mikroskopis
tersebut, system supernasi yang baik, alat dan reagen atau bahan yang
memenuhi standar kualitas, dan jaringan pendukung ( Support Net Work )
serta lingkungan kerja laboratorium yang baik ( Depkes RI, 2003 ).
Kemampuan dan kinerja mikroskopi santara lain dapat dinilai dengan
melakukan mekanisme ulang SD (cross check) yang dibutakan (blinded), atau
melalui supervise ditempat atau langsung oleh mikroskopis yang lebih ahli
dan dari tingkat yang lebih tinggi. Penilaian tersebut antara lain :ketersediaan
tenaga, alat, bahan, pelatihan ( frekuensi dan siapa yang melatih ). Pembuatan
sediaan darah atau SD ( dari persiapan alat dan bahan sampai dengan
pewarnaan ), hasil pemeriksaan, maupun lingkungan kerja ( DinkesKabupaten
Sumba Timur ).
B. AlatdanBahan
a. Alat
Mikroskop,
Objek Glass
28
b. Bahan
Sampeldarahpositif malaria
C. Prosedur Kerja
D. Hasil Praktikum
E. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dalam mengamati preparat malaria, digunakan sediaan
darah tebal dan tipis.Sediaan darah tebal digunakan untuk mengetahui adaa
29
tau tidaknya parasit di dalam darah sedangkan sediaan darah tipis digunakan
untuk mengetahui spesies parasit penyebab infeksi.
Pada praktikum kali ini, preparat yang diamati teridentifikasi positif terdapat
penyebab malaria yang tergolong kedalam plasmodium vivax, hal ini
dibuktikan dengan adanya ciri-ciri plasmodium vivax, yaitu pigmen warna
menggumpal dan membesar serta berbentuk cincin dengan intiti
dakteratur.Plasmodium vivax ini paling sering ditularkan oleh nyamuk
anopheles betina yang terinfeksi gigitan nyamuk kedalam darah
seseorang.Malaria jenis plasmodium vivax ini berpotensi mengancam jiwa
penderita.
F. Kesimpulan
Jadi, pada praktikum kali ini tentang pengamatan preparat malaria dapat
disimpulkan bahwa preparat yang diamati positif teridentifikasi malaria jenis
plasmodium vivax dengan ciri-ciri yaitu pigmen warna menggumpal dan
memperbesar serta berbentuk cincin dengan inti tidak teratur.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Lampiran
Sampel darah yang akan diteliti hasil yang dilihat dengan mikroskop
32
PRAKTIKUM V
A. TinjauanPustaka
33
penelitian didapatkan prevalensi penyakit cacingan sebesar 60–70%. Penelitian di
beberapa kota besar di Indonesia menunjukkan, kasus infeksi cacing gelang
(Ascarislumbricoides) sekitar 25–35% dan cacing cambuk (Trichuristrichiura)
65–75%. Risiko tertinggi terutama kelompok anak yang mempunyai kebiasaan
defekasi di saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, dan
bermain - main di tanah yang tercemar telur cacing tanpa alas kaki (Rusmanto,
2012).
b) Bahan
1. NaCl 33%
2. Feses
3. Label
C. Prosedur Kerja
34
6) Ambil larutan feses dengan pipet tetes,lalu letakan diatas objek glass sedikit
saja ,lalu tutup dengan deg glass
7) Amati denganmikroskop
D. Hasil Pengamatan
E. Pembahasan
Pada pembahsan kali ini melakukan pemeriksaan telur cacing pada fases.Pemeriksaan
ini dilakukan untuk mengetahui adanya telur dan larva cacing parasite dalam sampel
feses.selain itu,untuk mengetahui atau mendiagnosa adanya infeksi pada penderita
yang diperiksa fesesnya.pemeriksaan feses pada balita menggunakan metode apung.
Prinsip kerja metedo apung adalah sampel feses dicampur dengan NACL ,berat telur
dalam larutan tersebut menjadi lebih ringan.Sehingga telur mengapung kepermukaan
larutan dan dapat dikumpulkan
Berdasrkan praktikum yang telah kami lakukan,kami menemukan adanya telur cacing
pada balita tersebut
35
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan metode kali ini maka dapat disimpulkan
bahwa:
36
DAFTAR PUSTAKA
Gandahusada, S.W. Pribadi dan D.I. Herry. 2000. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:
FakultasKedokteran UI.
