SEMINAR INDUSTRI
Oleh :
NOVAN ENSTEIN GIOVANI
NIM: 710017131
SEMINAR INDUSTRI
Oleh :
NOVAN ENSTEIN GIOVANI
NIM : 710017131
Mengetahui Menyetujui
Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Dosen Pembimbing Seminar
ii
Sari
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya maka Seminar Tambang ini dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya dengan judul “Menyusun Strategi Pengembangan
Pemasaran Batu Andesit Dengan Tepat” dan diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan mata kuliah Seminar Tambang pada Program Studi Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang turut membantu dalam penyusunan seminar tambang ini, khususnya pada :
1. Dr. H.Ircham, M.T, selaku Rektor Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
2. Bayurohman Pangacella Putra S.T.,M.T selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
3. Bapak Triyono. S.S., M.M. selaku dosen pembimbing seminar
tambang.
4. Kedua orang tua saya yang telah memberikan doa restu sehingga saya
dapat menyelesaikan seminar industri.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan bantuan hingga terselesaikannya seminar
tambang ini.
Penulis menyadari dalam penulisan seminar tambang ini masih jauh dari
sempurna,akhir kata penulis berharap seminar ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan untuk pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Gambar Halaman
Gambar 4.1........................................................................................ 19
Gambar 4.2....................................................................................... 23
Gambar 4.3....................................................................................... 24
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1............................................................................................. 14
Tabel 3.2............................................................................................. 18
Tabel 4.1............................................................................................. 23
Tabel 4.2 ............................................................................................. 24
Tabel 4.3 ............................................................................................ 29
BAB I
PENDAHULUAN
1
menit dan durasi discharging 200 menit (Yusup, 2016).
2
Kabupaten Bogor Jawa Barat. Batu andesit yang bernilai ekonomis diharapkan
menjadi andalan pendapatan masyarakat sekitar, semakin banyaknya permintaan
pasar dan berkembangnya minat masyarakat terhadap batu andesit tersebut, maka
peneliti tertarik melakukan penelitian Strategi Pengembangan Pemasaran Batu
Andesit pada PT Duta Keluarga Imfaco, Bogor Jawa Barat.
3
1.5 Metode Penulisan
Pada laporan seminar ini, metode penulisan yang digunakan, adalah:
1. Metode pustaka dan Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, antara lain:
a. Perpustakaan
b. Jurnal
2. Pengambilan data
Pengambilan data melalui buku dan jurnal yang terkait dengan judul ini.
Data-data yang diambil antara lain :
a. Data sekunder yaitu data yang diambil berasal dari literatur, seperti buku,
jurnal dan panduan oleh Dosen Pembimbing. Data sekunder adalah data
yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang ada
(peneliti sebagai tangan kedua).
b. Mengumpulkan bahan pustaka dan mengelompokkannya untuk
memudahkan dalam penyusunan draft nantinya.
c. Memilah nilai karakteristik bahan pustaka yang mewakili obyek
pembahasan
d. Mengetahui keakuratan bahan pustaka, sehingga kerja menjadi lebih
efisien
DASAR TEORI
5
kegiatan yang diorganisasikan dengan cara merencanakan produk, menetapkan
harga, promosi dan pendistribusian barang untuk mengetahui kebutuhan yang
kemudian menjadi keinginan konsumen melalui pertukaran sehingga menciptakan
nilai bagi pelanggan yang bertujuan untuk mendapatkan tempat di pasar sasaran.
6
keinginan, gaya hidup, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pola konsumsi mereka.
b. Pesaing
Memenuhi kepuasan konsumen belumlah cukup. Apabila ada pesaing
yang sanggup memuaskan pelanggan dengan lebih baik, maka pelanggan
akan beralih kepesaing. Oleh sebab itu, setiap organisasi harus
memperhatikan faktor persaingan pula. Faktor tersebut meliputi siapa
saja pesaing perusahaan, strategi, kelemahan, kompetensi diri, serta relasi
mereka.
c. Perusahaan
Tujuan perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan.
Caranya tidak semata-mata dengan menekankan pada aspek transaksi,
namun justru lebih fokus pada aspek relasi. Untuk itu dibutuhkan strategi,
kinerja, kompetensi diri, sumberdaya (manusia, alam, finansial,
teknologi, intelektual, informasi, dan waktu).
