Anda di halaman 1dari 19

Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri

Indonesia ke Amerika dan Eropa


I Nyoman Sudira
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan
E-mail: belinyomanbagus@yahoo.com

Abstrak: Konflik yang terjadi di Laut Cina Selatan melibatkan beberapa negara di kawasan Asia
Tenggara. Negara-negara tersebut adalah Vietnam dan Filipina. Akan tetapi, konflik ini pun
mempengaruhi beberapa negara diluar kawasan Asia Tenggara yaitu Cina dan Amerika Serikat.
Kawasan Laut Cina Selatan yang cukup luas dan berbatasan langsung dengan beberapa negara
membuat Laut Cina Selatan memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan oleh negara-negara seperti
Amerika Serikat dan Cina. Dalam penulisan paper ”Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri
Indonesia ke Amerika dan Eropa” ini pembahasan akan di fokuskan pada empat bagian. Diawali
dengan pembahasan mengenai Amerika Serikat (AS) dan Konflik Laut Cina Selatan, kemudian diikuti
pembahasan mengenai Uni Eropa dan Konflik Laut Cina Selatan. Pada bagian akhir akan disajikan
dua bahasan yang berkaitan dengan Indonesia yakni: 'Indonesia dan Konflik Laut Cina Selatan'; serta
sekaligus sebagai penutup, 'Politik Luar Negeri RI terhadap Amerika dan Eropa Terkait Isu Laut Cina
Selatan'.

Kata kunci: Laut Cina Selatan, Cina, Vietnam, Filipina, Amerika Serikat, Indonesia, Uni Eropa,
Poitik Luar Negeri.

Abstract: Conflict which happen in South China Sea involve some countries in Southeast Asia
Region. The countries are Vietnam and Philipines. However, this conflict affect some countries out of
the region, there are China and United States of America. South Cina Sea Region is quite big and
directly border with some countries. It makes South China Sea has a beneficial potential for United
States of America and China. In this paper with the title ”Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar
Negeri Indoneisa ke Amerika dan Eropa” will be focused on four section. First is about United States
of America and South China Sea Conflict then followed by European Union and South China Sea
Conflict. In the end section will be explained two sections which related to Indonesia, there is
Indonesia and South China Sea Conflict and last section is Republik Of Indonesia's Foreign poilcy
related to South China Sea issue.

Keyword: South China Sea, China, Vietnam, Philipines, United States of America, Indonesia,
European Union, Foreign Policy.

Pendahuluan beragam laporan mengenai pelanggaran


Dalam konflik Laut Cina Selatan, yang dilakukan oleh kapal-kapal Cina yang
selain ketegangan yang terjadi akibat melewati perairan yang selama ini
tumpang tindihnya klaim antar negara disengketakan, bahkan terjadi beberapa
bersengketa yang belum bisa dihentikan insiden antara kapal patroli Cina dengan
71
hingga kini, terdapat juga perkembangan kapal-kapal nelayan Filipina. Selanjutnya
yang tidak menggembirakan terutama me- Cina juga dituduh melakukan pemancangan
ngenai hubungan antara dua negara anggota instalasi baru di wilayah yang
ASEAN yaitu Vietnam dan Filipina dengan disengketakan serta mengintimidasi kapal-
Cina. Filipina misalnya telah memberikan kapal eksplorasi minyak Filipina.
Sementara Vietnam telah
71
Leszek Buszynski, 2012. The South China Sea: Oil, melakukan paling tidak empat kali
Maritime Slaims, and U.S. – China Strategic Rivalry.
The Washington Quaterly, Spring, 35: 2. hal. 139-156. pertemuan bilateral dengan Cina pada awal

143
144 I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa

2011 dalam rangka membicarakan yang merasa terancam semakin


perbedaan antar mereka mengenai Laut mendekatkan diri dengan AS. Vietnam
Cina Selatan. Sayang sekali beberapa misalnya sudah mulai merangkul AS
perilaku Cina seperti, semakin dengan melakukan pernyataan bersama
meningkatnya jumlah dan kegiatan pada 17 Juni 2011 mengenai pentingnya
penangkapan ikan yang dilakukan kapal- kebebasan pelayaran. Sementara Filipina
kapal Cina di perairan Vietnam akhirnya secara ekplisit telah mendeklarasikan
membuat segala hasil pertemuan bilateral bahwa mereka akan memohon bantuan
antar keduanya menjadi tiada manfaat. kepada AS selama mereka mengalami
Insiden seperti pemotongan kawat-kawat di ancaman dari perilaku Cina yang sangat
tempat ekplorasi minyak Vietnam yang agresif. 73
dilakukan Cina juga pada akhirnya semakin Selain semakin meningkatnya
memperkeruh suasana dan membuat ketegangan antara Cina, dengan Vietnam
inisiatif baru bagi Vietnam untuk selalu dan Filipina, konflik di LCS juga
meningkatkan kapabilitas militernya di menghadirkan nuansa baru yaitu semakin
Laut Cina Selatan. meningkatnya ketegangan antara AS
Kekhawatiran dan ketakutan yang dengan Cina. Sejak tahun 2010, LCS sudah
akhirnya berkembang baik di Filipina dan mulai menjadi perluasan strategi yang
di Vietnam akhirnya mendorong pemimpin akhirnya membawa Cina dan AS sama-
keduanya untuk mendapatkan dukungan sama ingin memiliki dominasi di perairan.
dari Amerika Serikat (AS). Hal ini sesuai Bagi AS, ide pemikiran meningkatnya
dengan apa yang di katakan oleh seorang kekuatan baru Cina yang nantinya akan
Peneliti Senior di CSIS: melahirkan ketakutan dan ketidakstabilan
serta bisa menyulut konflik teritorial harus
Cina kalau tidak bisa menjaga sikap
arogansinya akan melahirkan bumerang dan menjadi bagian dalam pengembangan
tentu saja nantinya akan sangat merugikan. strategi AS di Asia Pasifik. Semakin
Siapapun negara yang terlibat dalam Konflik
Laut Cina Selatan selama merasakan adanya meningkatnya penyebaran pengaruh Cina
ancaman dari Cina pasti akan mencari
payung keamanan dan pilihan mereka adalah sesuatu yang dalam pandangan AS
adalah Amerika.72
tidak bisa diakomodasi, karenanya AS di
Pernyataan diatas nampaknya mendapat bawah pemerintahan Barack Obama secara
pembenaran karena sikap yang dilakukan terang - terangan untuk menyampaikan
Cina selain semakin meningkatkan penolakannya. Dalam menandingi semakin
ketegangan di LCS, juga membuat negara meningkatnya kekuatan Cina di kawasan,

72 73
Diskusi dengan peneliti senior CSIS, Shibuya Jepang, Fenna Egberink, 1 Juli 2011. “Indonesia Mediate the
15 Juli, 2014. South China Sea Dispute?”, The Netherlands.
I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa 145

