57-Article Text-281-1-10-20190516
57-Article Text-281-1-10-20190516
ABSTRAK
enam tahun pada PELITA III, yang kemudian peruntukan bagi anggaran di pusat dan
secara berkesinambungan dilanjutkan dengan anggaran di daerah yang diantaranya berbentuk
program wajib belajar sembilan tahun yang Dana Alokasi Umum, yaitu merupakan dana
pelaksanaannya diatur melalui PP No. 28 yang bersumber dari pendapatan APBN
Tahun 1990. Program tersebut dikatakan sudah yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
berjalan efektif apabila memenuhi persyaratan kemampuan keuangan antar daerah untuk
atau sasaran program yang ditetapkan dalam mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
tujuannya, yaitu diharapkan rakyat Indonesia pelaksanaan desentralisasi (Mardiasmo: 2002).
sudah terbebas dari buta huruf dan sudah Peranan dana alokasi umum terletak pada
tuntas menempuh jenjang pendidikan minimal kemampuannya menciptakan pemerataan
sembilan tahun. berdasarkan pertimbangan atas potensi fiskal
Quartiana (2003), menyimpulkan bahwa dan kebutuhan nyata dari masing-masing daerah
terdapat pengaruh positif antara jumlah dana (Undang-undang No 33 Tahun 2004)
pendidikan yang dikeluarkan dalam anggaran Andriana (2011) mengemukakan
pendapatan dan belanja daerahterhadap anggaran pendidikan yang dikelola dan
pencapaian kinerja walaupun belum efektif. teralokasikan 100%, dengan kata lain apa
Faktor yang dapat dijadikan tolokukur berhasil yang sudah dianggarkan konsisten dengan
atau tidaknya kinerja program pendidikan dasar realisasi pembangunan pendidikannya yang
sembilan tahun tersebut, dapat dilihat dari ada, sehingga tercapai kinerja yang efektif
indikator pencapaian kinerja pendidikan yang seperti yang diharapkan, selain dari anggaran
dinyatakan dalam APK (Angka Partisipasi dibutuhkan pula partisipasi masyarakat yang
Kasar), yaitu sebagai perbandingan antara besar dalam pembangunan sektor pendidikan,
jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu alokasi anggaran relatif kecil mempengaruhi
(SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan pula kinerja pendidikan. Septiana Dwiputrianti
penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan Suharsini (2012) mengemukakan bahwa
dinyatakan dengan persen. Sementara itu, terdapat Pengaruh secara bersama-sama
fenomena yang terjadi sesungguhnya adalah: (simultan) antara tahap persiapan, ratifikasi,
a. APK Nasional yang dicapai dalam kurun pelaksanaan, dan pelaporan dan evaluasi terhadap
waktu selama tahun 2006-2010 berada tingkat efektifitas pengelolaan anggaran. dan
pada kondisi peringkat yang rendah, Levin dalam Widodo, 2001) menyatakan
mengindikasikan belum efektifnya program organisasi yang efekif adalah organisasi yang
tersebut. mengoorganisir kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang menekankan pada
b. PP No. 28 Tahun 1990 tentang wajib belajar
analisis biaya program dikaitkan dengan hasil
sembilan tahun, semenjak ditetapkannya
yang dicapai. Oleh karena itu rumusan masalah
hingga tahun 2010, belum mencapai sasaran
dalam penelitian dapat dikemukakan:
dan tujuan yang di inginkan.
1. Apakah terdapat pengaruh Anggaran
Toyamah dan Usman (2003)
Pendapatan dan Realisasi Belanja terhadap
mengemukakan bahwa konsistensi pelaksanaan
Efektifitas Program secara simultan?
anggaran yang telah direncanakan menghasilkan
2. Apakah terdapat pengaruh Anggaran
kinerja yang efektif, dan dibutuhkan keselarasan
Pendapatan dan Realisasi Belanja terhadap
antara anggaran dan partisipasi masyarakat.
Efektifitas Program secara parsial?
