6thUISP - Service - Abrauff - Hallu Management
6thUISP - Service - Abrauff - Hallu Management
Kami yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bahwa proposal terlampir adalah murni
hasil pemikiran kami. Tidak ada data atau pemikiran yang kami gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.
Proposal ini belum pernah digunakan sebagai proposal untuk perlombaan lain.
Judul Proposal : Business Model (Ide) Hallu Management; Memaksimalkan
Pertumbuhan eCommerce dan UKM di Indonesia Melalui
Pemberdayaan Media Sosial.
1
GAMBARAN UNIT BISNIS
1. Latar Belakang
Berdasarkan riset pasar yang dilakukan OLX Indonesia, Indonesia
memiliki potensi yang besar dalam bidang eCommerce. Potensi ini
ditunjang dengan jumlah pengguna internet yang besar dan terus
meningkat. Angka pengguna internet—khususnya media sosial meningkat
dari 93,5 juta pengguna internet pada tahun 2015 menjadi lebih dari 102
juta pengguna di tahun 2016. Peningkatan aktivitas kewirausahaan (dalam
jaringan) yang signifikan dapat dilihat dari jumlah konsumen yang
berbelanja melalui daring. Pada tahun 2013, sebanyak 4,3 juta orang
berbelanja melalui daring, pada tahun 2015 sebanyak 7,4 juta orang, dan
diprediksi akan naik hingga 8,4 juta orang pada 2016 dengan angka
penjualan mencapai $4.5 miliar (setara Rp 61 triliun). Sebagian besar
bentuk kewirausahaan yang bermunculan berasal dari kategori Usaha
Kecil Menengah (UKM) dengan kekayaan bersih kurang dari Rp
200.000.000,00. Banyak dari unit-unit bisnis baru yang bergerak di bidang
eCommerce memiliki potensi yang besar tetapi seringkali kurang mampu
memperluas dan meraih pangsa pasar. Hal ini dikarenakan kurangnya
sumber daya untuk pemasaran atau kurangnya sumber daya finansial
untuk membayar jasa pemasaran yang tersedia pada umumnya.
2
Bentuk jasa demikian membutuhkan biaya dan usaha yang relatif lebih
rendah, sehingga memungkinkan penggunaan jasa oleh unit bisnis kecil
menengah.
Jasa yang dirumuskan oleh tim Abrauff diwujudkan dalam bentuk Hallu
Management, sebuah agen pemasaran berbiaya rendah yang
mengutamakan unit bisnis kecil menengah dengan bentuk pemasaran
organik di sosial media.
3
1.Melakukan pemasaran yang berorientasi kepada perwujudan
gagasan dan nilai klien bersama agen serta berdampak nyata
bagi klien.
2. Melayani klien dengan dedikasi tinggi.
3. Meningkatkan performa dan pertumbuhan agen secara
keseluruhan melalui penelitian dan pengembangan akan
kinerja agen.
4. Melakukan pengembangan dan regenerasi agen yang optimal
melalui bimbingan, seminar, pelatihan kerja, dan lain-lain.
1. Deskripsi Jasa
Hallu Management yang selanjutnya disebut agen, adalah sebuah sebuah
agen pemasaran berbiaya rendah yang mengutamakan unit bisnis kecil
menengah dengan bentuk pemasaran organik di sosial media. Jasa yang
ditawarkan dibagi menurut tahap pertumbuhan agen; tahap awal dan tahap
lanjut.
4
pengelolaan akan menentukan jumlah, durasi, bentuk, dan konten yang
diperlukan. Rencana strategis disusun oleh agen dengan memadukan
masukan dari klien.
5
6
PENJELASAN BUSINESS MODEL CANVAS
1. Customer Segments
Hallu Management (agen) menentukan pangsa pasar menjadi tiga kategori dengan
parameter berupa kekayaan bersih serta umur dari usaha. Agen menerima klien
dengan segala jenis usaha yang tidak melanggar hukum. Untuk kategori pertama,
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan bisnis berbasis daring (dalam jaringan) atau
luring (luar jaringan) yang memperoleh kekayaan bersih sebesar Rp 0 s.d. Rp
50.000.000,00, dan berjalan kurang dari 2 (dua) tahun. Kategori kedua yaitu,
UKM dan bisnis berbasis daring atau luring yang memperoleh kekayaan bersih
sebesar Rp 50.000.000,00 s.d. Rp 200.000.000,00 dan telah berjalan selama 2
(dua) sampai 5 (lima) tahun. Kategori ketiga, bisnis daring atau luring yang
memperoleh kekayaan bersih di atas Rp 200.000.000,00 dan berjalan lebih dari 5
(lima) tahun.
7
2. Value Propositions
Terdapat tiga nilai utama yang diberikan agen. Pertama, memberi peluang bagi
usaha kecil menengah dan bisnis dalam memperluas dan meraih pangsa pasar
untuk meningkatkan penjualan dan kesadaran konsumen. Kedua, menumbuhkan
citra dekat, bersahabat, dan ramah pada produk klien melalui pemasaran organik.
Ketiga, memberi peluang bagi individu yang memiliki bakat dan keinginan
menggeluti bidang peragaan.