AS bahkan sudah membendung semakin Mulai intensnya AS untuk melibatkan


meningkatnya ketegangan di kawasan diri di kawasan Asia menunjukan bahwa
Pasifik Barat dengan secara terang-terangan secara strategis, politik dan ekonomi, AS
menunjukan kepentingan AS di LCS dan tidak bisa melepaskan diri dari Asia. AS
meningkatkan hubungan keamanan dengan dibawah Obama tidak pernah menurunkan
74
sekutu dan para pendukung. perhatiannya pada kawasan yang diharapkan
akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi
Amerika Serikat dan Konflik Laut Cina
yang tertinggal dalam dua puluh tahun ke
Selatan
Amerika Serikat (AS) melibatkan diri depan, serta menjadi kawasan yang penuh
dalam sejarah yang cukup panjang pada tantangan bagi AS, dalam artikel politik
konflik dan peperangan yang terjadi di luar negerinya yang sangat berpengaruh,
Kawasan Timur Tengah dan di Afganistan Hillary Clinton menjelaskan bahwa
seperti dalam konflik berkepanjangan yang kembalinya perhatian strategis AS ke
terjadi antara Arab dan Israel serta dalam kawasan Asia sangat sesuai dengan logika
peperangan melawan terorisme. Dalam keseluruhan dari usaha global untuk
tahun terakhir ini AS juga sangat menyelamatkan kepemimpinan global AS. 76
memperhatikan kawasan Asia terutama Keputusan Amerika untuk membentuk
dalam strateginya untuk merespon poros diplomasi dan militer di kawasan
kebangkitan dari Cina. Terutama sekali Asia Pasifik sudah ditunjukan terutama
sejak naiknya Barack Obama sebagai sekali terhadap Beijing, sebagai respon
presiden, persoalan yang terjadi di Laut terhadap meningkatnya ambisi kawasan
Cina Selatan menjadi perhatian utama bagi Cina. Ada dua prisip kepentingan AS dalam
AS bahkan menjadi fokal poin bagi AS konflik LCS yakni Akses dan stabilitas.
dalam strateginya yang dikenal dengan Pertama, AS memiliki kepentingan yang
Asia’s Rebalancing . Hal ini seperti apa kuat dalam menjaga akses pelayaran yang
yang disampaikan oleh Menteri Luar tanpa hambatan di perairan LCS. Dari pan-
Negeri AS Hillary Clinton dalam pidatonya dangan Washington, semua negara sangat
di East West Center Hawai bahwa: membutuhkan dan akan menikmati adanya
Masa depan AS sangat berhubungan dengan kebebasan kelautan yang tinggi, termasuk
Asia Pasifik dan masa depan kawasan juga
akan sangat tergantung pada peran AS. kebebasan pelayaran. Adapun alasan kenapa
Dengan demikian AS harus memperkuat
kehadirannya di Asia Pasifik terutama sekali
dalam kekuatan maritim.75
Honolulu, Hawai. 14 January 2010. dalam Ralf
74
Emmers, The Us rebalancing strategy: Impact on the
Mark Lander dan Sewell Chan, 2010. Taking Harder South China Sea. National Security College,
Stance oward China, Obama Lines up Allies. New Australian Ntional University.
76
York Times, 25 Oktober 2010. Hillary Clinton, America's Pacific Century, Foreign
75
Menlu AS, Hillary Clinton, East West enterm Policy November 2011.
146 I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa

kebebasan pelayaran tanpa hambatan ini elemen tersebut adalah:


dianggap penting bagi AS karena : dalam 1. Peaceful resolution of disputes
satu sisi hal ini mendukung dinamika eko- (Penyelesaian persengketaan secara
nomi di kawasan yang didasarkan pada damai): dengan keras AS menentang
perdagangan internasional intra-regional. penggunaan ancaman dan kekuatan
Kemudian dalam sisi yang lain, tiadanya dalam menyelesaikan pertentangan
hambatan dalam pelayaran akan memudah- klaim dan mengajak semua negara yng
kan AS dalam menyediakan jaminan kea- melakukan klaim untuk selalu menahan
manan dan kekuatan militer tidak hanya di diri dan menghindari aksi-aksi yang
kawasan Asia tapi juga di seluruh belahan mengganggu kestbilan.
dunia. 2. Peace and stability (Perdamaian dan
Kedua, AS memiliki kepentingan kestabilan): AS memiliki kepentingan
terciptanya stabilitas dan keamanan di yang mutlak dalam menjaga stabilitas
kawasan Asia Tenggara. Sama halnya dan perdamaian di Laut Cina Selatan.
seperti kebebasan pelayaran, keamanan dan 3. Fredom of navigation (kebebasan
stabilitas juga akan menjadi penopang pelayaran): menjaga keselamatan dan
utama kesejahteraan baik di Asia dan kebebasan dalam pelayaran adalah
Amerika. Bagi AS kalau kawasan ini kepentingan yang fundamental bagi
dilanda konflik maka hal ini akan AS. Pelayaran yang tanpa hambatan
menghambat dan menjauhkan warga dari bagi seluruh kapal-kapal dan pesawat
kesejahteraan karena akan melangkakan di LCS adalah sangat penting bagi
sumberdaya, menurunnya volume perdaga- perdamaian dan kesejahteraan keseluru-
ngan dan investasi intra-regional. han kawasan Asia Pasifik termasuk AS.
Meskipun mendapatkan penekanan 4. Neutrality in disputes (sikap netralitas
pada era Obama, pada kenyataannya dalam persengketaan): AS tidak akan
kebijakan AS mengenai LCS sudah mengambil posisi dalam pencarian
dicanangkan dan mengalami evolusi sejak dasar hukum dalam klaim terhadap
pertengahan tahun 1990-an. Artikulasi dari kedaulatan atas gugusan kepulauan,
kebijakan AS ke LCS sejak terjadinya terumbu, pulau karang dan gundukan di
ketegangan yang terjadi setelah Cina LCS.
menduduki dan melakukan perusakan 5. Respect of international principles
terumbu karang pada tahun 1994. Kemudian (menjunjung tinggi prinsip-prinsip
sejak tahun 1995 dicanangkanlah lima internasional): secara seksama AS akan
elemen dari politik luar negeri AS selalu melakukan pemantauan terhadap
berkenaan dengan konflik LCS. Kelima klaim-klaim yang dilakukan oleh negara
I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa 147

yang bersengketa yang tidak konsisten kebijakan tahun 1995 seperti dinyatakan
dengan hukum internasional termasuk oleh Hillary adalah:
UNCLOS (United Nations Convention 1. Menyelesaikan segala persengketa-
77
on the Law of the Sea) 1982. an tanpa koersi.
Pada tahun 2010, ada agenda perluasan 2. Dukungan terhadap kolaborasi pro-
mengenai kebijakan yang dilakukan oleh ses diplomasi bagi seluruh negara
AS mengenai persoalan yang terjadi di yang memiliki klaim wilayah.
LCS, sebagai antisipasi terhadap semakin Termasuk niat baik untuk memfasi-
meningktnya ketegangan yang terjadi litasi inisiatif dan confidence buil-
antara negara-negara yang memiliki klaim ding measures yang konsisten de-
78
persengketaan. Platform bagi artikulasi ngan ( Declaration on the Code of
dari kebijakan baru AS ke LCS adalah Conduct ) tahun 2002.
pertemuan tahunan Asian Regional Forum 3. Dukungan terhadap pengajuan
pada bulan Juli 2010. Pada saat pertemuan keseluruhan Code of Conduct.
tertutup dengan sekitar dua belas negara 4. Keyakinan bahwa legitimasi dari
AS mengekpresikan perhatiannya pada klaim wilayah perairan di LCS
semakin meningkatnya ketegangan di LCS. semestinya diperoleh semata-mata
Menteri Luar Negeri AS Hilary Clinton dari legitimasi klaim dari fitur
juga memberikan pernyataan publik dari tanahnya.
posisi AS yang akan memberi perhatian Secara keseluruhan, pernyataan Hillary
terhadap persoalan tersebut. Dalam pernya- menekankan pada penerimaan secara luas
annya, Hillary Clinton meyakinkan beberapa terhadap prinsip-prinsip internasional yang
elemen utama dari kebijakan AS yang sudah harus diterapkan dalam penanganan
di canangkan sejak tahun 1995, termasuk persengketaan.
freedom of navigation, penolakan terhadap
penggunaan ancaman dan kekuatan bagi Uni Eropa dan Konflik Laut Cina
pihak yang bersengketa serta sikap netral Selatan

