Anda di halaman 1dari 23

Alokasi Dana Bank dan Suku Bunga

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah


“Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”

Disusun oleh :

Kelompok 2

1. Anandia Zahra A. 18416261201068 MN 18J


2. Utami Alvira P. 18416261201014 MN 18A
3. Dewi Furwasih 18416261201066 MN 18A
4. Ina Krissina Y. 18416261201124 MN 18J
5. Tantri Sri Astuti 18416261201087 MN 18J
6. Maulana Ishak 18416261201144 MN 18J

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG

Jl. HS.Ronggo Waluyo, Sirnabaya, Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat
41361
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat allah swt, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang membahas tentang “Alokasi Dana Bank dan Suku Bunga” .
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Bank
dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Kami berharap dapat menambah wawasan
dan pengetahuan khusus nya dalam bidang tersebut. Serta pembaca dapat
mengetahui tentang bagaimana dan apa sebenarnya.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


karna itu,kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Karawang, Oktober 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan penulisan makalah ............................................................................... 2
1.3 Rumusan masalah ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Alokasi Dana ................................................................................. 3
2.2 Pengertian Kredit dan Pembiayaan .................................................................. 3
2.3 Unsur-Unsur Kredit ......................................................................................... 4
2.4 Tujuan dan Fungsi Kredit ................................................................................ 5
2.5 Jenis – Jenis Kredit .......................................................................................... 8
2.6 Jenis-jenis Jaminan Kredit ............................................................................. 10
2.7 Metode Pembebanan Bunga Kredit ................................................................ 11
2.8 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ................................................................... 13
2.9 Aspek-aspek Penilaian Kredit ........................................................................ 14
2.10 Prosedur Pemberian Kredit .......................................................................... 15
2.11 Aspek Penilaian Kredit ................................................................................ 16
BAB III PENUTUP............................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 19
3.2 Saran ............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara mengenai lembaga keuangan, dalam melaksanakan fungsi ekonominya,
bank harus mencari penempatan yang berdaya guna dan menguntungkan untuk semua
dana-dana yang dimilikinya, baik yang dihimpun melalui fungsi deposito/penyetoran,
maupun yang diterima dari sumber-sumber lain. Ini berarti bank harus memperoleh
pendapatan yang menghasilkan aktiva untuk mengimbangi passivanya. Karena sifat
khusus dari passiva ini dan perlunya dipenuhi syarat-syarat prinsip-prinsip yang sehat
dan konservatif, maka pengelolaan dana-dana bank yang menuntut tingkat
keterampilan yang tinggi.

Penentuan struktur aktiva bank bukanlah terjadi secara kebetulan. Seseorang harus
memutuskan, berapa banyak likuiditas yang dibutuhkan bank. Jumlah yang
dibutuhkan tidaklah sama untuk berbagai bank, bahkan tidak sama untuk satu bank
pada berbagai jangka waktu. Namun kebutuhan likuiditas bank tertentu pada waktu
tertentu dapat ditentukan cukup mudah dalam batas-batas yang layak. Bank yang
melaksanakan tugas penentuan kebutuhan likuiditasnya secara sangat efektif pada
setiap waktu akan melihatnya tercermin dalam prestasi penghasilan yang jauh lebih
baik dari prestasi penghasilan rata-rata.

Bagi bank individual, batas dana-dana yang tersedia untuk digunakan ditentukan
oleh modal yang diperoleh melalui penjualan saham bank, pinjaman uang, atau
jumlah deposito yang ditariknya dan dipegangnya, dan laba yang ditahan oleh bank.
Ini merupakan pool dana-dana yang tersedia bagi bank.

1
1.2 Tujuan penulisan makalah
Tujuan penulisan makalah ini sebagai persyaratan untuk memenuhi nilai mata
kuliah Bank dan Lembaga keuangan. Tujuan lainnya ialah agar mahasiswa
mengetahui secara jelas mengenai cara penghimpunan, penyaluran dana dan kredit
perbankan.

1.3 Rumusan masalah


Dengan tujuan penulisan di atas maka kami ingin memberikan informasi tentang
penghimpunan, penyaluran dana dan kredit perbankan. Maka kami membuat rumusan
masalah di dalam makalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah deskripsi tentang alokasi dana, kredit dan pembiayaan?