Usaha kecil menengah dan bisnis dalam skala relatif rendah pada umumnya
kurang memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk melakukan pemasaran
dan kurang memiliki sumber daya finansial untuk membayar penyedia jasa
pemasaran pada umumnya. Agen menawarkan jasa pemasaran yang
memberdayakan media sosial. Dengan model pemasaran demikian, biaya yang
dibutuhkan untuk melakukan pemasaran relatif cukup terjangkau sehingga
memungkinkan usaha kecil menengah dan bisnis untuk membayar jasa agen.
Dengan demikian, agen memberi peluang bagi usaha kecil menengah dan bisnis
untuk bertumbuh.
8
memiliki keinginan untuk menggeluti bidang peragaan. Hal ini adalah sebuah
kesempatan dalam pemasaran organik. Pemberdayaan individu-individu tersebut
akan memaksimalkan hasil dari pemasaran organik. Selain itu, biaya pembayaran
jasa individu-individu tersebut lebih rendah dibandingkan dengan jasa peraga
profesional. Dengan demikian, agen juga memberikan peluang aktualisasi diri
bagi individu yang memiliki keinginan untuk menggeluti bidang peragaan.
3. Channels
Agen membuat sejumlah kanal hubungan yang berbasis dalam jaringan dan luar
jaringan. Kanal dalam jaringan berupa akun instagram, facebook, dan situs web.
Kanal luar jaringan berupa nomor telepon. Media kanal dipilih dengan
mempertimbangkan dampak publikasi, kemampuan media menyampaikan nilai
agen dalam bentuk fasilitas yang disediakan, dan biaya.
Kanal media sosial berupa akun instagram dan facebook dipilih karena memiliki
potensi dampak publikasi yang besar dengan biaya rendah. Potensi dampak
publikasi media sosial dapat dilihat dari aktivitas pengguna dan nilai yang dapat
dipublikasikan. Terdapat 22 juta pengguna aktif instagram di Indonesia dengan
97% pengguna selalu menuliskan komentar dan menandai teman, 85%
membagikan konten ke media sosial lain, dan 45% membeli produk yang
dipasarkan di instagram. Pada tahun 2015 terdapat 78 juta pengguna Facebook di
Indonesia dengan 89% pengguna secara rata-rata mengakses 1 s.d. 6 kali setiap
hari selama 3 s.d. 10 menit setiap akses dan 87% memberikan like ke laman
perusahaan atau produk. Nilai yang dipublikasikan di Instagram dan facebook
berupa portofolio dan profil agen.
Situs web menjadi salah satu kanal yang dipilih untuk berperan sebagai media
utama dalam memberikan informasi mengenai portofolio dan jenis jasa yang
ditawarkan. Situs web juga memberi legitimasi yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kanal media sosial.
9
4. Customer Relationship
Hubungan agen dengan klien dapat dikategorikan menjadi dua hubungan yang
saling berkaitan. Berdasarkan kehadiran, hubungan agen dengan klien termasuk
dedicated personal assistance, dalam bentuk menyediakan tim khusus untuk
melayani pelanggan secara personal. Tim mendedikasikan sumber daya dalam
memberikan pelayanan bagi klien. Berdasarkan nilai tambah yang diberikan,
hubungan agen dengan klien termasuk co-creation, dalam bentuk agen dan klien
saling memberikan umpan balik dalam merencanakan strategi pemasaran,
sehingga klien dan agen bersama-sama menciptakan sebuah proposisi nilai
pemasaran yang unik dan unggul dibandingkan pemasaran yang lain.
5. Key Resources
Dalam bisnis ini, sumber daya yang merupakan aset yang diperlukan agar bisnis
dapat berjalan adalah peralatan produksi, data penilitian, peraga dan promotor,
dan keberadaan media sosial serta pengaruhnya. Peralatan produksi didefinisikan
sebagai segala barang yang digunakan dalam membantu proses berjalannya
pemasaran. Barang tersebut berupa peralatan yang membantu aktivitas
pemotretan seperti kamera, tripod, dan telepon pintar.
10
6. Key Activities
Agen melakukan enam kegiatan utama yang menunjang keberlangsungan agen.
Pertama, penelitian dan pengembangan. Kedua, perencanaan strategi pemasaran.
Ketiga, pemasaran. Keempat, pengembangan layanan. Kelima, Pelayanan
pelanggan. Keenam, pengerjaan proyek pro bono.
11
internal organisasi. Hal ini ditujukan untuk mengembangkan layanan menjadi
lebih baik.
7. Key Partner
Dalam menjalankan bisnis, agen bekerja sama dengan peraga pemula yang
berpotensi dan berkomitmen, figur yang berpengaruh dalam media sosial, dan
fotografer. Kerjasama dengan peraga dan figur media sosial diperlukan dalam
memasarkan produk klien kepada pelanggan untuk menarik minat beli. Kerjasama
dengan fotografer diperlukan untuk menghasilkan konten promosi berupa foto
atau video berkualitas sehingga menarik perhatian dan minat beli dari pelanggan
di media sosial.
