Anda di halaman 1dari 27

FISIOLOGI KERJA

By : Septia Pristi Rahmah, SKM., MKM


Bidang Ilmu K3 dan Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
2021
Pengantar
• Fisiologi secara umum mempelajari bagaimana fisik manusia dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
• Rancangan kerja harus sesuai dengan kemampuan fisiologis manusia →
harus dilakukan perekayasaan agar kerja menjadi lebih ringan dan mudah.
• Bahasan : Teknik – Teknik mengukur kerja dari aspek fisiologis seperti
menghitung konsumsi energi kerja.
• Capaian Pembelajaran : Diberikan sebuah contoh kasus pekerjaan fisik,
mahasiswa dapat melakukan pengukuran beban kerja fisik dengan
menghitung konsumsi energi kerja dari perbedaan denyut jantung sebelum
dan sesudah kerja dan menjelaskan metabolism tubuh yang terjadi saat
orang melakukan kerja dengan urutan yang benar.
P ENGERTIAN F ISIOLOGI KERJA
▪ Menurut Wikipedia Indonesia, fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam'
dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik,
fisik, dan biokimia dari makhluk hidup.

▪ Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendefinisikan fisiologi sebagai


cabang biologi yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan
atau zat hidup (organ, jaringan, atau sel).

▪ Sehinggaa dapat ditarik kesimpulan bahwa fisiologi adalah cabang dari


ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi normal dari suatu
organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ hingga
tingkat organisme itu sendiri.
Pengukuran Energi Kerja
• Setiap Kegiatan yang berlangsung pada tubuh individu memerlukan
energi (ATP) → Mengubah bahan makanan menjadi energi (energi
mekanis dan energi panas) → Metabolisme.
• Kurang lebih ada 206 tulang pembentuk rangka manusia →
menopang dan melakukan aktifitas fisik.
• Tulang dihubungkan oleh sendi2 dan otot → serabut otot →
kontraksi.
• Serabut otot → energi kimia → energi mekanik
• Otot → sistem saraf → koordinasi gerak yang baik.
Aktivitas otot
→Mengubah fungsi-fungsi fisiologis dalam tubuh antara lain :
1. Denyut jantung (HR)
2. Tekanan Darah
3. Keluaran / output jantung (liter darah / menit)
4. Komposisi kimia dalam darah dan tubuh
5. Temperatur tubuh
6. Laju penguapan
7. Ventilasi paru-paru (liter darah/menit)
8. Konsumsi oksigen oleh otot.
Proses Metabolisme
• Proses metabolism yang terjadi dalam tubuh manusia merupakan
fase yang penting sebagai penghasi energi (ATP) yang diperlukan
untuk kerja fisik.
• Proses metabolism dianalogikan dengan proses pembakaran pada
kendaraan (combustion engine).
• Proses metabolism → panas dan energi → kerja mekanis dari sistem
otot manusia.
• Proses metabolism membutuhkan Oksigen (O2) → sebagai bahan
bakarnya untuk menghasilkan energi mekanik dan energi panas.
Siklus Metabolisme Manusia
Konsumsi Energi
• Pengukuran konsumsi energi dilakukan dengan 2 tahap yaitu :
Langsung dan tidak langsung.
• Faktor pengukur langsung → penghitungan konsumsi oksigen.
• Faktor pengukur tidak langsung → perhitungan denyut jantung.
1. Pengukuran Konsumsi Oksigen
• Satuan pengukuran konsumsi energi adalah Kkal (Kilokalori). I liter
oksigen yang dikonsumsi oleh tubuh menghasilkan 4,8 Kkal energi.
• Konsumsi oksigen diberi symbol VO2 dan diukur dalam satuan
liter/menit.
• Pada pekerjaan industry ada periode pemanasan dimana proses
fisiologi disesuaikan untuk memenuhi permintaan oksigen. Periode
pemanasann ini diikuti periode keseimbangan kerja dan periode
pemulihan.
• Harga total fisiologi kerja meliputi pengeluaran energi selama periode
kerja dan periode pemulihan → keseimbangan fisik dan kondisi
psikologis (Lelah dan stress).
Tabel Ukuran Energi dari Aktivitas Umum
Harian

Aktivitas Energy Cost (Kkal/min)


Sitting 0.3
Kneeling (berlutut) 0.5
Squating (Jongkok) 0.5
Standing 0.6
Stooping (membungkuk) 0.8
Walking Unlanden 2.1
Walking with a 10 kg Load 3.6
Cycling at 16 km per hour 5.2
Climbing stairs (30 degrees of incline) 13.7
Rumus Mengoreksi Bebab Metabolisme
Tambahan :
• Untuk mengoreksi beban metabolism
tambahan yang dibutuhkan oleh orang
yang lebih berat, ditetapkan danlam
fitness index sebagai berikut :
F = (VO2)max / W
Keterangan :
W = Massa (kg)
VO2 Max = Konsumsi oksigen maksimun
(ml/menit) →
(VO2Max) = (220 – umur) untuk laki-laki;
dan (200 – umur) untuk Wanita.
2. Pengukuran Denyut Jantung
• Denyut jantung rata-rata dapat dijadikan
sinyal meningkatkan tekanan total pada
tubuh dan dapat digunakan sebagai
indeks ukuran fisiologi kerja.
• Untuk mengevaluasi beban kerja fisiologis
menggunakan rata-rata detak jantung,
beban kerja masing-masing pekerja harus
ditentukan. ( Hubungan antara detak
jantung dan pengambilan oksigen).
• Perkiraan pembuangan energi selama
masa kerja dapat dikalkulasikan sebagai
data konsumsi energi.
• Peningkatan denyut jantung dipengaruhi
oleh :
a. Temperatur sekeliling
b. Tingginya pembebanan otot statis
c. Semakin sedikit otot yang terlibat
dalam suatu kondisi kerja
Reaksi Fisiologis terhadap Beban Kerja Fisik
• Semakin tingggi bebabn fisik maka semakin tinggi pula kebutuhan
energi. (Tabel berikut)

Kategori Konsumsi Oksigen Denyut Jantung Pengeluaran Energi


(l/menit) (det/Menit) (Kkal/menit)
Sangat ringan < 0.5 < 60 < 2.5
Ringan 0.5 – 1.0 60 – 100 2.5 – 5.0
Moderat 1.0 – 1.5 100 – 125 5.0 – 7.5
Berat 1.5 – 2.0 125 – 150 7.5 – 10.0
Sangat Berat 2.0 – 2.5 150 – 175 10.0 – 12.5
Berat ekstrim > 2.5 > 175 >12.5
Cont…
• Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting
dalam peningkatan cardiac output dari istirahat sampai aktifitas kerja
maksimum (Heart Rate Reverse /HR Reverse).
Rumus HR Reverse :
Denyut Nadi Kerja – Denyut Nadi Istirahat X 100
%HR Reverse =
Denyut Nadi Maks. – Denyut Nadi istirahat
Cont…
• Manuaba dan Vanwonterrghem (1996) mengklasifikasikan beban kerja
berdasarkan pengingkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut
nadi maksimum karena beban kardiovaskuler. (Cardiovasculair load = %CVL)
Rumus :
100 x (denyut nadi kerja – denyut nadi istirahat)
% CVL = Denyut nadi maksimum – denyut nadi istirahat

Dimana :
Denyut nadi istirahat = rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai
Denyut nadi Kerja = rerata denyut nadi selama bekerja
Denyut nadi maksimum (VO2Max) = (220 – umur) untuk laki-laki; dan (200 – umur)
untuk Wanita.
Hasil perhitungan %CV: dibandingkan dengan
klasifikasi berikut :
1. < 30% = Tidak terjadi kelelahan
2. 30 s.d. < 60 % = Diperlukan perbaikan
3. 60 s.d. < 80% = Kerja dalam waktu singkat
4. 80 s.d. < 100% = Diperlukan Tindakan segera
5. > 100% = Tidak diperbolehkan beraktivitas
Konsumsi ebergi Berdasarkan Oksigen Terukur
• Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan
mengukur konsumsi oksigen. Da[at digunakan rumus berikut :

R = T(B-S)/ B – 0,3
Keterangan :
R = Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recovery)
T = Total Waktu kerja dalam menit
B = Kapasitas Oksigen saat bekerja (liter per menit)
S = Kapasitas oksigen [ada saat diam (liter per menit)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
B EBAN KERJA
• Faktor eksternal
• Faktor eksternal adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh
pekerja, yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu
sendiri, organisasi dan lingkungan kerja.

