Glukosa selanjutnya akan disusun menjadi zat pati/amilum melalui reaksi polimerisasi.
Amilum tersebut kemudian disimpan dalam akar (misalnya pada singkong), batang
(misalnya pada sagu,tebu) dan buah (misalnya pada padi).
4. Struktur dan Fungsi Bunga
Secara umum bunga tersusun atas dua bagian utama yaitu perhiasan bunga dan alat
reproduksi bunga. Perhiasan bunga meliputi: tangkai, kelopak (kaliks) dan mahkota
(korola). Sedangkan alat reproduksi bunga terdiri dari benang sari (alat kelamin jantang)
dan putik (alat kelamin betina). Bunga yang memiliki bagian-bagian tersebut disebut
bunga sempurna sedangkan bunga yang tidak memilki salh satunya disebut bunga tak
sempurna.
Struktur bunga tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda dalam jumlah kelopak
bunganya. Tumbuhan monokotil mempunyai kelopak bunga yang jumlahnya berkelipatan
3 sedangkan tumbuhan dikotil berkelipatan 4 atau 5. Bunga berfungsi sebagai alat
reproduksi generatif pada tumbuhan.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa atau disebut juga jaringan permanen merupakan jaringan yang
bersifat non-meristematik atau tidak aktif membelah. Berdasarkan bentuk dan fungsinya,
jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu jaringan epidermis,
parenkim, kolenkim, sklerenkim, pengangkut, dan gabus.
a. Jaringan Epidermis (jaringan pelindung)
Jaringan epidermisterdapat di seluruh permukaan luar tumbuhan.jaringan ini
melindungi bagian dalam tumbuhan dari berbagai pengaruh luar yang
merugikan,misalnya hilangnya air akibat suhu yang meningkat dan melindungi dari
kerusakan mekanik. Fungsi Jaringan Epidermis: Melindungi sel – sel bagian dalamnya,
Mengurangi penguapan dan Penyerapan serta penyimpan air.
b. Jarinagan parenkim (jaringan dasar)
Jaringan parenkim sering disebut jaringan dasar karena terbentuk dari meristem dasar.
Jaringan ini terletak di sebelah dalam jaringan epidermis. Fungsinya yaitu untuk
menyimpan air, cadangan makanan sintesis karbohidrat. Sel-sel parenkim ada yang
memiliki klorofil yang disebut klorenkim.
c. Jaringan kolenkim (jaringan penguat)
jaringan kolenkim adalah jaringan homogen yang tersusun atas sel-sel kolenkim.
Fungsi jaringan kolenkim adalah untuk penguat utama organ-organ tumbuhan yang
masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Letak jaringan kolenkim
pada umumnya berada di bawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan
ibu tulang daun. Kolenkim jarang terdapat pada akar.
d. Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan penguat, tetapi hanya terdapat pada jaringan tumbuhan
yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Ciri ciri jaringan
sklerenkim adalah jaringan ini terdiri atas sel-sel mati. Dinding selnya sangat tebal dan
kuat karena mengandung lignin (komponen utama kayu). Dinding selnya mengalami
penebalan primer dan penebalan sekunder oleh zat lignin.. Berdasarkan bentuknya,
sklerenkim dibagi menjadi dua macam, yaitu
1) Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem, umumnya terdiri atas sel-sel
yang panjang dan bergerombol membentuk anyaman atau pita. Contohnya, pelepah
daun pisang.
2) Sklereid merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk selnya membulat dengan
dinding sel yang mengalami penebalan. Contohnya, tempurung kelapa atau kulit biji
keras.
e. Jaringan Pengangkut (Jaringan Pembuluh)
Jaringan pengangkut atau jaringan pembuluh, merupakan jaringan tumbuhan
yang berfungsi untuk pengangkutan zat. Jaringan ini dibagi menjadi dua macam,yaitu
floem dan xilem. Floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh tubuh. Sedangkan, xilem berfungsi untuk mengangkut air dan
mineral dari akar ke daun dan bagian tubuh lainnya.
Elemen xilem tersusun dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima
xilem. Unsur pembuluh pada xilem ada dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid.
Trakea dan trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa
dinding selnya.
Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan
mati. Unsur-unsur floem terdiri atas unsur tapis, sel albumin, parenkim floem, sel
pengiring dan serat-serat floem.
f. Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel gabus yang
berbentuk memanjang. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan lain yang terdapat di
bawahnya agar tidak terlalu banyak kehilangan air. Selain itu jaringan gabus memiliki
fungsi: Menggantikan epidermis sebagai pelindung, Mencegah penguapan dan
Melindungi dari kerusakan mekanis dan infeksi patogen.
2. Sensor Cahaya
Ketika kamu mengamati lampu penerangan jalan, beberapa lampu penerangan
jalan tersebut ada yang dapat menyala sendiri. Ketika menjelang malam dan mati
sendiri saat menjelang pagi tanpa harus dinyalakan dan dimatikan secara manual.
Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Lampu penerangan jalan tersebut mampu
menyala dan mati secara otomatis karena dilengkapi dengan sensor cahaya yang
disebut fotoresistor atau light-dependent resistor (LDR) dan sakelar pengatur on dan
off. Fotoresistor ini mampu mendeteksi ada dan tidak adanya cahaya di lingkungan
sekitar.
Mekanisme pada lampu penerangan tersebut juga terinspirasi oleh mekanisme
yang terjadi pada tumbuhan Kaktus. Tumbuhan kaktus memiliki stomata yang unik.
Stomata kaktus akan membuka saat malam hari dan akan tertutup saat siang hari untuk
mengurangi penguapan air. Proses membuka dan menutupnya stomata didukung oleh
aktivitas sel penjaga stomata. Sel penjaga ini memiliki reseptor cahaya yang disebut
fotoreseptor yang peka terhadap cahaya