DI SUSUN OLEH :
FEBTA EKA WIJAYA, A.Md.Kep
NIM : 11212054
A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai Negara agraris, dimana mayoritas masyarakat di Indonesia adalah
berprofesi sebagai petani. Fenomena di Indonesia, petani menghabiskan waktu setiap
harinya di sawah, walaupun hanya untuk mengawasi sawah ataupun mencangkul dan
menanam. Pekerjaan seperti itu dilakukan secara terus-menerus oleh buruh tani sebagai
rutinitas.
Buruh tani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan
cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara
tanaman (seperti padi, jagung, buah dan lain-lain), dengan harapan untuk memperoleh
hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri atau menjualnya kepada orang lain
(Husodo SY, 2004).
Menurut penelitian, pekerjaan manual handling dan lifting merupakan penyebab
utama terjadinya cedera tulang belakang (back pain). Di samping itu sekitar 25%
kecelakaan kerja juga terjadi akibat pekerjaan material manual handling. Sebelumnya
dilaporkan bahwa sekitar 74% cedera tulang belakang disebabkan oleh aktivitas
mengangkat (lifting activities). Sedangkan 50-60% cedera pinggang disebabkan karena
aktivitas mengangkat dan menurunkan material (Tarwaka, 2004)
B. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan elastic lumbal corset terhadap penurunan
derajat nyeri pinggang pada buruh tani Di Desa Tinawas Nogosari Boyolali
BAB II
ANALISA JURNAL
A. JURNAL UTAMA
1. JUDUL JURNAL
Pengaruh Penggunaan Elastic Lumbal Corset Terhadap Penurunan Derajat
Nyeri Pinggang Pada Buruh Tani Di Desa Tinawas Nogosari Boyolali
2. PENELITI
Cica Tri Mandasari Ningsih, Dwi Setyawan, Lathifatul Baroroh
4. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan quasi eksperiment dengan
one group pretest posttest.
5. INSTRUMEN PENELITIAN
Jenis instrumen yang digunakan adalah lumbal corset dan visual analogue
scale (VAS).
6. UJI STATISTIK
Dilakukan menggunakan uji Wilcoxon sign rank test.
B. JURNAL PENDUKUNG
Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian Alfan Zubaidi
dkk (2012) dan Rendra Gita Aulia (2012) dengan judul “Keefektifan Elastic Lumbal
Corset Terhadap Progresivitas Derajat Nyeri Pada Pasien Low Back Pain”
menyimpulkan bahwa adanya pengaruh penggunaan elastic lumbal corset dan korset
dengan bahan dasar support bamboo terhadap penurunan derajat nyeri sesuai dengan
hasil penelitian yang peneliti lakukan.
C. ANALISA PICO
P (Problem) Keluhan nyeri pinggang yang sering dialami buruh tani. Dan
pekerjaan manual handling dan lifting merupakan penyebab
utama terjadinya cedera tulang belakang (back pain).
I (Intervensi) Subyek yang dilakukan pengukuran nyeri sebelum memakai
elastic lumbal corset dengan menggunakan alat ukur VAS
sebagai pengambilan data pre test. Setelah itu diberi perlakuan
dengan menggunakan lumbal corset. Setelah subyek memakai
elastic lumbal corset, kemudian dilakukan pengukuran nyeri saat
pemakaian elastic lumbal corset dengan menggunakan alat ukur
VAS sebagai pengambilan data post test. Selanjutnya akan
didapat data dan dilakukan analisis data, dari situ akan didapat
hasil apakah ada pengaruh pemakaian elastic lumbal corset.
C (Comparison) Berdasarkan penelitian Margono yang berjudul “Pengaruh
Terapi Zinger Officinale Terhadap Intensitas Nyeri Low Back
Pain Di Posyandu Margomulyo Desa Ngrancah Kecamatan
Grabag” didapatkan hasil bahwa pemberian terapi jahe(Zinger
Officinale) juga dapat menjadi salah satu terapikomplementer
dalam pemberian asuhan keperawatan pasien Low Back Pain
karena jahe dapat menurunkan intensitas nyeri.
