Anda di halaman 1dari 40

MENYUSUN STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN BATU

ANDESIT DENGAN TEPAT

SEMINAR INDUSTRI

Oleh :
NOVAN ENSTEIN GIOVANI
NIM: 710017131

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2021
MENYUSUN STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN
BATU ANDESIT DENGAN TEPAT

SEMINAR INDUSTRI

Dibuat sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Kurikulum Seminar


Industri pada Program Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi
Nasional Yogyakarta

Oleh :
NOVAN ENSTEIN GIOVANI

NIM : 710017131

Yogyakarta, September 2021

Mengetahui Menyetujui
Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Dosen Pembimbing Seminar

(Bayurohman Pangacella Putra S.T.,M.T.) (Triyono, S.S., M.M)


NIK : 19730296 NIK : 19730118

ii
Sari

Nama andesit disadur dari pegunungan Andes. Ini dikarenakan batuan


andesit banyak ditemukan di sekitar pegunungan Andes. Batuan andesit di
pegunungan Andes terbentuk sebagai lava “interbeded” bersamaan dengan deposit
abu vulkanik (ash) dan tuff di sisi-sisi stratovulcano yang curam.
Batuan Andesit atau disebut juga dengan lavastone adalah batuan beku
yang tersusun atas mineral yang halus (fine-grained), serta memiliki kandungan
silica yang lebih tinggi dari batu basal dan lebih rendah dari batuan rhylolite dan
felsite. Meskipun pembentukan batuan andesit juga terjadi di bawah permukaan
bumi, umumnya batuan andesit terbentuk di permukaan bumi sebagai akibat
letusan gunung merapi. Oleh karena itu para ahli mengklasifikasikannya ke dalam
bagian batuan beku ekstrusif.
Tujuan menyusun strategi pengembagan pemasaran batu andesit yaitu agar
menjadikan peluang usaha batu andesit semakin berkembang khususnya disektor
pemasaran. Pemasaran batu andesit merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan
pokok yang dilakukan perusahaan atau pengusaha untuk mempertahankan
usahanya agar berkembang dan untuk mendapatkan keuntungan. Perusahaan dapat
menjual produknya dengan harga yang menguntungkan pada tingkat kualitas yang
diharapkan, akan mampu mengatasi tantangan dari para pesaing terutama dalam
bidang pemasaran.
Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
riset dan analisa pasar, keputusan tentang produk, penetapan harga, promosi dan
distribusi (marketing mix).

Kata kunci : batu andesit, pemasaran, strategi pengembangan


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya maka Seminar Tambang ini dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya dengan judul “Menyusun Strategi Pengembangan
Pemasaran Batu Andesit Dengan Tepat” dan diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan mata kuliah Seminar Tambang pada Program Studi Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang turut membantu dalam penyusunan seminar tambang ini, khususnya pada :
1. Dr. H.Ircham, M.T, selaku Rektor Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
2. Bayurohman Pangacella Putra S.T.,M.T selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
3. Bapak Triyono. S.S., M.M. selaku dosen pembimbing seminar
tambang.
4. Kedua orang tua saya yang telah memberikan doa restu sehingga saya
dapat menyelesaikan seminar industri.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan bantuan hingga terselesaikannya seminar
tambang ini.
Penulis menyadari dalam penulisan seminar tambang ini masih jauh dari
sempurna,akhir kata penulis berharap seminar ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan untuk pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
SARI .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3. Batas Masalah ............................................................................ 3
1.4. Maksud dan Tujuan .................................................................... 3
1.5. Metode Penelitian ...................................................................... 4
1.6. Manfaat Penulisan ...................................................................... 4
BAB II DASAR TEORI ........................................................................... 5
2.1. Landasan Teori............................................................................. 5
2.1.1 Pengertian Strategi.............................................................. 5
2.1.2 Pengertian Pemasaran......................................................... 5
2.1.3 Pengertian Strategi Pemasaran........................................... 6
2.1.4 Unsur-unsur strategi pemasaran.......................................... 7
2.1.5 Pengembangan Strategi Pemasaran..................................... 8
2.1.6 Fungsi Strategi Pemasaran.................................................. 8
2.1.7 Strategi Bauran Pemasaran.................................................. 8
2.1.8 Segmenting,Targeting,Positioning...................................... 8
2.1.8.1 Segmentasi Pasar (Market Segmenting)..................... 9
2.1.8.2 Menetapkan Pasar Sasaran.......................................... 9
2.1.8.3 Menetapkan Posisi Pasar............................................. 10
BAB III METODE PENILITIAN........................................................... 11
3.1. Jenis Penelitian............................................................................ 11
3.2. Pengumpulan Data....................................................................... 11
3.3. Pengolahan dan Analisis Data..................................................... 11
3.3.1. Matriks IFE dan EFE............................................................ 11
3.3.2. Matriks Internal-Eksternal................................................. 13
3.3.3. Matriks SWOT................................................................... 17
3.3.4. Matriks QSPM................................................................... 19
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 21
4.1. Hasil dan Pembahasan................................................................ 21
4.2. Penentuan Strategi Internal-Eksternal........................................ 24
4.3. Perumusan Strategi SWOT........................................................ 25
4.4. Analisis QSPM........................................................................... 29
4.5. Implikasi Manajerial............…………........................................... 30
BAB V PENUTUP........................................................................................... 31
5.1. Kesimpulan................................................................................ 31
5.2. Saran.......................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 32
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1........................................................................................ 19
Gambar 4.2....................................................................................... 23
Gambar 4.3....................................................................................... 24
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1............................................................................................. 14
Tabel 3.2............................................................................................. 18
Tabel 4.1............................................................................................. 23
Tabel 4.2 ............................................................................................. 24
Tabel 4.3 ............................................................................................ 29
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nama andesit diambil dari pegunungan Andes. Ini dikarenakan batuan
andesit banyak ditemukan di sekitar pegunungan Andes. Batuan andesit di
pegunungan Andes terbentuk sebagai lava “interbeded” bersamaan dengan deposit
abu vulkanik (ash) dan tuff di sisi-sisi stratovulcano yang curam. Batuan Andesit
atau disebut juga dengan lavastone adalah batuan beku yang tersusun atas mineral
yang halus (fine-grained), serta memiliki kandungan silica yang lebih tinggi dari
batu basal dan lebih rendah dari batuan rhylolite dan felsite. Hasil penelitian
Munaji et al. (2013), menyatakan bahwa nilai tahanan jenis (resistivitas) batuan
andesit sebesar 212-300 Ωm dengan kedalaman 1,3-1,86 terdapat pada Lintasan 1
dan 2. Hasil uji keteknikan didapatkan nilai rataan tekan uniaksial (UCS) batu
andesit 410,93 (kg/cm2 (konstruksi ringan, ketahanan hancur 22,6% (konstruksi
ringan) dan Absortion 1,82% (konstruksi berat), sehingga batu andesit termasuk
dalam kelas III, artinya hanya dapat digunakan sebagai pondasi bangunan dan
agregat aduk beton kelas ringan (Hardiyono, 2013). Meskipun pembentukan
batuan andesit juga terjadi di bawah permukaan bumi, umumnya batuan andesit
terbentuk di permukaan bumi sebagai akibat letusan gunung merapi. Oleh karena
itu para ahli mengklasifikasikannya ke dalam bagian batuan beku ekstrusif (Ilmu
Geografi 2016).

