Anda di halaman 1dari 37
BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2020 ‘TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/ KELURAHAN DAN LEMBAGA ADAT DESA/ KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan pedoman pengaturan guna peningkatan pemberdayaan dan pendayagunaan Lembaga Kemasyarakatan Desa/ Kelurahan dan Lembaga Adat Desa/ Kelurahan serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa/ Kelurahan dan Lembaga Adat Desa/ Kelurahan; Mengingat =: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur juncto Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat TM Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan —Peraturan _—Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398); 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); ee 11. 12. -2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41); Peraturan Pemerintah Nomor 12Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan _Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041); Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2017 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 226); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu; Peraturan Menteri Sosial Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 60); Peraturan Menteri Sosial Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Karang Taruna (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 94); Menetapkan =o. 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037); 15, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 569); MEMUTUSKAN: PERATURAN BUPATI TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DAN LEMBAGA ADAT DESA/KELURAHAN. BABL KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Mojokerto. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto. 3. Bupati adalah Bupati Mojokerto. Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dari kabupaten/kota yang dipimpin oleh camat. 5. Kelurahan adalah bagian dari Kecamatan sebagai perangkat Kecamatan. 6. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk ‘mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, _kepentingan masyarakat setempat berdasarkan —_prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Ea 10. 1 12. 13. 14. 15. 16. 17. a Camat adalah pemimpin dan __koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja Kecamatan Kabupaten Mojokerto. Lurah adalah pemimpin dan koordinator di kelurahan yang membantu atau melaksanakan sebagian tugas Camat. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintah Desa. Lembaga Kemasyarakatan Desa yang selanjutnya disingkat LKD adalah wadah partisipasi masyarakat, sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan dan _pengawasan pembangunan, serta meningkatkan _pelayanan masyarakat Desa. Lembaga Adat Desa atau sebutan lainnya yang selanjutnya disingkat LAD adalah lembaga yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desa yang tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa. Rukun Tetangga, yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah. Rukun Warga, yang selanjutnya disingkat RW adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah. 18. are 20. aa 22. 23. ge Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, yang selanjutnya disebut dengan Gerakan PKK, adalah gerakan dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat, menuju terwujudnya Keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat, sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender, serta kesadaran hukum dan lingkungan. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, yang selanjutnya disingkat TP PKK adalah fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing tingkat pemerintahan untuk terlaksananya program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga yang merupakan mitra kerja pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan/lembaga kemasyarakatan lainnya yang ada di tingkat Desa/ Kelurahan. .Karang Taruna adalah —organisasi__sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana Ppengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa atau kelurahan atau nama lain yang sejenis terutama bergerak di bidang penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Anggota Karang Taruna yang selanjutnya disebut Warga Karang Taruna adalah setiap anggota masyarakat yang berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun yang berada di desa/ kelurahan. Pos Pelayanan Terpadu, yang selanjutnya disebut Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kelompok Kerja Pos Pelayanan Terpadu, yang selanjutnya disebut Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam pembinaan _penyelenggaraan/ pengelolaan Posyandu yang berkedudukan di Desa/ Kelurahan. -6- 24, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, yang selanjutnya disingkat LPM adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Desa dan/atau Kelurahan dalam membantu, menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat dibidang pembangunan. 25.Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. 26.Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang- undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD. 27. Keputusan Kepala Desa adalah penetapan oleh Kepala Desa yang bersifat konkrit, individual, dan final. 28, Keputusan Lurah adalah penetapan oleh Lurah yang bersifat konkrit, individual, dan final. 29.Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud disusunnya Peraturan Bupati ini adalah dalam rangka memberikan pedoman pengaturan bagi Pemerintah Desa dan Kelurahan dalam pelaksanaan pembentukan, penetapan, pemberdayaan dan pendayagunaan LKD dan LAD. (2) Tujuan Peraturan Bupati ini meliputi: a. mengatur fungsi LKD dan LAD sebagai mitra Pemerintah Desa dan/atau Kelurahan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat; b. mendayagunakan LKD dan LAD dalam proses pembangunan Desa dan/atau Kelurahan; dan c. menjamin kelancaran pelayanan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan/atau Kelurahan. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Bupati ini meliputi: a. pembentukan, tugas, fungsi dan kepengurusan LKD; b. pembentukan, tugas, fungsi dan kepengurusan LAD; 7a . pemberhentian; . hubungan dan tata kerja; pembinaan dan pengawasan; dan pendanaan. mo ao BABIV PEMBENTUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN KEPENGURUSAN LKD Bagian Kesatu Umum Pasal 4 (1) LKD dapat dibentuk di : a. Desa; atau b. Kelurahan. (2) LKD di Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibentuk atas prakarsa Pemerintah Desa dan masyarakat yang difasilitasi oleh Pemerintah Desa melalui musyawarah mufakat dan demokratis. (3) LKD di Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dibentuk atas prakarsa masyarakat pada wilayah kelurahan sesuai dengan kebutuhan yang difasilitasi oleh Kelurahan melalui musyawarah mufakat dan demokratis. (4) Pembentukan LKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memenuhi persyaratan: a. berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. berkedudukan di Desa/ Kelurahan setempat; c. keberadaannya bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat Desa/ Kelurahan; d. memiliki kepengurusan yang tetap; e. memiliki sekretariat yang bersifat tetap; dan f. tidak berafiliasi kepada partai politik. Bagian Kedua Jenis Pasal 5 (1) LKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) paling sedikit meliputi: a. RT; (2) () (2) (3) (4) (5) RW; TP PKK; Karang Taruna; Posyandu; dan LPM. Pemerintah Desa dan masyarakat Desa dapat membentuk LKD selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. poaog Bagian Ketiga RT dan RW Paragraf 1 Pembentukan Pasal 6 RT dibentuk dengan ketentuan sebagai berikut: a. RT yang dibentuk di Desa, sebanyak-banyaknya terdiri dari 30 (tiga puluh) Kepala Keluarga pada suatu dusun; dan b. RT yang dibentuk di Kelurahan, sebanyak- banyaknya terdiri dari 75 (tujuh puluh lima) Kepala Keluarga. Pembentukan RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa : a. penggabungan beberapa RT atau bagian RT yang bersandingan; b. pemekaran dari 1 (satu) RT menjadi 2 (dua) RT atau lebih; atau c. pembentukan RT di luar RT yang telah ada dan terbentuk. RT di Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibentuk atas prakarsa Pemerintah Desa dan masyarakat melalui musyawarah mufakat antara kepala dusun dengan kepala keluarga. RT di Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dibentuk atas prakarsa masyarakat melalui musyawarah mufakat antar kepala keluarga. Dalam hal terdapat RT yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak memungkinkan berdiri sendiri sebagai 1 (satu) RT yang diakibatkan terjadinya bencana alam dan/ atau atau hal-hal lain di luar kemampuan manusia dapat dilakukan penggabungan atau penghapusan RT. (6) (7) (1) (2) (3) (4) (5) (Q) (2) 94 Pembentukan RT di Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Pembentukan RT di Kelurahan ditetapkan dengan Keputusan Lurah setelah dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari Camat. Pasal 7 RW dibentuk sekurang-kurangnya 2 (dua) RT untuk desa dan 3 (tiga) RT untuk kelurahan. RW di Desa dibentuk atas prakarsa Pemerintah Desa dan masyarakat melalui musyawarah mufakat antara kepala dusun dengan kepala keluarga. RW di Kelurahan dibentuk atas prakarsa masyarakat melalui musyawarah mufakat antar kepala keluarga. Pembentukan RW di Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Pembentukan RW di Kelurahan ditetapkan dengan Keputusan Lurah setelah dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari Camat. Paragraf 2 ‘Tugas dan Fungsi Pasal 8 RT dan RW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan 7 bertugas sebagai berikut: a. membantu Kepala Desa dan/atau Lurah dalam bidang pelayanan pemerintahan; b. membantu Kepala Desa dan/atau Lurah dalam menyediakan data kependudukan dan perizinan; dan c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan/atau Lurah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Membantu Kepala Desa dan/atau Lurah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a antara lain meliputi: a. membantu memberikan pelayanan _ kepada masyarakat sesuai kewenangan yang dimiliki; b. mendorong, memelihara, menciptakan kerukunan hidup antar anggota masyarakat dan/atau dalam hubungannya antara anggota masyarakat dengan pemerintah maupun dengan lembaga lainnya yang ada di Desa atau Kelurahan; c. menciptakan ketertiban, keamanan, dan ketenteraman dalam kehidupan bermasyarakat; -10- d. menjunjung tinggi nilai budaya dan norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan dan norma hukum yang berlaku di dalam tatanan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat; dan e. menampung masukan sebagai bahan untuk menyusun rencana pembangunan dengan mengembangkan aspirasi. dan — swadaya masyarakat. Pasal 9 RT dan RW dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 mempunyai fungsi sebagai berikut: a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya; b, pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antara anggota masyarakat; c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya muri masyarakat; dan d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya. Paragraf 3 Kepengurusan Pasal 10 (1) Pengurus RT dan RW dipilih secara musyawarah mufakat oleh anggota masyarakat pada wilayah RT dan RW yang bersangkutan. (2) Pelaksanaan pemilihan pengurus _sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat difasilitasi oleh Pemerintah Desa dan/atau Kelurahan sesuai dengan kewenangannya. (3) Susunan pengurus RT dan RW terdiri dari : Ketua; Wakil Ketua Sekretaris; Bendahara; dan e. Seksi-seksi. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf e, dibentuk sesuai kebutuhan masyarakat. (5) Pengurus RT dan RW Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (6) Pengurus RT dan RW di Kelurahan ditetapkan dengan Keputusan Lurah setelah dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari Camat. Boop ea Pasal 11 Untuk dapat dipilih sebagai pengurus RT dan RW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia dan tat terhadap Pancasila.dan Undang-Undang Dasar 1945 serta Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. Warga Negara Republik Indonesia berusia paling rendah 24 (dua puluh empat) tahun dan/atau telah/pernah kawin; d. penduduk setempat, yang minimal telah berdomisili selama 6 (enam) bulan di desa/kelurahan tersebut; . dapat membaca dan menulis bahasa Indonesia; berkelakuan baik, jujur, adil, cakap dan berwibawa; ‘bebas narkoba;-dan . sehat jasmani dan rohani. rame Bagian Keempat TP PKK Paragraf 1 Pembentukan Pasal 12 (1) Bupati, dan Kepala Desa/Lurah menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat dan Kesejahteraan Keluarga melalui Gerakan PKK sesuai dengan kewenangannya. {2} Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan PKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan 10 (sepuluh) Program Pokok Gerakan PKK, meliputi: a. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila; b. Gotong Royong; c. Pangan; d.Sandang; e. Perumahan dan tata laksana rumah tangga; f. Pendidikan dan keterampilan; g. Kesehatan; h. Pengembangan kehidupan berkoperasi; i. Kelestarian lingkungan hidup; dan §. Perencanaan sehat. (3) Penyelenggaraan Gerakan PKK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan secara terkoordinasi dan berjenjang sesuai dengan kewenangannya. (4) (5) () (2) (3) -12- Bupati dalam menyelenggarakan _pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan PKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membentuk ‘TP PKK Kelurahan. Kepala Desa dalam menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan PKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membentuk TP PKK Desa Paragraf 2 Tugas dan Fungsi Pasal 13 TP PKK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat ayat (4) dan ayat (5) bertugas membantu akan pemberdayaan kescjahtcraan keluarga di Desa/ Kelurahan. Melaksanakan pemberdayaan kesejahteraan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi: a. menyusun rencana kerja PKK Desa/Kelurahan sesuai dengan hasil Rapat Kerja Daerah Kabupaten; b, melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah disusun dan disepakati; ¢. melaksanakan penyuluhan dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK dusun/lingkungan, RW, RT dan dasa wisma guna mewujudkan kegiatan- kegiatan yang telah disusun dan disepakati; d. menggali, menggerakkan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan; e. melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera; f, mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja; g. berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan kesejahteraan keluarga di desa/kelurahan; h, melaksanakan tertib administrasi; dan melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. TP PKK Desa melaporkan pelaksanaan kegiatan Gerakan PKK kepada Kepala Desa selaku pembina TP PKK Desa dan kepada TP PKK Kecamatan. -13- (4) TP PKK Kelurahan melaporkan pelaksanaan kegiatan Gerakan PKK kepada Lurah selaku pembina TP PKK Kelurahan dan kepada Bupati melalui Camat serta kepada TP PKK Kecamatan. Pasal 14 TP PKK Desa/Kelurahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program PKK; dan b. fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing gerakan PKK. Paragraf 3 Kepengurusan Pasal 15 (1) Struktur keanggotaan TP PKK di Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4), terdiri dari: a. Ketua : Isteri/ suami Lurah b. Wakil Ketua I, Il, : laki-laki atau perempuan m™ dan IV, __ bersifat sukarela yang Sekretaris, ee terhadap upaya Bendahara, kesejahteraan _keluarga Anggota/ dan tidak mewakili suatu Kelompok Kerja organisasi, lembaga, dan Partai Politik. (2) Susunan keanggotaan TP PKK Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Struktur keanggotaan TP PKK di Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5), terdiri dari a. Ketua Isteri/ suami Kepala Desa b. Wakil Ketua I, Il, : lakitaki atau perempuan I dan IV, bersifat sukarela yang : mampu dan peduli nena rerhadap upaya Bendahara, kesejahteraan _keluarga Anggota/ dan tidak mewakili suatu Kelompok Kerja organisasi, lembaga, dan Partai Politik. (4) Susunan Keanggotan TP PKK Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. -14- (5) Apabila