2. Seperti apakah unsur kredit, tujuan kredit, jenis kredit serta jaminan kredit
perbankan di Indonesia?
3. Bagaimanakah metode pembebanan bunga kredit, prinsip pemberian kredit
dan aspek penilaian kredit perbankan di Indonesia?
4. Seperti apakah prosedur pemberian kredit dan analisa kredit yang dilakukan
oleh bank kepada nasabahnya?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alokasi Dana
Definisi pengalokasian dana adalah menjual kembali yang diperoleh dari
penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Tujuan bank dari pengalokasian dana
adalah memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Dalam mengalokasikan dana
pihak perbankan membaginya ke dalam prosentase-prosentase tertentu sesuai dengan
kondisi yang terjadi di dalam perekonomian pada saat sekarang ini, misalnya untuk
bidang pertanian diberikan 20% sedangkan untuk bidang Industri diberikan 40%.

Dalam hal pengalokasian dananya ke masyarakat pihak perbankkan


membebankan bunga dengan prosentasi menetapkan suku bunga untuk pengalokasian
dana kemasyarakatan berkisar 1% per bulan.

2.2 Pengertian Kredit dan Pembiayaan


Pengertian Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau
mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada
jangka waktu yang telah disepakati “

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang


dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah.
Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain.

3
2.3 Unsur-Unsur Kredit
Berikut ini merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam kredit.

2.3.1. Kepercayaan

Keyakinan pihak bank selaku pemberi kredit terhadap prestasi yang diberikan
kepada nasabah debitur untuk melunasi cicilan sesuai jangka waktu yang telah
ditentukan.

2.3.2. Jangka Waktu

Adanya jangka waktu yang telah disepakati bersama mengenai pemberian kredit
oleh pihak bank dan pelunasan kredit oleh pihak nasabah debitur.

2.3.3. Prestasi

Prestasi boleh dikatakan sebagai objek berupa bunga atau imbalan yang telah
disepakati bank dan nasabah debitur.

2.3.4. Risiko

Untuk menghindari risiko buruk dalam perjanjian kredit, diadakan pengikatan


angunan atau jaminan yang dibebankan pada pihak nasabah debitur atau peminjam.

Dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Perkreditan, Drs. Thomas Suyatno,


mengemukakan bahwa unsur-unsur kredit terdiri atas:

Kepercyaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang


diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan dating.

Tenggang waktu, suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi


dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan ddatang. Dalam
unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada

4
sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan
dating.

Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari
adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan
semakin tingggi pula tingkat resikonya, karena sejauh-jauh kemampuan manusia
untuk menerobos masa depan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan
yang dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko.
Dengan adanya unsur resiko inilah, maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit.

Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga
dapat berbentuk barang, atau jasa. Namun, karena kehidupan ekonomi modern sekang
ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut
uanglah yang setiap kali kita jumpai da lam praktik perkreditan.

2.4 Tujuan dan Fungsi Kredit


Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyi tujuan tertentu yang tidak akan terlepas
dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah
sebagai berikut :

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil
terebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan
biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,
baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

5
3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,
maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan
pembangunan di berbagai factor.

Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah sebagai


berikut.

1. Penerimaan pajak
2. Membuka kesempatan kerja
3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa
4. Menghemat devisa Negara
5. Meningkatkan devisa Negara

Selain memiliki tujuan, suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang
hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan
diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasikan barang atau
jasa oleh si penerima kredit.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atay dissalurkan akan beredar dari satu wilayah
ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh
kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

6
4. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke
wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah
lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Pemberian kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena dengan
adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh
masyarakat. Kredit juga membantu dalam mengekskpor barang dari dalam ke luar
negeri sehingga meningkatkan devisa Negara.

6. Untuk meningkatkan kegairahan usaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningatkan kegairahan berusaha,


apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal
meningatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun sebuah
pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula
mengurangi pengangguran. Di samping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan
dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah
kontrakan atau jasa lainnya.

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan


antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh Negara
lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.

7
2.5 Jenis – Jenis Kredit
Ada beberapa jenis kredit yang dikemukakan oleh Kasmir dalam bukunya
Manajemen Perbankan (2010: 76), diantaranya:

2.5.1. Dilihat dari segi kegunaan :

1) Kredit investasi , merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan


untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk
keperluan rehabilitasi. contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik
atau membeli mesin-mesin. masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif
lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar.

2) Kredit modal kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan


meningkatkan produksi dalam operasionalnya. sebagai contoh kredit modal kerja
diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya
lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2.5.2. Dilihat dari segi tujuan kredit :

1) Kredit Produktif, Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi
atau investasi. kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. sebagai
contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang
dan kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan
menghasilkan bahan tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang industri.