Batuan Andesit terbentuk dari magma dengan temperatur antara 900


sampai 1.100 derajat celcius. Mineral-mineral yang dikandung batuan andesit
bersifat mikroskopis, sehingga tak bisa dilihat tanpa batuan mikroskop. Material-
material itu (Ilmugeografi 2016) antara lain (1) silika (SiO2) dengan jumlah antara
52-63%, (2) kuarsa dengan jumlah sekitar 20%, (3) biotite, (4) basalt, (5) feltise,
(6) plagiocase feldspar, (7) pyroxene (clinopyroxene dan orthopyroxene), dan (8)
hornblende dengan persentase sangat kecil. Lebih jauh, energi yang dapat
disimpan oleh tumpukan batu andesit sebesar 835,2 kJ dengan durasi charging 50

1
menit dan durasi discharging 200 menit (Yusup, 2016).

Batuan Andesit berbentuk kristalin. Terdapat beberapa macam kristal


mineral pada batuan andesit. Kristal-kristal ini sudah terbentuk jauh sebelum
proses pembekuan magma terjadi. Karena itu, para ahli geologi bisa
mengidentifikasi sejarah perjalanan magma dari kristalin yang terdapat pada
batuan andesit. Pada umumnya, jenis kristal-kristal dalam batuan andesit seragam
(Fenokris saja atau Groundmass saja). Namun ada kejadian dimana, batuan
andesit mengandung keduanya, baik fenokris maupun groundmass. Batuan andesit
dengan ciri-ciri seperti ini disebut Andesit Porfiri. Meningkatnya kebutuhan
masyarakat terhadap batu andesit menjadikan peluang usaha di sektor ini semakin
berkembang. Pemasaran batu andesit merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan
pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk
mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung
kepada keahlian pengusaha di bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun
bidang lain. Selain itu tergantung pula pada kemampuan pengusaha untuk
mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan
lancar. Pada dasarnya tujuan dalam mendirikan perusahaan adalah mencari laba
semaksimal mungkin. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan itu
sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya.
Perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang menguntungkan pada
tingkat kualitas yang diharapkan, akan mampu mengatasi tantangan dari para
pesaing terutama dalam bidang pemasaran.

Oleh karena itu untuk menarik konsumen melakukan pembelian maka


perusahaan harus bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan
kondisi pasar yang dihadapi. Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu riset dan analisa pasar, keputusan tentang produk,
penetapan harga, promosi dan distribusi (marketing mix). Kegiatan pertambangan
batu andesit di wilayah Bogor kini semakin berkembang, salah satu usaha
pengolahan batu andesit adalah PT Duta Keluarga Imfaco yang berada di

2
Kabupaten Bogor Jawa Barat. Batu andesit yang bernilai ekonomis diharapkan
menjadi andalan pendapatan masyarakat sekitar, semakin banyaknya permintaan
pasar dan berkembangnya minat masyarakat terhadap batu andesit tersebut, maka
peneliti tertarik melakukan penelitian Strategi Pengembangan Pemasaran Batu
Andesit pada PT Duta Keluarga Imfaco, Bogor Jawa Barat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah dari Laporan Seminar ini adalah :
1. Bagaimana cara menentukan strategi pemasaran di PT Duta Keluarga Imfaco?
2. Bagaimana menentukan strategi IE (Internal External)?
3. Strategi apa yang harus digunakan perusahaan untuk mempertahankan mutu?

1.3 Batasan Masalah


Dalam pembahasan makalah seminar ini, penyusun hanya membahas
tentang strategi pemasaran batu andesit dengan tujuan agar para pengusaha
berhasil dalam memasarkan produknya.

1.4 Maksud dan Tujuan


Adapun tujuan dari penulisan laporan seminar ini antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Menganalisis strategi pemasaran di PT Duta Keluarga Imfaco
2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh menentukan strategi pemasaran
sebelum memasarkan produk tersebut
3. Memahami kondisi pasar yang akan dihadapi.

3
1.5 Metode Penulisan
Pada laporan seminar ini, metode penulisan yang digunakan, adalah:
1. Metode pustaka dan Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, antara lain:
a. Perpustakaan
b. Jurnal
2. Pengambilan data
Pengambilan data melalui buku dan jurnal yang terkait dengan judul ini.
Data-data yang diambil antara lain :

a. Data sekunder yaitu data yang diambil berasal dari literatur, seperti buku,
jurnal dan panduan oleh Dosen Pembimbing. Data sekunder adalah data
yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang ada
(peneliti sebagai tangan kedua).
b. Mengumpulkan bahan pustaka dan mengelompokkannya untuk
memudahkan dalam penyusunan draft nantinya.
c. Memilah nilai karakteristik bahan pustaka yang mewakili obyek
pembahasan
d. Mengetahui keakuratan bahan pustaka, sehingga kerja menjadi lebih
efisien

1.6 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan dari laporan seminar ini, adalah :

1. Memberi pengetahuan kepada para pembaca bagaimana cara menentukan


strategi pengembangan pemasaran
2. Memberi pengetahuan kepada para pembaca dalam melakukan pemasaran
produk.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut David strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka
panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis,
diversifikasi, akusisi, pengembangan produk,penetrasi pasar,divestasi,likuidasi,
dan usaha patungan atau joint venture. Strategi adalah aksi potensial yang
membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam
jumlah besar. Jadi strategi adalah sebuah tindakan aksi atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan
yang telah ditetapkan.

2.1.2 Pengertian Pemasaran


Setiap perusahaan akan memasuki sebuah pasar yang ditujunya dan
memasarkan produk atau jasa pada konsumen dipasar sasaran. Pemasaran ini
dilakukan oleh setiap perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal
sesuai dengan usaha yang dilakukan dalam menghasilkan produk atau jasa, dan
memenuhi tujuan perusahaan itu sendiri.
Menurut Sudaryono (2016) Pemasaran merupakan suatu perpaduan dari
aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan
konsumen melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk dan jasa yang
bernilai serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar
kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan
tertentu.
AMA (American Marketing Association) dalam menyatakan bahwa
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan
harga, promosi dan pendistribusian barang, jasa dan ide dan dapat memuaskan
pelanggan secara menguntungkan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah

5
kegiatan yang diorganisasikan dengan cara merencanakan produk, menetapkan
harga, promosi dan pendistribusian barang untuk mengetahui kebutuhan yang
kemudian menjadi keinginan konsumen melalui pertukaran sehingga menciptakan
nilai bagi pelanggan yang bertujuan untuk mendapatkan tempat di pasar sasaran.