Cahyani (2010) menyatakan bahwa pengaruh
partisipasi anggaran terhadap efektifitas kinerja Dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan
berpengaruh positif. Anggaran pendidikan yang ingin dicapai dalam penelitian :
berdasar pada kebijakan anggaran yang 1. Untuk membuktikan dan menjelaskan
ditetapkan oleh pemerintah, dikelola dengan bahwa Anggaran Pendapatan dan Realisasi
Belanja berpengaruh terhadap Efektifitas pihak lain tentang apa yang mereka lakukan
Program secara simultan atau tidak mereka lakukan, akuntabilitas
Untuk membuktikan dan menjelaskan juga menyangkut pertanggungjawaban
bahwa Anggaran Pendapatan dan Realisasi kepada semua pihak yang berkepentingan
Belanja berpengaruh terhadap Efektifitas (Jones 2000). Sedangkan Hatry, 1980:164
Program secara parsial. mengemukakan Akuntabilitas (accountability)
merupakan suatu istilah yang diterapkan untuk
2. Telaah Teori dan Pengembangan mengukur apakah dana publik telah digunakan
Hipotesis secara tepat untuk tujuan dimana dana publik
2.1 Teori Pertanggung jawaban tadi ditetapkan dan digunakan secara legal.
Mengacu pada tiga pilar utama yang menjadi
Accountablity secara umum mengandung persyaratan akuntabilitas yaitu Pertama, adanya
pengertian dapat dipertanggungjawabkan, transparansi dalam menetapkan kebijakan dan
bertanggung jawab atau dapat dikenakan menerima masukan dan mengikut sertakan
tanggungjawab atau bahkan tidak dapat berbagai institusi. Kedua, adanya standar
dipertanggungjawabkan. Selanjutnya Budiardjo kinerja yang dapat diukur dalam melaksanakan
mengartikan bahwa accountability merupakan tugas, fungsi dan wewenang. Ketiga, adanya
pertanggungjawaban dari pihak yang diberi partisipasi untuk saling menciptakan suasana
mandat untuk memerintah, kepada mereka yang yang kondusif dalam menciptakan pelayanan
memberi mandat. Dalam hal ini, rakyatlah yang masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya
memberikan kekuasaan kepada pihak lain, dan yang murah dan pelayanan yang cepat
pihak lain yang dimaksudkan tersebut adalah Dalam rangka pertanggungjawaban
pemerintah. publik, pemerintah pusat dan daerah sudah
Pemerintah bertanggung jawab seharusnya melakukan optimalisasi anggaran
kepada rakyat, ini yang dinamakan sebagai yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk
kedaulatan rakyat. Lebih lanjut accountability meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
dapat ditafsirkan secara luas, yaitu sebagai Pengalaman yang terjadi pada saat ini pengelolaan
pertanggungjawaban politik. Meskipun diakui keuangan negara masih memperihatinkan,
bahwa secara asasi pertanggungjawaban dalam anggaran khususnya pengeluaran melalui
sistem pemerintahan hanya terdapat dalam realisasi belanja belum mampu berperan sebagai
tatanan demokratis, dalam praktek mungkin insentif dalam mendorong laju pembangunan
didapati pada tatanan politik kediktatoran daerah. Disamping masih banyak ditemukan
atau otoriter. Tetapi yang tidak didapati dalam keluhan masyarakat yang berkaitan dengan
kediktatoran atau otoriter adalah kebebasan pengalokasian anggaran yang tidak sesuai
menilai pertanggungjawaban dan konsekuensi dengan kebutuhan dan skala prioritas, serta
yang dapat timbul dari pertanggungjawaban kurang mencerminkan aspek ekonomis, efisien
tersebut. Dalam sistem kediktatoran atau dan efektif.
otoriter tidak ada kebebasan menilai. Kalaupun Dimensi reformasi lembaga sektor
ada penilaian, semata-mata untuk menilai publik, seperti pemerintah daerah, departemen,
pembenaran segala tindakan pemerintah, begitu dan lembaga dibawahnya dalam rangka
pula halnya dengan konsekuensi penilaian, tidak pemberian pelayanan publik (public service)
dimungkinkan untuk sampai pada menyatakan harus mengacu pada indikator ekonomis,
tidak percaya pada pemerintah atau bersikap efisien dan efektif yaitu dengan memberikan
tidak akan memberi dukungan lebih lanjut di otonomi dan desentralisasi tanggungjawab
masa datang. dalam memberikan pelayanan kepada
Akuntabilitas merupakan suatu masyarakat kepada pemerintah daerah.