AS dari persaingan dan klaim negara- Kawasan LCS memiliki beberapa arti
negara yang bersengketa. Kebijakan AS penting Bagi Uni Eropa karena: LCS adalah
ke LCS yang merupakan kelanjutan dari rute perairan yang terluas setelah
Mediteranian dan menjadi pintu utama bagi
77
M. Taylor Fravel, 2012. South China Sea: What
Issues and Whose Core Interest?Massachusetts
jalur perdagangan menuju dan dari Asia
Institute of Technology (MIT) Cambridge, MA Timur, yang disinyalir merupakan 25% dari
USA.Hal. 4.
78 Lihat misalnya, Jeffrey A Bader, Obama and China's transit kargo laut. Wilayah perikanan yang
Rise: An Insider's Account of America's Asia
Strategy. (Whasinton, DC: Brookings). menjanjikan secara ekonomi, dan potensial
148 I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa

akan hidro karbon, seperti digambarkan Tabel 3


Insiden Bersenjata di Laut
dalam tabel 1. dibawah. Cina Selatan sejak 1970-2002

Tabel 1 Waktu Negara Aksi Militer


Minyak dan Gas di Negara-negara
Laut Cina Selatan 1974 Cina-Vietnam Cina ambil alih
Negara Cadangan Minyak/ Cadangan Gas/ Produksi Minyak/ Produksi Gas/ Paracel dari
milyar barrel trilyun kubik ribuan barrel/hari meter kubik/hari
1,1 13,8 203,5 366
Vietnam, dengan
Brunei
18 tentara
China 16 80 3.864,4 1.960
terbunuh dalam
4,0 83 750,8 2.218 pertempuran di
0,14 3,5 25,2 88 sebuah pulau
Taiwan 0,01 22 1,0 28
0,5 1,7 186,9 858
0,6 6,8 344,6 162 1988 Cina-Vietnam Terjadi insiden
antara Angkatan
Jumlah 21,97 184,2 5.186,4 4.680
laut Cina dan
Sumber : Energi Information Administration, Vietnam di karang
2008. Country Anaysis Brief: South China Sea. Hal. 6. Johnson di Spratly,
k a p a l Vi e t n a m
Kemudian bagi UE, kawasan perairan ditenggelamkan
dan 70 nelayan
LCS juga memiliki kerentanan yang tinggi Tewas.
sebagai akibat dari tumpang tindihnya isu
dalam klaim persengketaan dan banyaknya 1992 Cina-Vietnam Vietnam menuduh
insiden yang dengan cepat bisa Cina mendaratkan
pasukan di karang
mengganggu stabilitas kawasan, seperti Da Luc. Cina
merampas hampir
Nampak dalam tabel 2. di bawah. Adapun 20 kapal kargo
Vi e t n a m y a n g
insiden yang juga menunjukan kerentanan
membawa barang
ketegangan di kawasan perairan LCS dari Hongkong
sejak bulan Juni
Nampak seperti di tunjukan dalam tabel 3. sampai September

1994 Cina-Vietnam Terjadi konfrontasi


Tabel 2 angkatan laut
Klaim negara atas wilayah
Laut Cina Selatan
antara Cina dan
Vietnam dimana
Negara Laut China Selatan Kepulauan Spratly Kepulauan Paracel Teluk Thailad
Vietnam secara
Brunei UNCLOS Tanpa Klaim Formal Tidak Tidak Mungkin internasional
Kamboja Tidak Mungkin Tidak Mungkin Tidak Mungkin UNCLOS mengakui perairan
China Semua Semua Semua Tidak Mungkin internasional atas
Indonesia UNCLOS Tidak Tidak Tidak Mungkin
ekplorasi minyak
di perairan Tu
Malaysia UNCLOS 3 Pulau 3 Pulau UNCLOS
Chinh blok
Philipina Sebagian Penting 8 Pulau Tidak Tidak Mungkin
133,134 dan 135.
Taiwan Semua Semua Semua Tidak Mungkin Sementara Cina
Thailand Tidak Mungkin Tidak Mungkin Tidak Mungkin UNCLOS mengklaim
Vietnam Semua Semua Semua UNCLOS
wilayah tersebut
Sumber : Energi Information Administration, bagian dari
2008. Country Anaysis Brief: South China Sea. Hal. 2. wilayah mereka.
(Blok Wan'Bei-21)
I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa 149

1995 Cina-Filipina Cina menuduh 1999 Cina-Filipina Bulan Mei perahu


Filipina mencuri nelayan Cina
karang. Militer ditenggelamkan
F i l i p i n a dengan ditabrak
menyerang orang- oleh kapal perang
orang Cina pada Filipina, bulan
bulan Maret dan Juli kapal Cina
menghancurkan y a n g l a i n
simbol-simbol ditenggelamkan
Cina.
1999 Cina-Filipina Kapal perang Cina
1995 Taiwan-Vietnam Pasukan altileri d i t u d u h
T a i w a n melecehkan
menembaki kapal angkatan laut
suplai Vietnam. Filipina dekat
kepulauan Spratly.
1996 Cina-Filipina Bulan Januari 1999 Filipina-Vietnam Bulan Oktober,
kapal Cina terlibat tentara Vietnam
kontak senjata menembaki
selama 90 menit pesawat angkatan
dengan angkatan udara Filipina
laut Filipina dekat dalam patrolinya
pulau Capone di Spratly.
sebelah barat
Luzon, Utara 1999 Malaysia-Filipina Bulan Oktober,
Manila. sumber pertahanan
F i l i p i n a
1997 Cina-Filipina Bulan April, melaporkan 2
angkatan laut pesawat tempur
F i l i p i n a Malaysia dan dua
perintahkan pesawat Filipina
speedboat Cina mengintai di
dan dua kapal Spratly.
nelayan untuk
meninggalkan laut 2000 Cina-Filipina B u lan M ei
d a n g k a l pasukan Filipina
Scarborough. adu tembak
Kemudian Filipina dengan nelayan
pindahkan patok- Cina 1 meninggal,
patok Cina di dan 7 ditahan.
mengibarkan
benderanya. Cina 2001 Cina-Filipina Selama 3 bulan
membalas dengan pertama, angkatan
pengiriman tiga laut Filipina
kapal perang untuk mengusir 14 kapal
investigasi berbendera Cina
dari Spratly.
1998 Filipina-Vietnam B u l a n J a n u a r i
2001 Cina-Filipina F i l i p i n a
tentara Vietnam
mengirimkan
kontak senjata
perahu bersenjata
dengan perahu
ke laut dangkal
ikan Filipina dekat
Scarborough untuk
Karang Pigeon
membatasi Cina
meningkatkan
struktur bebatuan.
150 I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa

2002 Filipina-Vietnam B u l a n A g u s t u s perairan di LCS dan menyelesaikan


pasukan Vietnam persengketaan tersebut dengan cara yang
m e m b e r i
t e m b a k a n damai. Joint statement juga ditujukan demi
peringatan pada
militer Filipina pentingnya hukum internasional terutama
yang berpatroli di UNCLOS, dan confidence building
sekitas Spratly.
measures. Hal ini senada dengan pandangan
Sumber : Energi Information Administration,
2008. Country Anaysis Brief: South China Sea. Hal. 5-6. UE terhadap persoalan LCS yang pernah
Bagi UE kawasan perairan LCS juga dikeluarkan yakni:
memiliki sensitivitas militer, dan hal ini 1. UE meyakini bahwa pertikaian
ditunjukan dengan kehadiran angkatan laut teritorial harus diselesaikan
AS, dan peningkatan kapabilitas militer berdasarkan hukum internasional
79
Cina dan Vietnam. melalui cara damai dan kerjasama.
UE menunjukan perhatian yang meni- 2. Mendukung peraturan-peraturan
ngkat seiring dengan semakin meningkatnya yang didasarkan pada sistem
ketegangan dikawasan dan meningkatnya internasional (UNCLOS) dan
rivalitas Cina dan AS. Titik awal mulai liberty of navigation. Meyakinkan
intensnya UE di kawasan Asia dimulai bahwa ketegangan akan sangat
dengan kehadiran perwakilan tinggi untuk merugikan perdagangan dan
urusan kebijakan luar negeri dan keamanan investasi dan Perlunya perhatian
Catherine Ashton dalam ASEAN Regional untuk energy security.
Forum. Dalam kesempatan keberadaannya 3. Mengajak semua pihak untuk
di Asia, Ashton juga menanda tangani memperjelas dasar dari tuntutan

Treaty on Amity and Cooperation di Asia atau klaim mereka.80

Tenggara, yang membawa konsekuensi Perubahan yang nyata dari sikap UE


semakin dekat dan potensialnya negara- sejak dicanangkannya pembaharuan dalam
negara UE untuk menjadi anggota dari garis besar kebijakan luar negeri dan
EAS. Lebih dalam lagi UE juga keamanan UE di Asia Timur adalah UE
mengeluarkan joint statement dengan AS semakin menunjukan peran sertanya dalam
berkenaan dengan kawasan Asia-Pasifik persoalan keamanan di Asia. Meskipun
yang mendesak Cina dan ASEAN untuk Nampak secara kasat mata bahwa hal ini
menetapkan Code of Conduct yang dikarenakan kuatnya ajakan yang dilakukan
berkenaan dengan persengketaan wilayah oleh AS disertai pengingatan bahwa

79
kawasan Asia kini menjadi semakin penting
Dr. Fraser Cameron, The South China Sea disputes:
European Union Perspective. EU-Asia Centre, 80
Brussels. Dr. Fraser Cameron, ibid.
I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa 151

dan semakin membutuhkan pertimbangan adalah berkisar pada lima elemen yang
81
keterlibatan UE. penting: UE akan selalu mengajak dan
Semakin meningkatnya perhatian yang mengedepankan penyelesaian konflik LCS
diberikan UE terhadap kawasan Asia dengan cara yang damai, berkaca dan
bukanlah sesuatu tanpa dasar. Kalau mengikuti pola-pola yang berlangsung
diperhatikan dinamika yang terdapat dalam dalam pengalaman UE, bisa menggunakan
perjalanan Eropa sampai menjadi sebuah pihak ketiga yang sifatnya membantu
komunitas yang solid seperti sekarang ini dalam proses penyelesaian sengketa,
tentunya banyak sekali pengalaman dan melibatkan secara bersama semua pihak
kejadian yang terjadi di Eropa dan bisa dalam penyelesaian sengketa, dan
bermanfaat atau menginspirasi bagi mengingatkan bahwa mekanisme
pengutan komunitas di Asia pada umumnya penyelesaian jangka panjang adalah
dan penyelesaian persoalan di LCS. Seperti resolusi yang membuka terjadinya
misalnya: pembangunan bersama.

1. Pengalaman UE dalam
meluncurkan common fisheries Indonesia dan Konflik Laut Cina Selatan
policy (CFP) dan penentuan kuota Keterlibatan negara Indonesia dalam
bagi negara anggota. manajemen konflik di LCS, adalah sesuatu
2. Pengalaman dalam penyelesaian yang didasari pada kepentingan nasional
sengketa yang terjadi seperti: untuk turut serta dalam pemeliharaan
Arctic, Barents, Baltic, North perdamaian dunia dan kesadaran akan
Atlantic, Mediterranean, Aegean manfaat dari penyelesaian konflik tersebut,
82
dan Baltic Sea. usaha untuk menemukan dan mencegah
Dari pemaparan mengenai pandangan timbulnya penyebab konflik, keyakinan
umum kebijakan UE ke Asia serta akan kapasitas yang tersedia, serta pilihan
pengalaman yang menyertai perjalanan UE yang dirasa tepat mengenai mekanisme
hingga menjadi komunitas yang paling penyelesaian konflik.83
terintegrasi seperti sekarang ini, maka bisa Kalau dilihat dari asas manfaatnya,
di telusuri bahwa dasar kebijakan dan pencapaian sebuah resolusi konflik bagi
respon yang nantinya akan diberikan UE persoalan Laut Cina Selatan tidak saja
terhadap persoalan yang terjadi di LCS bermanfaat secara ekonomi, tapi juga
secara politik dan keamanan. Besarnya
81
Frans Paul Van der Putten, 2013, The European Union 83
and Decreasing Regional Stability in East and South Lihat misalnya, Alan C. Tidwell, 1998, Conflict
East Asia. Norwegian Peacebuilding Resource Resolved?: A Critical Assessment of Conflict
Centre. Hal. 3. Resolution. London and New York, Continuum,
82
Dr. Fraser Cameron, op.cit. hal.3-8.
152 I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa

potensi ekonomi seperti: jalur pelayaran, Cina Selatan. Karena dengan cara inilah
kandungan alam seperti minyak, gas dan Indonesia dapat menunjukan partisipasinya
mineral serta kekayaan ikannya kalau bisa dalam menjaga perdamaian dunia yang
dimanfaatkan dan dikelola akan sangat dimulai dengan menciptakan perdamaian di
bermanfaat bagi setiap negara yang terlibat. dalam negeri dan di kawasan.85
Maka dari itu hipotesisnya adalah: Beranjak dari asas manfaat diatas,
penyelesaian konflik akan memiliki maka langkah selanjutmya yang harus
manfaat yang sangat signifikan tidak saja dikedepankan dan sudah saatnya perlu
bagi masyarakat Laut Cina Selatan tetapi dilakukan adalah pendalaman mengenai apa
juga bagi Indonesia dan dunia internasional. yang menjadi sumber konflik Laut Cina
Paling tidak ada dua hal yang mendapat Selatan. Pada kenyataannya, tidak ada
pertimbangan Indonesia dalam asas penyebab konflik yang tunggal sehingga
manfaat ini. perlu diadakan pencarian terhadap
Pertama , Indonesia harus selalu penyebab konflik yang dominan. Kalau
mewaspadai situasi keamanan di Laut Cina memang mau dirunut atau di petakan
Selatan yang sering di jadikan sengketa (conflict mapping)86, sumber konflik di
oleh beberapa negara di kasawan. Konflik Laut Cina Selatan yang sangat potensial
di kawasan akan mempengaruhi kondisi menjadi konflik terbuka adalah beragam,
keamanan karena secara geografis letak meskipun bisa di lansir beberapa sumber
Indonesia berbatasan langsung dengan dominan dari konflik tersebut adalah nilai
negara-negara yang terlibat sengketa. ekonomi yang kemudian berkembang
Konflik juga akan mempengaruhi Secara menjadi tuntutan sejarah antara Cina,
ekonomi, karena selain letak Indonesia Taiwan dan Vietnam dalam sengketa
yang secara geografis sangat dekat dengan kepulauan Sprately, dan tuntutan modern
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, seperti misalnya kedaulatan (yang
wilayah itu juga salah satu jalur lintas menjadi dasar klaim semua pihak).87
ekonomi internasional, dimana ekspor
85
Bandingkan dengan pandangan Michael E Brown,
impor Indonesia melewati jalur 1996.The International Dimention of Internal
tersebut.84Kedua, Indonesia yang menjadi Conflict, CSIA Studies in International Security. The
86
MIT Press, Cambridge, London. Hal 9.
bagian dari masyarakat Internasional, Hugh Miall, Oliver Ramsbotham, Tow Woodhouse.
1999, Contemporary Conflict Resoluton.Polity
merasa perlu dan segera menentukan jalan Press, Cambridge, UK.Hal.91.
87
Berkaitan dengan tuntutan diatas, ada kepentingan
terbaik bagi penyelesaian masalah Laut untuk menggunakan pulau-pulau dan wilayah
perairan di kawasan untuk memperluas territorial
perairan. Perbedaan Kepentingan Nasional, yang
84
pada akhirnya tidak terpenuhi, kemudian
Bandingkan misalnya dengan Sekretariat Negara menimbulkan suatu kondisi apa yang diistilahkan
Republik Indonesia: Presiden: Indonesia Waspadai sebagai “deprivasi” nasional. Lihat misalnya, Ted
Situasi Laut Cina Selatan. Kamis 22 Juli 2010. Robert Guur, Why Men Rebel, 1970, Princeton, New
Jersey, Princeton University Press.
I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa 153