2.1.3 Pengertian Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi
perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap
permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Perusahaan dapat
menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara bersamaan, sebab setiap
jenis program seperti (periklanan, promosi penjualan, personal selling, layanan
pelanggan atau pengembangan produk) memiliki pengaruh yang berdeba-beda
terhadap permintaan. Tjiptono, Chandra dan Adriana dalam Hendry (2015).
Sedangkan dalam strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai
kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari
pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama, bisnis apa
yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di
masa mendatang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat
dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar prespektif
produk, harga, promosi dan distribusi (bauran pemasaran) untuk melayani pasar
sasaran. Tjiptono dalam Hendry (2015).
Semua organisasi membutuhkan pemasaran untuk mencapai tujuan dan
objektifnya, jadi perusahaan memerlukan strategi yang berbeda-beda guna jangka
panjang yang digunakan bagi pedoman masing-masing tingkat perusahaan.
Strategi Pemasaran didasarkan analisis manajer perusahaan akan lingkungan
perusahaan baik internal maupun eksternal. Terdapat 3 elemen pokok) didalam
strategi pemasaran :
a. Konsumen
Pemasaran berawal dari kebutuhan dan keinginan pelanggan serta
berakhir dengan kepuasan loyalitas pelanggan. Pemasar wajib memahami
siapa saja pelanggannya, preferensi, karakteristik, kebutuhan, dan

6
keinginan, gaya hidup, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pola konsumsi mereka.
b. Pesaing
Memenuhi kepuasan konsumen belumlah cukup. Apabila ada pesaing
yang sanggup memuaskan pelanggan dengan lebih baik, maka pelanggan
akan beralih kepesaing. Oleh sebab itu, setiap organisasi harus
memperhatikan faktor persaingan pula. Faktor tersebut meliputi siapa
saja pesaing perusahaan, strategi, kelemahan, kompetensi diri, serta relasi
mereka.
c. Perusahaan
Tujuan perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan.
Caranya tidak semata-mata dengan menekankan pada aspek transaksi,
namun justru lebih fokus pada aspek relasi. Untuk itu dibutuhkan strategi,
kinerja, kompetensi diri, sumberdaya (manusia, alam, finansial,
teknologi, intelektual, informasi, dan waktu).
Di semua tipe bisnis, tiga langkah berikut ini dapat membantu dalam
mencapai keberhasilan:
1. Perusahaan harus mempelajari pelanggan dan pasar untuk mengetahui produk
dan jasa apa yang dapat menciptakan suatu nilai ekonomis.
2. Kembangkan segmentasi yang mencerminkan daya tarik ekonomis bagi
pelanggan.
3. Kembangkan nilai yang jelas bagi setiap segmen.

2.1.4 Unsur-unsur strategi pemasaran


Sumber-sumber yang mendasari tekanan pemasaran ini memperhatikan
kekuatan dan kelemahan perusahaan yang penting dan menghidupkan posisinya
dalam industri, menegaskan bidang-bidang dimana perusahaan strategi dapat
menghasilkan manfaat terbesar, serta menyoroti bidang- bidang dimana
kecenderungan industri menjanjikan adanya peluang dan ancaman yang besar.
Untuk dapat menentukan strategi dalam melakukan suatu pemasaran,
terlebih dahulu mempertimbangkan empat faktor utama yang dapat dicapai

7
perusahaan itu meliputi faktor internal dan faktor eksternal.

2.1.5 Pengembangan Strategi Pemasaran


Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development)
dengan merancang strategi pemasaran awal bagi produk baru berdasarkan konsep
produk.
Pengembangan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a) Menggambarkan pasar sasaran
b) Positioning produk yang direncanakan
c) Tujuan penjualan, pangsa pasar, serta laba untuk beberapa tahun pertama.

2.1.6 Fungsi Strategi Pemasaran


Fungsi strategi pemasaran adalah sebagai alat untuk mengatur arah setiap
divisi agar mampu bekerja sama mencapai tujuan perusahaan. Misalnya jika ada
permintaan konsumen yang tinggi, strategi pemasaran mampu membuat
koordinasi antara divisi produksi dan divisi pemasaran.

2.1.7 Strategi Bauran Pemasaran


Program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen pemasaran
ke dalam suatu program terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai tujuan
pemasaran perusahaan dengan mempersembahkan value kepada konsumen.
Bauran pemasaran menciptakan seperangkat alat untuk membangun posisi yang
kuat dalam pasar sasarannya.

2.1.8 Segmenting, Targeting, Positioning


Menurut Kotler, karena begitu banyaknya jenis konsumen yang berbeda-
beda dengan beragam kebutuhan yang berbeda, maka perusahaan harus membagi
seluruh pasar, memilih segmen terbaik, dan merancang strategi yang tepat untuk
melayani pilihan segmen yang menghasilkan laba yang lebih besar dari
pesaingnya. Proses ini terdiri dari tiga langkah, yaitu : segmentasi pasar (market
segmenting), menetapkan pasar sasaran (market targeting), dan menempatkan
posisi pasar (market positioning).

8
2.1.8.1 Segmentasi Pasar (Market Segmenting)
Menurut Kotler, Segmentasi adalah kegiatan membagi-bagi pasar
(konsumen) ke dalam kelompok yang lebih homogen dengan harapan akan
diperoleh respons, seperti membeli, memakai, menerima, percaya, setia atau
sejenisnya. Maka itu didalam prakteknya segmentasi pasar merupakan proses
pembagian pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda-beda
berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku, yang mungkin memerlukan
produk dan bauran pemasaran yang berbeda.

2.1.8.2 Menetapkan Pasar Sasaran (Market Targeting)


Menetapkan pasar sasaran diawali dengan proses mengevaluasi daya tarik
dari masing-masing segmen pasar dan memili satu atau lebih segmen yang paling
menguntungkan untuk dimasuki. Berdasarkan Kotler, ada lima pola yang dapat
digunakan ketika memasuki pasar sasaran, yaitu :
1. Konsentrasi segmen tunggal (single-segment concentration)
Dengan berkonsentrasi pada hanya satu segmen, perusahaan mendapatkan
pengetahuan yang kuat terhadap kebutuhan segmen pasar yang dituju dan
mendapatkan mindset yang kuat dari konsumen di segmen tersebut. Namun, pola
ini memiliki resiko yang cukup tinggi, dimana apabila terjadi kejenuhan pada
segmen ini, maka perusahaan menghadapi resiko kehilangan keseluruhan pasar.
2. Spesialisasi selektif (Selective specialization)
Pola ini mirip pola pertama, hanya pada pola ini perusahaan memilih
beberapa segmen yang dianggap paling menguntungkan. Kelebihan dari pola ini
adalah kemampuan perusahaan untuk mengurangi resiko menjadi lebih besar.
3. Spesialisasi Produk (Product Specialization)
Pola ini menggambarkan perusahaan yang memproduksi satu jenis produk
yang dijual pada beberapa segmen.
4. Spesialisasi Pasar (Market Specialization)
Pola ini menggambarkan perusahaan yang memproduksi berbagai jenis
produk yang dijual pada satu segmen saja. Kelebihan dari pola ini adalah
perusahaan mampu mendapatkan reputasi tinggi dalam grup konsumen pada

9
target segmen yang dimasuki.
5. Mencakup keseluruhan pasar (Full market coverage)
Pada pola ini, perusahaan berusaha untuk mencakup keseluruhan pasar
yang ada dengan memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yang berbeda di
setiap segmen pada keseluruhan pasar.