Di semua tipe bisnis, tiga langkah berikut ini dapat membantu dalam
mencapai keberhasilan:
1. Perusahaan harus mempelajari pelanggan dan pasar untuk mengetahui produk
dan jasa apa yang dapat menciptakan suatu nilai ekonomis.
2. Kembangkan segmentasi yang mencerminkan daya tarik ekonomis bagi
pelanggan.
3. Kembangkan nilai yang jelas bagi setiap segmen.
7
perusahaan itu meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
8
2.1.8.1 Segmentasi Pasar (Market Segmenting)
Menurut Kotler, Segmentasi adalah kegiatan membagi-bagi pasar
(konsumen) ke dalam kelompok yang lebih homogen dengan harapan akan
diperoleh respons, seperti membeli, memakai, menerima, percaya, setia atau
sejenisnya. Maka itu didalam prakteknya segmentasi pasar merupakan proses
pembagian pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda-beda
berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku, yang mungkin memerlukan
produk dan bauran pemasaran yang berbeda.
9
target segmen yang dimasuki.
5. Mencakup keseluruhan pasar (Full market coverage)
Pada pola ini, perusahaan berusaha untuk mencakup keseluruhan pasar
yang ada dengan memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yang berbeda di
setiap segmen pada keseluruhan pasar.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
11
Adapun tahap-tahap dalam dalam mengidentifikasi faktor-faktor
lingkungan eksternal dalam matriks IFE adalah sebagai berikut:
1. Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit internal.
2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-
masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk
mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan mayor
(peringkat = 1), atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat
= 3), atau kekuatan mayor (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus
mendapatkan peringkat 3 atau 4, dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau
2. Jadi, peringkat adalah berdasarkan perusahaan, sedangkan bobot adalah
berdasarkan industri.
4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan rata-
rata tertimbang untuk masingmasing variabel.
5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk
menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi. Nilai rata-rata adalah 2,5.
Total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah
secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal
yang kuat.
Tahap-tahap dalam mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal
dalam matriks EFE adalah sebagai berikut:
1. Buat daftar faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit eksternal.
2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
penting) untuk masing-masing faktor. Bobot mengindikasikan tingkat penting
relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Jumlah
seluruh bobot harus sebesar 1,0.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci
tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor
tersebut, dimana 4 = respon perusahaan superior, 3 = respon perusahaan di atas
12
rata-rata, 2 = respon perusahaan rata-rata, 1 = respon perusahaan jelek. Peringkat
didasari pada efektivitas strategi perusahaan, sedangkan bobot didasarkan pada
industri.
4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan
nilai tertimbang.
5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masingmasing variabel untuk menentukan total
nilai tertimbang bagi organisasi.
13
Tabel 3.1
Model Untuk Strategi Perusahaan KEKUATAN INTERNAL BISNIS
Tinggi Rata-rata Lemah
1 2 3
GROWTH GROWTH
Tinggi Konsentrasi Konsentrasi RETRENCHMENT
melalui integrasi melalui integrasi Turnaround
vertikal horizontal
4 5 6
GROWTH
Konsentrasi
DAYA melalui integrasi RETRENCHMENT
TARIK Sedang STABILITY horizontal Captive Company atau
Hati-hati STABILITY Divestment
INDUSTRI Tak ada
perubahan profit
strategi
7 8 9
GROWTH GROWTH RETRENCHMENT
Lemah Difersfikasi Difersfikasi Bangkrut atau Likuidasi
Konsentrik konglomerat
14
1) Strategi pertumbuhan (growth strategy)
Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset,
profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara
menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk
atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat
dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga
dapat meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi
perusahaan tersebut berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat
kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha
meningkatkan pangsa pasar. Dengan demikian, perusaaan yang belum mencapai
critical mass (mendapat profit dari large-scale production) akan mengalami
kekalahan, kecuali jika perusahaan ini dapat memfokuskan diri pada pasar tertentu
yang menguntungkan.
2) Strategi pertumbuhan melalui konsentrasi dan diversifikasi
Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu
konsentrasi pada suatu industry atau diversifikasi ke industry lain. Berdasarkan
hasil penelitian, perusahaaan yang memiliki kinerja yang baik cenderung
mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang relatif kurang memiliki
kinerja yang baik cenderung mengadakan diversifikasi agar meningkatkan
kinerjanya.