2) Kredit Konsumtif, Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.


dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena
memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. sebagai
contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga
dan kredit konsumtif lainnya.

3) Kredit Perdagangan, Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan


digunakan untuk membeli aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang

8
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan
tersebut. kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang
akan membeli barang dalam jumlah besar. contoh kredit ini misalnya kredit ekspor
dan impor.

2.5.3. Dilihat dari segi jangka waktu :

1) Kredit Jangka Pendek, Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang
dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal
kerja. contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk
pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

2) Kredit Jangka Menengah, Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun


sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.
sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.

3) Kredit Jangka Panjang, Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling


panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun.
biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa
sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

2.5.4. Dilihat dari segi jaminan :

1) Kredit Dengan Jaminan, Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu


jaminan. jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau
jaminan orang. artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai
jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang
diajukan si calon debitur.

2) Kredit Tanpa Jaminan, Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang
atau orang tertentu. kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter
serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau
pihak lain.

9
2.5.5. Dilihat dari segi sektor usaha :

1) Kredit Pertanian, Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian. sektor utama pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

2) Kredit Peternakan, Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan


baik jangka pendek maupun jangka panjang. untuk jangka pendek misalnya
peternakan ayam dan jangka panjang ternak kambing atau ternak sapi.

3) Kredit Industri, Merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik
industri kecil, industri menengah atau industri besar.

4) Kredit Pertambangan, Merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang.


Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang
emas, minyak atau timah.

5) Kredit Pendidikan, Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana


pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

6) Kredit Profesi, Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan


profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara.

7) Kredit Perumahan, Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian


perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.

2.6 Jenis-jenis Jaminan Kredit


Berikut adalah jenis-jenis jaminan kredit dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu:

2.6.1. Jaminan dilihat dari obyek yang dibiayai:

1) Jaminan pokok, yaitu barang atau obyek yang dibiayai oleh kredit. Misalnya
Anda mengajukan KPR, maka jaminan pokoknya adalah rumah yang Anda beli
dengan KPR itu.

10
2) Jaminan Tambahan, adalah aset yang dijadikan jaminan untuk menambah
jaminan pokok. Biasanya jaminan tambahan ini dikarenakan bank menganggap
jaminan pokok Anda bernilai rendah. Jaminan tambahan yang bernilai tinggi misanya
adalah tanah dan bangunan yang memiliki sertifikat HM/HGU/HGB dan IMB.

2.6.2 Dilihat dari wujud barang:

1) Jaminan berwujud, yaitu aset yang dapat dilihat dan disentuh. Misalnya rumah,
mesin produksi, dan kendaraan.

2) Jaminan tak berwujud, yaitu jaminan yang bentuk berupa komitmen atau janji,
namun tetao didokumentasikan ke dalam tulisan. Misalnya garansi perorangan dan
garansi perusahaan.

2.6.3. Dilihat dari pergerakannya :

1) Barang bergerak, yaitu dapat berpindah tempat. Misalnya persediaan barang


dagangan, mesin pabrik, kendaraan bermotor.

2) Barang tidak bergerak, yaitu barang tidak dapat dipindahkan ke tempat lain.
Contohnya tanah dan bangunan.

2.6.3 Dilihat dari pengawasan barang:

1) Barang mudah dikontrol, yaitu jaminan yang mudah diawasi karena tidak dapat
bergerak, misalnya tanah dan bangunan.

2) Barang tidak mudah dikontrol, adalah barang jaminan yang sulit diawasi karena
pergerakannya cepat. Seperti, persediaan barang dan piutang.

2.7 Metode Pembebanan Bunga Kredit


2.7.1 Sliding Rate

Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya, sehingga jumlah
bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok

11
pinjaman. Akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama. Cicilan
nasabah (Pokok pinjaman ditambah bunga) otomatis dari bulan ke bulan semakin
menurun. Jenis Sliding Rate ini biasanya diberikan kepada sektor produktif, dengan
maksud nasabah tidak terbebani terhadap pinjamannya. (Kashmir, 2013)

Menghitung Pokok Pinjaman (PJ) perbulan :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛
PJ = 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢(𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛)

Menghitung Bunga (BG) perbulan :

𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎1𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑥𝑆𝑖𝑠𝑎𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛
Bunga = 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢(𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛)