2.1.8.3 Menempatkan Posisi Pasar (Market Positioning)


Menempatkan posisi pasar adalah kegiatan perusahaan untuk mengatur
sebuah produk agar mendapatkan tempat yang jelas, dapat dibedakan, serta lebih
dihararapkan daripada produk pesaing dalam benak konsumen sasaran. Oleh
karena itu perusahaan merancang posisi yang membedakan produk mereka dari
produk pesaing serta memberikan manfaat strategis yang sangat besar di dalam
pasar sasarannya.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penilitian


Apabila dilihat berdasarkan tujuannya,maka penelitian ini termasuk
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
mengumpulkan data-data untuk mengkaji dengan awal. Apabila dilihat
berdasarkan jenis datanya, maka penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis.

3.2 Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang ada
(peneliti sebagai tangan kedua). Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari
literatur, perpustakaan, instansi pemerintah atau swasta serta laporan penelitian.
Data yang termasuk dalam data sekunder penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari beragam pustaka yang menunjang dan berhubungan dengan kajian.

3.3 Pengolahan dan Analisis Data


3.3.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor
Evaluation (EFE)
Matriks internal factor evaluation (IFE) merupakan sebuah alat formulasi
strategi yang digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut.
Sedangkan Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor eksternal perusahaan berkaitan dengan peluang dan
ancaman yang dianggap penting. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis
hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,
politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan persaingan.

11
Adapun tahap-tahap dalam dalam mengidentifikasi faktor-faktor
lingkungan eksternal dalam matriks IFE adalah sebagai berikut:
1. Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit internal.
2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-
masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk
mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan mayor
(peringkat = 1), atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat
= 3), atau kekuatan mayor (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus
mendapatkan peringkat 3 atau 4, dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau
2. Jadi, peringkat adalah berdasarkan perusahaan, sedangkan bobot adalah
berdasarkan industri.
4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan rata-
rata tertimbang untuk masingmasing variabel.
5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk
menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi. Nilai rata-rata adalah 2,5.
Total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah
secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal
yang kuat.
Tahap-tahap dalam mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal
dalam matriks EFE adalah sebagai berikut:
1. Buat daftar faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit eksternal.
2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
penting) untuk masing-masing faktor. Bobot mengindikasikan tingkat penting
relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Jumlah
seluruh bobot harus sebesar 1,0.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci
tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor
tersebut, dimana 4 = respon perusahaan superior, 3 = respon perusahaan di atas

12
rata-rata, 2 = respon perusahaan rata-rata, 1 = respon perusahaan jelek. Peringkat
didasari pada efektivitas strategi perusahaan, sedangkan bobot didasarkan pada
industri.
4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan
nilai tertimbang.
5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masingmasing variabel untuk menentukan total
nilai tertimbang bagi organisasi.

3.3.2 Matriks Internal- External


Matriks Internal-External (IE) bermanfaat untuk memposisikan suatu
Strategic Business Unit (SBU) perusahaan ke dalam matriks yang terdiri atas
sembilan sel. Matriks Internal-External (IE) dimana ukuran dan lingkaran
memperlihatkan persentase kontribusi pendapatan (sales). Matriks IE
dikembangkan dari model Grand Strategy parameter digunakan meliputi kekuatan
internal perusahaan dan kekuatan ekstemal yang dihadapi. Tujuan penggunakan
model ini adalah memperoleh strategi bisnis ditingkat korporasi yang lebih detail.
Matriks IE terdiri dari dua dimensi, yaitu total skor dari Matriks IFAS
pada sumbu X dan total skor dan Matriks EFAS pada sumbu Y. Pada sumbu X
dari Matriks IE. Skornya ada tiga, yaitu skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi
internal adalah lemah, skor 2,0 - 2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0 - 4,0
adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk matriks
EFE, skor 1,0 -1,99 adalah rendah, skor 2,0 - 2,99 adalah sedang, dan skor 3,0 -
4,0 adalah tinggi. Matriks IE memiliki implikasi strategi yang berbeda, yaitu :

13
Tabel 3.1
Model Untuk Strategi Perusahaan KEKUATAN INTERNAL BISNIS
Tinggi Rata-rata Lemah

1 2 3
GROWTH GROWTH
Tinggi Konsentrasi Konsentrasi RETRENCHMENT
melalui integrasi melalui integrasi Turnaround
vertikal horizontal

4 5 6
GROWTH
Konsentrasi
DAYA melalui integrasi RETRENCHMENT
TARIK Sedang STABILITY horizontal Captive Company atau
Hati-hati STABILITY Divestment
INDUSTRI Tak ada
perubahan profit
strategi

7 8 9
GROWTH GROWTH RETRENCHMENT
Lemah Difersfikasi Difersfikasi Bangkrut atau Likuidasi
Konsentrik konglomerat

Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan,


tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokan menjadi tiga
strategi utama, yaitu:
a. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1,2
dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
b. Strability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi
yang telah ditetapkan.
c. Retrenchment strategy (sel 3,6 dan 9) adalah usaha memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail mengenail Sembilan
strategi yang terdapat pada Sembilan sel IE matriks tersebut, berikut ini akan
dijelaskan tindakan dari masing-masing strategi tersebut:

14
1) Strategi pertumbuhan (growth strategy)
Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset,
profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara
menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk
atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat
dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga
dapat meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi
perusahaan tersebut berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat
kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha
meningkatkan pangsa pasar. Dengan demikian, perusaaan yang belum mencapai
critical mass (mendapat profit dari large-scale production) akan mengalami
kekalahan, kecuali jika perusahaan ini dapat memfokuskan diri pada pasar tertentu
yang menguntungkan.
2) Strategi pertumbuhan melalui konsentrasi dan diversifikasi
Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu
konsentrasi pada suatu industry atau diversifikasi ke industry lain. Berdasarkan
hasil penelitian, perusahaaan yang memiliki kinerja yang baik cenderung
mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang relatif kurang memiliki
kinerja yang baik cenderung mengadakan diversifikasi agar meningkatkan
kinerjanya.
Jika perusahaan tersebut memiliki strategi konsentrasi, dia dapat tumbuh
melalui integrasi (interation) horizontal maupun vertikal, baik secara internal
melalui sumber dayanya sendiri atau secar eksternal dengan menggunakan sumber
daya dari luar. Jika perubahan tersebut memilih strategi diversifikasi, dia dapat
tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat, baik secara internal
melalui pengembangan produk baru, maupun eksternal melalui akuisisi.
3) Konsentrasi melalui intergrasi vertikal
Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal
dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan

15
cara forward intergration (menggambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan
strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat
(high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi. Agar dapat
meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya, perusahaan ini harus
melaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk
mengontrol kualitas serta distribusi produk Integrasi vertikal dapat dicapai baik
melalui sumber daya internal maupun eksternal. Henry Ford, misalnya,
menggunakan sumber daya internal untuk membangun pabriknya diluar Detroit.
Ia mengintegrasikan proses manufaktur, mulai dari masukan berupa biji besi
sampai keluaran berupa produk mobil. Integrasi vertikal pada umumnya terdapat
dalam industry perminyakan, kimia dasar, mobil, serta produk yang
memanfaatkan hasil hutan. Sebaaimana ditunjukan dalam tabel diatas, beberapa
keuntungan dari intergrasi vertikal ini adalah turunnya biaya serta meningkatkan
koordinasi dan control. Hal ini merupakan cara terbaik bagi perusaaanyang kuat
dalam rangka meningkatkan competitive advantage di dalam industry yang
atraktif.
4) Konsentrasi melalui integrasi horizontal
Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan
untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan
meningkatkan jenis porduk serta jasa. Jika, perusahaan tersebut berada dalam
industri yang sangat atraktif, tujuannya adalah untuk meningkatkan pernjualan
dan profit, dengan cara memanfaatkan keuntungan economics of scale baik dalam
produksi maupun pemasaran. Sementara jika perusahaan ini berada dalam
moderate attractive industri, strategi yang ditetapkan adalah konsolidasi.
Tujuannya relative lebih defensive, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan
kehilangan profit.
5) Diversifikasi konsentris
Strategi pertumbuhan mellaui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh
perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat, tetapi nilai
daya tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan tersebut berusaha memanfaatkan
kekuatannya untuk membuat produk baru secara eisien karena perusahaan ini

16
sudah memiliki kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik. Prinsipnya
adalah untuk menciptakan sinergi dengan harapan bahwa dua bisnis secara
bersama-sama dapat menciptakan lebih banyak profit dari pada jika
melakukannya sendiri-sendiri.
6) Diversifikasi konglomerat
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling
berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position
yang tidak begitu kuat dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Kedua
faktor tersebut memaksa perusahaan itu melakukan usahanya ke dalam
perusahaan lain. Tetapi, pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap matang,
perusahaan yang hanya memiliki competitive position rata-rata cenderung akan
menurun kinerjanya. Untuk itu lebih pada sinergi financial dari pada product
market synergy (seperti yang terdapat pada strategi diversifikasi konsentris).

3.3.3 Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Proses pengambilan keputusan strategik selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategik, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis organisai yaitu (kekuatan,
kelemahan, peluang, anaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini
disebutkan dengan analisis situasi.
a. Kekuatan (strengths)
Merupakan sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan
lain relative terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau
ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus
(distinctive competence) yang memberikaan keunggulan komparatif bagi
perusahaan di pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam sumberdaya
keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli dengan

17
pemasok dan faktor- faktor lain.
b. Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan sebagai keterbatasan atau kekurangan dalam
sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang dapat menghambat
kinerja efektif perusahaan. Sumber-sumber kelemahan tersebut dapat
meliputi fasilitas, sumberdaya keuangan, kapabilitas manajemen,
keterampilan pemasaran dan citra merk.
c. Peluang (opportunities)
Peluang merupakan situasi penting yang mengantungkan dalam
lingkungan perusahaan. Perkembangan trend merupakan salah satu
sumber peluang. Identifikasi segmen pasar yang terabaikan, perubahan
situasi persaingan atau peraturan, perubahan teknologi serta membaiknya
hubungan antara pembeli dengan pemasok dapat memberikan peluang
bagi perusahaan.
d. Ancaman (threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan penggangu utama bagi
posisi perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan
pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli dengan pemasok
utama, perubahan teknologi serta peraturan baru atau yang direvisi dapat
menjadiancaman bagi keberhasilan perusahaan. Pearce dan Robinson
dalam hendry (2011).
Analisis SWOT menganalisis seluruh faktor internal dan eksternal yang
ada. Yaitu empat macam strategi organisasi dengan karakteristiknya masing-
masing, yakni sebagai berikut:
Tabel 3.2
SWOT Strategic Issues
Internal Strenghts (S) Weaknesses (W)
Eksternal
Threat (T) Strategi ST Strategi WT
Gunakan S untuk Minimalkan W

18
menghindari T dan hindari T
Opportunity (O) Strategi SO Strategi WO
Gunakan S untuk Atasi W dengan
memanfaatkan O memanfaatkan O

Dari tabel tersebut dapat dihasilkan empat macam strategi organisasi


dengan karakteristiknya masing-masing, yakni sebagai berikut:
a. Strategi SO adalah strategi yang harus dapat menggunakan kekuatan sekaligus
memanfaatkan peluang yang ada.
b. Strategi WO adalah strategi yang harus ditunjukkan untuk mengurangi
kelemahan yang dihadapi dan pada saat yang bersamaan memanfaatkan peluang
yang ada.
c. Strategi ST adalah strategi yang harus mampu menonjolkan kekuatan guna
mengatasi ancaman yang mungkin timbul.
d. Strategi WT adalah strategi yang bertujuan mengatasi hambatan serta
meminimalkan dampak dari ancaman yang ada.

3.3.4 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)


QSPM suatu alat untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif
secara objektif berdasarkan key success factor internal-eksternal yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Jadi secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk
menetapkan kemenarikan alternatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi
yang bervariasi yang telah dipilih untuk menentukan strategi mana yang paling
baik untuk diimplementasikan.
Secara konsep, QSPM menentukan daya tank relatif dari berbagai strategi
berdasarkan pada sejauh mana faktor-faktor sukses kritis eksternal dan internal
dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tank relatif dari setiap strategi dalam satu set
alternatif dihitung dengan menetapkan dampak kumulatif dari setiap faktor kritis
eksternal dan internal. Berapapun jumlah set alternatif strategi dapat dimasukan
dalam QSPM, dan dalam berapapun jumlah dapat menyusun suatu set, tetapi
hanya strategi dalam set tertentu dievaluasi relatif terhadap yang lain. Berikut ini

19
dipaparkan mengenai langkah-langkah pengembangan suatu QSPM :
Tahap 1: Buatlah daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan SBU
perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari EFE
matrix dan IFE matrix.
Tahap 2: Beri Weight masing - masing external and internal key success
factors. Weight ini sama dengan yang ada di EFE Matrix dan IFE Matrix.
Tahap 3: Identifikasi strategi alternatif yang pelaksanaannya harus
dipertimbangkan perusahaan. Catatlah strategi ini dibagian atas baris
QSPM.
Tahap 4: Tetapkan Attractiveness Score (AS), yaitu nilai yang
menunjukkan kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang
terpilih. Attractiveness Score ditetapkan dengan cara meneliti masing-
masing external and internal key success factors. Secara rinci, nilai
Attractiveness Score hams ada pada masing-masing strategi untuk
menujukkan kemenarikan relatif dari suatu strategi terhadap strategi yang
lainnya. Batasan Nilai Attractiveness Score adalah 1 = tidak menarik, 2 =
agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik.
Tahap 5: Hitunglah Total Attractiveness Score. Total Attractiveness Score
dari perkalian Attractiveness Score (tahap 3) dengan Weight (Tahap 4)
pada masing-masing baris. Total Attractiveness Score menunjukkan
relative attractiveness dari masing-masing alternatif strategi.
Tahap 6: Hitunglah Sum Total Attractiveness Score. Jumlahkan semua
Total Attractiveness Score pada masing-masing kolom QSPM. Dari
beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang
tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi
pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi
ini menjadi pilihan terakhir.