Jika perusahaan tersebut memiliki strategi konsentrasi, dia dapat tumbuh
melalui integrasi (interation) horizontal maupun vertikal, baik secara internal
melalui sumber dayanya sendiri atau secar eksternal dengan menggunakan sumber
daya dari luar. Jika perubahan tersebut memilih strategi diversifikasi, dia dapat
tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat, baik secara internal
melalui pengembangan produk baru, maupun eksternal melalui akuisisi.
3) Konsentrasi melalui intergrasi vertikal
Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal
dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan
15
cara forward intergration (menggambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan
strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat
(high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi. Agar dapat
meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya, perusahaan ini harus
melaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk
mengontrol kualitas serta distribusi produk Integrasi vertikal dapat dicapai baik
melalui sumber daya internal maupun eksternal. Henry Ford, misalnya,
menggunakan sumber daya internal untuk membangun pabriknya diluar Detroit.
Ia mengintegrasikan proses manufaktur, mulai dari masukan berupa biji besi
sampai keluaran berupa produk mobil. Integrasi vertikal pada umumnya terdapat
dalam industry perminyakan, kimia dasar, mobil, serta produk yang
memanfaatkan hasil hutan. Sebaaimana ditunjukan dalam tabel diatas, beberapa
keuntungan dari intergrasi vertikal ini adalah turunnya biaya serta meningkatkan
koordinasi dan control. Hal ini merupakan cara terbaik bagi perusaaanyang kuat
dalam rangka meningkatkan competitive advantage di dalam industry yang
atraktif.
4) Konsentrasi melalui integrasi horizontal
Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan
untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan
meningkatkan jenis porduk serta jasa. Jika, perusahaan tersebut berada dalam
industri yang sangat atraktif, tujuannya adalah untuk meningkatkan pernjualan
dan profit, dengan cara memanfaatkan keuntungan economics of scale baik dalam
produksi maupun pemasaran. Sementara jika perusahaan ini berada dalam
moderate attractive industri, strategi yang ditetapkan adalah konsolidasi.
Tujuannya relative lebih defensive, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan
kehilangan profit.
5) Diversifikasi konsentris
Strategi pertumbuhan mellaui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh
perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat, tetapi nilai
daya tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan tersebut berusaha memanfaatkan
kekuatannya untuk membuat produk baru secara eisien karena perusahaan ini
16
sudah memiliki kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik. Prinsipnya
adalah untuk menciptakan sinergi dengan harapan bahwa dua bisnis secara
bersama-sama dapat menciptakan lebih banyak profit dari pada jika
melakukannya sendiri-sendiri.
6) Diversifikasi konglomerat
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling
berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position
yang tidak begitu kuat dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Kedua
faktor tersebut memaksa perusahaan itu melakukan usahanya ke dalam
perusahaan lain. Tetapi, pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap matang,
perusahaan yang hanya memiliki competitive position rata-rata cenderung akan
menurun kinerjanya. Untuk itu lebih pada sinergi financial dari pada product
market synergy (seperti yang terdapat pada strategi diversifikasi konsentris).
17
pemasok dan faktor- faktor lain.
b. Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan sebagai keterbatasan atau kekurangan dalam
sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang dapat menghambat
kinerja efektif perusahaan. Sumber-sumber kelemahan tersebut dapat
meliputi fasilitas, sumberdaya keuangan, kapabilitas manajemen,
keterampilan pemasaran dan citra merk.
c. Peluang (opportunities)
Peluang merupakan situasi penting yang mengantungkan dalam
lingkungan perusahaan. Perkembangan trend merupakan salah satu
sumber peluang. Identifikasi segmen pasar yang terabaikan, perubahan
situasi persaingan atau peraturan, perubahan teknologi serta membaiknya
hubungan antara pembeli dengan pemasok dapat memberikan peluang
bagi perusahaan.
d. Ancaman (threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan penggangu utama bagi
posisi perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan
pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli dengan pemasok
utama, perubahan teknologi serta peraturan baru atau yang direvisi dapat
menjadiancaman bagi keberhasilan perusahaan. Pearce dan Robinson
dalam hendry (2011).
Analisis SWOT menganalisis seluruh faktor internal dan eksternal yang
ada. Yaitu empat macam strategi organisasi dengan karakteristiknya masing-
masing, yakni sebagai berikut:
Tabel 3.2
SWOT Strategic Issues
Internal Strenghts (S) Weaknesses (W)
Eksternal
Threat (T) Strategi ST Strategi WT
Gunakan S untuk Minimalkan W
18
menghindari T dan hindari T
Opportunity (O) Strategi SO Strategi WO
Gunakan S untuk Atasi W dengan
memanfaatkan O memanfaatkan O
19
dipaparkan mengenai langkah-langkah pengembangan suatu QSPM :
Tahap 1: Buatlah daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan SBU
perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari EFE
matrix dan IFE matrix.