37
Lampiran
38
PRAKTIKUM VI
A. Tinjauan Pustaka
Air adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan,bahkan air adalah sumber dari
kehidupan itu sendiri. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap
mikroorganisme adalah untuk melangsungkan senyawa organic, menstabilkan
suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Pemeriksaan air merupakan subtansi yang sangat penting dalam menunjang
kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik
secara kuantitatif dan kualitatif dapat dipakai
sebagai pengukuran derajat pencemaran (Ramona,2007)
Air yang harus diminum adalah air yang sehat yang harus memenuhi persyaratan
Bakteriologi, kimia radioaktif dan fisik berdasarkan KepMenKes RI No :
907/MenKes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
minum, dimana untuk nilai Most probable Number (MPN) yaitu 0 / 100 ml
contoh air yang dianalisis (Depkes, 2002).
39
Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih,
air badan, air permadian umum, air kolam renang dan pemriksaan angka kuman
pada air PDAM. Ada 3 macam ragam yang digunakan dalam metode MPN yaitu :
1. Ragam I : 5 x 10 ml, 1 x 1 ml, 1 x 0,1 ml. Untuk spesimen yang sudah diolah
atau angka kumannya diperkirakan rendah.
2. Ragam II : 5 x 10 ml, 5 x 1ml, 5 x 0,1 ml. Untuk spesimen yang belum diolah
atau yang angka kumannya diperkirakan tinggi. Kalau perlu penanaman dapat
dilanjutkan dengan 5 x 0,01 ml dan seterusnya.
3. Ragam III : 5 x 10 ml, 1 x 1 ml x 0,1 ml .
Adalah ragam alternatif untuk ragam II, apabila jumlah tabung terbatas begitu
pula persedian media juga terbatas, cara pelaksanaannya seperti ragam II
(Soemarno, 2002).
Dalam metode MPN untuk air minum ada dua tahap pemeriksaan yaitu :
40
bakteri Coliform di dalam makanan dan minuman. Menunjukan adanya
mikroba yang bersifat enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi
kesehatan (Suriawiria, 1996).
c) Uji Pelengkap (Complete test)
1. Coliform fekal, contoh : Escherichia coli, merupakan bakteri yang berasal dari
kotoran hewan dan manusia. Adanya Escherichia coli dalam air minum, hal ini
menunjukkan bahwa air minum yang dikomsumsi telah terkontaminasi oleh feses
manusia, oleh karena itu standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus
0/100 ml.
2. Coliform non fekal misalnya : Enterobakter aerogenes Bagi manusia air minum
ialah salah satu kebutuhan utama mengingat air sebagai faktor utama dalam
penularan penyakit khususnya dalam masyarakat, maka tujuan utama penyedian air
bersih atau air minum adalah untuk mencegah penyakit yang dibawa oleh air
(Suriawira, 1996).
Dalam metode uji pelengkap dapat diidentifikasi jenis parasit yang terdapat dalam
air digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Coliform sebagai suatu
kelompok dicirikan sebagai bakteri bentuk batang, gram negatif, tidak membentuk
spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang mengfermentasi laktosa dengan
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35ºC (Widiyanti, 2004).
41
B. Alat dan Bahan
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengujian
kualitas air bersih:
1. Alat
42
C. Prosedur kerja
1. Uji pendugaan
a. siapkan 9 tabung reaksi,3 untuk double strength (DS),3 untuk single
strength (SS,9ml),dan 3 SS untuk 9,9 ml.
