SpemIndo Tugas
SpemIndo Tugas
Wewenang BPK
Sebelum mengetahui beberapa fungsi BPK, perlu dipahami pula berbagai wewenang
yang dilakukan BPK dalam menjalankan tugasnya. Wewenang yang dimaksud di sini adalah
beberapa hal yang menjadi hak BPK untuk mempermudah pelaksanaan tugasnya dalam
memeriksa pengelolaan keuangan negara. Berikut beberapa wewenang BPK yang perlu
diketahui :
a. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan,
menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan
pemeriksaan;
b. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit
organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara;
c. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, di
tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta
pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening
koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan
keuangan negara;
d. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK;
e. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
f. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara;
g. Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk
dan atas nama BPK;
h. Membina jabatan fungsional Pemeriksa;
i. Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan; dan
j. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah
Fungsi BPK
Berikut beberapa fungsi BPK yang perlu Anda ketahui :
BPK mempunyai fungsi yang sekilas mirip seperti auditor yaitu melakukan
pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Dalam hal ini,
berbagai lembaga keuangan negara tentu mempunyai kegiatan yang melibatkan berbagai
macam transaksi. Di sinilah peran BPK untuk memeriksa kegiatan tersebut.
BPK juga berfungsi melakukan proses pengawasan terhadap pengelolaan dan
tanggung jawab yang berkaitan dengan keuangan negara. Setiap pengelolaan dan penggunaan
uang negara wajib dipantau oleh BPK. Hal ini dilakukan agar sistem keuangan yang ada di
Indonesia dapat terorganisir dengan baik dan mencegah berbagai tindakan penyimpangan.
Presiden dan wakil presiden menjabat selama 5 tahun dan setelah itu bisa dipilih
kembali untuk jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Dalam menjalankan tugasnya,
Presiden memperhatikan pertimbangan atau persetujuan dari DPR juga memperhatikan
pertimbangan MA (Makamah Konstitusi).
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara (Pasal 10)
Presiden mengangkat duta dan konsul (Pasal 13 ayat 1)
Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 13 ayat 3)
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu (Pasal
29 Ayat 2)
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional
(Pasal 31 Ayat 4)
Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya (Pasal 32 Ayat 1)
Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional (Pasal 32 Ayat 2)
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (Pasal 34 Ayat 1)
Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan (Pasal 34 Ayat 2)
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak (Pasal 34 Ayat 3)
Tugas dan Fungsi Presiden Sebagai Kepala Pemerintahan
Tugas dan fungsi presiden sebagai kepala pemerintahan sebagaimana tercantum dalam UUD
1945, diantaranya:
Wewenang Presiden
Wewenang Presiden sebagaimana tercantum dalam UUD 1945, diantaranya:
Fungsi DPR
DPR adalah lembaga negara perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga
negara. Menurut dari dalam Pasal 20A Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, yang memuat
mengenai fungsi-fungsi DPR. Fungsi-fungsi DPR yaitu sebagai berikut :
Fungsi Legislasi : yaitu DPR memegang kekuasaan dalam membentuk undang-undang.
Fungsi Anggaran : yaitu DPR membahas dan memberikan sebuah persetujuan atau tidak
memberikan persetujuan terhadap sebuah rancangan undang-undang tentang APBN yang
diajukan oleh presiden.
Fungsi Pengawasan : yaitu DPR melaksanakan sebuah pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang dan ABN.
Hak DPR
Selain fungsi dan wewenang, DPR memiliki hak yang berhubungan dengan fungsi
dan wewenang DPR dalam pelaksanannya.
Hak-hak DPR
Hak Interpelasi yaitu hak DPR untuk meminta sebuah keterangan kepada pemerintah
yang mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas
pada sebuah kehidupan masyarakat, bangsa, dan bernegara.
Hak Angket yaitu hak DPR untuk melakukan sebuah penyelidikan terhadap
pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada sebuah kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan sebuah
peraturan perundang-undangan.
Hak Menyatakan Pendapat yaitu hak DPR yang dilakukan untuk menyatakan sebuah
pendapat atas kebijakan pemerintah dan kejadian dari luar biasa yang terjadi di tanah
air dan dunia internasional.
Hak Budget yaitu hak untuk mengesahkan sebuah RAPBN menjadi APBN.
Hak Bertanya yaitu hak DPR untuk bertanya kepada pemerintah atau presiden yang
dilakukan secara tertulis.
Hak Imunitas yaitu hak yang tidak bisa digangu gugat di pengadilan dari hasil
keputusan yang dibuatnya.
Hak Petisi yaitu hak untuk mengajukan usul atau anjuran serta pertanyaan yang
mengenai suatu masalah.
Hak Inisiatif yakni hak untuk mengajukan sebuah usulan atas rancangan undang-
undang.
Hak Amandemen yakni hak untuk melakukan suatu perubahan alat suatu rancangan
udang-undang.
Kewajiban DPR
Dalam peranan DPR yang sangat strategis, DPR mempunyai kewajiban-kewajiban yang
harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap anggota DPR. Kewajiban-kewajiban anggota
DPR yaitu sebagai berikut :
Memegang teguh dan mengamalkan nilai Pancasila.
Melaksanakan UUD NRI Tahun 1945 dan menaati sebuah peraturan perundang-
undangan.
Mempertahankan dan memelihara sebuah kerukunan nasional dan keutuhan NKRI.
Mendahulukan suatu kepentingan negara diatas kepentingan pribadi, kelompok dan
golongan.
Memperjuangkan dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.
Menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan negara.
Menaati suatu tata tertib dan kode etik.
Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain.
Menyerap dan menghimpun sebuah aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja
secara berkala.
Menampung dan menindak lanjuti sebuah aspirasi dan pengaduan masyarakat.
Memberikan suatu pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di
daerah pemilihannya.
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut
dengan undang-undang. MPR mempunyai tugas dan wewenang, yaitu :
Fungsi MPR sebelum dan sesudah adanya amendemen UUD 1945 tetap sama seperti berikut:
Kekebalan hukum
Anggota DPD tidak dapat dituntut di hadapan pengadilan karena pernyataan,
pertanyaan/pendapat yang dikemukakan secara lisan ataupun tertulis dalam rapat-rapat DPD,
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Tata Tertib dan kode etik masing-masing
lembaga. Ketentuan tersebut tidak berlaku jika anggota yang bersangkutan mengumumkan
materi yang telah disepakati dalam rapat tertutup untuk dirahasiakan atau hal-hal mengenai
pengumuman rahasia negara.
F. MAHKAMAH AGUNG
1. FUNGSI PERADILAN
a. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan
kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui
putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan undang-
undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
b. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang
memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir
c. Semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
d. Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34 Undang-undang Mahkamah
Agung No. 14 Tahun 1985)
e. Semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh
kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan
Pasal 78 Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)
f. Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang
menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang
tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan
dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang
Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
2. FUNGSI PENGAWASAN
a. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya
peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang
dilakukan Pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan
wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan
biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan
memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan
Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970).
3. FUNGSI MENGATUR
a. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi
kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum
cukup diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai
pelengkap untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang
diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 Undang-
undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79 Undang-undang No.14 Tahun 1985).
b. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana
dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-
undang.
4. FUNGSI NASEHAT
a. Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-
pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain
(Pasal 37 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985).
Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala
Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35 Undang-
undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985). Selanjutnya Perubahan
Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal 14 Ayat (1),
Mahkamah Agung diberikan kewenangan untuk memberikan pertimbangan
kepada Presiden selaku Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun
demikian, dalam memberikan pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi
sampai saat ini belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur
pelaksanaannya.
b. Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi
petunjuk kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka
pelaksanaan ketentuan Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. (Pasal 38 Undang-
undang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung).
5. FUNGSI ADMINISTRATIF
a. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan
Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10
Ayat (1) Undang-undang No.14 Tahun 1970 secara organisatoris,
administrative dan finansial sampai saat ini masih berada dibawah
Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-
undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan
Mahkamah Agung.
b. Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab,
susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-undang
No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun
1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).