Tahap 2: Beri Weight masing - masing external and internal key success
factors. Weight ini sama dengan yang ada di EFE Matrix dan IFE Matrix.
Tahap 3: Identifikasi strategi alternatif yang pelaksanaannya harus
dipertimbangkan perusahaan. Catatlah strategi ini dibagian atas baris
QSPM.
Tahap 4: Tetapkan Attractiveness Score (AS), yaitu nilai yang
menunjukkan kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang
terpilih. Attractiveness Score ditetapkan dengan cara meneliti masing-
masing external and internal key success factors. Secara rinci, nilai
Attractiveness Score hams ada pada masing-masing strategi untuk
menujukkan kemenarikan relatif dari suatu strategi terhadap strategi yang
lainnya. Batasan Nilai Attractiveness Score adalah 1 = tidak menarik, 2 =
agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik.
Tahap 5: Hitunglah Total Attractiveness Score. Total Attractiveness Score
dari perkalian Attractiveness Score (tahap 3) dengan Weight (Tahap 4)
pada masing-masing baris. Total Attractiveness Score menunjukkan
relative attractiveness dari masing-masing alternatif strategi.
Tahap 6: Hitunglah Sum Total Attractiveness Score. Jumlahkan semua
Total Attractiveness Score pada masing-masing kolom QSPM. Dari
beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang
tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi
pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi
ini menjadi pilihan terakhir.
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Identifikasi Masalah
Analisis IE (Internal-External)
SWOT
QSPM
21
Rekomendasi Implementasi Strategi
Selesai
Faktor-faktor Internal dan Eksternal
IFE meliputi kekuatan dan kelemahan dilakukan dengan pembobotan dan
pemberian rating berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh perusahaan. Matriks
IFE dapat dilihat pada Tabel 1. Analisis lingkungan internal terdiri dari fungsi
manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating dan controlling (POAC)
pada setiap fungsi bisnis yaitu fungsi sumber daya manusia, fungsi keuangan,
fungsi produksi dan operasional dan fungsi pemasaran (Ling, 2013). Matriks EFE
meliputi peluang dan ancaman, dilakukan dengan pembobotan dan pemberian
rating berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pemilik usaha.
Penilaian pembobotan dan pemberian rating bersifat subyektif memuat
kondisi aktual dan sudut pandang dalam menghadapi berbagai faktor eksternal.
Nilai atau skor terbobot total pada evaluasi faktor eksternal akan menentukan
posisi usaha dalam menghadapi ancaman berdasarkan peluang yang dimiliki.
Dalam hal ini, matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 2. Penilaian pembobotan dan
pemberian rating bersifat subyektif memuat kondisi aktual dan sudut pandang
dalam menghadapi berbagai faktor internal. Skor terbobot total pada evaluasi
faktor internal akan menentukan posisi usaha dalam menghadapi kelemahan
berdasarkan kekuatan yang dimiliki.
Berdasarkan hasil penjumlahan skor total pada matriks IFE dan EFE
didapatkan nilai masing-masing 2,71 dan 2,82. Skor total yang terdapat pada
matriks EFE menggambarkan dan mengindikasikan posisi strategi pengembangan
pemasaran batu andesit stabil dalam merespon situasi eksternal yang dihadapi.
Skor total IFE mengindikasikan posisi strategi usaha berada pada tingkat rataan
untuk mampu merespon iklim internal yang dimiliki.
22
Tabel 4.1 Perhitungan Matriks IFE
Kekuatan
Luas dan besar ruangan produksi yang disiapkan 0,12 3,67 0,44
Kelemahan
Fasilitas dan peralatan yang memadai untuk produksi 0,16 1,67 0,27
Jumlah 1 2,71
23
Faktor Eksternal Bobo Rating Skor
t (a) (b) Terbobot
(c=axb)
Peluang
Ancaman
Jumlah 1 2,82
24
kehilangan penjualan dan kehilangan keuntungan. Hasil identifikasi dari kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman usaha digunakan untuk merumuskan alternatif
strategi dengan menggunakan matriks SWOT.