b. masukkan tabung durham ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan
posisi terbalik. Letakan di rak tabung reaksi
c. sterilkan alat-alat untuk pengambilan sampel seperti,pipet ukur,botol
sampel menggunakan oven dengan suhu 110-120ºC selama 15 menit
d. buat larutan LB untuk media DS sebanyak 3 tabung reaksi
perhitungan:
3 x 5ml =15ml 25 ml aquadest
13
Kebutuhan LB = × 25 × 2 (𝑑𝑜𝑢𝑏𝑙𝑒) = 0,65𝑚𝑙
1000
43
j. buka kertas yang membungkus botol,lalu nyalakan bunse. pastikan
tangan sudah dibaluri alkohol dan mulut ditutup dengan masker
k. setelah itu alirkan air keran selama 2-3 menit dan flambir menggunakan
Bunsen. Flambir bibir botol lalu alirkan air melalui dinding botol. Setelah
terisi 3/4botol, lalu flambir kembali bibir botol dan tutup
l. angkat media LB yng telah disterilisasi tunggu agak dingin. Pastikan
meja kerja sudah disterilisasi menggunakan alkohol dan lampu Bunsen
dinyalakan
m. masukan sampel air sesuai dengan nomor label yang tertera pada tabung
reaksi menggunakan pipet ukur dan bulb
n. masukan 5 ml sampel kedalam tabung DS 5 ml
masukan 1 ml sampel kedalam tabung SS 9 ml masukan
0,1 ml sampel ke dalam tabung SS 9,9ml
o. lalu inkubasi di inkubator dengan suhu 35-37 derajat celcius selama 2 x
24 jam
p. amati tabung reaksi yang membentuk gelembung gas. Adanya gelembung
gas dan tabung durham terangkat menandakan hasil reaksi positif
sehingga diperlakukan untuk uji selanjutnya.
2. Uji Penegas
a. Siapkan18 tabung reaksi dan tabung durham sebanyak 2× hasil tabung
positif pada tes pendugaan. ( 1 set untuk E. Coli dan 1 set untuk
Coliform ).
b. Masukkan tabung durham ke dalam tabung reaksi dengan posisi
terbalik.
c. Buatlah larutan BGLB sesuai ketentuan pemakaian.BGLB dilarutkan
13,5 gram dalam 1 liter aquadest.
d. Panaskan larutan hingga mendidih, tunggu hingga terasa dingin
masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 9 ml dalam masing-
masing tabung, kemudian tutup menggunakan kapas.
44
e. Sterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121oC selama 30 menit
pada tekanan 15 atm.
f. Pindahkan hasil biakan pada media LB ke dalam tabung BGLB dengan
menggunakan batang ose sebanyak 3 kali / lebih pemindahan.
Lakukan sterilisasi batang ose menggunakan lampu Bunsen setiap kali
melakukan pemindahan.Serta pelambir tabung reaksi dan ditutup
kembali menggunakan kapas.
g. Inkubasi pada suhu 35-27oC selama 2x24 jam untuk pengujian
Coliform dan inkubasi pada suhu 44-45oC selama 1x24 jam untuk
pengujian E.Coli.
h. Amati tabung. Apakah positif / negatif.
Skema Kerja
Tes Pendugaan (media LB)
Sterilisasi alat, dan Flambir mulut
Siapkan alat
tangan, hidupkan kran, alirkan air
i.
dan bahan
lampu bunsen selama 2 menit
Perhitungan media LB
45
9,9 ml (0,1) 9 ml (1) 5 ml (5)
Tes Penegasan
Siapkan j.tabung
reaksi dan Buat larutan BGLB,
k. durham Masukkan tabung
sebanyak 2x hasil reaksi ke tabung pindahkan ke 18
l.
tabung positif (1 set durham(posisi tabung
e-coli dan 1 set terbalik)
coliform)
3. Uji Pelengkap
a. Siapkan alat yang akan digunakan untuk pemeriksaan,
b. Siapkan media yang telah diinkubasi selama 1x24 jam,
c. Ambil objevt galss lalu dilap menggunakan tissue dan alcohol agar bebas
lemak,kemudian difiksasi dengan Bunsen agar steril,
46
d. Ambil batang ose,lalu steril dengan Bunsen sampai berwarna merah,
e. Kemudian ambil sampel pada tabung reaksi yang positif dengan ose,lalu
goreskan tipis ke object glass,
f. Lalu fiksasi sampel agar melekat menggunakan Bunsen,
g. Beri cat gram A diteteskan ke sampel sampai menutupi permukaan
sampel,diamkan selama 2 menit,
h. Bilas dengan aquades,beri gram B dan diamkan selama 1 menit,
i. Bilas dengan aquades,beri gram C dan diamkan selama 30 detik ,
j. Bilas dengan aquades,beri gram D dan diamkan selama 30 detik,lalu bilas
dengan aquadest ,
k. Tiriskan agar air kering dan mikroskop tidak rusak,
l. Nyalakan Mikroskop dan amati sampel yang telah dibuattadi dengan
perbesaraan 1000 dan diberi imersioil,
m. Perhatiakan,dan amati kemudian identifikasi parasit samakan dengan
literatur.
