Anda di halaman 1dari 11

Nama: Yeltri Bomia Antari

Nim : PO.71.20.2.20.027

Kelas: TK. 1A

Mk : Keperawatan Dasar

1) Mengamati Produksi Urine 24 Jam (Prosedur Kerja):

 Hasil pemeriksaan dan Prosedur Kerja

Bau : Normal (Bau amoniak)

Warna : kuning muda

Volume : 70 ML

pH :7

Kejernihan : Jernih

Bisa : Bisa putih hilang dalam waktu 5 menit

Jumlah : 0.5-1.5 cc

Prosedur Kerja :
 Membersihkan area kemaluan menggunakan tisu steril supaya bakteri dan sel di sekitar
kemaluan tidak ikut terbawa ke sampel. Untuk wanita, cara membersihkan kemaluan
menggunakan tisu steril dari depan ke belakang dan jangan lupa membersihkan cairan sekresi
vagin dan darah menstruasi untuk menghindari kontaminasi pada sampel urine. Pada pasien
yang tidak bisa mengambil sampel urine secara mandiri dapat menggunakan kateter. Sampel
urine yang diambil menggunakan kateter harus langsung dari selang kateter.
 Keluarkan urine selama 1-2 detik dan biarkan terbuang ke dalam toilet. Lalu masukkan urine
selanjutnya ke dalam wadah sampel hingga tingginya 3-6 cm.
 Tutup rapat wadah sampel urin untuk menghindari kontaminasi dari luar dan bersihkan bagian
luar wadah urine menggunakan tisu steril. Jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya.
 Jumlah Dan Karakteristik Makroskopisnya
Pemeriksaan Makroskopis Urine meliputi volume urine, bau, buih, warna, kejernihan, pH, dan
berat jenis.

1. Volume urine

Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam. Dihitung dalam gelas ukur. Volume
urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine masingmasing orang bervariasi tergantung
pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan, dan kelembapan udara / penguapan.

2. Bau urine

Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari sebagian oleh asam-
asam organik yang mudah menguap.

3. Buih

Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa urine
tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal
tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam urine.

4. Warna urine

Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar dieresis, makin muda warna urine
itu. Biasanya warna urine normal berkisar antara kuning muda dan kuning tua. Warna itu
disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrom dan urobilin. Jika didapat
warna abnormal disebabkan oleh zat warna yang dalam keadaan normal pun ada, tetapi
sekarang ada dalam jumlah besar. Kemungkinan adanya zat warna abnormal, berupa hasil
metabolism abnormal, tetapi mungkin juga berasal dari suatu jenis makanan atau obat-obatan.
Beberapa keadaan warna urine mungkin baru berubah setelah dibiarkan.

5. Kejernihan

Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih, agak keruh, keruh atau sangat
keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine normal pun akan menjadi keruh
jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan disebut nubecula dan terjadi dari lender, sel-
sel epitel, dan leukosit yang lambat laun mengendap.

6. Ph

tidak banyak berarti dalam pemeriksaan penyaring. Akan tetapi pada gangguan keseimbangan
asam-basa penetapan itu member kesan tentang keadaan dalam tubuh, apalagi jika disertai
penetapan jumlah asam yang diekskresikan dalam waktu tertentu, jumlah ion NH4. Selain pada
keadaan tadi pemeriksaan pH urine segar dapat member petunjuk kea arah infeksi saluran
kemih. Infeksi oleh E. coli biasanya menghasilkan urine asam, sedangkan infeksi oleh Proteus
yang merombak ureum menjadi amoniak menyebabkan urine menjadi basa.

7. Berat jenis
Untuk mengukur berat jenis urine dapat menggunakan urometer, refraktometer dan carik celup.

 Jelaskan proses urinisasi pada orang normal


Proses pembentukan urin di ginjal terdiri dari tiga tahap, yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi
(penyerapan kembali) dan augmentasi (pengeluaran zat).

1. Filtrasi

Tahap pertama pembentukan urin pada manusia adalah filtrasi yang terjadi di glomerulus.
Glomerulus adalah untaian pembuluh kapiler yang dinding-dindingnya bertautan dengan
kapsula bowman. Filtrasi disebut juga dengan penyaringan, Squad. Jadi darah yang mengalir di
tubuh kita akan disaring di dalam glomerulus setiap 5 menit sekali.

Hasil dari filtrasi ini berupa filtrat glomerulus atau urin primer yang mengandung H2O dan zat-
zat seperti glukosa, klorida, natrium, kalium, fosfat, urea, asam urat dan kreatinin. Nah, urin
primer tersebut kemudian akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu reabsorpsi.

2. Reabsorpsi

Pada tahap reabsorpsi, zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh akan diserap kembali dan
dimasukkan ke dalam aliran darah, Squad. Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal
dan lengkung henle. Nah, setelah proses reabsorpsi berlangsung terbentuklah urin sekunder.
Jika zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh diserap kembali, dibawa kemana ya zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh? Nah, zat-zat ini akan disekresikan pada tahap augmentasi.