20
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan


PT Duta Keluarga Imfaco merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
mainning. PT. Duta Keluarga Imfaco beralamat di Jalan Raya Bolang No.12.
Argapura, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilih perusahaan
Ir. Tubagus Imron dan Hj. Siti Rohani, SE. PT Duta Keluarga Imfaco berdiri sejak
tanggal 3 Desember 1991 dan melalui notaris Mohammad Adam SH keluarlah
pengesahan Kementerian Hukum dan HAM No. C2.13297.HT.01.01 pada tanggal
8 Desember 1993. Pada tanggal 25 Agustus 2017 dilakukan Akte Perubahan No. 5
oleh notaris Sugi Harianto, SH, MKn.

Gambar 4.1 Diagram Alir Penelitian


Mulai

Identifikasi Masalah

Analisis IFE (Internal Analisis EFE (External


Factor Evaluation) Factor Evaluation)

Analisis IE (Internal-External)

SWOT

QSPM

21
Rekomendasi Implementasi Strategi

Selesai
Faktor-faktor Internal dan Eksternal
IFE meliputi kekuatan dan kelemahan dilakukan dengan pembobotan dan
pemberian rating berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh perusahaan. Matriks
IFE dapat dilihat pada Tabel 1. Analisis lingkungan internal terdiri dari fungsi
manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating dan controlling (POAC)
pada setiap fungsi bisnis yaitu fungsi sumber daya manusia, fungsi keuangan,
fungsi produksi dan operasional dan fungsi pemasaran (Ling, 2013). Matriks EFE
meliputi peluang dan ancaman, dilakukan dengan pembobotan dan pemberian
rating berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pemilik usaha.
Penilaian pembobotan dan pemberian rating bersifat subyektif memuat
kondisi aktual dan sudut pandang dalam menghadapi berbagai faktor eksternal.
Nilai atau skor terbobot total pada evaluasi faktor eksternal akan menentukan
posisi usaha dalam menghadapi ancaman berdasarkan peluang yang dimiliki.
Dalam hal ini, matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 2. Penilaian pembobotan dan
pemberian rating bersifat subyektif memuat kondisi aktual dan sudut pandang
dalam menghadapi berbagai faktor internal. Skor terbobot total pada evaluasi
faktor internal akan menentukan posisi usaha dalam menghadapi kelemahan
berdasarkan kekuatan yang dimiliki.
Berdasarkan hasil penjumlahan skor total pada matriks IFE dan EFE
didapatkan nilai masing-masing 2,71 dan 2,82. Skor total yang terdapat pada
matriks EFE menggambarkan dan mengindikasikan posisi strategi pengembangan
pemasaran batu andesit stabil dalam merespon situasi eksternal yang dihadapi.
Skor total IFE mengindikasikan posisi strategi usaha berada pada tingkat rataan
untuk mampu merespon iklim internal yang dimiliki.

22
Tabel 4.1 Perhitungan Matriks IFE

Faktor Internal Bobot Ratin Skor


(a) g (b) Terbobot
(c=axb)

Kekuatan

Sistem pemasaran 0,11 4 0,44

Produksi pengolahan batu andesit 0,13 4 0,52

Luas dan besar ruangan produksi yang disiapkan 0,12 3,67 0,44

Sistem keuangan 0,13 3,67 0,48

Kelemahan

Sistem manajemen 0,14 1,67 0,23

Sistem informasi 0,10 1,67 0,17

Fasilitas dan peralatan yang memadai untuk produksi 0,16 1,67 0,27

Kebijakan pemerintah daerah 0,12 1,33 0,16

Jumlah 1 2,71

Tabel 4.2 Perhitungan Matriks EFE

23
Faktor Eksternal Bobo Rating Skor
t (a) (b) Terbobot
(c=axb)

Peluang

Daya tawar pembeli 0,13 4 0,52

Sistem penerapan teknologi 0,16 4 0,64

Kondisi demografi penyaluran batu andesit 0,14 3,33 0,47

Kebutuhan batu andesit 0,15 3,33 0,50

Ancaman

Kondisi ekonomi masyarakat 0,14 1,67 0,23

Pendatang usaha sejenis 0,11 1,67 0,18

Persaingan antar usaha sejenis 0,10 1,67 0,17

Ancaman produk batu lainnya 0,08 1,33 0,11

Jumlah 1 2,82

4.2 Penentuan Strategi IE (Internal External)


Penentuan posisi strategi perusahaan dalam matriks IE didasarkan pada
hasil total nilai matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai
matriks EFE pada sumbu Y (David, 2006). Berdasarkan pada penilaian matriks
IFE dan EFE, posisi perusahaan pada matriks IE berada pada kuadran V, yaitu
pertumbuhan dan stabilitas (Gambar 2). Strategi pertumbuhan ini didesain untuk
mencapai kondisi pertumbuhan penjualan, pertumbuhan keuntungan dan
pertumbuhan aset. Usaha yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar dan
pengembangan usaha. Kegiatan untuk peningkatan pemasaran dan pelayanan
merupakan salah satu formulasi strategi yang dapat menjadi andalan utama bagi
perusahaan, disamping untuk mengembangkan kegiatan usaha, juga bertujuan
untuk mempertahankan usaha, agar terus berlangsung dan terhindar dari

24
kehilangan penjualan dan kehilangan keuntungan. Hasil identifikasi dari kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman usaha digunakan untuk merumuskan alternatif
strategi dengan menggunakan matriks SWOT.

TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGI INTERNAL -2,71


KUAT RATAAN LEMAH
TOTAL
4 SKOR STRATEGI
TINGGI 3 2 1
EKSTERNAL -2,82
I II III
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN PENCIUTAN
3
MENENGAH

V
IV VI
PERTUMBUHAN
STABILITAS PENCIUTAN
2 (STABIL)
RENDAH
VII VIII IX
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN LIKUIDASI
1

Gambar 4.2. Analisis Matriks IE

4.3 Perumusan Strategi SWOT


Perumusan strategi diterapkan melalui identifikasi dan analisis faktor-
faktor eksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman, serta faktor-faktor internal
yang berupa kekuatan dan kelemahan. Peluang merupakan situasi yang diinginkan
atau disukai dalam lingkungan industri. Ancaman merupakan situasi yang tidak
diinginkan atau tidak disukai dalam lingkungan industri. Kekuatan merupakan
kompensasi khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan,
sedangkan kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumber
daya keterampilan, maupun kemampuan yang dapat menghambat kinerja
perusahaan.
Menurut Rangkuti (2013), hampir setiap perusahaan maupun pengamat
bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan analisis SWOT. Analisis ini
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika untuk memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Perumusan strategi dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai faktor

25
yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan. Hasil perumusan dikelompokkan
menjadi empat kelompok perumusan strategi yang terdiri dari strategi Kekuatan-
Peluang (S-O), strategi Kekuatan-Ancaman (S-T), Strategi Kelemahan-Peluang
(WO) dan strategi Kelemahan-Ancaman (W-T), seperti termuat pada Gambar 3.