O (Outcame) Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa kondisi sebelum dan
sesudah penggunaan elastic lumbal corset didapatkan hasil nilai
p=0,000 (<0,05) yang berarti terdapat peberbedaan atau
pengaruh yang bermakna antara sebelum dan sesudah
penggunaan Elastic Lumbal Corset. Sehingga penanganan nyeri
pinggang pada buruh tani menggunakan elastic lumbal corset
dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakannya setiap hari dan
factor resiko yang berperan secara signifikan untuk terjadinya
nyeri pinggang pada buruh tani adalah sikap atau postur kerja
buruh tani yang tidak ergonomis dalam membungkuk, punggung
membungkuk, punggung berputar, punggung miring,
berjongkok, besarnya gaya, lamanya waktu kerja.
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP TEORITIS
Nyeri merupakan kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan
oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. Nyeri
berdasarkan derajatnya dikelompokkan menjadi 3 yaitu: a) nyeri ringan adalah nyeri
hilang timbul, terutama saat beraktivitas sehari hari dan menjelang tidur, b) Nyeri sedang
adalah nyeri terus-menerus, aktivitas terganggu yang hanya hilang bila penderita tidur, c)
Nyeri berat adalah nyeri terus menerus sepanjang hari, penderita tidak dapat tidur.
Nyeri pinggang atau low back pain (LBP) adalah rasa nyeri pinggang
muskulosketal yaitu sindroma klinik yang ditandai adanya rasa nyeri atau perasaan lain
yang tidak enak didaerah tubuh bagian belakang dari rusuk terakhir vetebra torakal 12
sampai bagian bawah pantat atau anus dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian
belakang dan samping luar. Pada dasarnya timbulnya rasa sakit pinggang terjadi karena
ada penekanan pada susunan saraf tepi daerah pinggang (syaraf terjepit). Timbulnya nyeri
pinggang erat kaitannya dengan cara kerja, sikap kerja, dan posisi kerja, desain alat kerja,
fasilitas kerja, tata letak, sarana kerja dan sebagainya.
Menurut Audre L (2003) secara garis besar faktor penyebab nyeri pinggang dapat
dibedakan menjadi :
a. Sakit pinggang akibat sikap yang salah. Posisi tubuh yang tidak tepat pada saat
bekerja karena kursi yang digunakan tidak ergonomis. (Nadesul, 2002).
b. Sakit pinggang pada kelainan tulang belakang. Dapat disebabkan antara lain:
cidera, infeksi, tumor, dan osteoporosis.
c. Sakit pinggang pada penyakit organ dalam tubuh Yang sering dijumpai adalah
sakit pinggang akibat penyakit prostate, batu ginjal, penyakit lambung,
kandungan. Sakit pinggang pada penyakit rematik antara lain: Osteoaritis,
rematoid dan arthritis.
d. Karena Penyakit Reumatik.
e. Karena Ketegangan Otot (Psikis). Keadaan seperti ini disebut dengan nyeri
pinggang psikogenetik. Seperti tekanan mental ataupun pikiran yang berlebihan
dapat menyebabkan tulang belakang mengencang dan kaku serta nyeri.
Penanganan nyeri punggung bawah Oleh karena penyebab nyeri pinggang sangat
beraneka ragam maka tatalaksananya juga bervariasi. Namun dikenal 2 tahapan yaitu
konservatif dan operatif. Kedua tahapan terapi tersebut mempunyai kesamaan tujuan ialah
rehabilitasi (Harsono, 2009).
a. Terapi konservatif atau terapi non bedah , Meliputi rehat baring atau istirahat,
obat-obatan (medikamentosa), pemberian injeksi local, terapi fisik atau
fisioterapi, pemakaian korset atau brace.
b. Terapi operatif atau terapi bedah Dilakukan jika tindakan konservatif tidak
memberikan hasil yang nyata terhadap kasus fraktur yang langsung
mengakibatkan defisit neurologik.
Salah satu alat bantu untuk penanganan nyeri pinggang adalah menggunakan
orthosis. Orthosis/ Orthose/ ortesa adalah segala alat yang ditambahkan ke tubuh atau alat
bantu penyangga tubuh atau anggota gerak tubuh yang layu, Iumpuh atau cacat untuk
menstabilkan atau immobilize bagian tubuh, mencegah kecacatan, melindungi dari luka,
atau membantu fungsi dari anggota tubuh. Salah satu alat orthose tersebut ialah Elastic
Lumbal Corset.