kewajiban untuk memberikan laporan kepada Pemberian otonomi tersebut diharapkan dapat
yang diberikan, atau kewajiban yang terjadi dan karakteristik tertentu, sedangkan sampel
dalam hubungannya dengan barang atau jasa merupakan bagian dari jumlah karakteristik
yang telah atau akan diterimakan. yang dimiliki (Sugiyono: 2010). Jenis penelitian
Steers (1985:2006) dalam Tangkilisan ini adalah penelitian metode kuantitatif dengan
di dalam kaitannya dengan efektifitas, yang mengunakan data skunder yang terdiri dari
mengemukakan pengukuran efektifitas ini akan data laporan keuangan yang penggunaannya
memberikan hasil yang lebih realistis dari pada ditujukan bagi program wajib belajar sembilan
model pengukuran lainnya, mengemukakan tahun. Populasi penelitian adalah Negara
efektifitas terdiri dari lima dimensi konsep Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan
efektifitas antara lain meliputi: a). Kemampuan sampel yang akan diambil adalah provinsi yang
menyesuaikan diri atau keluwesan, b). berada di negara Indonesia yang menjadi daerah
Produktivitas c). Kepuasan kerja, d).Kemampuan pelaksanaan program wajib belajar sembilan
berlaba, dan e). Pencarian sumber daya. Biaya tahun pada kurun waktu tahun 2006-2010.
boleh jadi melebihi apa yang telah dianggarkan, Penarikan sampel pada penelitian mengunakan
boleh jadi dua kali lipat lebih besar atau teknik purposive sampling, yaitu sampel yang
bahkan tiga kali lebih besar daripada yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah
dianggarkan. Efektifitas hanya melihat suau 33 provinsi yang diambil sebagai sampel adalah
program atau kegiatan telah mencapai tujuan sebanyak 12 provinsi yang menjadi objek
yang telah ditetapkan (Mardiasmo, 2002 : 134). penelitian, yaitu sebagai provinsi-provinsi
Berdasarkan kajian teori dan hubungan antara yang mendapat alokasi dana dekonsentrasi dari
angaran dan efektifitas program, hipotesis pemerintah pusat, yang merupakan pelimpahan
penelitian disusun sebagai berikut: pelaksanaan tugas pemerintah pusat di daerah
H1 : Anggaran pendapatan berpengaruh dalam rangka otonomi daerah untuk kegiatan
terhadap efektifitas program pendidikan program wajib belajar sembilan tahun.
dasar sembilan.
Tabel 1
H2 : Realisasi belanja berpengaruh terhadap Daerah Sampel Penelitian
efektifitas program pendidikan dasar
No Nama
sembilan tahun Provinsi Kriteria
Kerangka pikir terkait dengan hipotesis 1 2 3 4
penelitian sebagimana tampak pada Gambar 1. 1 NAD √ √ √ √
Gambar 1: Kerangka Pikir 2 Sumatera Utara √ - - √
3 Sumatera Barat √ √ √ √
X1=Anggaran Pendapatan
X1 4 Riau √ √ √ √
5 Kepuluan Riau √ - - √
Y X2= Realisasi Belanja 6 Jambi √ √ √ √
7 Sumatera Selatan √ - - √
8 Bangka Belitung √ √ √ √
9 Bengkulu √ √ - √
X2 10 Lampung √ - - √
Y= Efektifitas 11 DKI Jakarta √ - - -
12 Jawa Barat √ - - -
13 Banten √ - - -
3. Metode Penelitian
14 Jawa Tengah √ - - -
Populasi adalah wilayah generalisasi 15 D. I Yogyakarta √ - - -
yang terdiri objek/subjek yang memiliki kualitas
Tabel 2
Deskripsi Data Penelitian
Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Efektifitas program 65.00 97.00 80.2000 7.28779
Anggaran Pendapatan .51 2.58 1.4655 .68776
Realisasi Belanja 116.00 858.00 379.750 212.4473
Sumber: Data diolah
Berdasarkan pada pengolahan data
wajib belajar sembilan tahun
analisis deskriptif memiliki karakteristik
Efektifitas program didefinisikan sebagai sebagai berikut: (N) menunjukan jumlah data
tingkat pencapaian hasil program dengan target sebesar 60, maka karakeristik masing-masing
variabel dapat diuraikan sebagai berikut : 4-du (2.521) atau dengan kata lain, bahwa tidak
a. Pengaruh Anggaran Pendapatan (X1), dari terdapat autokorelasi positif atau negatif.
