Melempar Bola
A. Latar Belakang
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
b. Berkembang kognitifnya.
C. Metode
• Menyiapkan alat-alat
permainan
keluarga
tentang tujuan
dan manfaat
bermain,
menjelaskan cara
permainan
• Mengajak anak
bermain
• Mengevaluasi respon
boneka
kasih dan
mengucapkan salam.
F. Pengorganisasian
Eunike Saada
Kezia Wawondatu
Brayen Lumuhu
Ravi Wosal
Christie Liogu
G. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) Menyiapkan rencana dan materi terapi bermain anak.
b) Menyiapkan media alat bermain.
c) Menetapkan kontrak dengan anak.
2) .Evaluasi Proses
a) Penyuluhan dilaksanakan pada hari Jumat, 19 November 2021
b) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan
c) Media digunakan dengan baik
3) Evaluasi Hasil
Evaluasi Formatif
O : anak-anak tampak paham dan mengerti pola bermain yang diajarkan yang
disampaikan
a. Antisipasi
Apabila pola permainan tidak dapat dipahami oleh anak-anak, penyaji akan
yang lebih menyenangkan sehingga anak-anak merasa nyama dan bisa masuk
sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan
melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara
(Wong, 2000).
Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek
terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif
untuk menurunkan stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental
B. Fungsi Bermain
1. Perkembangan Sensori
pembelajaran
abstrak
berbahasa
orang lain
4. Kreativitas
5. Kesadaran diri
a. Memudahkan perkembangan identitas diri
sendiri)
6. Nilai Teraupetik
C. Tujuan Bermain
dan perkembangannya.
Menurut Soetjiningsih (1995) bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
nutrisi yang memadai. Asupan atau intake yang kurang dapat menurunkan
gairah anak. Anak yang sehat memerlukan aktifitas bermain yang bervariasi,
baik bermain aktif maupun bermain pasif.Pada anak yang sakit keinginan untuk
mengatasi penyakitnya.
yang diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan
3. Alat permainan
sehingga alat permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar dan
halaman, bahkan di ruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus
temantemannya, atau diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terahkir adalah
yang terbaik karena anak lebih terarah dan berkembang pengetahuannya dalam
6. Teman bermain
atau orang tuanya. Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri agar
kesempatan kepada orang tua untuk mengetahui setiap kelainan yang dialami
dan perkembangan anak. Orang tua dan Perawat harus mengetahui dan
memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap tahapan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
kondisi anak pada saat sakit dan jeli memilihkan permainan yang dapat
dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang dirawat
di RS.
3. Jenis kelamin
jenis kelamin laki-laki atau perempuan namun ada pendapat yang diyakini
bahwa permainan adalah salah satu alat mengenal identitas dirinya. Hal ini
dilatarbelakangi oleh alasan adanya tuntutan perilaku yang berbeda antara laki
– laki dan perempuan dan hal ini dipelajari melalui media permainan.
Pilih alat bermain sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. Alat
Contoh : Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali,
dll.
2. Motorik halus
3. Kecerdasan/ kognitif
Contoh : Buku gambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil, warna, dll.
4. Bahasa
Contoh : Buku bergambar, Buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
Contoh : Gelas/ piring plastic, sendok, baju, sepatu, kaos kaki, dll.
Contoh : Alat permainan yang dapat dipakai bersama missal congklak, kotak
8. Klasifikasi Bermain
c. Skiil play
benda).
Pada permainan ini, anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
e. Games
f. Un occupied behaviour
Anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atau objek
a. Onlooker play
Congklak/Dakon).
b. Solitary play
Anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi anak bermain
tersebut berbeda dengan alat permainan temannya dan tidak ada kerja
sama.
c. Parallel play
Anak menggunakan alat permaianan yang sama, tetapi antara satu anak
dengan anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak
satu dengan lainya tidak ada sosialisasi. Biasanya dilakukan anak usia
toddler.
d. Associative play
Permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak
lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin dan tujuan permaianan
e. Cooperative play
jenis ini, dan punya tujuan serta pemimpin (Contoh: main sepak bola).
7. Assosiative play
8. Dramatic play
9. Skill play
3. Papan tulis/kapur
Andika, Alya. 2010. Ibu, Dari Mana Aku Lahir. Yogyakarta : Pustaka Grahatama