3. Augmentasi

Augmentasi merupakan tahap terakhir dari proses pembentukan urin pada tubuh manusia. Jadi,
seperti yang disebutkan di atas, zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh akan disekresikan, di
sinilah tempatnya. Augmentasi terjadi di tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus
(pengumpul) sebagai tempat penyimpanan urin untuk sementara. Di tahap ini masih terjadi
penyerapan kembali pada air, garam NaCl dan urea sehingga terbentuk urin sebenarnya yang
harus dibuang oleh tubuh.
2). Kontrol refleks MIKSI Kontrol volunter
Kandung kemih terisi Korteks serebri
Loll

Reseptor regang

Saraf parasimpatis Neuron motorik ke sfingter


eksternus

Kandung kemih
Sfingter uretra eksternus
membuka ketika neuron motorik
dihambat

Kontraksi

Kandung kemih

Sfingter uretra eksternus


Sfingter uretra internus secara
tertutup ketika neuron motorik
mekanis terbuka ketika
terangsang
kandung kemih berkontraksi

Berkemih Tidak berkemih


KONSTIPASI

Diet rendah serat, asupan cairan kurang, kondisi psikis, Penggunaan obat-obatan
kondisi metabolik, penyakit yang diderita tertentu (seperti gol opiat) dan
mengandung Al dan Ca

Absorbsi cairan dan


elektrolit Memberi efek pada
segmen usus

Memperpanjang waktu
transit di kolon karena
absorbsi terus Memperpanjang waktu
berlangsung transit di kolon

Kontraksi tidak
Feses mengeras mendorong

Gangguan defekasi
Gangguan fungsi utama Konstipasi
kolon (transpor mukosa,
aktivasi mioelektrik,
proses defekasi) Rangsangan refleks
penyekat rekto anal

Relaksasi sfingter internal


dan eksternal

Tekanan intra abdomen

Nyeri akut
3). a. Buatlah prosedur kerja mengatasi inkontinensia urine pada lansia dengan kondom kateter
(pada laki-lkai)?

b. Buatlah prosedur kerja kagel exercise pada perempuan?

Jawab :

a. Renana tindakan keperawatan


Persiapan alat :
 Kondom kateter
 Gunting
 Plaster
 Sarung tangan bersih
 Bengkok
 Urine bag dan lem pengikatnya
 Selimut

Persiapan lingkungan :

Jaga privasi klien, dengan cara memasang sekerem

Persiapan klien :

1. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan


2. Beri klien posisi supine

Langkah-langkah :

1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan bersih
Membran mukorektal dan
3. Lepaskan pakaian bawah klien
muskulatur tidak peka
4. Tutup area yang tidak diperlukan dengan selimut
terhadap rangsangan fekal
5. Bersihkan daerah genetalia klien dan keringkan kembali
6. Pegang penis dengan mantap dengan tangan non dominan dan pasang kondom kateter
di genetalia klien dengan tangan dominan
7. Hubungkan ujung kondom dengan ujung selang urine bag
Diperlukan rangsangan Kelemahan
8. Ikatkan penisyang lebihplaster
dengan kuat untuk mendorong
pengikatnya diatasfeses
glands penis
9. Berikan jarak kurang lebih 2,5-5 cm antara ujung gland penis dan ujung kondom
10. Pasang kembali pakain bawah klien
Spasme11.setelah makan,
Ikat urine nyeri
bag kolik pada
disamping abdomen
tempat tidur bawah
klien. Urine bag harus lebih rendah dari kandung
kemih

Kolon kehilangan tonus Tidak responsif terhadap rangsangan


Konstipasi
normal
12. Rapikan alat dan klien
13. Lepaskan sarung tangan
14. Cuci tangan
15. Dokumentasi

Sikap :

1. Melakukan tindakan dengan sistematis


2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri

b. Buatlah prosedur kerja kagel exercise pada perempuan?


Persiapan klien :
a. Berikan salam, perkenalkan diri anda.
b. Panggil klien dengan nama kesukaan klien.
c. Bina hubungan saling percaya
d. Jelaskan kepada klien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
e. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
f. Menentukan otot yang tepat
g. Anjurkan klien untuk berkemih/buang air kecil terlebih dahulu
h. Pasien dipersiapkan untuk mengikuti senam
i. Pasien dipersilahkan duduk / berbaring diatas matras / karpet
j. Bila diperlukan, klien menggunakan pembalut sekali pakia selama periode latihan untuk
menahan urine yang keluar

Persiapan alat :

a. Pakaian olah raga atau pakaian yang longgar


b. Arloji
c. Matras/Karpet/kursi
d. Tape Recorder + lagu (pelengkap)
e. Peralatan eliminasi jika memungkinkan
f. Ruangan yang nyaman dan tenang

Tahap kerja :