60 data nilai variabel Pengaruh Anggaran Pada penggujian hipotesis dilakukan
Pendapatan (X1) terkecil (minimum) adalah dengan mengunakan Moderated Regresision
0.51, sementara terbesar (maksimum) Analysis (MRA) dimana uji interaksi merupakan
adalah 2.58. Nilai rata-rata (mean) adalah aplikasi khusus regresi linear berganda dimana
sebesar 1.465 dan standar deviasi 0.687. dalam persamaan regresinya mengandung
b. Pengaruh Realisasi Belanja (X2), dari unsur interaksi atau perkalian antara dua atau
60 data nilai variabel Pengaruh Realisasi lebih variabel independen (Ghozali, 2005).
Belanja (X2) terkecil (minimum) adalah Model persamaan regresi linear berganda yang
116, sementara terbesar (maksimum) adalah digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
858. Nilai rata-rata (mean) adalah sebesar berikut:
379.75 dan standar deviasi 212.447 Y = ά +ß1X1+ß2X2 +e
c. Efektifitas Program (Y), dari 60 data nilai Keterangan :
variabel Efektifitas (Y) terkecil (minimum) Y = Efektifitas
adalah 65, sementara terbesar (maksimum) ά = Konstanta
adalah 97. Nilai rata-rata (mean) adalah X1 = Anggaran Pendapatan
sebesar 80.20 dan standar deviasi 7.287 X2 = Realisasi Belanja
Hasil uji asumsi klasik menunjukkan e = Error
bahwa distribusi nilai residual model adalah Hasil pengujian model penelitian dengna
normal. Hal tersebut ditunjukkan dari grafik menggunakan Uji-F tampak pada Tabel berikut.
p-plot. Uji Heteroskedastisitas bertujuan Hasil pengujian menunjukkan bahwa model
untuk menguji apakah dalam model regresi yang diuji, yaitu pengaruh anggaran pendapatan
terjadi ketiaksamaan variance dari residual dan realisasi belanja berpengaruh terhadap
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. efektifitas anggaran program pendidikan dasar
Jika variance dari residual satu pengamatan sembilan tahun. Hal tersebut tampak dari nilai
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut sig 0.000< nilai α = 0.05. Hasil uji koefisien
Homoskedastisitas dan jika terjadi perbedaan determinasi dilihat dari nilai Adjusted R Square
disebut dengan Heteroskedastisitas hasil sebesar 0.669 hal ini berarti bahwa 66.9 % Y
pengujian tidak terjadi heteroskedastisitas pada dapat dijelaskan oleh variasi kedua variabel
model regresi. independen yaitu X1 dan X2, sedangkan sisanya
Salah satu caranya untuk mendeteksinya (100% - 66.9% = 33.1 %) dijelaskan oleh
ada atau tidak multikolineritas didalam regresi sebab lain diluar model atau variabel lain yang
adalah dengan melihat tolerance dan lawannya tidak diteliti. Hasil uji tersebut memperkuat
Variance Inflation Factor (VIF). Apabila kita pengujian model penelitian dimana model
hitung nilai tolerance < 0.10 dan nilai VIF > 10, yang diuji fit dan didukung oleh kemampuan
maka telah terjadi multikolineritas yang cukup anggaran pendapatan dan realisasi anggaran
serius. dalam menjelaskan efektifitas program sebesar
1) VIF X1 sebesar 1.109 < 10 dengan nilai 66,9%. Tabel 3
tolerance 0.902 > 0.10 maka menunjukan Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
tidak mengalami multikolinier.
Model F Sig.