B. SARAN
1. MAHASISWA
Bagi mahasiswa keperawatan, Diharapkan hasil penelitian ini dapat melakukan
penelitian yang lebih dalam untuk memberikan terapi komplementer terhadap
pasien low back pain.
2. INSTITUSI PELAYANAN
Bagi institusi pelayanan keperawatan, berdasarkan hasil penelitian ini, maka
disarankan agar dapat menerapkan penggunaan elastic lumbal corset terhadap
pasien LBP dan dapat memotivasi responden untuk tetap menggunakan
elastic lumbal corset secara mandiri dan menjalani terapi lain.
JURNAL UTAMA
Abstract : Back Pain, Pain, Lumbar Elastic Corset. The research was purposed to
determine the effect of the use of elastic lumbar corset against degradation of low
back pain in farm workers. The low back pain is pain that occurs in the area of the
lower back and can spread to the foot, especially the back and sides outside. Giving
elastic lumbar corset is one way to deal with complaints of back pain is often
experienced farm workers. The subjects included 20 farm laborers in the village
Tinawas Nogosari Boyolali. To analyze the data, it use quasi experiment methode with
approaches one group pre and post test design. The statistical analysis using non-
parametric tests of hypotheses for subjects <30 using Wilcoxon test. The Treatment in
this research that the whole subject is applied elastic lumbar corset for 2 weeks. The
result showed that the VAS values of different test results using Wilcoxon test, the pre
and post test result p =
Abstract: Elastic Corset, degree progression Pain, Low Back Pain. The
purpose of this study was to determine the effect of elastic corset to the degree of
pain reduction in patients with Low Back Pain (LBP). Design used by true
experimental approach to two groups pre and post test in patients with low back
pain using statistical tests Shapiro-Wilk test results indicate that lumbar elastic
corset effectively reduce the degree of pain in patients with Low Back Pain.
Abstrak: Elastic Corset, Progresivitas Derajat Nyeri, Low Back Pain. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian elastic corset
terhadap penurunan derajat nyeri pada penderita Low Back Pain (LBP). Desain
yang digunakan dengan true experimental dengan pendekatan two groups pre
and post test pada pasien low back pain menggunakan uji statistik Uji Shapiro-
Wilk Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa elastis lumbal corset efektif
menurunkan derajat nyeri pada pasien Low Back Pain.
Kata Kunci : Elastic Corset, Progresivitas Derajat Nyeri, Low Back Pain.
Alfan
Zubaidi,
keefektifan
elastis
lumbal corset
terhadap 67
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini true
eksperimental dengan Pre and post
test groupdesign, dengan jumlah
sampel penelitian sebanyak 30
orang. O1 -------------- X
--------------------------------------------
O2
O3 -------------- X-----------------O4
Selanjutnya dilakukan pre test
untuk mengetahui derajat nyeri
dengan skala VAS dan lembar
pencatat hasil, dimana sampel
dipisahkan menjadi 2 kelompok,
yaitu kelompok I sebagai kelompok
perlakuan dan kelompok II sebagai
kelompok kontrol.
Kelompok perlakuan di
instruksikan memakai elastic corset
produk ortotis prostetis sepanjang
hari selama 2 minggu berturut-turut,
tanpa melepasnya kecuali pada saat
tidur dan mandi, dan kelompok
kontrol dinstruksikan untuk
memakai elastic corset produk
pasaran selama 2 minggu.
Kemudian dilakukan post test
dengan mengukur derajat nyeri
kelompok perlakuan, dan kelompok
kontrol.
Hasil post test dipisahkan
menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok I sebagai kelompok
perlakuan yang merupakan catatan
nilai derajat nyeri kelompok
perlakuan, dan kelompok II sebagai
kelompok kontrol yang merupakan
catatan nilai derajat nyeri
kelompok kontrol.