• Faktor internal
• Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam
tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja
eksternal.
KELELAHAN ( FATIQUE ) DAN FAKTOR -FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi pada syaraf dan otot manusia,
sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kelelahan dapat terjadi
sebagai akibat dari berbagai faktor yang mungkin berhubungan dengan pekerjaan,
gaya hidup, atau kombinasi keduanya.
Secara umum, beberapa faktor yang mempengaruhi kelelahan adalah:
•Kapasitas kerja
•Jenis kelamin
•Umur
•Status gizi
•Masa kerja
•Tingkat pendidikan
A KIBAT DARI KELELAHAN
• Gangguan pengambilan keputusan dan
• Sakit kepala dan atau pusing penilaian
• Mengembara atau pikiran terputus, • Memperlambat refleks dan tanggapan
melamun, kurang konsentrsi
• Fungsi sistem kekebalan tubuh berkurang
• Pengelihatan kabur atau kesulitan
menjaga mata terbuka • Peningkatan kesalahan
• Menguap terus menerus, mengantuk • Tidur diperpanjang selama hari-hari libur kerja
yang santai perasaan atau jauh tertidur • Tertidur selama kurang dari satu detik untuk
di tempat kerja beberapa detik, dan menjadi tidak menyadari
• Kemurungan, seperti mudah marah telah melakukan (atau dikenal sebagai tidur-
mikro)
• Masalah memori jangka pendek
• Hanyut dalam dan keluar dari jalur lalu
• Motivasi rendah lintasan atau kehilangan kendali saat
• Halusinasi berkendal
MENGURANGI KELELAHAN OTOT

• Mengurangi beban kerja dengan melakukan perancangan kerja.


• Mengatur perioda istirahat yang cukup didasarkan atas pertimbangan
fisiologi.
• Mengatur regu-regu kerja dengan baik dan menyeimbangkan tekanan
fisiologi diantara anggota pekerja.
• Menyediakan air dan garam yang cukup bagi pekerja yang bekerja
dalam lingkungan kerja yang panas.
Contoh Kasus
• Negara Indonesia adalah negara agraris, sektor pertanian memegang peranan sangat penting sehingga
pengembangan alat-alat pertanian mutlak diperlukan. Proses perontokan padi merupakan salah satu aktivitas
kerja pada petani, sedangkan Sebagian besar proses tersebut dikerjakan secara manual dengan satu kaki
mengayuh. Dimensi alat perontok padi umumnya terlalu rendah sehingga punggung dan lutut terasa nyeri,
pinggang pegal-pegal, dan cepat Lelah.
• Penelitian untuk merancang ulang alat perontok padi dengan memanfaatkan antropometri petani telah
dilakukan oleh Heru (2003). Dalam penelitian ini dilakukan perancangan ulang mesin perontok padi dengan
didasarkan pada beban optimal kaki yang bertumpu. Dalam hal ini gaya diohasilkan dari otot pada masing-
masing segmen tubuh. Analisis dilakukan dengan didasarkan pada biomekanika dan beban kerja fisiologis
petani dari besarnya konsumsi energi. Data hasil pengamatan seperti berikut :
Data Denyut Jantung Petani saat bekerja dan
saat istirahat (pemulihan)

No. Nama Petani Denyut Jantung (X)


Pada saat bekerja X2 Pada saat Pemulihan X2

1 Sukirman 122 14884 91 8281


2 Sutarjo 124 15376 92 8464
3 Mardi 124 15376 92 8464
4 Kirji 125 15625 93 8649
5 Sumaryo 123 15129 91 8281
(∑X) 618 459
(X) 123,6 91,8
(∑X)2 381924 210681
Soal :
1. Hitunglah Energi Expanditure saat bekerja
2. Hitunglah energi Expanditure saat istirahat

1. Rumus Perhitungan energi Expanditure Saat Berkerja:

• Y = 1,08411 – 0.0229038 (X) + 4,71733 x 10-4 (X2)
• Y = 1,08411 – 0,0229308 (123,6) + 4,71733 x 10-4 (123,62)
• Y = 5,456509 KKal /Menit

1. Rumus Perhitungan Energi Expanditure saat Istirahat:
• Y = 1,08411 – 0.0229038 (X) + 4,71733 x 10-4 (X2)
• Y = 1,08411 – 0,0229308 (91,8) + 4,71733 x 10-4 (91,82)
• Y = 2,956948 KKal /Menit
• Jadi Energi yang dikeluarkan pada saat istirahat sebesar 2,956948 KKal / Menit
Klasifikasi Broucha
Perhitungan Konsumsi Energi
• Konsumsi energi pada waktu kerja (KE) adalah selisih energi yang
dikeluarkan dan saat pemulihan.
• Rumusnya : KE = Et – Ei.
• Energi ekspanditure saat Bertani yaitu pada kasus di atas 5,456509
KKal /Menit dan energi saat istirahat / pemulihan pada kasus di atas
2,956948 KKal /Menit. Maka besar konsumsi energi (KE) adalah :
KE = Et – Ei
= 5,456509 Kkal/ menit - 2,956948 KKal /Menit
= 2,499561 Kkal/ menit
Termasuk dalam beban kerja light berdasarkan klasifikasi Broucha.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai