Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan dalam pemenuhan pelayanan kesehatan pasien. Pasien merupakan individu yang memerlukan pelayanan kesehatan secara optimal khususnya oleh perawat. Perawat hendaknya memberikan pelayanan kesehatan meliputi aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual pasien (Nursalam, 2011). Mutu pelayanan keperawatan di Indonesia masih dianggap kurang memuaskan, dikarenakan oleh beberapa alasan seperti, perawat yang kurang perhatian kepada pasien, perawat kurang memberikan caring kepada pasien, perawat kurang tanggap dalam menangani keluhan pasien, perawat kurang dalam pemberian motivasi kepada pasien dan perawat kurang memperhatikan sikap teraupetik kepada pasien (Setianingsih dan Khayati, 2016). Hal ini menyebabkan kepuasan yang dirasakan oleh pasien serta kenyamanan pasien pada perawat kurang maksimal.
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berada 24 jam
penuh dengan memberikan asuhan pemulihan kesehatan pasien secara penuh dan memuaskan. Jumlah perawat mendominasi tenaga kesehatan di Rumah sakit yaitu berkisar 40-60%, sehingga keberhasilan asuhan perawat sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu (Nursalam, 2011). Pelayanan Keperawatan yang bermutu menurut persepsi pasien adalah perasaan puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat terhadap pasien selama pasien tersebut dirawat di rumah sakit. Namun, pada kenyataannya masih banyak pasien yang mengatakan tidak cukup puas terhadap pelayanan keperawatan disebabkan oleh perilaku perawat yang tidak sesuai dengan keinginan pasien. seperti sikap perawat yang kurang dalam hal caring kepada pasien (Sukesi, 2013). Caring sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi cara manusia berpikir, merasa dan mempunyai hubungan dengan sesama manusia (Potter & Perry, 2009). Pasien dan keluarga pasien disini merupakan penilai murni dari suatu pelayanan baik dan buruk di suatu instansi rumah sakit. Pasien dan keluarga pasien akan cenderung menilai baik jika perawat selama melakukan asuhan keperawatan bersikap ramah, selalu peduli, tanggap, bertanggungjawab,sopan santun kepada pasien yang dirawatnya. Begitu pula sebaliknya pasien dan keluarga pasien akan cenderung menilai suatu mutu pelayanan keperawatan buruk jika tidak adanya sikap utama yang memang harus ada pada perawat yaitu caring.
Untuk mengetahui sejauh mana mutu pelayanan keperawatan di ruang
geriatri lantai dasar dapat dilakukan dengan cara melibatkan keluarga dalam penilaian performance kerja perawat. Dan hasil penilaian tersebut di tempel agar selalu dapat di jadikan bahan introspeksi perawat ruang geriatri.Untuk itu kami mencoba menampilkan papan penilaian mutu performance perawat yang kami namakan WE CARE NURSE BOARD.
Perawat merupakan sumber daya terbanyak di rumah sakit dan yang paling sering berinteraksi lansung dengan klien, sehingga kontribusi perawat cukup besar dalam mutu pelayanan kesehatan.
Performance perawat mencerminkan kemampuan perawat untuk mengimplementasikan
proses keperawatan dan bagaimana perawat menghadirkan diri di depan pasien. Performance perawat diukur dari persepsi pasien saat mendapatkan pelayanan keperawatan sehingga dengan performance yang baik akan berhubungan erat dengan kepuasan pasien. Salah satu bentuk dari performance perawat adalah sikap caring. Perilaku caring perawat merupakan suatu sikap rasa peduli dan menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang lebih kepada pasien tersebut. Perilaku caring merupakan aspek penting yang harus dilakukan oleh perawat dalam praktek keperawatan, guna meningkatkan derajat kesehatan dan membantu kesembuhan pasien (Putinah, 2012). Dalam memberikan asuhan keperawatan perilaku caring perawat sangat berpengaruh bagi pasien terutama pada pasien penyakit kronis, termasuk pada pasien-pasien geriatri (Patambo, 2014).