HASIL PENELITIAN
Dari 30 responden yang
diteliti sebagian besar mempunyai
jenis kelamin laki-laki sebesar 16
orang (53%) dan perempuan sebesar
14 orang (47%) dengan rata-rata
48,3
68 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November2012, hlm. 1-94
tahun dengan Standar Deviasi Sample t test. Hasil uji beda derajat
sebesar 11,522. Distribusi frekuensi
jenis kelamin responden dijelaskan
pada tabel 1.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
No Sex Frekuens
i
1 Laki-laki 16
2 Perempuan 14
Jumlah 30
Berdasarkan Tabel 2 dapat di
jelaskan bahwa nyeri pada kelompok
perlakuan sebelum memakai elastic
corset rata-rata 66,93 mm dengan
Standar Deviasi 2.815 dan sesudah
perlakuan rata-rata 43,13 mm dan
Standar Deviasi 3,204. Sedangkan
derajat nyeri kelompok kontrol
sebelum perlakuan rata-rata 67,20
mm dengan Standar Deviasi 2.808
dan setelah perlakuan rata-rata 60,20
mm dengan Standar Deviasi 3,688.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Derajat Nyeri
Nyeri Kelompok
Perlakuan Kontrol
Pre test
Minimum 60 mm 60 mm
Maksimu 70 mm 70 mm
m
Mean 66,93 mm 67,20mm
SD 2.815 2.808
Post test
Minimum 40 mm 55 mm
Maksimu 49 mm 68 mm
m
Mean 43,13 mm 60,20mm
SD 3,204 3,688
Analisis Bivariat
Perubahan derajat nyeri pada
lumbal, bila diukur dengan Visual
Analogue Scale (VAS) yang hasilnya
merupakan data kontinum. Untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan
derajat nyeri pre test dan post test
menggunakan Uji statistik Paired
nyeri pre dan post menggunakan
elastic lumbal corset pada kelompok
perlakuan dengan menggunakan uji
Paired Sample t-test, didapatkan
hasil p = 0,001 (p > 0,05), ini berarti
distribusi data normal. Sedangkan
pada kelompok kontrol, hasil analisis
data nyeri sebelum dan sesudah
perlakuan, menggunakan uji beda
Paired Sample t-test, didapatkan
hasil p = 0,001 (p<0,05) berarti ada
perbedaan secara signifikan derajat
nyeri saat awal dan saat akhir
penelitian.
PEMBAHASAN
Pada analisis univariat
diketahui bahwa subyek penelitian
ini berumur antara 27 hingga 70
tahun, dengan rerata 48,3 tahun
dengan Standard Deviasi 11,522. Di
tinjau dari jenis kelamin, hasil
penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
responden sebagaian besar laki-laki
sebesar, 53% responden dan 47 %
wanita. Hasil analisis menunjukkan
bahwa kelompok perlakuan corset
ortotis prostetis terdapat perbedaan
terhadap pengurangan nyeri pada
Low Back Pain dibandingkan
dengan produk pasar. Hal ini
dimungkinkan karena elastis corset
yang diproduksi oleh bukan profesi
ortotis prostetis kurang memenuhi
persyaratan secara anatomi dan
biomekanik.
DAFTAR PUSTAKA
Borestein & Wissel, 1989. Low Back Pain Medical Diagnosis and Comprehensive
Management. WB Saunders Company, Philadelphia.
Elders LAM. & Burdoff A., 2003. Prevalence Incidence and Recurrence of Low Back
Pain in Scaffolders During A Three Years Follow Up Study. In : Elders LAM, ed
Work Related Musculoskeletal Disorder in Scaffolders, Rotterdam.
Hills E.C., 2006. Mechanical Low Back Pain, Retrieved Desember, 10, 2006, from
http:// www.emedicine.com.
Li G. and Christine, M., 1999. Seated Work Posture for Manual, Visual and Combined
Task Ergonomics. Vol. 42, No. 8,
58
Operation Management University, Nottingham.
Meliala L., & Pinzon R., 2004.
Patofisiologi dan
Ponte D.J., Jensen G.J., Kent B.E., 1984. A Preliminary Report on The Use of The
McKenzie Protocol versus Williams Protocol in The Treatment of Low Back
Pain. J Orthop Sports Phys Ther;6:130-9.
Tohamuslim A., 2003. Penanganan Terkini Nyeri Pinggang Bawah Ditinjau dari Segi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Tahun
I PERDOSSRI 4- 6 September 2003, Bandung.
Van Tulder M., Koes B.W., Bouter L.M., 1997. Conservative treatment of acute and
chronic non-specific low back pain: a systematic review of randomized
controlled trials of the most common interventions. Spine; 22:2128-
56. Diakses tanggal 23/10/09, dari http://www.occmed.oxfordjourna ls.org.
Williams P.C., 1937. Lesions of the lumbosacral spine: Chronic Traumatic Destruction
of The Intervertebral Disc. J Bone Joint Surg; 29:690-703.
