Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu tolak ukur


keberhasilan dalam pemenuhan pelayanan kesehatan pasien. Pasien
merupakan individu yang memerlukan pelayanan kesehatan secara
optimal khususnya oleh perawat. Perawat hendaknya memberikan
pelayanan kesehatan meliputi aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual pasien
(Nursalam, 2011). Mutu pelayanan keperawatan di Indonesia masih
dianggap kurang memuaskan, dikarenakan oleh beberapa alasan seperti,
perawat yang kurang perhatian kepada pasien, perawat kurang
memberikan caring kepada pasien, perawat kurang tanggap dalam
menangani keluhan pasien, perawat kurang dalam pemberian motivasi
kepada pasien dan perawat kurang memperhatikan sikap teraupetik
kepada pasien (Setianingsih dan Khayati, 2016). Hal ini menyebabkan
kepuasan yang dirasakan oleh pasien serta kenyamanan pasien pada
perawat kurang maksimal.

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berada 24 jam


penuh dengan memberikan asuhan pemulihan kesehatan pasien secara
penuh dan memuaskan. Jumlah perawat mendominasi tenaga kesehatan
di Rumah sakit yaitu berkisar 40-60%, sehingga keberhasilan asuhan
perawat sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang
bermutu (Nursalam, 2011). Pelayanan Keperawatan yang bermutu
menurut persepsi pasien adalah perasaan puas terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh perawat terhadap pasien selama pasien
tersebut dirawat di rumah sakit. Namun, pada kenyataannya masih
banyak pasien yang mengatakan tidak cukup puas terhadap pelayanan
keperawatan disebabkan oleh perilaku perawat yang tidak sesuai dengan
keinginan pasien. seperti sikap perawat yang kurang dalam hal caring
kepada pasien (Sukesi, 2013).
Caring sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi cara
manusia berpikir, merasa dan mempunyai hubungan dengan sesama
manusia (Potter & Perry, 2009). Pasien dan keluarga pasien disini
merupakan penilai murni dari suatu pelayanan baik dan buruk di suatu
instansi rumah sakit. Pasien dan keluarga pasien akan cenderung menilai
baik jika perawat selama melakukan asuhan keperawatan bersikap
ramah, selalu peduli, tanggap, bertanggungjawab,sopan santun kepada
pasien yang dirawatnya. Begitu pula sebaliknya pasien dan keluarga
pasien akan cenderung menilai suatu mutu pelayanan keperawatan buruk
jika tidak adanya sikap utama yang memang harus ada pada perawat
yaitu caring.

Untuk mengetahui sejauh mana mutu pelayanan keperawatan di ruang


geriatri lantai dasar dapat dilakukan dengan cara melibatkan keluarga
dalam penilaian performance kerja perawat. Dan hasil penilaian tersebut
di tempel agar selalu dapat di jadikan bahan introspeksi perawat ruang
geriatri.Untuk itu kami mencoba menampilkan papan penilaian mutu
performance perawat yang kami namakan WE CARE NURSE BOARD.

Perawat merupakan sumber daya terbanyak di rumah sakit dan yang paling sering
berinteraksi lansung dengan klien, sehingga kontribusi perawat cukup besar dalam
mutu pelayanan kesehatan.

Performance perawat mencerminkan kemampuan perawat untuk mengimplementasikan


proses keperawatan dan bagaimana perawat menghadirkan diri di depan pasien.
Performance perawat diukur dari persepsi pasien saat mendapatkan pelayanan
keperawatan sehingga dengan performance yang baik akan berhubungan erat dengan
kepuasan pasien. Salah satu bentuk dari performance perawat adalah sikap caring.
Perilaku caring perawat merupakan suatu sikap rasa peduli dan menghargai perasaan
pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang lebih kepada pasien tersebut.
Perilaku caring merupakan aspek penting yang harus dilakukan oleh perawat dalam
praktek keperawatan, guna meningkatkan derajat kesehatan dan membantu
kesembuhan pasien (Putinah, 2012). Dalam memberikan asuhan keperawatan perilaku
caring perawat sangat berpengaruh bagi pasien terutama pada pasien penyakit kronis,
termasuk pada pasien-pasien geriatri (Patambo, 2014).

Anda mungkin juga menyukai