V
IV VI
PERTUMBUHAN
STABILITAS PENCIUTAN
2 (STABIL)
RENDAH
VII VIII IX
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN LIKUIDASI
1
25
yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan. Hasil perumusan dikelompokkan
menjadi empat kelompok perumusan strategi yang terdiri dari strategi Kekuatan-
Peluang (S-O), strategi Kekuatan-Ancaman (S-T), Strategi Kelemahan-Peluang
(WO) dan strategi Kelemahan-Ancaman (W-T), seperti termuat pada Gambar 3.
Strategi ST (diferensiasi)
Faktor ancaman (T) 1. Konsisten mempertahankan Strategi WT (defensif)
produktivitas untuk dapat diterima 1. Meningkatkan teknologi produksi
1. Kondisi ekonomi masyarakat
pasar dan mutu produk
2. Pendatang usaha sejenis
2. Meningkatkan pelayanan dan 2. Memperbaiki mutu SDM
3. Persaingan antar usaha sejenis
loyalitas konsumen 3. Memanfaatkan kebijakan
4. Ancaman produk batu lainnya
3. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah sesuai kebutuhan
5. Kebijakan pemerintah daerah
pihak lain dalam bentuk kemitraan masyarakat
pemasaran
26
pemasaran yang lebih luas sehingga keuntungan dapat terus dioptimalkan. Oleh
karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas. Dengan adanya
kondisi ini, maka diharapkan perusahaan dapat meningkatkan produktivitas
dengan adanya saluran pemasaran yang jelas. Disamping itu, pemilik usaha
diharapkan mampu memperkuat permodalan agar dapat bersaing dengan pesaing.
2. Strategi S-T
Strategi ini didapatkan dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki
perusahaan dalam mengantisipasi ancaman yang ada. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh beberapa formulasi strategi, yaitu konsisten dalam mempertahankan
produktivitas agar dapat diterima pasar, meningkatkan pelayanan dan loyalitas
konsumen dan meningkatkan kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk
kemitraan pemasaran. Usaha saat ini kurang menunjukkan kondisi yang kuat
untuk menghadapi ancaman yang ada. Oleh karena itu, strategi yang perlu
dilakukan untuk menghadapi persaingan dan pengembangan usaha adalah
melakukan pemberdayaan secara optimal terhadap sumber daya yang ada, baik
modal, tenaga kerja maupun pengelolaan usahanya. Selain itu, komitmen
perusahaan dalam meningkatkan mutu batu yang dihasilkan.
3. Strategi W-O
Strategi ini didapatkan dengan usaha menekan atau meminimalisasi
kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada saat
ini. Berdasarkan hasil analisis diperoleh strategi meningkatkan volume penjualan
dengan meningkatkan efektifitas pemasaran, memanfaatkan sistem informasi
dalam meningkatkan penjualan serta mengadakan pelatihan dan peningkatan
pengetahuan karyawan di bidangnya. Secara umum, perusahaan memiliki
kelemahan yang sama dengan usaha lainnya, yaitu pemasaran masih belum
optimal. Pengembangan usaha memiliki peluang sangat besar yang seharusnya
mampu ditangkap oleh pemilik usaha, namun demikian strategi yang dapat
dilakukan adalah dengan memenuhi tuntutan peluang baik mutu maupun
kuantitasnya. Strategi untuk mempertahankan mutu adalah dengan pengendalian
bahan baku dan pengawasan mutu produksi secara konsisten, dengan tetap
diperhatikan dampak dari kegiatan penambangan tersebut, karena dampak
27
penambangan dapat diibaratkan sebagai tekanan negatif terhadap lingkungan
sekitarnya dan tekanan lingkungan ini akan memberikan efek pada manusia
sebagai bagian dari lingkungan tersebut (Hidayat et al., 2012).
4. Strategi W-T
Strategi ini didapatkan melalui upaya meminimalisasi kelemahan yang
dimiliki perusahaan untuk mengantisipasi ancaman atau untuk menghadapi
kemungkinan ancaman yang ada dari lingkungan eksternal usaha. Berdasarkan
hasil analisis diperoleh strategi meningkatkan teknologi produksi dan mutu batu
andesit dengan standar mutu yang diinginkan oleh pasar dan memperbaiki mutu
SDM serta memanfaatkan kebijakan pemerintah daerah sesuai kebutuhan
masyarakat. Kelemahan utama pada usaha ini selain ketersediaan biaya produksi
tinggi, juga jaringan distribusi yang masih bersifat lokal. Oleh karena itu, strategi
yang dapat dilakukan adalah memperbaiki mutu SDM.