D. Hasil Pengamatan
1. Hasil pengamatan uji penduga
9 tabung reaksi positif
47
Coliform
Gambar disamping
adalah bentuk parasit
E.coli yang berbentuk
bacillus (batang )
E. Pembahasan
Dalam pengujian mengenai kualitas air, dilakukan tiga tahap pengujian. Tahap
pertama yaitu uji pendugaan dengan menggunakan Laktose. Uji pendugaan ini
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya gelembung pada media dalam
waktu 1x24 jam. Terbentuknya gelembung gas dalam tabung durham disebabkan
48
karena adanya mikroba pembentuk gas. Didukung sumber lain bahwa timbulnya
gas disebabkan karena kemampuan bakteri coliform yang terdapat pada sampel
air dalam memfermentasikan Laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam
waktu 48 jam.
Tahap kedua adalah uji penegasan. Dalam uji ini digunakan medium BGLB
(Brilliant Green Lactose Bile Broth). Hijau berlian yang terdapat pada uji
kepastian berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan
menggiatkan pertumbuhan bakteri golongan kolon dengan melihat ada atau
tidaknya gas sebelum 48 jam.
Tahap ketiga adalah uji pelengkap,yaitu uji yang bertujuan untuk mengetahui
identitas parasit yang terdapat dalam air yang akan diteliti. Dalam uji ini
dilakukan tahap pewarnaan dengan menggunakan gram A (Cat Kistal
Violet),gram B (Morgan Iodol Iodine),gram C (Aseton Alkohol),dan gram D
(Satranin).Kemudian, diamati dengan mikroskop pada perbesaran seribu dan
ditambah dengan imersioil,lalu identifikasi bentuk dari parasit yang diamati.
49
Kesimpulan
1. Dengan metode MPN yang terdapat 3 uji yaitu uji penduga,uji penegas,dan
uji pelengkap sebagai pengidentifikasi jenis atau bnruk parasit yang terdpat
dalam air bersih tersebut.
2. Pada uji penduga didapat hasil positif sebanyak 9 tabung ,
- Pada uji penegas didapkan hasil positif Coliform sebanyak 4 tabung dan
E.coli sebanyak 8 tabung
3. Dan pada uji pelengkap didapat hsilpengamatan bentuk bakteri E.coli berupa
basil (batang) dan Coliform berupa cocus (bulat)
Saran
DAFTAR PUSTAKA
50
Ramona,Y.,R.Kawuri,I.B.G.Darmayasa.2007.Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Umum.Laboratorium Jurusan Fakultas MIPA Universitas Udayana.JImbaran.
Soemarno. 2002. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan
Yogyakarta. Departemen Kesehatan RI.
Suriawira. U. 1996. Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit
Alumni Bandung.
Widyanti ni luh Putu Manik, dkk. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Coliform Pada
Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. (oneline).
(http:www//group.google .co.id/group/komunitas-Unsri/browse_tread. Diakses 14
Ferbruari 2007).
Lampiran
51
Pengambilan Pembuatan media
sampel air BGLB
52
Preparat yang telah Pemberian imersioil Proses pengamatan
diberi gram A,B,C,dan sebab akan dilihat dengan mikroskop
D yang siap diamati dengan perbesaran
53
PRAKTIKUM VII
A. Tinjauan Pustaka
Pangan adalah sesuatu yang berasal dari sumber hayati,baik yang diolah maupun
yang tidak diolah,yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia,termasuk bahan tambahan pangan,bahan baku pangan dan
bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan atau pembuatan makanan
atau minuman. Dalam bahan pangan,tentu saja belum sepenuhnya steril dan
masih dimungkinkan terdapat suatu koloni bakteri.Oleh sebab itu,perlu dilakukan
pengujian bahan makanan. (Jutono,1980)
54
yaitu non-typhoid salmonellosis atau gastroenteritis dan typhoid salmonellosis
atau demam enterik. Pada gastroenteritis infeksi bakteri terbatas pada epitelium
usus sedangkan pada demam enterik infeksi bakteri terjadi pada keseluruhan
sistem (Del Portillo, 2000).