Faktor Faktor kelemahan (W)


Faktor kekuatan (S)
Internal 1. Sistem pemasaran 1. Sistem manajemen
2. Produksi pengolahan batu andesit 2. Sistem informasi
3. Luas dan besar ruangan produksi 3. Fasilitas dan peralatan yang
yang disiapkan kurang memadai untuk produksi
4. Sistem keuangan
Faktor Eksternal
Strategi WO (diversifikasi)
Faktor peluang (O) Strategi SO (agresif) 1. Meningkatkan volume penjualan
1. Daya tawar pembeli 1. Memperluas jaringan pemasaran
dengan meningkatkan efektifitas
2. Sistem penerapan teknologi olahan batu andesit pemasaran
3. Kondisi demografi penyaluran 2. Meningkatkan produktivitas 2. Memanfaatkan sistem informasi
batu andesit olahan batu andesit dalam meningkatkan penjualan
4. Kebutuhan batu andesit di 3. Memperkuat permodalan agar 3. Mengadakan pelatihan dan
masyarakat dapat bersaing dengan pesaing peningkatan pengetahuan karyawan

Strategi ST (diferensiasi)
Faktor ancaman (T) 1. Konsisten mempertahankan Strategi WT (defensif)
produktivitas untuk dapat diterima 1. Meningkatkan teknologi produksi
1. Kondisi ekonomi masyarakat
pasar dan mutu produk
2. Pendatang usaha sejenis
2. Meningkatkan pelayanan dan 2. Memperbaiki mutu SDM
3. Persaingan antar usaha sejenis
loyalitas konsumen 3. Memanfaatkan kebijakan
4. Ancaman produk batu lainnya
3. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah sesuai kebutuhan
5. Kebijakan pemerintah daerah
pihak lain dalam bentuk kemitraan masyarakat
pemasaran

Gambar 4.3. Rumusan strategi pemasaran dengan matriks SWOT

Penyusunan mekanisme operasional merupakan batasan kegiatan yang


perlu dilakukan oleh perusahaan dalam strategi pengembangan pemasaran batu
andesit. Formulasi kebijakan kualitatif pada Gambar 3 dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Strategi S-O
Strategi ini didapatkan dengan memanfaatkan dan memaksimalkan
kekuatan yang dimiliki untuk mengambil atau memanfaatkan peluang yang ada.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh beberapa formulasi strategi, yaitu
memperluas jaringan pemasaran olahan batu andesit. Kondisi usaha saat ini
memiliki tingkat penjualan dan distribusi yang kuat tetapi perlu jaringan

26
pemasaran yang lebih luas sehingga keuntungan dapat terus dioptimalkan. Oleh
karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas. Dengan adanya
kondisi ini, maka diharapkan perusahaan dapat meningkatkan produktivitas
dengan adanya saluran pemasaran yang jelas. Disamping itu, pemilik usaha
diharapkan mampu memperkuat permodalan agar dapat bersaing dengan pesaing.
2. Strategi S-T
Strategi ini didapatkan dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki
perusahaan dalam mengantisipasi ancaman yang ada. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh beberapa formulasi strategi, yaitu konsisten dalam mempertahankan
produktivitas agar dapat diterima pasar, meningkatkan pelayanan dan loyalitas
konsumen dan meningkatkan kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk
kemitraan pemasaran. Usaha saat ini kurang menunjukkan kondisi yang kuat
untuk menghadapi ancaman yang ada. Oleh karena itu, strategi yang perlu
dilakukan untuk menghadapi persaingan dan pengembangan usaha adalah
melakukan pemberdayaan secara optimal terhadap sumber daya yang ada, baik
modal, tenaga kerja maupun pengelolaan usahanya. Selain itu, komitmen
perusahaan dalam meningkatkan mutu batu yang dihasilkan.
3. Strategi W-O
Strategi ini didapatkan dengan usaha menekan atau meminimalisasi
kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada saat
ini. Berdasarkan hasil analisis diperoleh strategi meningkatkan volume penjualan
dengan meningkatkan efektifitas pemasaran, memanfaatkan sistem informasi
dalam meningkatkan penjualan serta mengadakan pelatihan dan peningkatan
pengetahuan karyawan di bidangnya. Secara umum, perusahaan memiliki
kelemahan yang sama dengan usaha lainnya, yaitu pemasaran masih belum
optimal. Pengembangan usaha memiliki peluang sangat besar yang seharusnya
mampu ditangkap oleh pemilik usaha, namun demikian strategi yang dapat
dilakukan adalah dengan memenuhi tuntutan peluang baik mutu maupun
kuantitasnya. Strategi untuk mempertahankan mutu adalah dengan pengendalian
bahan baku dan pengawasan mutu produksi secara konsisten, dengan tetap
diperhatikan dampak dari kegiatan penambangan tersebut, karena dampak

27
penambangan dapat diibaratkan sebagai tekanan negatif terhadap lingkungan
sekitarnya dan tekanan lingkungan ini akan memberikan efek pada manusia
sebagai bagian dari lingkungan tersebut (Hidayat et al., 2012).
4. Strategi W-T
Strategi ini didapatkan melalui upaya meminimalisasi kelemahan yang
dimiliki perusahaan untuk mengantisipasi ancaman atau untuk menghadapi
kemungkinan ancaman yang ada dari lingkungan eksternal usaha. Berdasarkan
hasil analisis diperoleh strategi meningkatkan teknologi produksi dan mutu batu
andesit dengan standar mutu yang diinginkan oleh pasar dan memperbaiki mutu
SDM serta memanfaatkan kebijakan pemerintah daerah sesuai kebutuhan
masyarakat. Kelemahan utama pada usaha ini selain ketersediaan biaya produksi
tinggi, juga jaringan distribusi yang masih bersifat lokal. Oleh karena itu, strategi
yang dapat dilakukan adalah memperbaiki mutu SDM.
Fokus dari strategi pengembangan pemasaran batu andesit yang dihasilkan
untuk penggunaan kekuatan bagi pemanfaatan peluang adalah:
1. Memperluas jaringan pemasaran dengan menggunakan tenaga kerja
sesuai keahliannya. Komoditi pertambangan mineral batuan memiliki sifat
khusus dalam hal pemasaran yaitu terkait antara lokasi tambang dengan
konsumen akhir. Untuk itu diperlukan pola pemasaran dan kemampuan
manajerial yang dapat meningkatkan usaha agar lebih kuat. Pola ini
mencakup tenaga pemasaran yang handal dan memiliki kemampuan
menguasai pasar sesuai dengan bidang usaha pemasaran batu andesit.
Selain itu juga harus didukung dengan kemampuan manajerial pemilik
usaha, seperti kemampuan mengarahkan tenaga kerjanya dan kemampuan
melihat pangsa pasar yang ada.
2. Menciptakan produksi variasi bentuk batu andesit yang lebih baik
dengan melihat perkembangan dan keinginan masyarakat luas. Dalam hal
ini, pengembangan pemasaran batu andesit yang lebih baik untuk
meningkatkan pengembangan usaha, baik dari pemilik maupun tenaga
kerja untuk melihat peluang dengan adanya produksi yang lebih baik
tersebut, sehingga ada proses timbal balik antara tenaga kerja dan pemilik