Dalam kaitannya dengan kapasitas, Jenewa tidaklah membuahkan hasil seperti


niat, dan kesempatan, rasanya terlalu naif yang diharapkan. Baru setelah bencana
untuk mengatakan bahwa usaha untuk tsunami dan gempa bumi 2004
mulai menapak jalan menuju penyelesaian pemerintahan SBY dengan gerakan Aceh
konflik Laut Cina Selatan yang dilakukan Merdeka (GAM) melaksanakan
Indonesia tidak didukung kapasitas yang pembicaraan perdamaian kali ini di
memadai. “Workshop on managing Helsinki yang dimediasi oleh mantan
Potential Conflict in the South China Sea” presiden Finlandia Martti Ahtisaari. Puncak
yang diselenggarakan setiap tahun dengan dari pembicaraan perdamaian tersebut
tujuan untuk mengelola potensi konflik di adalah ditandatanganinya perjanjian
kawasan laut Cina Selatan melalui upaya perdamaian dalam bentuk code of condact
pengembangan Confidence Building pada tahun 2005. yang akhirnya menjadi
Measures, mendorong diskusi dan dialog landasan untuk penyelesaian konflik dan
antar negara yang memiliki sengketa terciptanya perdamaian di Aceh. Keberhasi-
wilayah laut dan menjajaki berbagai lan yang dicapai dalam menangani Aceh
kemungkinan dan cara bekerjasama di menjadi bukti nyata bahwa Indonesia me-
bidang-bidang yang menjadi perhatian miliki kapasitas yang memadai dalam
bersama,88 sudah menjadi bukti kapasitas menyelesaikan konflik.89 Semakin nyata ke-
yang dimiliki Indonesia sebagai front berhasilan yang di panen di Aceh akan
leader menuju penyelesaian konflik di Laut menjadi semakin kuat keyakinan akan
Cina Selatan. kapasitas yang ada dan itikad baik yang ada
Ditambah lagi dengan pengalaman untuk memberikan perhatian, kemudian me-
Indonesia yang diwarisi konflik dengan isu rintis jalan bagi perdamaian di Laut Cina
pemisahan yang sudah akut dan panjang Selatan.
yaitu Aceh, akan menjadi modal kuat untuk Selain Indonesia sebagai front
selalu menjadi inisiator penyelesaian leader, kapasitas lain yang tersedia bagi
konflik di Laut Cina Selatan. Sebagai bahan penyelesaian konflik adalah ASEAN, dan
bandingan, kasus penyelesaian Aceh adalah terbentuknya Asian Regional Forum
sebuah jalan panjang dan berliku. The (ARF). Asian Regional Forum (ARF: 22
Cessation of Hostilities Agreement (CoHA) negara terlibat dalam keamanan kawasan
yang dinegosiasikan tahun 2002 dengan Asia Pasifik, termasuk seluruh anggota
bantuan Henry Dunant Centre for ASEAN) sudah melaksanakan diskusi
Humanitarian Dialogue yang bermarkas di
89
Lihat misalnya, Blair A. King. Peace in Papua:
Widening a Window of Opportunity, Council of
88
Tabloid Diplomasi, November 2010, Op.Cit Foreign Relations Press. 2006.
154 I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa

tentang Laut Cina Selatan. Cina sebagai mengambil segala bentuk resiko demi
anggota dari ARF mengajukan bahwa dulu perbaikan. Lebih jauh lagi, tidak ada jalan
pertikaian teritorial harus diselesaikan yang lebih baik bagi pemerintah selain
melalui jalur bilateral. Negara lainnya menunjukan pada dunia bahwa pemerintah
angota ARF seperti Amerika Serikat, Indonesia memang memiliki niat yang bulat
mengajukan bahwa seluruh anggota ARF untuk dapat melakukan reformasi dan
memiliki kepentingan terhadap isu-isu yang mengedepankan cara-cara demokratis
mempengaruhi keamanan dan perdamaian dalam menangani persoalan di kawasan.
di kawasan. Dan karenanya ARF menjadi Berkenaan dengan kesempatan,
layak untuk mendiskusikan segala isu rasannya Indonesia sudah mengambil dan
tersebut. Menteri Luar Negeri Malaysia, memanfaatkan hampir semua kesempatan
Syed Hamid bin Syed Jaafar Albar yang ada di depan mata. Selama dua puluh
menyatakan kepercayaan beliau bahwa isu tahun terakhir memang sudah terjadi
teritorial ASEAN hanya didialogkan di penurunan dalam intensitas insiden yang
tingkat asia dan tidak dalam forum melibatkan kekuatan militer dalam konflik
internasional. di Laut Cina Selatan. Artinya kondisi yang
Mengenai itikad baik (good will), berkembang memang sangat kondusif bagi
dimana pada tahun 1996 dimana menteri- Indonesia dan seluruh negara yang terlibat
menteri negara ASEAN menyetujui untuk selalu membuka jalur komunikasi
kebutuhan akan “Code of Condact” bagi dan meretas jalan menuju pada pemilihan
Laut Cina Selatan yang memungkinkan mekanisme yang nantinya bisa dijadikan
aktifitas penelitian ilmiah, penghentian formulasi bagi resolusi yang akan
pembajakan, memberantas jalur narkoba menyelesaikan konflik pada akar untuk
tanpa mengganggu isu kedaulatan, dan menghindarkan segala bentuk eskalasi yang
momen pada bulan November 2002, merugikan semua pihak. Dalam sisi lain,
dimana Cina dan 10 negara anggota demokratisasi yang kini mulai tumbuh di
ASEAN menandatangani joint declaration kawasan akan menjadi kesempatan emas,
untuk sepakat menyelesaikan segala bisa dijadikan landasan setiap pihak
pertikaian yurisdiksi dan teritorial mereka merintis jalan untuk masalah Laut Cina
dengan cara-cara yang damai sudah Selatan.90
mengindikasikan begitu kuatnya tekad Berkenaan dengan hal mekanisme
bahwa negara-negara yang terlibat konflik
90
dan Indonesia sebagai inisiator akan Simon, Patrice Morin.Democracy and Conflict
Resolution: Solutions to Papua's Case. Paper
menyelesaikan konflik Laut Cina Selatan dipresentasikan pada konferensi EU-Indonesia,
“Pluralism and Democracy: Indonesian Perspective”
atas dasar niat yang tulus dengan berani Brussels, 7 December 2006. hal. 6-7.
I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa 155

yang ditetapkan dalam peranan Indonesia diimplementasikan/dipraktekkan.