2.7.2 Flat Rate

Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula
pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama, sehingga cicilan setiap bulan sama
sampai kredit tersebut lunas. Jenis Flat Rate ini biasanya diberikan kepada kredit
yang bersifat konsumtif, seperti pembelian rumah tinggal, pembelian mobil pribadi /
kredit konsumtif lainnya. (Kashmir, 2013)

Menghitung Pokok Pinjaman (PJ) perbulan :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛
PJ = 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢(𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛)

Menghitung Bunga (BG) perbulan :

𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎𝑥𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛
BG = 𝑥𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢(𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛)

12
Menghitung Jumlah Angsuran setiap bulan :

Pokok Pinjaman - Bunga = Jumlah Angsuran

2.7.3. Floating Rate

Jenis ini membebankan bunga yang dikaitkan dengan bunga yang ada dipasar
uang, sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar
uang pada bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi / lebih
rendah dari bulan yg bersangkutan. Pada akhirnya hal ini juga berpengaruh terhadap
cicilannya setiap bulan. (Kashmir, 2013)

2.8 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit


Dalam memberikan kredit agar masing-masing pihak merasa aman maka ada hal-
hal yang perlu diperhatikan oleh masing-masing pihak. Pihak perbankan akan
melakukan penilaian pada calon peminjam dengan kriteria 7P, berikut penjelasannya :

1. Personality, mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah.

2. Party, menggolongkan nasabah berdasarkan klasifikasinya masing-masing,


misalnya nasabah yang loyal secara karakter, modal.

3. Perpose, hal ini untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, tujuan
pengambilan kredit misalnya untuk modal kerja atau investasi.

4. Prospect, pihak bank dalam hal ini akan menilai seberapa menguntungkan prospek
usaha nasabah yang mengajukan kredit.

5. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang


telah diambil atau dari mana saja dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitabilitas, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari


laba, apakah setiap periode mengalami peningkatan atau tidak.

13
7. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan
asuransi

2.9 Aspek-aspek Penilaian Kredit


Disamping menggunakan 6C dan 7P, maka penilaian suatu kredit layak atau tidak
untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian
dengan seluruh aspek yang dikenal dengan nama studi kelayakan usaha. Penilaian
dengan model ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang bernilaii besar dan
berjangka waktu panjang.

Menurut Kasmir (2002:107) dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
ada beberapa aspek yang dinilai antar lain :

1. Aspek Yuridis/Hukum

Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin
yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte
pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya
modal masing-masing pemilik.

2. Aspek Pemasaran

Dalam aspek ini kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan
sekarang ini dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana.

3. Aspek Keuangan

Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai
usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu hendaknya dibuat
cash flow dari pada keuangan perusahaan.

14
4. Aspek Tehnis/Operasi

Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksii seperti kapasitas
mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout ruangan dan mesin-mesin termasuk
jenis mesin yang digunakan.

5. Aspek Manajemen

Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang


dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusia. Pengalaman
perusahaandalam mengelolah berbagaii proyek yang ada dan pertimbangan lainnya.

6. Aspek Sosial Ekonomi

Menganalisis dampak terhadap perekonomian dimasyarakat umum seperti :

1) Meningkatkan ekspor barang


2) Mengurangi pengangguran atau lainnya
3) Meningkatkan pendapatan masyarakat
4) Tersedianya sarana dan prasarana
5) Membuka isolasi daerah tertentu

7. Aspek Amdal

Menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air dan udara jika proyek
atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah
apabila kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami
pencemaran lingkungan disekitarnya.

2.10 Prosedur Pemberian Kredit


Prosedur pemberian kredit dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara
umum antar bank yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi
perbedaan mungkin hanya terletak dari bagaimana tujuan bank tersebut serta
persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing.

15
Prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut :

1) Pengajuan berkas-berkas
2) Pengajuan proposal kredit hendaklah berisi antara lain :
a. Latar belakang perusahaan/kelompok usaha
b. Maksud dan tujuan
c. Besarnya kredit dan jangka waktu

2.11 Aspek Penilaian Kredit


Penilaian atau analisis kredit adalah semacam studi kelayakan (feasibility Study)
atas perusahaan pemohon kredit. (Firdaus & Ariyanti 2009:184)

Penilaian kredit adalah Suatu kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan analisa


terhadap kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data permohonan
kredit calon debitur hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut
diterima atau ditolak. (Djohan 2000:97)

Menurut Thomas Suyatno, dkk (2003:70) yang dimaksud dengan analisa kredit
adalah pekerjaan yang meliputi:

Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan


maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat
dipertimbangkan suatu permohonan kredit.

Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan


kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah.

Dari Pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengertian penilaian atau analisis


kredit adalah Suatu kegiatan analisa/penilaian berkas/data dan juga berbagai aspek

16
yang mendukung yang diajukan oleh pemohon kredit, sebagai dasar pertimbangan
pengambilan keputusan apakah permohonan kredit tersebut diterima atau ditolak.

2.11.1 Pertimbangan Analisa Kredit

Dalam pelaksanaan penilaian kredit, bank harus selalu mempertimbangkan


berbagai hal yang terkait, agar kredit yang akan dipinjamkan dapat memiliki manfaat
dan tidak merugikan bank maupun debitur di masa depan. Menurut Rahadja
(1990:10) bank harus selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Keamanan kredit (safety), artinya harus benar-benar diyakini bahwa kredit tersebut
dapat dilunasi kembali.

Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability), yaitu bahwa kredit akan


digunakan untuk tujuan yang sejalan dengan kepentingan masyarakat/sekurang-
kurangnya tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

Menguntungkan (profitable), baik bagi bank berupa penghasilan bunga maupun


bagi nasabah, yaitu berupa keuntungan dan makin berkembangnya usaha.

2.11.2 Fungsi Analisa Kredit

Kegiatan analisa kredit memiliki arti penting bagi bank, karena bank akan
memiliki jaminan yang memadai selama kredit diberikan. Sutojo (1997:69)
menyebutkan fungsi analisa kredit adalah:

1) Sebagai dasar bagi bank dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan
jaminan yang disyaratkan untuk dipenuhi nasabah.
2) Sarana untuk pengendalian resiko yang akan dihadapi bank.
3) Syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit,
sifa kredit, tujuan kredit, dan sebagainya.
4) Sebagai bahan pertimbangan pimpinan/direksi bank dalam proses
pengambilan keputusan.

17
5) Sebagai alat informasi yang diperlukan untuk evaluasi kredit.

2.11.3 Aspek Penilaian Analisis Kredit

Dalam menilai atau menganalisis suatu permohonan kredit perlu dibahas berbagai
aspek yang menyangkut keadaan usaha pemohon kredit. Pembahasan ini pada
dasarnya adalah untuk meneliti apakah pemohon memenuhi Prinsip 5C atau tidak
yang kemudian menjadi pertimbangan bank untuk menentukan kelayakan pemohon
kredit memperoleh kredit atau tidak, dengan perkataan lain apakah permohonan
kredit tersebut feasible dalam arti andaikata kredit diberikan, maka usahanya akan
berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pokok maupun bunga
dalam jangka waktu yang wajar atau sebaliknya.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
pengalokasian dana adalah menjual kembali yang diperoleh dari penghimpunan dana
dalam bentuk simpanan. Tujuan bank dari pengalokasian dana adalah memperoleh
keuntungan semaksimal mungkin

pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga


pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah. Pembiayaan secara luas
berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
dikerjakan oleh orang lain.

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang
hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan
diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasikan barang atau
jasa oleh si penerima kredit.

3.2 Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya
dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman
memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada
penulis. Aamiin

19
DAFTAR PUSTAKA

Kredit dan pembiayaan pada suatu perusahaan « Dodogusmao's Blog

dodogusmao.wordpress.com

http://izrajingasaeani.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-dan-unsur-unsur-kredit.html

http://nanangbudianas.blogspot.co.id/2013/02/aspek-aspek-penilaian-kredit.html

Kasmir, (2012), Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, Penerbit: PT Raja Grafindo


Persada.

Republik Indonesia, Undang Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10


Nopember 1998.

Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank, Edisi 1. PT. Mutiara Sumber Widya: Jakarta

Firdaus, Rachmat dan Maya, Ariyanti. 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum:
Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasi Lengkap dengan Analisis Kredit. Bandung:
Alfabeta.

Sutojo, Siswanto, 1997, Menangani Kredit Bermasalah, PT. Pustaka Binaman


Pressindo, Jakarta.

Suyatno, Thomas, 2003, Dasar-Dasar Perkreditan, PT. Gramedia Pustaka. Utama,


Jakarta.

http://usaha-aku.blogspot.co.id/2012/04/unsur-unsur-tujuan-dan-fungsi-kredit.html

20

Anda mungkin juga menyukai