Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : INDINAIDHA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030774953

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4111/Pengantar Ekonomi Mikro

Kode/Nama UPBJJ : 76/JEMBER

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Variabel-variabel yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan factor produksi :
- Tingkat penurunan MRP. Ini ditentukan oleh MPP. Bila MPP tenaga kerja turun secara
lambat maka MRP akan turun dengan lambat pula. Karena MRP merupakan kurva
permintaan factor produksi maka kurva permintaan tersebut sangat elastis. Demikian pula
sebaliknya bila MPP dan juga MRP turun secara cepat maka permintaan factor produksi tak
elaastis.
- Derajat penggantian factor produksi. Semakin banyak tersedia barang substitusi input
tesebut maka semakin elastisitas permintaannya.
- Elastisitas permintaan produk. Semakin besar elastisitas permintaan akan produk yang
diproduksi dengan menggunakan suatu factor produksi maka semakin besar elastisitas
permintaannya. Penurunan harga sedikit saja atas produk yang permintaannya elastis akan
menyebabkan penurunan output cukup banyak, dan karena itu juga akan menurunkan
kuantitas berbagai input yang diminta dalam jumlah yang cukup besar.
- Nisbah biaya input dengan besarnya biaya total. Semakin besar porsi atau bagian biaya
produksi total yang dikeluarkan untuk suatu input, katakanlah tenaga kerja, maka semakin
besar pula elastisitas permintaan input tersebut. Bila biaya tenaga kerja mencakup ¾ dari
besarnya biaya produksi total, maka kenaikan upah akan menyebabkan kenaikan biaya yang
cukup besar pula. Kenaikan harga mengakibatkan penurunan penjualan serta penurunan
permintaan tenaga kerja dalam jumlah cukup besar. Demikian sebaliknya, bila biaya tenaga
kerja merupakan porsi kecil dari biaya produksi total.

2. Kurva permintaan adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara harga suatu barang
dengan jumlah permintaan. Jumlah permintaan dipasar adalah total semua barang
permintaan oleh semua pembeli pada berbagai tingkat harga. Jadi kurva permintaan
diperoleh dengan menggabungkan kurva kurva permintaan individu. Kurva permintaan
dibuat berdasarkan data riil di masyarakat tentang jumlah permintaan suatu barang pada
berbagai tingkat harga, yang disajikan dalam daftar permintaan berbentuk tabel (demand
schedule). Daftar permintaan (demand schedule) adalah tabel yang menunjukkan hubungan
antara harga suatu barang dengan jumlah permintaaan atau sebuah tabel yang
menunjukkan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah permintaan dengan
asumsi ceteris paribus.

3. Secara umum BUMN dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut :


 Efesiensi ekonomi,meliputi efesiensi atau ekonomis,efesiensi teknologi dan efensiensi
teknologi adalah hubungan antara output dengan input pada proses produksi dengan
tingkat teknologi tertentu.Efisiensi marjinal dalam arti statis adalah kemampuan manajemen
mengadakan penghematan ,sedang dalam arti dinamis adalah kemampuan manajemen
mengadakan penghematan ,sedang dalam arti dinamis adalah kemampuan manajemen
memanfaatkan teknologi baru dan peluang usaha.jadi tujuannya adalah mencapai alokasi
sumber daya secara efisien dengan memperhatikan efisien teknis dan efisien usaha.
 Kenaikan kemampuan memperoleh laba .kemampuan memperoleh laba adalah penting karna
selain merupakan sumber dana internal bagi perusahaan ,laba juga merupakan sumber
pendapatan bagi negara berupa pajak dan bagian laba yang diterima oleh pemerintah sebagai
pemilik.
 Pemerataan distribusi pendapatan.BUMN merupakan alat pemerintahan untuk distribusi
pendapatan melalui kebijakan harga dengan menjual pada harga lebih rendah dari pada biaya
atau dengan melalui keputusan investasi yang mengakibatkan skala ekonomis untuk
meningkatkan pendapatan riil golongan tertentu.
 Tujuan bersifat makro.Sebagai alat pemerintah , BUMN mempunyai tujuan mendorong an
menciptakan kesempatan kerja,memelihara keseimbangan neraca pembayaran
internasional ,mencegah inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

4.Pemerintahan umumnya kebijakan dalam penentuan harga energi.Pilihan pertama adalah


menentukan harga energi berdasar mekanisme pasar.Ini merupakan pertimbangan murni dari segi
ekonomi untuk mencapai efesiensi alokasi sumber daya.Tetapi pertimbangannya bukanlah hanya
dari segi ekonomi saja.Pertimbangan non-ekonomi kadang-kadang lebih dominan, terutama di
negara -negara sedang berkembang .Pemerintahan bisa juga memasukkan aspek pertimbangan
social dan politik, misalnya pertimbangan pemerataan.Hal ini menimbulkan penentuan harga lebih
rendah daripada AIC hingga harus diberikan subsidi dari pemerintah .Secara keseluruhan hal ini
akan menimbulkan distorsi harga dalam perekonomian dan akan mempengaruhi tingkat produksi
serta harga pada sector-sektor ekonomi dan produksi yang lain .Pengendalian pasar secara penuh
atau pengendalian secara persial.

5. Deadweight loss terjadi karena solusi kekuatan pasar menentukan harga diatas biaya marginal
serta memproduksi pada tingkat output yang lebih sedikit dan pada optimal .
Dua solusi bisa dilakukan .Pertama adalah regulasi harga atau tarif listrik.Ini dilakukan bila harga
atau tarif kompetititf sulit dicapai ,dan ke dua adalah menerapkan undang -undang antitrust.
Meskipun badan regulator memusatkan pada penetapan tarif yang memberikan cukup pendapatan
untuk menjamin kelangsungan operasinya, badan otorita regulatori harus juga mengawasi tingkat
dan kualitas output serta konstruksi kapasitas baru.
Pendekatan lain adalah penerapan undang-undang anti-trust yang pada dasarnya adalah mencegah
monopoli pada industry daya listrik, terutama pada pembangkit, bila industry ini masih
dipercayakan operasinya kepada pihak swasta dengan alasan efisiensi operasional.
Pendekatan ketiga yang dilakukan adalah monopoli industry ini dan pemilikan oleh pemerintah yang
semula berasal dari pengambilalihan perusahaan pembangkit daya listrik milik pemerintah dan
swasta Belanda sejak kemerdekaan. Ada berbagai alasan yang dikemukakan namun dari sisi
mikroekonomika, dimana peran pemerintah adalah menetapkan operasional, kinerja serta
pengembangan industry termasuk kapasitas produksi. Penetapan tarif dibawah biaya marginal
(biaya keekonomian) atau biaya rata-ratanya merupakan kebijakan utama karena pertimbangan
social-politik. Hal ini membawa konsekuensi beban pemberian subsidi dari anggaran belanja negara.

Anda mungkin juga menyukai