28
usaha. Hubungan baik yang terbina akan memperlancar proses produksi
dan proses pemasaran.
3. Memperkuat permodalan perusahaan agar dapat bersaing dengan
pesaing. Untuk itu diperlukan penambahan modal untuk meningkatkan
pangsa pasar. Faktor pasokan modal merupakan peluang usaha dalam
meningkatkan kapasitas produksinya.
Memperhatikan peta strategi tersebut, maka pengembangan ke depannya,
perusahaan perlu memperhatikan ketepatan dalam menentukan lokasi usaha
(kredibel, transportasi, biaya, peraturan dan lainnya), perekrutan tenaga kerja dan
hal relevan lainnya untuk meraih keberhasilan usaha.

4.4 Analisis QSPM


Penentuan strategi prioritas dengan analisis matriks QSPM didasarkan dari
hasil alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT kualitatif. Urutan
prioritas strategi dari hasil matriks QSMP dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 4.3. Urutan prioritas strategi dari matriks QSPM
No Alternatif Strategi Total nilai
. daya tarik
1 Memperluas jaringan pemasaran olahan batu andesit 5,94
2 Meningkatkan pelayanan dan loyalitas konsumen 5,90
3 Memperkuat permodalan agar dapat bersaing dengan 5,84
pesaing
4 Meningkatkan produktivitas olahan batu andesit 5,80
5 Meningkatkan teknologi produksi dan mutu produk 5,79
6 Meningkatkan kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk 5,76
kemitraan pemasaran
7 Meningkatkan volume penjualan dengan meningkatkan 5,76
efektifitas pemasaran
8 Memanfaatkan sistem informasi dalam meningkatkan 5,51
penjualan
9 Konsisten mempertahankan produktivitas untuk dapat 5,43
diterima pasar
10 Memperbaiki mutu SDM 5,13
11 Mengadakan pelatihan dan peningkatan pengetahuan 4,76
karyawan

29
12 Memanfaatkan kebijakan pemerintah daerah sesuai 4,34
kebutuhan masyarakat

4.5 Implikasi Manajerial


Implikasi manajerial yang dapat diaplikasikan PT Duta Keluarga Imfaco
dapat dibagi menjadi empat sasaran, yaitu:
1. Pemasaran, dengan menciptakan variasi produk yang disukai konsumen sesuai
dengan perkembangan teknologi.
2. Keuangan, dengan memperkuat permodalan agar dapat bersaing dengan
pesaing untuk menunjang kegiatan usaha dengan memanfaatkan lembaga
perbankan.
3. Produksi, dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan mutu produk
dan konsisten mempertahankan produktivitas agar diterima pasar.
4. Sumber daya manusia, melalui pelatihan dan pengetahuan karyawan tentang
mutu dalam arti umum dan mutu produk untuk meningkatkan produksi dan
eksistensi.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pada matriks IFE dan EFE, mengindikasikan posisi
perusahaan berada pada tingkat stabil, mampu merespon situasi eksternal dan
pada matriks Matriks IE menunjukkan posisi perusahaan berada di kuadran V
(Pertumbuhan dan Stabilitas), dengan alternatif strategi yang dapat diterapkan
yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil perhitungan

30
dalam matriks QSPM, diperoleh tiga strategi yang paling tepat diimplementasikan
yaitu :
1. Memperluas jaringan pemasaran olahan batu andesit
2. Meningkatkan pelayanan dan loyalitas konsumen
3. Memperkuat permodalan agar dapat bersaing dengan pesaing

5.2 Saran

1. Penulis masih banyak kekurangan pada saat penulisan


2. Kurangnya artikel terkait sebagai referensi

DAFTAR PUSTAKA

Febrianti, O.V., M. S. (2013). Usulan Alternatif Strategi PT. X Menggunakan


Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). E- Journal Graduate Unpar
Part A – Economics. 1.

Geografi, I. (2016). Batuan Andesit : Pengertian, Proses dan Manfaatnya.


http://ilmugeografi.com/geologi/batuan-andesit

31
Imron, T., Nazli, R. S. S., & Raharja, S. (2019). Strategi Pengembangan
Pemasaran Batu Andesit (Studi Kasus pada PT Duta Keluarga Imfaco, Bogor
Jawa Barat). MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan
Industri Kecil Menengah, 13(2), 127.
https://doi.org/10.29244/mikm.13.2.127-136

Untuk, P., Brand, M., & Produk, A. (2008). Pengembangan Strategi Pemasaran
Baru Pada Pt. Simex Pharmaceutical Untuk Meningkatkan Brand Awareness
Produk Vipro-G. Journal of Business Strategy and Execution, 1(1), 135–157.
https://journal.binus.ac.id/index.php/JBSE/article/view/177/173

Kasali, R. (2003). Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di


Indonesia. Pustaka Utama Grafitti.

Kemungkinan, D. A. N., Sebagai, P., Bangunan, B., Ukir, D., Serang, B. K.,
Banten, P., & Hardiyono, A. (1989). Karakteristik batuan beku andesit &
breksi vulkanik, dan kemungkinan penggunaan sebagai bahan bangunan
daerah ukir sari, kecamatan bojonegara kabupaten serang, provinsi banten.
89–95.

Kotler, Haider, Philips, D. H. R. I. (2001). Marketingul Locurilor. Esitura Teora.

Mulyana, D. (2014). Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode Penelitian


Kualitatif, 43.

Pernando, Y. (2013). Analisis Kelayakan Usaha Galian C (Penambangan Pasir


dan Batu) Di Desa Siberakun Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan
Singingi. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.

Sudaryono. (2016). Manajemen Pemasaran : Teori dan Implementasi. Andi.

Untuk, P., Brand, M., & Produk, A. (2008). Pengembangan Strategi Pemasaran
Baru Pada Pt. Simex Pharmaceutical Untuk Meningkatkan Brand Awareness
Produk Vipro-G. Journal of Business Strategy and Execution, 1(1), 135–157.

Yusup, I. (2016). Desain Pengering Gabah Berenergi Sekam Menggunakan Batu


Basalt dan Andesit Sebagai Mrdia Penyimpanan Panas Sensibel. ripsi Pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor.

32

Anda mungkin juga menyukai