Salmonella merupakan bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia dan hewan
lainnya. Habitat utama Salmonella adalah saluran usus hewan (burung, reptil,
hama tanaman) dan manusia. Salmonella juga terdapat di bagian tubuh yang lain
serta di udara terutama udara yang tercemar. Dalam studi di rumah pemotongan
babi, Kampelmacher menemukan Salmonella di limpa, hati, empedu, sendi, dan
feses (Jay et al., 2005).
b. Bahan
55
C. Prosedur Kerja
a. Sterilisasi Alat
1. Siapkan alat yang akan disterilkan
2. Bungkus cawan petri,pipet ukur,gelas ukur,batang pengaduk,sendok
reagent,stamper menggunakan kertas buram
3. Setelah itu masukkan ke dalam oven selama 1-2 jam pada suhu 170⁰C -
180⁰C
4. Kemudian keluarkan dan dinginkan
b. Sterilisasi Aquadest
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Siapkan 5 tabung reaksi
3. Masukkan aquadest ke masing-masing tabung reaksi sebanyak 9 ml pada
5 tabung reaksi
4. Tutup tabung reaksi dengan kapas
5. Kemudian sterilkan ke dalam autocalve dengan suhu121⁰C tekanan 1 atm
selama 15 menit
6. Setelah itu keluarkan dan dinginkan
56
6. Masukkan daging yang telah halus kedalam glass beaker yang telah berisi
45 ml aquadest steril
7. Preparasi sampel daging telah selesai
57
6. Setelah matang angkat media CSA dan pindahkan ke dalam cawan petri
sebanyak 5 buah(satu blanko) masing-masing 15 ml dan tunggu hingga
menjadi agar
7. Memiringkan tabung reaksi yang berisi media CSA dan tunggu hingga
menjadi agar
8. Menanam sampel makanan di atas permukaan media CSA yang sudah
menjadi agar dengan cara mengoleskan sampel menggunakan jarum ose
lalu tusuk zig zag diatas permukaan
9. Inkubasi media di dalam inkubator dengan suhu 37 ⁰C selama 1x24 jam
f. Pewarnaan gram
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengambil sampel yang positif dengan ose steril dan meletakkan di atas
permukaan preparat yang sudah disterilkan
3. Melakukan fiksasi yaitu dengan melewatkan olesan sampel di atas api
bunsen
4. Kemudian membubuhi larutan cat gram A (larutan cat kristal violet) 2-3
tetes pada permukaan preparat,diamkan 2 menit setelah itu cuci dengan air
mengalir dan keringkan
5. Membubuhi larutan cat gram B (larutan mordan logol iodin) 2-3 tetes
permukaan preparat,diamkan 1 menit setelah itu cuci dengan air mengalir
dan keringkan
6. Membubuhi larutan cat gram C 2-3 tetes permukaan preparat,diamkan 30
detik setelah itu cuci dengan air mengalir dan keringkan
7. Membubuhi larutan cat gram D (larutan safranin) 2-3 tetes permukaan
preparat,diamkan 30 detik setelah itu cuci dengan air mengalir dan
keringkan
8. Mengamati sampel pada mikroskop perbesaran 1000
9. Mencatat hasil pengamatan
58
D. Hasil pengamatan
59
Hasil pada mikroskop salmonella sp
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
60
2. Sampel makanan cumi dan sawi positif mengandung salmonella pada media
TSIA dan CSA
Makanan yang teridentifikasi mengandung salmonella tidak boleh dikonsumsi
secara mentah karena dapat mengganggu kesehatan
61
DAFTAR PUSTAKA
62
Lampiran
63
PRAKTIKUM VIII
A. Tinjauan Pustaka
64
pendauran unsure hara. Dengan demikian,mereka mempunyai pengaruh
terhadap sifat fisik dan kimia tanah. (Anas,1989)
2. Bahan
a. Media NA h. Alumunium
b. Media PDA i. Sampel Tanah
c. Aquades j. Kertas Buram
d. Alkohol 70% k.Larutan CH3COOH
65
e. Label m. Larutan NaOH
f. Kapas n.Kertas PH
g. Plastik sampling
C. Prosedur Kerja
1. Pengambilan Sampel
a. Menyiapkan alat dan bahan,
b. sampel tanah menggunakan auger dengan cara diputar agar
membentuk lubang,
c. Menggali hingga kedalaman 0-30 cm,
d. Mengambil secukupnya tanah yang akan diteliti lalu memasukannya
ke dalam plastik sampel yang steril.