6. FUNGSI LAIN-LAIN
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan
setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 14
Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat
diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-Undang.
G. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga Yudikatif yang ada di
Indonesia. Mahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
yang memegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung. Mahkamah
Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang
merdeka untuk menyelenggarakan pengadilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Hakim
yang berada di Mahkamah Konstitusi (Hakim Konstitusi) berjumlah maksimal sebanyak 9
orang,dengan sistem 3 orang diajukan oleh DPR,3 orang diajukan oleh Presiden,dan 3 orang
diajukan oleh MA dengan penetapan presiden.
Visi dari MK adalah, “Mengawal Tegaknya Konstitusi Melalui Peradilan Modern dan
Terpercaya.” Sedangkan Misi yang dimilikinya adalah Membangun Sistem Peradilan
Konstitusi yang Mampu Mendukung Penegakan Konstitusi dan Meningkatkan Pemahaman
Masyarakat Mengenai Hak Konstitusional Warga Negara.”
Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum dan
Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan
Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan
Umum, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas
kewenangan sebagai berikut :
Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf:
Fungsi KPU
Fungsi KPU diantaranya adalah untuk Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan
Pemilihan Umum, menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak
sebagai peserta Pemilihan Umum.
I. Bank Sentral
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga
stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini
dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam arti lain turunnya suatu
nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai
yang serendah mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero
inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang
yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas
yang dimilikinya.Di Indonesia sendiri, Bank Sentral dikenal dengan nama Bank Indonesia
(BI). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bank
Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak lain.
Secara historis, bank sentral tertua di dunia adalah Sveriges Riskbank di Swedia dan
Bank of England di Inggris yang berdiri sejak abad ketujuh belas. Perjalanan sejarah bank
sentral kemudian mengalami perubahan yang signifikan pada abad ke-18, 19, hingga abad ke-
20.
Di Indonesia sendiri, bank sentral yang pertama didirikan dikenal dengan nama De
Javasche Bank. Bank tersebut bertindak sebagai bank sirkulasi di Hindia Belanda sejak
tanggal 24 Januari 1828. Tugas-tugas dari De Javasche Bank adalah menerbitkan uang kertas
(banknotes), memberi kredit bagi perusahaan, memperdagangkan logam mulia, dan bertindak
sebagai kasir negara.
Setelah kemerdekaan Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia, De Javasche Bank
dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia dan berada di bawah pemerintah. Saat itu, tugas Bank
Indonesia adalah menjaga stabilitas rupiah, menyelenggarakan peredaran uang di Indonesia,
memajukan perkembangan urusan kredit, serta melakukan pengawasan urusan kredit
Fungsi utama berdasarkan pengertian Bank Sentral adalah menetapkan dan mengatur
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran pembayaran, serta mengatur dan
melakukan pengawasan terhadap bank umum. Berikut adalah tugas bank sentral :
J. KEMENTERIAN NEGARA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian
Negara. Kementerian Negara adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan. Menteri Negara adalah pembantu Presiden yang memimpin
Kementerian.
Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan yang terdiri atas:
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan luar
negeri, dalam negeri, dan pertahanan;
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama, hukum, keuangan,
keamanan, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial,
ketenagakerjaan, industri, perdagangan, pertambangan, energi, pekerjaan umum,
transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi, pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, kelautan, dan perikanan; dan
c. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program
pemerintah, meliputi urusan perencanaan pembangunan nasional, aparatur negara,
kesekretariatan negara, badan usaha milik negara, pertanahan, kependudukan, lingkungan
hidup, ilmu pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah,
pariwisata, pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan
kawasan atau daerah tertinggal.
Setiap urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud tidak harus dibentuk dalam satu
Kementerian tersendiri.