Kepala Desa/ Lurah seorang perempuan atau tidak mempunyai isteri, Ketua TP PKK dapat ditunjuk dari istri unsur perangkat desa. (6) Pengukuhan terhadap TP PKK Desa/ Kelurahan dilakukan oleh Kepala Desa/ Lurah, kecuali untuk pelantikan Ketua TP PKK Desa / Kelurahan dilakukan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan. (7) Kepala Desa dalam mempercepat pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan PKK membentuk kelompok PKK dusun/lingkungan/RW, RT dan kelompok Dasa Wisma. (8) Pembentukan kelompok PKK sebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Pasal 16 Untuk dapat dipilih sebagai TP PKK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia dan taat terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. Warga Negara Republik Indonesia; 4. penduduk Desa atau Kelurahan setempat; . mempunyai sifat sebagai relawan; dan f. peduli terhadap upaya pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Bagian Kelima Karang Taruna Paragraf 1 Pembentukan Pasal 17 (1) Karang Taruna berasaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945. (2) Karang Taruna dapat dibentuk dan berkedudukan di Desa/ Kelurahan. -15- Paragraf 2 ‘Tugas dan Fungsi Pasal 18 (1) Karang Taruna memiliki tugas sebagai berikut: a.membantu Kepala Desa/ _Lurah_ dalam menanggulangi masalah kesejahteraan sosial dan pengembangan generasi muda; dan b. bersama-sama dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Daerah, serta masyarakat untuk menyelenggarakan pembinaan generasi muda dan menyelenggarakan kesejahteraan sosial. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Karang Taruna dapat didampingi oleh pendamping Karang Taruna yang antara lain terdiri dari: a, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan; b. Pekerja Sosial Profesional; c. Tokoh Masyarakat; dan/ atau d. Majelis Pertimbangan Karang Taruna. Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Karang Taruna mempunyai fungsi sebagai berikut: a. mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial, khususnya generasi muda; b. menyelenggarakan kesejahteraan sosial__meliputi rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, jaminan sosial, dan pemberdayaan sosial, serta diklat setiap anggota masyarakat terutama generasi muda; c. meningkatkan Usaha Ekonomi Produktif; d. menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap anggota masyarakat terutama generasi muda untuk berperan secara aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial; e. menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan lokal; dan f, memelihara dan memperkuat semangat kebangsaan, Bhineka Tunggal Ika, dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sige Paragraf 3 Keanggotaan Pasal 20 (1) Keorganisasian Karang Taruna berada di Desa/ Kelurahan yang diselenggarakan secara otonom oleh warga Karang Taruna setempat. (2) Keanggotaan Karang Taruna menganut sistem stelsel pasif yang berarti seluruh anggota masyarakat yang berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun dalam lingkungan desa atau kelurahan yang sejenis merupakan warga Karang Taruna. (3) Warga Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa membedakan asal keturunan, golongan, suku dan budaya, jenis kelamin, kedudukan sosial, pendirian politik, dan agama. Paragraf 4 Kepengurusan Pasal 21 (1) Pengurus Karang Taruna dipilih secara musyawarah dan mufakat oleh Warga Karang Taruna setempat dan memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. b. e bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memiliki pengalaman dan aktif dalam kegiatan Karang Taruna; . memiliki © pengetahuan dan _keterampilan berorganisasi, kemauan, kemampuan, dan pengabdian dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial; dan berumur 17 (tujuh belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun. (2)Susunan pengurus Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: 2S pegp . Ketua; . Wakil Ketua; Sekretaris; |. Bendahara; dan . Seksi-seksi. -17- (3) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e dapat dibentuk sesuai kebutuhan. (4) Kepengurusan Karang Taruna Desa/ Kelurahan dipilih, ditetapkan, dan disahkan dalam musyawarah warga Karang Taruna di Desa atau Kelurahan dan dikukuhkan oleh Kepala Desa/ Lurah setempat, dengan masa bhakti/ jabatan 3 (tiga) tahun. Bagian Keenam Posyandu Paragraf 1 Pembentukan Pasal 22 (1) Dalam rangka membantu Kepala Desa/ Lurah guna peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Desa/ Kelurahan dibentuk Posyandu. (2) Penyelenggaraan/ pengelolaan Posyandu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada dalam wadah Pokja Posyandu. (3) Pokja Posyandu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berkedudukan di Desa/ Kelurahan. (4) Pokja Posyandu Desa/ Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibentuk dengan Keputusan Desa/Keputusan Lurah. Paragraf 2 ‘Tugas dan Fungsi Pasal 23 (1) Pokja Posyandu mempunyai tugas sebagai berikut: a. melaksanakan Posyandu Balita, posyandu Lansia dan Posyandu Remaja; b. mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Posyandu di Desa/Kelurahan; c. menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu; d. melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan Desa/Kelurahan; e. melakukan bimbingan, pembinaan, _fasilitasi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara berkesinambungan;

Anda mungkin juga menyukai