8. Revenue Stream
Terdapat tiga produk yang menjadi sumber pemasukan agen dengan pembagian
pendapatan 90% untuk biaya operasional dan 10% untuk kas perusahaan. Biaya
yang dibebankan kepada klien ditentukan dari kerumitan, lama pengerjaan, dan
opportunity cost pengerjaan proyek. Klien dapat memilih satu, dua, atau ketiga
produk dalam sebuah proyek.
1. Konsultasi pangsa pasar
Agen melakukan penelitian pangsa pasar dari produk klien. Penelitian
pangsa pasar berorientasi memetakan pangsa pasar produk suatu klien atau
12
pangsa pasar pada umumnya sebagai dasar pembuatan dan pengembangan
suatu produk. Hasil penelitian kemudian berikan kepada klien.
2. Konsultasi strategi pemasaran
Agen merancang srategi pemasaran dalam bentuk langkah-langkah taktis
dengan mempertimbangkan penilitan pangsa pasar produk. Srategi dibuat
dengan orientasi memenuhi hasil pemasaran yang diinginkan klien.
Strategi pemasaran yang telah direncanakan bersifat siap pakai dan dapat
langsung diterapkan.
3. Implementasi pemasaran
Agen melakukan pemasaran berdasarkan strategi pemasaran. Pemasaran
berorientasi memenuhi hasil pemasaran yang diinginkan klien.
9. Cost Structure
Fixed Cost
Cost structure Per bulan
13
Konsultasi Pangsa Pasar
Cost structure Untuk setiap proyek pengerjaan
Administrasi Persuratan
Proposal
Administrasi Persuratan
Proposal
14
Implementasi Pemasaran
Cost structure Untuk setiap proyek pengerjaan
Administrasi Persuratan
Pembuatan proposal
15
STRUKTUR PERUSAHAAN
HALLU MANAGEMENT
CEO
Penelitian dan
Produksi Pengembangan
Produk
Implementasi Pemasaran
Keuangan
Penelitian dan
Pengembangan
Internal
16
LAMPIRAN RISET PASAR
1. Jenis Kelamin
38.30%
61.70%
Laki-Laki Perempuan
2. Umur Responden
50
40
40
31
30
20
10 11
10 7 6
2 2
0
17 18 19 20 20-30 30-40 40-50 >50
3. Domisili Responden
9.20% 2.80%
88.10%
Jabodetabek
Luar Jabodetabek (dalam Negeri)
Luar Negeri
17
4. Intensitas Penggunaan Media Sosial
14.70%
21.10%
15.60%
28.40%
20.20%
1-3 Jam 3-5 Jam 5-7 Jam 7-9 Jam >9 Jam
1.80% 3.70%
12.80%
33% Tidak Ada
1 - 7 Kanal
8-14 Kanal
15-20 Kanal
>20 Kanal
48.60%
18
6. Kecenderungan Pengguna Media Sosial untuk Mengikuti Kanal Figur Twitter
yang dianggap Berpengaruh
3.70% 1.80%
6.40%
Tidak Ada
1 - 7 Kanal
49%
8-14 Kanal
39.40% 15-20 Kanal
>20 Kanal
7.30%
3.70%
Tidak Ada
11.00% 36% 1 - 7 Kanal
8-14 Kanal
15-20 Kanal
42.40%
>20 Kanal
1.80% 6.40%
Tidak Ada
11.90%
1 - 7 Kanal
8-14 Kanal
22.90% 57% 15-20 Kanal
>20 Kanal
19
9. Kecenderungan Pengguna Media Sosial untuk Mengikuti Kanal Toko Daring
5.50%
5.50%
18%
Tidak Ada
1 - 7 Kanal
22.00%
8-14 Kanal
15-20 Kanal
48.60% >20 Kanal
10. Jenis Produk yang Cenderung Dibeli oleh Pengguna Media Sosial
Lainnya 16
Event Organizer 6
Aksesoris 48
Elektronik 31
Makanan Minuman 19
Pakaian 76
0 10 20 30 40 50 60 70 80
11. Pengeluaran Pengguna Media Sosial dalam Membeli Produk Toko Daring
3.70%
7.30%
0 - Rp 300.000
Rp 300.000 - Rp
23.90% 500.000
Rp 500.000 - Rp
65% 1.000.000
> Rp 1.000.000
20
12. Intensitas Pengguna Media Sosial Melihat Jasa Endorsement
40 35
35
30
25 23
20
20 18
15 13
10
5
0
Tidak Pernah Hampir Kadang Pernah Sering
Tidak Pernah
21
15. Kecenderungan Respon Pengguna Media Sosial terhadap Jasa Endorsement
(Untuk membeli produk)
40
35
35 32
30
25 22
20 16
15
10
4
5
0
Tidak Pernah Hampir Tidak Kadang Pernah Sering
Pernah
16. Respon Pengguna Media Sosial terhadap Jasa Endorsement (Terganggu atau
tertarik)
50 45
45
40
35
30
25 22 21
20 18
15
10
5 3
0
Terganggu Hampir Agak Tertarik Tertarik Sangat Tertarik
Terganggu
22
LAMPIRAN PURWARUPA
23
1. Testimoni Klien
24