untuk konflik LCS, Indonesia menginisiasi (2). Creation of an Eminent Person Group:
dua mekanisme yang kini sudah berjalan sudah diajukan bahwa untuk menciptakan
yaitu negosiasi dengan penekanan pada terobosan politik harus ada landasan bagi
dialog, dan kemungkinan keterlibatan substantive official negotiations. Eminent
mediasi oleh pihak ketiga. Beberapa Person Group dibentuk sebagai pendukung
mekanisme yang kini sudah ada dalam bagi Workshop yang diprakarsai Indonesia.
meningkatkan dialog seperti dilaporkan Perwakilan dari negara ASEAN yang tidak
United State institute of Peace adalah: terlibat dalam konflik (claiments) seperti
(1). South China Sea Informal Meeting: Singapura Indonesia dan Thailand) bisa
adalah pertemuan informal yang digagas dilibatkan sebagai mediator diantara pihak
Indonesia “Workshop on Managing yang berkonflik. Cina akan menolak keras
Potential Conflict in the South China Sea” formulasi ini selama kepentingannya
yang dimulai di Bali 1990. Pertemuan telah dipertentangkan dengan blok ASEAN. Pada
dihadiri oleh perwakilan pemerintah dalam intinya harus dilibatkan pihak yang
kapasitas pribadi dan keahlian mereka kompeten dari perwakilan masing-masing
dalam aspek kerjasama maritim, keamanan negara dan dari sini diharapkan dialog
dan pengembangan sumber daya di Laut politik menjadi semakin terbuka.
Cina Selatan. Cina dan Taiwan juga (3). Third Party Mediation: kalau terjadi
mengirimkan perwakilan sejak tahun 1991. perselisihan dan pihak yang terlibat ingin
Hasil nyata yang dicapai dari menyelesaikan perselisihannya, biasanya di
wokshop yang diprakarsai Indonesia ini bawa ke International Court of Justice
adalah di cetuskannya “technical working (ICJ). Akan tetapi harus diakui juga bahwa
groups” dalam menangani: isu-isu ilmiah dengan sedemikian kompleksnya hal
perairan, keamanan jalur navigasi, perselisihan dalam konflik Laut Cina
pelayaran, dan komunikasi, serta persoalan Selatan maka peran ICJ juga menjadi
hukum yang terkait. Kelompok kerja teknis semakin sulit. Ditambah lagi dengan posisi
ini bertujuan untuk menentukan wilayah Cina yang akan menolak penyelesaian ICJ
kerjasama dan kontak antar pihak yang karena hal ini sama saja dengan
bertikai, meskipun tidak menyentuh meng-internasionalisasi konflik serta
persoalan yang menyangkut kedaulatan menurunkan posisinya dengan pihak yang
(CBM), juga sudah menjadi agenda dari lain. Sehubungan dengan kondisi ini,
workshop, yang sudah berhasil dalam Professor Ji Guoxing dari Sanghai Institute
dalam melahirkan ide-ide meskipun sedikit of International Studies “ad hoc tribubal”
konsensus tentang bagaimana CBM akan atau “non-official third part”, yang
156 I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa

nantinya akan bisa memainkan peranan banyak contoh dan preseden yang bisa
yang penting tanpa harus meng- dipertimbangkan dalam pendekatan ini.
institusionalisasi proses negosiasi atau Kemudian a multilateral maritime
menginternasionalisasi perselisihan. Model development authority jika diterapkan akan
ini sudah berhasil dalam the Iceland menjadi yang pertama.
Continental Shelf Agreement dan (5). Multilateral Talks between ASEAN and
menyelesaikan pertikaian antar Cili dan PRC. Masuknya Vietnam ke ASEAN tahun
Argentina mengenai Beagle Channel. 1995, dan solidaritas dari anggota ASEAN
(4). Creation of Joint Resource mendukung Filipina dalam persoalan
Development Authority: Ide untuk menata karang, sudah membuat pendekatan
klaim sepihak atas dasar kedaulatan menuju ASEAN terhadap persoalan Laut Cina
pada persetujuan Joint Resource Selatan menjadi terkoordinasi.
Development sudah diartikulasikan dalam Profesor David Denoon dan Steven
banyak kesempatan oleh perwakilan Cina. Brams dari Universitas New York
Akan tetapi konsep yang diajukan Cina mengajukan teknik matematik yang
nampaknya mengacu pada mekanisme dinamakan “fair division” bisa digunakan
kerjasama bilateral, sementara anggota untuk memfasilitasi negosiasi antar negara
ASEAN lebih mengedepankan skema yang berdaulat. Mereka menyarankan dua
multilateral. Mekanisme hanya akan tingkatan negosiasi pertama antar Cina dan
memberi keuntungan bagi klaim Cina di ASEAN, kedua antar Cina dan anggota
daerah yang disengketakan, yang pada ASEAN.
intinya tidak akan membuka partisipasi (6). Resolving Bilateral Issues First, then
Cina untuk menuju pada penyelesaian. Ide Pursuing Multilateral Negotiations:
menuju joint resource development sudah Asosiasi negara-negara Asia Tenggara
diajukan dalam beragam format, termasuk (ASEAN) sudah muncul sebagai forum
bagian dalam workshop yang digagas bagi dialog antar negara-negara yang
Indonesia. Peneliti di East West Center dari terlibat klaim dalam persoalan di Laut Cina
Universitas Hawai Mark Valencia John Selatan. Meskipun ASEAN tidak ikut
Van Dyke dan Noel Ludwig sudah menyertakan Cina dan Taiwan, banyak
mengembangkan beberapa pilihan yang kelompok kerja dengan Cina dan Taiwan
bisa dipertimbangkan menjadi bagian dari sudah diselenggarakan berkenaan dengan
Joint Resource Development authority yang isu-isu potensial untuk menjalin hubungan
menyerupai Antarctic treaty. The Minor yang penting untuk menyelesaikan isu-isu
Gap Treaty antar Australia dan Indonesia, pertentangan di kawasan. Indonesia
Persian Gulf Agreement, menyediakan menjadi tuan rumah dialog workshop
I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa 157

pertama tahun 1990 dan sejak itu perusahaan.91


mengambil peran utama dalam inisiatif
diplomatik dan persetujuan kerjasama Politik Luar Negeri RI terhadap
dalam menyelesaikan isu-isu di Laut Cina Amerika dan Eropa Terkait Isu Laut
Cina Selatan
Selatan.
Pada tahun 1996 para menteri-menteri Dalam politik luar negerinya, Indonesia
negara ASEAN menyetujui kebutuhan akan selalu berusaha menampilkan hal yang
“Code of Conduct” bagi Laut Cina Selatan terbaik dalam pengertian bahwa harus
yang memungkinkan aktifitas sep erti selalu dapat memberikan respon dengan
misalnya penelitian ilmiah, penghentian baik terhadap segala perubahan yang terjadi
pembajakan, memberantas jalur narkoba dalam situasi global.92 Hal ini karena
tanpa mengganggu issu kedaulatan. Tahun adanya kesadaran bahwa eksistensi
1999 draft code of condact umum Vietnam Indonesia dalam pergaulan global hanya
dan Filipina disepakati dalam ASEAN dapat bertahan jika dalam perumusan
Summit. Bulan November 2002, Cina dan politik luar negerinya selalu memberikan
10 negara anggota ASEAN perhatian terhadap konteks internasional,93
menandatangani joint declaration untuk karena hal inilah yang menjadi pembuktian
sepakat menyelesaikan segala pertikaian bahwa Indonesia memang selalu bebas dan
yurisdiksi dan teritorial mereka dengan aktif dalam pergaulan dunia dan selalu
cara-cara yang damai. Sebuah hasil nyata berkontribusi dalam memberikan jawaban
yang terealisasi adalah: Malaysia dan atas persoalan-persoalan yang dihadapi
Brunei melaksanakan pertemuan berkenaan dunia internasional. Dengan demikian tidak
dengan klaim mereka mengenai Zona berlebihan untuk mengatakan bahwa
Ekonomi Ekslusif, namun belum ada transformsi dalam bidang lokasi dan
kesepakatan. Sejak tahun 2005, Cina aktifitas, fokus kegiatan, dan transformasi
melalui China National Offshore Oil pada bidang dimensi instrumen sudah
Cooperation, (CNOOC), Filipina melalui terjadi dalam politik luar negeri Indonesia.
The Philipine National Oil Company, dan Kibaran yang sudah dilakukan Indonesia
Vietnam melalui Petro Vietnam . Sudah dalam pergaulan internasional menunjukan
bekerja bersama untuk malakukan kajian bahwa indonesia sudah melakukan
menyeluruh di area seluas 55 ribu hektar 91
The United States Institutes of Peace, 1996, Special
termasuk kepulauan Sprately. Proyek yang Report: The South China Sea Dispute: Prospect for
Preventive Diplomacy. WashingtonDC. Hal. 9-15.
92
menelan dana 15 juta dolar tersebut Marx Webber dan Michael Smith.2002, Foreign
Policy in Transformed World.London Prentice Hall,
ditalangi secara bersama dan keterbukaan hal 9-12.
93
Fareed Zakaria. 1992. Realism and Domestic Politics,
informasi pun berlangsung terjadi antara International Security. Vol. 17, no. 1, hal 179.
158 I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa

perluasan lokasi politik luar negerinya yang konflik mengenai kelautan dengan Cina
tidak lagi hanya tertuju terpusat pada seperti yang dialami Filipina dan Vietnam.
Eropa maupun Atlantik. Kemudian dengan Kelebihan lain yang dimiliki Indonesia
tercatatnya nama indonesia dalam G-20 dan adalah posisi netral yang selama ini diambil
WTO, ini menjadi pembuktian bahwa Indonesia dalam masalah LCS. Netral
Indonesia tidak lagi hanya berfokus pada dalam artian bahwa Indonesia tidak pernah
isu-isu tradisional politik luar negeri yang secara terang-terangan memberikan
menjamin keamanan negara seperti pada dukungan terhadap Amerika Serikat yang
masa Perang Dingin, akan tetapi sudah ingin membendung pengaruh kekuatan Cina
melakukan transformasi dan menempatkan di Kawasan. Indonesia juga tidak
perhatian pada isu perekonomian global melakukan penolakkan yang berarti
(kebutuhan akan regulasi perdagangan dan terhadap pendekatan yang dilakukan Cina
keuangan). Selanjutnya, Indonesia juga dalam mengimbangi kekuatan AS. Dengan
sudah melakukan transformasi instrumen modal netralitas ini, Indonesia harus
dalam politik luar negerinya yang memberikan perhatian khusus pada posisi
ditunjukkan dengan sikap yang selalu AS, Cina maupun UE, dalam artian mereka
menolak segala jenis penggunaan kekerasan harus mendapatkan prioritas dan di-
atau kekuatan dalam penyelesaian manfaatkan kontribusinya dalam menuju
perselisihan internasional, akan tetapi selalu perdamaian di kawasan.
mengedepankan cara-cara diplomasi yang Argumentasi mengenai perlunya hal
damai dengan dukungan soft power seperti prioritas terhadap posisi AS, Cina dan UE
nilai, norma, identitas budaya.94 Ketiga karena hubungan Cina, Amerika dan UE,
transformasi yang sudah teretas dalam nantinya akan memiliki porsi dan dinamika
politik luar negeri Indonesia nantinya juga tersendiri di LCS. Sikap asertif Cina
akan menjadi modal yang besar bagi misalnya sudah membawa negara-negara
Indonesia untuk mendisain politik luar anggota ASEAN yang terlibat konflik
negeri ke Amerika dan Eropa terutama untuk selalu mulai memperhatikan
dalam isu peran aktif Indonesia di kawasan persoalan keamanan dan stabilitas regional
LCS. mereka. Perilaku asertif yang ditunjukan
Indonesia itu adalah negara yang selama ini maka akan semakin menurunkan
memiliki posisi yang sangat strategis dalam kredibilitas nya di Asia Tenggara bahkan
kontribusinya terhadap persoalan di LCS terbukti bahwa sikap ofensif Cina selama
karena, tidak terlibat klaim wilayah yang ini tidak mengjhasilkan apa-apa. Meskipun
disengketakan, dan tidak memiliki sejarah negara negara Asia Tenggara juga terlibat
94
Marx Webber dan Michael Smith, Op.Cit. hal. 32. perdagangan dan kerjsama ekonomi dengan
I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa 159

Cina, akan tetapi selama Cina bertahan kawasan. Dalam Guidelines on the EU’s
dengan sikap ofensifnya maka mereka tetap Foreign and Security in East Asia,
meningkatkan hubungan keamanan mereka ditegaskan bahwa pentingnya kebebasan
dengan AS bahkan menerima kehadiran pelayaran di LCS dan mengajak semua
militer AS di kawasan. Seperti ditulis oleh pihak yang terlibat untuk menyelesaikan
Tran Truong Thuy: segala pertikaian atas dasar hukum