TUGAS :
Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
FUNGSI :
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian yang melaksanakan urusan nomenklatur
Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya; dan
d. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian yang ruang lingkupnya disebutkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di
daerah; dan
e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian dalam rangka penajaman, koordinasi, dan
sinkronisasi program pemerintah menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; dan
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.
SUSUNAN ORGANISASI
(1) Susunan organisasi Kementerian yang melaksanakan urusan nomenklatur terdiri atas
unsur:
a. pemimpin, yaitu Menteri;
b. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;
c. pelaksana tugas pokok, yaitu direktorat jenderal;
d. pengawas, yaitu inspektorat jenderal;
e. pendukung, yaitu badan dan/atau pusat; dan
f. pelaksana tugas pokok di daerah dan/atau perwakilan luar negeri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(2) Susunan organisasi Kementerian yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas unsur:
a. pemimpin, yaitu Menteri;
b. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat jenderal;
c. pelaksana, yaitu direktorat jenderal;
d. pengawas, yaitu inspektorat jenderal; dan
e. pendukung, yaitu badan dan/atau pusat.
(3) Kementerian yang menangani urusan agama, hukum, keuangan, dan keamanan juga
memiliki unsur pelaksana tugas pokok di daerah.
(4) Susunan organisasi Kementerian dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi
program pemerintah terdiri atas unsur:
a. pemimpin, yaitu Menteri;
b. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat Kementerian;
c. pelaksana, yaitu deputi; dan
d. pengawas, yaitu inspektorat.
Jumlah keseluruhan Kementerian paling banyak 34 dan untuk pembentukan
Kementerian paling lama 14 hari kerja sejak Presiden mengucapkan sumpah/janji.
1. Dewan Pertimbangan Presiden terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota dan 8
(delapan) orang anggota.
2. Ketua dapat dijabat secara bergantian di antara anggota yang ditetapkan oleh
Presiden.
Keanggotaan
1. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden, seseorang
harus memenuhi persyaratan:
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Warga negara Indonesia;
c. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;
d. Mempunyai sifat kenegarawanan;
e. Sehat jasmani dan rohani;
f. Jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela;
g. Tidak pernah dijatuhi pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; dan
h. Mempunyai keahlian tertentu di bidang pemerintahan negara.
PERAN :
TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya
berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.
FUNGSI :
TUGAS :
1) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara.
2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:
a) operasi militer untuk perang;
b) operasi militer selain perang, yaitu untuk:
POLRI
Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:
a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. menegakkan hukum; dan
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Pernyataan kekuasaan kehakiman yang merdeka dan mandiri merupakan salah satu hasil
Perubahan UUD 1945 khususnya Pasal 24 ayat 2 berbunyi
“Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.”
1. FUNGSI PERADILAN
a. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan
kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui
putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan undang-
undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
b. b. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung
berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir
- semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
- permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34
Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985)
- semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya
oleh kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku
(Pasal 33 dan Pasal 78 Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)
c. Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang
menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang
tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan
dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang
Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
2. FUNGSI PENGAWASAN
a. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan
di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan
Pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan
berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa
mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara (Pasal
4 dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun
1970).
b. Mahkamah Agunbg juga melakukan pengawasan :
- terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan
Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas pokok Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam hal menerima,
memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan
kepadanya, dan meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan
dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang
diperlukan tanpa mengurangi kebebasan Hakim (Pasal 32 Undang-undang
Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
- Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut
peradilan (Pasal 36 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun
1985).
3. FUNGSI MENGATUR
a. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi
kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup
diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk
mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79
Undang-undang No.14 Tahun 1985).
b. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap
perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang.
4. FUNGSI NASEHAT
Mahkamah Kontitusi
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) merupakan salah satu lembaga negara
yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan pengadilan
guna menegakkan hukum dan keadilan.
MKRI mempunyai 4 kewenangan dan 1 kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Dasar 1945. MKRI berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk:
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
2. Memutus Sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Memutus pembubaran partai politik, dan
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
5. Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden diduga melakukan pelanggaran (impeachment)
Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2015, MKRI memiliki kewenangan tambahan Memutus
perselisihan hasil pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota selama belum terbentuk
peradilan khusus.