2. Sterilisasi Alat dan Bahan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu 8 cawan petri,
8 pipet ukur bervolume 1ml dan 5ml, gelas ukur 5ml, dan 1 cawan
arloji,
b. Membungkus alat-alat tersebut menggunakan kertas buram,
c. Memasukan alat-alat tersebut ke dalam oven dengan suhu 170o-180oc
selama 2 jam,
d. Mengeluarkan alat-alat dari oven dan mendinginkannya,
e. Mengambil aquades sebanyak 60ml lalu pipet aquades sebanyak 9ml
dan memasukannya kedalam tabung reaksi,
f. Menutup masing-masing tabung reaksi yang berisi aquades dengan
kapas,
g. Mensterilisasi tabung reaksi berisi aquades ke dalam autoclave
dengan suhu 121oc tekanan 1 atm selama 15 menit,
h. Mensterilisasi aquades sebanyak 99ml di dalam beaker glass dengan
perlakuan yang sama seperti di atas,
i. Mengeluarkan aquades steril dari autoclave dan mendinginkannya.
66
3. Membuat Media NA dan Media PDA
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
b. Membuat media NA dan PDA dengan perhitungan, 9,36gr PDA dan
4,8gr NA,
c. Menimbang media PDA dan NA sebanyak 9,36gr (PDA) dan 4,8gr
(NA),
d. Melarutkan media NA dan PDA masing-masing dengan penambahan
240ml aquades hingga larut sempurna,
e. Memanaskan media di atas kompor listrik hingga mendidih,
f. Mengangkat media setelah mendidih dan menutup media dengan
alumunium foil,
g. Mensterilkan media di dalam autoclave dengan suhu 121oc tekanan 1
atm selama 15 menit.
4. Preparasi Sampel
a. Menyiapkan alat dan bahan,
b. Menimbang sampel tanah sebanyak 1gr dengan menggunakan neraca
analitik,
c. Melarutkan sampel tanah ke dalam beaker glass dengan penambahan
aquades steril 99ml,
d. Menunggu hingga tanah mengendap,
e. Mengecek pH dengan indikator universal (kertas pH) dengan cara
mencelupkan kertas pH ke dalam larutan sampel tanah dan
mencocokan warnanya, apabila pH<7 maka sampel ditambahkan
larutan basa (NaOH), apabila pH >7 maka sampel ditambahkan
larutan asam (CH3COOH) hingga pH netral,
f. Jika pH larutan sampel netral, maka larutan sampel siap digunakan.
67
5. Pengenceran dan Penanaman Sampel
a. Menyiapkan alat dan bahan,
b. Menyiapkan 8 cawan petri yang sudah di sterilkan,
c. Memipet 1ml larutan sampel dan memasukannya ke dalam tabung
reaksi berlabel 10-2 lalu homogenkan,
d. Memipet 1ml dari tabung reaksi 10 -2 lalu memasukan ke dalam
tabung reaksi 10-3, homogenkan,
e. Memipet 1ml dari tabung reaksi 10 -3 lalu memasukan ke dalam
tabung reaksi 10-4, homogenkan,
f. Memipet 1ml dari tabung reaksi 10 -4 lalu memasukan ke dalam
tabung reaksi 10-5, homogenkan,
g. Memipet 1ml dari tabung reaksi 10 -5 lalu memasukan ke dalam
tabung reaksi 10-6, homogenkan,
h. Memipet 1ml dari tabung reaksi 10 -6 lalu memasukan ke dalam
tabung reaksi 10-7, homogenkan,
i. Melakukan semua tahap di atas di dekat api Bunsen,
j. Memipet 1ml dari 3 seri tabung pengenceran terakhir yaitu 10 -5, 10-6,
10-7 dan memasukannya ke masing masing 8 cawan petri,
k. Menuangkan media NA ke masing-masing 4 cawan petri berbeda
sebanyak 15ml,
l. Menuangkan media PDA ke masing-masing 4 cawan petri berbeda
sebanyak 15ml,
m. Melakukan flambir dan menghomogenkan membentuk angka 8 ,
n. Menunggu hingga media NA dan PDA dingin mengagar lalu
membungkus masing-masing cawan petri dengan kertas buram
o. Menginkubasi cawan lalu masukkan ke dalam inkubator dengan suhu
37oc selama 1x24 jam.
68
6. Pewarnaan Gram
a. Menyiapkan alat dan bahan,
b. Mengambil sampel tabung positif dengan ose steril dan meletakkan di
atas permukaan kaca arloji yang sudah disterilkan,
c. Melakukan fiksasi yaitu dengan cara melewatkan olesan sampel di
atas nyala api Bunsen,
d. Membunuh larutan cat gram A (larutan cat kristal violet) 2-3 tetes
pada permukaan preparat, diamkan 2 menit, cuci dengan air mengalir
dan keringkan,
e. Membubuhi larutan cat gram B (larutan mordan logol iodine) 2-3
tetes pada permukaan preparat, diamkan 1 menit lalu bilas dengan air
mengalir dan keringkan,
f. Membubuhi larutan gram C (peluntur aseton alkohol) 2-3 tetes pada
permukaan preparat, diamkan 30 detik lalu bilas dengan air mengalir
dan keringkan
g. Membubuhi larutan gram D (cat safronin) 2-3 tetes pada permukaan
preparat, diamkan 30 detik lalu bilas dengan air mengalir dan
keringkan,
h. Mengamati sampel preparat dibawah mikroskop dengan perbesaran
1000 dan dilapisi dengan emersi oil,
i. Mencatat hasil pengamatan.
D. Hasil Praktikum
1. Media PDA
a. Cawan 10-4 :
41 koloni
b. Cawan 10-5 :
23 koloni
69
c. Cawan 10-6 :
15 koloni
d. Cawan blanko : 18 koloni
2. Media NA
a. Cawan 10-4 :
82 koloni
b. Cawan 10-5 :
41 koloni
c. Cawan 10-6 :
15 koloni
d. Cawan blanko : 14 koloni
Perhitungan
Media PDA
= 41 × 104
= 4,1 × 105 koloni / gr
70
Jadi, jumlah koloni pada media PDA adalah 4,1 × 105 koloni / gr
Media NA
Pengenceran tertinggi
Jumlah koloni =
pengenceran terendah
41×10−5
=
82×10−4
4.100.000
= =5≤ 2
820.000
Jika hasil banding ≤ 2 maka hasil ang dilaporkan adalah pengenceran terendah
= 82 × 104
E. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, pengambilan sampel tahan dilakukan pada kedalaman
15cm. Karena tanah dalam keadaan tertentu kemungkinan besar lebih sedikit
terkontaminasi dibandingkan permukaan tanah. Dalam praktikum ini digunakan
media NA dan PDA pada proses penanaman media NA digunakan karena
merupakan media yang dapat ditumbuhi oleh semua jenis bakteri sehingga
kemungkinan hasil koloni pada media NA akan lebih banyak dibandingkan media
PDA. Pada prosesnya,dilakukan teknik pengenceran secara berulang dari 10 -1
sampai 10-6 yang bertujuan untuk mengurangi jumlah kerapatan mikroba pada
sampel agar hasil koloni dapat dihitung dengan tepat. Pada media PDA dihasilkan
71
koloni dengan tepi koloni bergelombang, bentuk bulat dan tidak beraturan..
Permukaan datar dan warna koloni putih. Pada media NA dihasilkan koloni
dengan tepi bergelembung.
Hasil pengamatan mikroskop, parasit jenis telur Taenia sp berwujud telur yang
dibungkus embriofor,yang bergaris-garis radial berukuran 30-40 × 20-30
mikro,berisi suatu embrio heksakan yang disebut ohkosfor. Telur yang baru
keluar dari uterus masih diseliputi selaput tipis yang disebut lapisan luar teluar.
Parasit tanah lainnya yaitu parasit jenis telur enterobius vermicularic. Telur ini
berbentuk asimetris,tidak berwarna,mempunyai dinding yang tembus sinar dan
salah satu sisinya datar. Telur ini mempunyai kulit yang terdiri dari 2
lapisan,yaitu lapisan luar berupa lapisan albuminous, tranlace, bersifat mekacal
protection di dalam telur terdapat di luarnya. Ukuran telur ini yaitu 50-60 milion x
70-90 milion ( rata-rata 55 x 36 milion )
F. Kesimpulan
Pada praktikum parasit pada tanah, dapat diambil kesimpulan bahwa media PDA
terdapat di Cawan 10-4 = 82 koloni,Cawan 10-5 = 41 koloni,Cawan 10-6=15
koloni,Cawan blanko = 14 koloni. Sehingga Media PDA
72
DAFAR PUSTAKA
Suriawiria, 2005, Laporan praktikum Tanah, di akses pada hari Kamis, 9 April
2020 pukul 18:05 WIB
73
Lampiran
74
Media setelah
diinkubasi dan telah
dihitung jumlah
bakteri didalm tanah
75