Beberapa negara ASEAN kini sudah internasional, terutama sekali United


melakukan modernisasi kekuatan militernya Nations Convention on the Law of the Sea
dibawah dukungan AS untuk keseimbangan
kekuatan, indikasinya AS pun semakin (UNCLOS). Ditegaskan juga bahwa UE
memiliki ruang dan kesempatan untuk
terlibat di kawasan serta menancapkan akan selalu memperhatikan sejarah
pengaruhnya di LCS. Semakin meningkat
kekuatan Cina maka akan semakin
perkembangan dalam tubuh UE, serta akan
meningkatkan kepentingan AS di kawasan. selalu berbagi pengalaman UE dalam
Kepentingan dan posisi AS di LCS bahkan
sudah di pertegas dalam ARF yang ke 17, 18, mengelola persoalan persengketaan wilayah
19 dan yang ke 20, serta dalam East Asia
Summit (EAS) tahun 2011, dan 2012. 95 perairan yang pernah terjadi di Eropa selama
dibutuhkan oleh pihak-pihak yang
Lebih jauh politik luar negeri AS di bersengketa. Posisi UE di LCS dipertegas
kawasan LCS sudah membawa dampak dengan ditanda tanganinya joint EU – US
posisi negara-negara yang lainnya terutama Statement on the Asia Pacific Region pada
negara-negara yang memiliki hubungan tahun 2012 untuk mengimbau Cina dan
dekat dengan Washington. Beberapa negara-negara ASEAN yang terlibat klaim
negara seperti Jepang, Australia, India mengacu kepada Code of Conduct dan
bahkan Uni Eropa kini juga sudah menyelesaikan segala perselisihan teritorial
menyatakan perhatian mereka terhadap dan perairan secara damai mengedepankan
perkembangan situasi di LCS. Untuk UE, cara diplomatis dan solusi yang
mulai ditempatkannya LCS sebagai fokus kooperatif.97
dari kebijakan luar negerinya ditunjukan Pada masa yang akan datang
dengan diluncurkannya pembaharuan garis terutama dalam menangani semakin
besar kebijakan luar negeri dan keamanan tingginya ketegangan di LCS, Politik luar
96 Negeri Indonesia, Indonesia semestinya
UE di Asia Timur pada bulan Juni 2012.
UE memiliki kepentingan yang harus mampu memanfaatkan keuntungan
besar di LCS karena peranan besarnya strategis yang kini dimiliki serta bagaimana
dalam perdagangan dan investsi di Indonesia semestinya mendekati dan
95 merangkul Amerika dan Eropa dalam isu
Tran Truong Thuy, 2013. Teritorial Issues in Asia:
Drivers Instruments, Ways Forward. Discussion
96
Paper, Kondrad Adenauer Stiftung. Hal. 15. 97
Dr. Fraser Cameron, op.cit. Dr. Fraser Cameron, Loc.Cit.
160 I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa

LCS. Dengan demikian AS dan UE harus kehadirannya di LCS.


diasumsikan sebagai aktor yang strategis 3. Politik luar negeri Indonesia harus
dalam memuluskan peran indonesia pada mampu melibatkan UE dalam berbagi
konflik LCS. Ada beberapa hal yang bisa terutama mengenai pengalaman
mempermudah Indonesia untuk mencari menyelesaikan konflik yang terjadi
kesepakatan dan memanfaatkan baik AS baik di dalam maupun diluar UE.
maupun UE bisa kontributif dan efektif 4. Politik luar negeri Indonesia ke UE
dalam pengelolaan konflik di LCS. juga harus mampu mengajak UE
Pertama, persamaan pandangan mengenai berbagi mengenai keberhasilannya
cara-cara damai dalam penyelesaian mengatur sumberdaya di kelautan.
sengketa. Sudah dipaparkan diatas bahwa Pengalaman dalam perlindungan
ketiga aktor Indonesia, AS dan UE, kelautan serta menegosiasikan
semuanya bermuara pada pandangan dan mengenai standar lingkungan yang
ajakan untuk selalu menyelesaikan segala tinggi bagi negara-negara perairan.98
bentuk persengketaan secara damai. Kedua, Sejalan dengan apa yang dijabarkan diatas,
posisi netralitas yang dimiliki, Indonesia, politik luar negeri indonesia ke AS dan UE
AS, dan UE sama-sama tidak memiliki dalam konteks LCS kalau diistilahkan maka
sejarah konflik wilayah perairan dengan Indonesia harus selalu bermain cantik
negara-negara yang terlibat dalam konflik dalam artian mampu merangkul keduanya
LCS terutama dengan Cina. Kemudian dan memanfaatkan kontribusinya bagi
beberapa keuntungan nyata dari keberasilan penanganan konflik di LCS. kalau hal
politik luar negeri Indonesia dalam tersebut bisa dilakukan, maka politik luar
memanfaatkan AS dan UE dalam negeri akan semakin menunjukan apa yang
pemeliharaan perdamaian di LCS adalah: oleh Marx Webber dan Michael Smith,
1. Tingginya kepentingan ekonomi dan disebut Politik luar negeri yang baik,
politik AS untuk melibatkan diri di karena dapat merespon perubahan-
LCS akan menjadi keuntungan, baik perubahan yang terjadi dalam situasi global.
sebagai penjaga keamanan kawasan Kemudian keberhasilan politik luar negeri
dan membendung kekuatan Cina. RI ke AS dan UE dalam konteks LCS akan
2. Posisi keketuaan Indonesia di ASEAN menjadi bukti nyata dari transformasi baik
akan menjadi kekuatan tersendiri dalam dalam bidang lokasi aktivitas, fokus
politik luar negeri Indonesia ke AS, kegiatan, dan instrumen.
karena tidak terbantahkan bahwa AS
akan selalu membutuhkan dukungan
98
ASEAN (Indonesia) sebagai legitimasi Dr. Fraser Cameron, Ibid.
I Nyoman Sudira, Konflik Laut Cina Selatan dan Politik Luar Negeri Indonesia ke Amerika dan Eropa 161

Bibliography Regional Stability in East and South


East Asia. Norwegian Peacebuilding
Buku Resource Centre. Hal. 3.

Brown, Michael E. 1996. The International Webber, Max dan Michael Smith.2002,
Dimention of Internal Conflict, CSIA Foreign Policy in Transformed
Studies in International Security. The World.London Prentice Hall, hal 9-12.
MIT Press, Cambridge, London. Hal 9.
Zakaria, Fareed. 1992. Realism and
Buszynski, Leszek. 2012. The South China Domestic Politics, International
Sea: Oil, Maritime Slaims, and U.S. – Security. Vol. 17, no. 1, hal 179.
China Strategic Rivalry. The
Washington Quaterly, Spring, 35: 2. Jurnal
hal. 139-156.
Bader, Jeffrey A. Obama and China's Rise:
Fravel, M Taylor. 2012. South China Sea: An Insider's Account of America's Asia
What Issues and Whose Core S t r a t e g y . ( Wa s h i n g t o n , D C :
Interest?Massachusetts Institute of Brookings)
Technology (MIT) Cambridge, MA
USA.Hal. 4. Cameron, Dr. Fraser., The South China Sea
Lander, Mark dan Sewell Chan, 2010. disputes: European Union Perspective.
Taking Harder Stance oward China, EU-Asia Centre,Brussels.Egberink,
Obama Lines up Allies. New York Fenna. 1 Juli 2011.Can Indonesia
Times, 25 Oktober 2010.Miall,Hugh Mediate the South China Sea
O l i v e r R a m s b o t h a m , To w Dispute?The Netherlands.
Woodhouse. 1999, Contemporary
Conflict Resoluton.Polity Press, Emmers, Ralf.The Us rebalancing strategy:
Cambridge, UK.Hal.91. Impact on the South China Sea.
National Security College, Australian
Simon, Patrice Morin. Democracy and National University.
Conflict Resolution: Solutions to
Papua's Case. Paper dipresentasikan Guur, Ted Robert. Why Men Rebel, 1970,
pada konferensi EU-Indonesia, Princeton, New Jersey, Princeton
“Pluralism and Democracy: University Press.
Indonesian Perspective” Brussels, 7
December 2006. hal. 6-7. King. Blair A. Peace in Papua: Widening a
Window of Opportunity, Council of
The United States Institutes of Peace, 1996, Foreign Relations Press. 2006.
Special Report: The South China Sea
Dispute: Prospect for Preventive
Diplomacy, Washington DC. Hal 9-
15.Tidwell, Alan C. 1998, Conflict
Resolved?: A Critical Assessment of
Conflict Resolution. London and New
York, Continuum, hal.3-8.

Thuy, Tran Truong. 2013. Teritorial Issues in


Asia: Drivers Instruments, Ways
Forward. Discussion Paper, Kondrad
Adenauer Stiftung. Hal. 15.

Van der Putten, Frans Paul. 2013, The


European Union and Decreasing

Anda mungkin juga menyukai