Fokus dari strategi pengembangan pemasaran batu andesit yang dihasilkan
untuk penggunaan kekuatan bagi pemanfaatan peluang adalah:
1. Memperluas jaringan pemasaran dengan menggunakan tenaga kerja
sesuai keahliannya. Komoditi pertambangan mineral batuan memiliki sifat
khusus dalam hal pemasaran yaitu terkait antara lokasi tambang dengan
konsumen akhir. Untuk itu diperlukan pola pemasaran dan kemampuan
manajerial yang dapat meningkatkan usaha agar lebih kuat. Pola ini
mencakup tenaga pemasaran yang handal dan memiliki kemampuan
menguasai pasar sesuai dengan bidang usaha pemasaran batu andesit.
Selain itu juga harus didukung dengan kemampuan manajerial pemilik
usaha, seperti kemampuan mengarahkan tenaga kerjanya dan kemampuan
melihat pangsa pasar yang ada.
2. Menciptakan produksi variasi bentuk batu andesit yang lebih baik
dengan melihat perkembangan dan keinginan masyarakat luas. Dalam hal
ini, pengembangan pemasaran batu andesit yang lebih baik untuk
meningkatkan pengembangan usaha, baik dari pemilik maupun tenaga
kerja untuk melihat peluang dengan adanya produksi yang lebih baik
tersebut, sehingga ada proses timbal balik antara tenaga kerja dan pemilik
28
usaha. Hubungan baik yang terbina akan memperlancar proses produksi
dan proses pemasaran.
3. Memperkuat permodalan perusahaan agar dapat bersaing dengan
pesaing. Untuk itu diperlukan penambahan modal untuk meningkatkan
pangsa pasar. Faktor pasokan modal merupakan peluang usaha dalam
meningkatkan kapasitas produksinya.
Memperhatikan peta strategi tersebut, maka pengembangan ke depannya,
perusahaan perlu memperhatikan ketepatan dalam menentukan lokasi usaha
(kredibel, transportasi, biaya, peraturan dan lainnya), perekrutan tenaga kerja dan
hal relevan lainnya untuk meraih keberhasilan usaha.
29
12 Memanfaatkan kebijakan pemerintah daerah sesuai 4,34
kebutuhan masyarakat
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pada matriks IFE dan EFE, mengindikasikan posisi
perusahaan berada pada tingkat stabil, mampu merespon situasi eksternal dan
pada matriks Matriks IE menunjukkan posisi perusahaan berada di kuadran V
(Pertumbuhan dan Stabilitas), dengan alternatif strategi yang dapat diterapkan
yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil perhitungan
30
dalam matriks QSPM, diperoleh tiga strategi yang paling tepat diimplementasikan
yaitu :
1. Memperluas jaringan pemasaran olahan batu andesit
2. Meningkatkan pelayanan dan loyalitas konsumen
3. Memperkuat permodalan agar dapat bersaing dengan pesaing
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
31
Imron, T., Nazli, R. S. S., & Raharja, S. (2019). Strategi Pengembangan
Pemasaran Batu Andesit (Studi Kasus pada PT Duta Keluarga Imfaco, Bogor
Jawa Barat). MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan
Industri Kecil Menengah, 13(2), 127.
https://doi.org/10.29244/mikm.13.2.127-136
Untuk, P., Brand, M., & Produk, A. (2008). Pengembangan Strategi Pemasaran
Baru Pada Pt. Simex Pharmaceutical Untuk Meningkatkan Brand Awareness
Produk Vipro-G. Journal of Business Strategy and Execution, 1(1), 135–157.
https://journal.binus.ac.id/index.php/JBSE/article/view/177/173
Kemungkinan, D. A. N., Sebagai, P., Bangunan, B., Ukir, D., Serang, B. K.,
Banten, P., & Hardiyono, A. (1989). Karakteristik batuan beku andesit &
breksi vulkanik, dan kemungkinan penggunaan sebagai bahan bangunan
daerah ukir sari, kecamatan bojonegara kabupaten serang, provinsi banten.
89–95.
Untuk, P., Brand, M., & Produk, A. (2008). Pengembangan Strategi Pemasaran
Baru Pada Pt. Simex Pharmaceutical Untuk Meningkatkan Brand Awareness
Produk Vipro-G. Journal of Business Strategy and Execution, 1(1), 135–157.
32