JURNAL PEMBANDING
59
PENGARUH TERAPI ZINGER OFFICINALE
TERHADAP INTENSITAS NYERI LOW BACK
PAIN DI POSYANDU MARGOMULYO DESA
NGRANCAH KECAMATAN GRABAG
MARGONO1
60
peningkatan populasi lansia
Gangguan Musculoskeletal merupakan berlangsung sangat cepat. Menurut
penyakit urutan pertama yang diakibat Suharko (2006) diperkirakan pada tahun
aktifitas kerja dengan 32,7% Depkes 2050 rasio antara populasi berusia 45-64
( 2006). Selain faktor pekerjaan tersebut tahun akan menjadi tiga kali lebih besar
penyakit Low Back Pain ( LBP) ini sehingga beresiko terjadinya maslah
disebabkan oleh factor lingkungan dan kesehatan. Pada usia lanjut memiliki
faktor individu terutama umur seseorang berbagai kondisi medis, sehingga
( Depkes,2008). memerlukan pertimbangan dalam
Dinegara berkembang saat ini terjadi melakukan penatalaksanaannya.
Pengobatan tradisional merupakan tehnik dilakukan baru pemeriksaan fisik dan
penyembuhan penyakit yang telah penyuluhan supaya menghindari faktor
dilakukan oleh nenek moyang kita. Salah faktor penyebab nyeri yaitu menghindari
satu tanaman obat yang sering digunakan aktifitas fisik berat.
adalah Jahe ( Zingiber Officinale). Jahe
merupakan salah satu tanaman yang
banyak digunakan sebagai bahan obat
tradisional, bumbu, manisan atau minuman
dan penyegar.
Menurut Rina Nurmalina (2012)
masyarakat jawa biasa menggunakan jahe
untuk mengurangi rasa nyeri. Beberapa
manfaat jahe yang telah diketahui selama
ini antara lain sebagai obat analgkesik,
antipiretik, anti radang, antiemeti,
antirematik, meningkatkan ketahanan
tubuh, mengobati diare dan memiliki sifat
antioksidan yang aktivitasnya lebih tinggi
dari vitamin E. Studi yang dilakukan di
Iran membuktikan bahwa jahe memiliki
efek yang sama dengan ibuprofen dalam
mengatasi gejala gejala osteoarthritis
termasuk nyeri. Penelitian Ratna (2009)
yang dilakukan pada tikus menguji efek
anti radang dengan hasil bahwa ektrak jahe
memiliki efek anti radang yang sama
dengan NSAIDs.
DAFTAR PUSTAKA
Akoachere J.F., R.N. Ndip dan E.B.
Chenwi. 2002. Antibacterial
effect of Zingiber officinale
and Garcinia kola on
respiratory tract pathogens.
East Afr. Med. J. 79: 588-592
Bartley, J. dan A. Jacobs. 2000.
Effects of drying on flavour
compounds in Australian-
grown ginger (Zingiber
officinale). Journal of the
Science of Food and
Agriculture. 80:209–215
DepKes RI, 2006. Profil Kesehatan
2005. Jakarta
DepKes RI, 2011. Profil Kesehatan
2010. Jakarta
O’Regan P et al. 2010.
Complementary Therapies: A
Challenge for Nursing
Practice.Nursing Standars
24(21):35-39.
Stoilova, I, A. Krastanov, A.
Stoyanova, P. Denev dan S.
Gargova. 2007. Antioxidant
activity of a ginger extract
(Zingiber officinale). Food
Chemistry.102: 764–770
Susanti (2014). Pengaruh Kompres
Hangat Jahe Terhadap
Intensitas Skala Nyeri
Osteoartritis Pada Lansia Di
64
Dan MIPA Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat Winnick
TA. 2006. Medical Doctors and
Complementary and
Alternative Medicine: The
Context of Holistic Prctice
Health. Available from
www.biomedcentral.com
ACKNOWLEDGEMENT
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Responden Posyandu Margomulyo
Di Desa Ngrancah Kecamatan
Grabag.
2. Bidan Desa Ngrancah yang telah
memfasilitasi penelitian
3. Dosen Fakultas Ilmu kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Magelang yang telah memberikan
saran dalam penelitian
4. Keluarga yang telah memberikan
motivasi kepada peneliti