Anda di halaman 1dari 2

Sang Pencerah adalah film drama tahun 2010 yang disutradarai oleh

Hanung Bramantyo berdasarkan kisah nyata tentang pendiri Muhammadiyah,

Ahmad Dahlan. Film ini dibintangi oleh Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan,

Ihsan Idol sebagai Ahmad Dahlan Muda, dan Zaskia Adya Mecca sebagai Nyai

Ahmad Dahlan.

Film ini menjadikan sejarah sebagai pelajaran pada masa kini tentang

toleransi, koeksistensi (bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan), kekerasan

berbalut agama, dan semangat perubahan yang kurang. Sang Pencerah

mengungkapkan sosok pahlawan nasional itu dari sisi yang tidak banyak

diketahui publik. Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, lelaki

tegas pendirian itu juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia. Ia

memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional. Versi novel

kisah ini ditulis oleh wartawan-sastrawan Akmal Nasery Basral, dan mendapat

predikat Fiksi Terbaik Islamic Book Fair Award 2011.

RESENSI FILM SANG PENCERAH


Tokoh ini merepresentasikan figur anti kemapanan sistem sosial yang diyakininyamenyimpang. Ia
dengan gagasan perubahan yang diusungnya memberi cahaya baru melaluigerakan pemurnian dan
pencerahan.Walaupun untuk ikhtiarnya itu ia harus menghadapi olok-olok, caci maki, fitnah dan
arogansi kekuasaan. Sikap istiqomah pada akhirnya mengantarkangagasan perubahan yang diusungnya
semakin nyata dan memberi inspirasi bagi banyak oranguntuk melakukan perlawanan terhadap
kemapanan sebuah sistem sosial dan arogansi penguasa lokal yang menyimpang . Itulah KH. Ahmad
Dahlan, Sang Pencerah!Barangkali ini pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis naskah dan
stradaraSang Pencerah seperti telah kita saksikan bersama. Masih terngiang ditelinga saya
beberapakalimat penggugah yang diucapan para tokoh dalam film tersebut . Kalimat-kalimat itumasih
relevan dengan situasi dan kondisi kekinian. Kalimat penggugah pertama yangmembuat saya terkesan
adalah ucapan Kyai M Fadlil berupa satire untuk orang-orang yanggemar berhaji tetapi gagal memahami
agama secara benar.Jika kita memperhatikan, ada begitu banyak petinggi pemerintahan dan
tokohmasyarakat yang bergelar Haji, tetapi mungkin masih sedikit diantara mereka yang
mampumemahami dan mengaktualisasikan agama secara benar sesuai kondisi kekinian dankontekstual.
Kondisi seperti itu jelas tersirat dalam ucapan Kyai M. Fadlil, saat memberinasihat kepada Darwis
[Ahmad Dahlan muda] ketika meminta ijin untuk berangkat haji. “..
berapa banyak kyai-kyai di Kauman itu yang pergi ke Mekkah, sekali, dua kali, tiga kali,tetapi tetap
goblok
soal agama”.
Sejalan dengan itu, KH Ahmad Dahlan juga memberikanilustrasi menarik tentang bagaimana agama
difahami secara keliru melalui contoh permainan
biola yang “kacau”, menurutnya itulah agama, kalau kita tidak mempelajarinya dengan benar
akan membuat resah lingkungan kita dan jadi bahan tertawaan. Jadi buat apa kita mengaji
banyakbanyak surat tetapi hanya untuk dihafal ?Selain tentang pemahaman agama yang dangkal, juga
terdapat
pesan moral tentang bagaimana penyakit sesat fikir menjangkiti otak manusia, bahkan yang bergelar
Kyaisekalipun. Hanya karena peta [ilmu falaq] dibuat oleh orang Barat yang mereka sebut Kafir,maka
arah kiblat yang mendasarkan pada perhitungan dalam peta tersebut ditolak karenadianggap sama
dengan kafir, meskipun perhitungannya secara geografis sudah benar.Digambarkan juga contoh sesat
fikir lainnya melalui adegan seorang Kyai Sepuh dari

Anda mungkin juga menyukai