Setelah disahkannya Perubahan Ketiga UUD 1945 maka dalam rangka menunggu
pembentukan MK, MPR menetapkan Mahkamah Agung (MA) menjalankan fungsi MK
untuk sementara sebagaimana diatur dalam Pasal III Aturan Peralihan UUD 1945 hasil
Perubahan Keempat.DPR. Kemudian Pemerintah membuat Rancangan Undang-Undang
(RUU) mengenai Mahkamah Konstitusi. Setelah melalui pembahasan mendalam, Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah menyetujui secara bersama UU Nomor 24 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi pada 13 Agustus 2003 dan disahkan oleh Presiden pada
hari itu (Lembaran Negara Nomor 98 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4316).
Lembaran perjalanan MK selanjutnya adalah pelimpahan perkara dari MA ke MK, pada
tanggal 15 Oktober 2003 yang menandai mulai beroperasinya kegiatan MK sebagai salah satu
cabang kekuasaan kehakiman menurut ketentuan UUD 1945.
Visi dari MK adalah, “Mengawal Tegaknya Konstitusi Melalui Peradilan Modern dan
Terpercaya.” Sedangkan Misi yang dimilikinya adalah Membangun Sistem Peradilan
Konstitusi yang Mampu Mendukung Penegakan Konstitusi dan Meningkatkan Pemahaman
Masyarakat Mengenai Hak Konstitusional Warga Negara.”
Mahkamah konstitusi memiliki peran khusus dalam membuat keputusan terhadap suatu
perkara. Bisa dikatakan bahwa ia memiliki tugas sebagai penafsir konstitusi. Penjelasan lebih
lanjut mengenai seluruh tugas dari MK lainnya bisa kamu ketahui berikut.
1. Menguji Undang-Undang
Salah satu dari tugas Mahkamah Konstitusi adalah melakukan pengujian terhadap suatu
undang-undang berdasarkan Undang-Undang Dasar. Apabila terdapat perbedaan interpretasi
antar undang-undang, maka MK harus bisa menjelaskannya. Seluruh undang-undang yang
dibuat sudah pasti berdasarkan pada peraturan yang lebih tinggi derajatnya yakni UUD.
N. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial merupakan suatu lembaga yang memiliki sifat mandiri dan dalam
pelaksanaannya bebas dari campur tangan kekuasaan lain dan memiliki wewenang dalam
mengusulkan pengangkatan hakim agung.
1. Pasal 24B ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: Komisi
Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim
– Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc Mahkamah Agung pada DPR
agar diperoleh persetujuan
– Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama Mahkamah
Agung
– Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim
(KEPPH)
c. Peningkatan kepatuhan hakim terhadap Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim
Tugas Komisi Yudisial diatur dalam pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011. Dalam
pasal ini, Komisi Yudisial memiliki serangkaian tugas seperti berikut:
1. Terkait dengan menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim, tugas Komisi Yudisial yaitu:
– Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim
– Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi pada laporan dugaan pelanggaran Kode
Etik dan Pedoman Perilaku Hakim secara tertutup
– Memutus benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim
– Mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang perseorangan, kelompok
orang, atau badan hukum yang merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim
3. Komisi Yudisial dapat meminta bantuan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan
penyadapan dan merekam pembicaraan dalam hal adanya dugaan pelanggaran Kode Etik
dan/atau Pedoman Perilaku Hakim oleh Hakim.
5. Tugas KY diatur pula dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 pasal 14. Tugas ini
terkait mengatur usulan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung
pada DPR untuk memperoleh persetujuan. Tugas tersebut adalah:
FUNGSI DPRD
DPRD memiliki tiga fungsi, yaitu :
Legislasi, berkaitan dengan pembentukan peraturan daerah
Anggaran, Kewenangan dalam hal anggaran daerah(APBD)
Pengawasan, Kewenangan mengontrol pelaksanaan perda dan peraturan lainnya serta
kebijakan pemerintah daerah.