2) VIF X2 sebesar 1.109 < 10 dengan nilai
tolerance 0.902 > 0.10 maka menunjukan Regression 120.163 .000a
Residual
tidak mengalami multikolinier. Total
Apabila dilihat dari angka Durbin Watson (DW) a. Predictors: (Constant), X1
sebesar 1.960 berada diantara du (1.730) dan b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah
program dan realisasi belanja yang dikeluarkan Granita, Quartiana. “Pengaruh anggaran
dalam program pendidikan sembilan tahun pendapatan dan pelanja daerah (APBD)
berimplikasi secara positif dan signifikan terhadap kinerja Dinas Pendidikan Dasar
terhadap efektivitas program. Namun beberapa Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta:
hal yang menjadi permasalahan adalah bahwa Studi kasus pelaksanaan wajib belajar
secara periodik didapati adanya penyerapan pendidikan dasar sembilan tahun di Propinsi
anggaran yang tidak sesuai dengan perencanaan, DKI Jakarta.” (2003).
alokasi anggaran yang tidak sesuai dengan Mardiasmo. Otonomi dan Manajemen Keuangan
perencanaan akan berampak negatif pada Daerah. Penerbit ANDI. Yogyakarta 2002
kinerja pemerintah maupun pada opini dari hasil Paslah, Asroni : Pencapaian Program Wajib
audit yang didapat instansi yang bersangkutan. Belajar 9 Tahun
Penelitian mempunyai keterbatasan penelitian, Pembukaan Undang-undang Dasar Negara
diantaranya: peneliti hanya mengunakan Republik Indonesia Tahun 1945.
dua variabel yaitu anggaran pendapatan dan Steers,M.Richard.(1985).Efektivitas Organisasi
anggaran belanja, rentang waktu dalam Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
penelitian ini hanya diambil selama rentang Sugiyono.(2010). MetodePenelitian Kuantitatif
terbatas yaitu dalam waktu lima tahun, penelitian Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta
hanya dilakukan pada 12 provinsi di Indonesia, Nurcahyani, Kunwaviyah, 2010, “Pengaruh
dan Penelitian ini tidak membahas mengenai Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja
kebijakan pemerintah. Peneliti selanjutnya Manajerial melalui Komitmen Organisasi
disarankan untuk mengunakan variabel lain dan Persepsi Inovasi sebagai Variabel
yang mempengaruhi program pendidikan lebih Intervening”, Skripsi, Fakultas Ekonomi
kompleks dan bervariasi, dalam hal waktu Universitas Diponegoro Semarang.
penelitian, disarankan lebih dari lima tahun Peraturan Pemerintah No.28 tahun 1990 Tentang
agar hasil yang didapat lebih objektif dan Pendidikan Dasar.
akurat, Sampel penelitian selanjutnya dapat Toyamah. Nina, Usman. Syaikhu. Juni 2004.
lebih diperbanyak, tidak hanya mengunakan 12 Laporan Lapangan. Alokasi Anggaran
provinsi di Indonesia, namun dapat lebih dari Pendidikan di Era Otonomi Daerah
itu Penelitian akan lebih baik dan sempurna : Implikasinya terhadap Pengelolaan
jika membahas permasalahan mengenai Pelayanan Pendidikan Dasar : Lembaga
kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam Penelitian SMERU
upaya menuntaskan program belajar sembilan Undang-undang Dasar Negara Republik
tahun di Indonesia. Indonesia Tahun 1945
Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang
Daftar Pustaka Sistem Pendidikan Nasional
Undang – undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar – dasar ilmu
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Pusat dan Daerah.
Utama
Widodo, Joko. Good Governance, Telaah dari
Deddy ordiawan, Iswahyudi Sondi Putra
Dimensi Akuntabilitas dan Kontrol
dan Maulidah Rahmawati. Akuntansi
Birokrasi Pada Era Desentralisasi dan
Pemerintahan. Cetakan Kedua. Salemba
Otonomi Daerah, Penerbit Insan Cendikia.
Empat. Jakarta. 2008.
Surabaya 2001
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
www.bps.go.id tentang data APK (Angka
Multivariate dengan program SPSS,
Partisipasi Kasar)
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
www.depdiknas.go.id. tentang data pendidikan
Semarang.
dasar