1. Kenali terlebih dahulu otot-otot yang berhubungan dengan senam kegel dan fungsi
kerjanya. Caranya, saat buang air kecil, cobalah untuk menghentikan pancaran air seni
dengan melakukan kontraksi atau menguncupkan otot-otot ini, kemudian, kendurkan lagi
sehingga pancaran air seni kembali lancar, bagian otot itulah yang akan kita latih
(Nurdiansyah, 2011).
2. Tahap berikutnya adalah dengan melakukan kontraksi atau mencupkan otot-otot dasar
panggul mulailah dengan berbaring telentang dengan lutut ditekut, jaga agar jarak jari kaki
anda terpisah. Kemudian tekuk otot perut bagian bawah dan angkat pnggul sedikit dari
lantai. Jika bisa bokong tidak menempel dengan lantai dan haruss menjaga agar otot inti
tetap lentur. Lakukan latihan ini dengan menahan otot selama 3 detik dan perlahan
mengembalikan otot ke lantai kembali ulangi sebanyak 3 kali. Lakukan latihan ini sebanyak 3
set dari 10 set yang seharusnya, selain itu harus diperhatikan posisi otot panggul agar tidak
memalingkan atau memutar otot saat panggul diangkat karena akan membuat otaot tegang
(Nurdiansyah, 2011).
3. Tahap selanjutnya yakni membuka kaki dan letakan kedua jari diantara uretra dan anus,
tekan punggung bawah ke lantai sekali lagi dan cobalah untuk merasakan sensasi
pengencangan di area ini. Jika dengan cara ini masih belum merasakannya, maka bisa dicoba
ketika ingin menghentikan aliranurin pada saat buang air kecil. Rasakan sensasi yang masuk
ke dalam tindakan itu, mengangkat otot di dekat kandung kemih, dan cobalah meniru
gerakan ini ketika Anda melakukan latihan di atas. Namun cara Ini hanya disarankan untuk
dicoba sekali saat mempelajari tentang otot. Jangan ulangi ini sebagai latihan, atau justru
dapat menyebabkan masalah kemih.
4. Jika, latihan tersebutsudah cukup lancar, lanjutkan dengan menguncupkan dan
mengendurkanya dengan lebih keras dan menahanya lebih lama (sekitar 10 detik). Lakukan
senam kegel sebanyak 2-3 kali sehari, selama sekitar 8-12 minggu sebelum akhirnya
dilakukan penilaian ulang untuk pengelolaan lebih lanjut jika klien belum mengalami
perbaikan (Price et.al, 2010). Latihan untuk mengatasi masalah pada eliminasi urin ini perlu
dilakukan secara konstan setiap hari, hasilnya tidak akan didapat dalam waktu satu hari,
kebanyakan orang akan dapat merasakan perubahan setelah 3-4 minggu dengan berlatih
beberapa menit setiap hari (Widianti et.al 2010).

Evaluasi :

a. Evaluasi respon klien.


b. Berikan reinforcement positif.
c. Lakukan kontrak untuk latihan atau exercise selanjutnya.

Akhiri pertemuan dengan cara yang baik.


4). Buatlah prosedur kerja menolong BAB di tempat tidur pada klien yang mengalami fraktur crusis yang
di pasang traksi

Jawab :

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesaui jenis dan luasnya,
terjadi pada tulang fibia dan fibula.

Langkah Kerja :

1. Cuci tangan dengan 6 langkah


2. Menggunakan masker
3. Memakai hands scoon
4. Turunkan pembatas tempat tidur pasien
5. Mengganti selimut pasien dengan selimut khusus agar selimut yang di gunakan pasien tidak
basah
6. Membantu pasien menekuk kedua kaki
7. Memasang perlak & membantu pasien sedikit mengangkat bokong
8. Menaruh pispot di bawah pantat pasien
9. Jika pasien sudah selesai BAB, Pasien atau pihak keluarga bisa menekan bel yang ada di sebelah
kanan pasien
10. Melepas Hands Scoon
11. Mencuci tangan lagi dengan 6 langkah

Alat yang di gunakan :

 Sarung tangan bersih


 Pengalas/perlak
 Pispot
 Urinal
 Botol berisi air cebok
 Tissue
 Selimut
 Alat pemanggil/bel
 Masker
 Bengkok
 Sabun
 Washlap
 Baskom
Pelaksanaan tindakan keperawatan Menurut Rosdhahl, C.B (2015) pelaksanaan implementasi pada
ganguan kebutuhan nyaman nyeri yaitu

a. Bina hubungan suportif dan saling percaya antara perawat dan klien.

b. Ajarkan tentang fungsi nyeri dan tanamkan keyakinan bahwaprogram penatalaksanaan nyeri
yang sukses dapat dibuat.

c. Hilangkan atau rubah penyebab nyeri (kapan pun jika memungkinkan) dan ubah faktor yang
menurunkan toleransinyeri.

d. Upaya pereda nyeri noninvasif yang tepat digunakan: distraksi, imajinasi relaksasi, stimulasi
kutaneus (mamase, aplikasi panas atau dingin, vibrasi, tekanan).

e. Berikan analgesic yang telah diresepkan; jika pasien mengunakan unit analgesia yang dikontrol
pasien(PCA), ajarkan klien tentang pengunaanya.

f. Pelajari tentang pengunaan terapi nyeri yang lain oleh klien, secara tepat, akupuntur,
biofeedback, bedah saraf (neurosurgery), stimulasi saraf elektrik dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai