Bab 4 Analisis Data Dan Pembahasan
Bab 4 Analisis Data Dan Pembahasan
id 42
digilib.uns.ac.id
BAB 4
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Untuk pengujian agregat halus dalam penelitian ini meliputi pengujian kandungan
lumpur, kandungan zat organik, berat jenis, dan gradasi pasir. Hasil pengujian
agregat halus dan pengujian gradasi agregat halus serta persyaratan batas dari
ASTM C33 dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Gambar 4.1.
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
Dari Tabel 4.2 didapat grafik gradasi beserta batas gradasi yang diisyaratkan
ASTM C-33 yang ditunjukkan dalam Gambar 4.1.
0,5 1 10
0,1 5
commit to user
Gambar 4.1. Gradasi Agregat Halus
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kandungan lumpur dalam pasir.
Pasir merupakan bahan bangunan yang berfungsi antara lain sebagai bahan
campuran adukan beton. Sesuai dengan PBI 1971, agregat halus tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering).
Dari hasil pengujian dan perhitungan diperoleh kandungan lumpur dalam pasir 2
% sehingga pasir tidak perlu dicuci bila akan digunakan sebagai agregat halus
dalam campuran adukan beton.
Modulus agregat halus berkisar antara 2,3-3,1 (Tjokrodimuljo, 1996). Dari hasil
perhitungan modulus halus agregat halus sebesar 2,67 sehingga masih memenuhi
syarat sebagai agregat halus. Dari Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 tentang hasil
pengujian gradasi agregat halus bisa diketahui pula bahwa pasir yang digunakan
commit to user
masih memenuhi syarat sebagai agregat halus untuk beton kedap air menurut SK-
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
SNI S-36-1990-03. Metode pengujian gradasi agregat halus ini sesuai dengan SNI
03-1968-1990.
Metode pengujian berat jenis ini berdasarkan SNI 03-1970-1990. Dari hasil
pengujian dan perhitungan diperoleh nilai Bulk specific gravity SSD agregat halus
sebesar 2,67 gram/cc dan nilai absorbtion sebesar 0,60%. Dari hasil pengujian
tersebut dapat dianalisis, material agregat yang digunakan dalam penelitian ini
memenuhi persyaratan sesuai dengan standar ASTM C-33.
Pengujian agregat kasar yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pengujian
abrasi, pengujian berat jenis (specific gravity), dan gradasi agregat. Hasil
pengujian disajikan pada Tabel 4.3.
Berikut adalah hasil analisa saringan serta grafik gradasi agregat kasar dengan
syarat batas sesuai ASTM C-33 yang disajikan pada Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan
Gambar 4.2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar Batu Pecah 1-2 cm
Ukuran Berat Tertahan Berat Lolos
ASTM
Ayakan Komulatif Komulatif
Gram % C-33
(mm) (%) (%)
37,5 0 0,00 0,00 100,00 100
25 0 0,00 0,00 100,00 100
19 0 0,00 0,00 100,00 95-100
12,50 965 32,19 32,19 67,81 65-85
9,50 1265 42,19 74,38 25,62 22-55
4,75 739 24,65 99,03 0,97 0-10
2,36 7 0,23 99,27 0,73 0-0
1,18 0 0,00 100,00 0,00 -
0,60 0 0,00 100,00 0,00 -
0,30 0 0,00 100,00 0,00 -
0,15 0 0,00 100,00 0,00 -
Pan 22 0,73 100,00 0,00 -
Jumlah 2998 100 804,87 - -
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar Batu Pecah 2-3 cm
Ukuran Berat Tertahan Berat Lolos
ASTM
Ayakan Komulatif Komulatif
Gram % C-33
(mm) (%) (%)
37,5 0 0,00 0,00 100,00 100
25 23 0,77 0,77 99,23 100
19 189 6,31 7,07 92,93 95-100
12,50 2571 85,79 92,86 7,14 65-85
9,50 169 5,64 98,50 1,50 22-55
4,75 34 1,13 99,63 0,37 0-10
2,36 1 0,03 99,67 0,33 0-0
1,18 0 0,00 100,00 0,00 -
0,60 0 0,00 100,00 0,00 -
0,30 0 0,00 100,00 0,00 -
0,15 0 0,00 100,00 0,00 -
Pan 10 0,33 100,00 0,00
Jumlah 2997 100 898,50
sejauh ini belum memiliki spesifikasi gradasi. Jadi, ASTM C33-1997 hanya
sebagai pembanding gradasi agregat kasar antara beton biasa dan beton berpori.
Dari tabel hasil gradasi di atas dapat dilihat pada Gambar 4.2. sebagai berikut :
Gambar 4.2. Gradasi Pengujian Agregat Kasar Seragam Ukuran 1-2 cm, dan
Ukuran 2-3 cm
Kehilangan berat tidak boleh lebih dari 50% (PBI 1971 Pasal 3.4 ayat 5). Dari
pengujian abrasi dan hasil perhitungan didapat keausan kerikil sebesar 21,90%
(kurang dari 50%) sehingga kerikil tersebut memenuhi syarat sebagai agregat
kasar. Standar cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles sesuai
dengan SNI 2417:2008.
Metode pengujian analisis saringan agregat halus dan kasar sesuai dengan standar
SNI 03-1968-1990. Dari hasil pengujian dan perhitungan didapat nilai modulus
halus agregat kasar untuk agregat 1-2 adalah 7,04 dan untuk agregat 2-3 adalah
7,98. Modulus halus agregat kasar berkisar antara 5-8 (Tjokrodimuljo, 1996).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Karena masih berada dalam batasan yang seharusnya sehingga memenuhi syarat
sebagai agregat kasar.
Dari Tabel 4.4. dan Tabel 4.5 tentang hasil pengujian gradasi agregat kasar dapat
diketahui pula bahwa agregat kasar yang digunakan tidak memenuhi syarat
sebagai agregat kasar untuk beton kedap air menurut SK SNI S-36-1990-03.
Karena gradasi yang digunakan untuk beton berpori digunakan gradasi seragam
atau terbuka diharapkan agar terbentuk pori-pori yang saling terhubung sehingga
mempunyai permeabilitas yang baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
Standar perencanaan beton berpori di Indonesia hingga saat ini belum memiliki.
Oleh karena itu, dalam penelitian kali ini rancang campuran adukan beton berpori
menggunakan data sekunder dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Rochim
pada tahun 2014.
Berikut adalah kebutuhan bahan tiap 1m3 yang digunakan pada penelitian ini :
Kebutuhan bahan untuk beton berpori dengan batu 1-2 cm
- Pasir = 173,33 kg
- Air = 135 liter
- Semen = 300 kg
- Batu pecah = 1.666,67 kg
Kebutuhan bahan untuk beton berpori dengan batu 2-3 cm
- Pasir = 178,61 kg
- Air = 135 liter
- Semen = 300 kg
- Batu pecah commit kg
= 1.681,39 to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.8. Komposisi Material Campuran Beton Berpori dengan Batu Pecah
1-2 cm
Berat Komposisi Material
Perbandingan Berat
Kebutuhan (By Weight)
Bahan
(6) (7)=(6)/(W1) (8)=(7)x(100)
(kg) (%)
Pasir 173 0,076 8
Air 135 0,059 6
Semen 300 0,132 13
Batu pecah 1-2 1.666,67 0,733 73
Berat Total (W1) 2.275 100
b) Berat Isi
Pasir : 1,62 (gram/cm3)
Air : 1,00 (gram/cm3)
Semen : 1,23 (gram/cm3)
Batu Pecah 1-2 : 1,34 (gram/cm3)
b) Berat Isi
Pasir : 1,62 (gram/cm3)
Air : 1,00 (gram/cm3)
Semen : 1,23 (gram/cm3)
Batu Pecah 2-3 : 1,89 (gram/cm3)
Pengujian porositas beton berpori ini dilakukan pada benda uji berupa silinder
dengan dimensi, diameter = 10,16 cm dan tebal= 6,5 cm. Benda uji ini nantinya
akan dihitung nilai porositas berdasarkan perhitungan metode void in mix (VIM).
Pengujian porositas ini untuk mengetahui nilai porositas beton berpori pada
pembuatan benda uji di Laboratorium dan Lapangan.
Tabel 4.10. Komposisi Bahan Penyusun Beton Berpori Tiga Benda Uji Porositas,
Silinder D= 10,16 cm, t= 6,5 cm
Material
% Total W.semen
Pasir Pasir Batu Pecah Semen W. Agg W. Agg (%)
(kg)
(kg) (kg) (kg) halus (%) kasar (%)
Berikut ini contoh perhitungan untuk sampel kode TA1 dengan menggunakan batu
pecah 1-2 tanpa penambahan cairan aditif Lemkra.
Kode Benda Uji = TA1 1-2
SG agregat kasar (SGag.k) = 2,670 gr/cc
SG agregat halus (SGag.h) = 2,660 gr/cc
SG semen (SGs) = 3,060 gr/cc
Diameter specimen ( d ) = 10,16 cm
Tebal specimen ( L ) = 6,5 cm
Berat kering benda uji (Ma) = 1.191 gram
Berat kering benda uji + plastik di udara = 1.193 gram
Berast SSD (kering permukaan) + plastik = 1.194 gram
Berat benda uji + plastic di dalam air = 530 gram
Volume Bulk = 1.194 gram – 530 gram = 664 gram ≈ 664 cm3
Ma 1.191gram
Densitas 1,794 gr 3
VolumeBend aUji 664cm 3 cm
100 100
SG mix 2,718 gr
%Wag.k %Wag.h %Ws 84,638 1,343 14,019 cc
SGag.k SGag.h SGs 2,67 2,66 3,06
100% = 34,000 %
Hasil perhitungan porositas untuk benda uji lab dan lapangan selanjutnya dapat
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Porositas Benda Uji Lab Berdasarkan Metode
Perhitungan VIM
Berat Benda Berat Benda Uji + Berat SSD (kering Berat Benda Uji + Porositas
Kode Benda Volume Kepadatan SGmix Porositas
Uji Kering Plastik di Udara permukaan + Plastik) Plastik dalam Air Rata-rata
Uji 3 3 3
(gram) (gram) (gram) (gram) (cm ) (gram/cm ) (gram/cm ) (%) (%)
TA1 1-2 1.191 1.193 1.216 552,00 664,00 1,794 2,718 34,000
TA2 1-2 1.184 1.187 1.210 553,50 656,50 1,804 2,718 33,639 34,539
TA3 1-2 1.164 1.166 1.189 520,00 669,00 1,740 2,718 35,979
TA1 2-3 1.248 1.250 1.274 613,00 661,00 1,888 2,718 30,528
TA2 2-3 1.157 1.160 1.182 542,00 640,00 1,808 2,718 33,480 30,999
TA3 2-3 1.183 1.186 1.209 596,00 613,00 1,930 2,718 28,990
DA1 1-2 1.239 1.242 1.266 607,50 658,50 1,882 2,718 30,767
DA2 1-2 1.195 1.197 1.220 585,50 634,50 1,883 2,718 30,700 31,179
DA3 1-2 1.200 1.203 1.227 577,00 650,00 1,846 2,718 32,069
DA1 2-3 1.180 1.183 1.206 536,00 670,00 1,761 2,718 35,196
DA2 2-3 1.174 1.177 1.199 552,00 647,00 1,815 2,718 33,233 33,193
DA3 2-3 1.205 1.208 1.230 586,00 644,00 1,871 2,718 31,151
Keterangan :
TA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm tanpa cairan aditif
DA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm memakai cairan aditif
TA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm tanpa cairan aditif
DA 2-3 commit
= Benda uji material to user
batu pecah 2-3 cm memakai cairan aditif
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
Dari hasil perhitungan data maka didapat nilai koefisien permeabilitas vertikal
maupun horisontal. Berikut contoh perhitungan untuk mendapatkan nilai koefisien
permeabilitas pada benda uji lab :
Kode benda uji = TA1 1-2
Luas penampang tabung (a) = ¼ x π x (101,6 mm)2 = 8.110,583 mm2
Tebal benda uji (L) = 65 mm
Diameter benda uji (d) = 101,60 mm
Keliling benda uji = π x 101,60 mm = 319,314 mm
commit to user
Tinggi benda uji yang terlihat = 40 mm
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
(a) (b)
Gambar 4.7. Pengujian Permeabilitas Vertikal (a) dan Pengujian Permeabilitas
Horisontal (b)
Hasil pengujian permeabilitas vertikal dan horisontal untuk benda uji lab serta
benda uji lapangan disajikan dalam Tabel 4.13, Tabel 4.14, Tabel 4.15 dan Tabel
4.16 berikut :
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Permeabilitas Vertikal Pembuatan Benda Uji Lab
Luas Penampang Luas Penampang Batas Batas Koefisien Permeabilitas Koefisien Permeabilitas Rata-
Tebal Diameter Waktu
Kode Sampel Tabung Atas Bawah Vertikal rata Vertikal
benda uji L d A a h1 h2 t kv kvrata-rata
(mm) (mm) (mm²) (mm²) (mm) (mm) (dt) (mm/dt) (mm/dt)
TA1 1-2 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 12,65 3,558
TA2 1-2 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 12,74 3,532 3,858
TA3 1-2 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 10,04 4,482
TA1 2-3 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 13,39 3,361
TA2 2-3 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 11,59 3,883 3,718
TA3 2-3 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 11,51 3,910
DA1 1-2 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 14,12 3,187
DA2 1-2 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 14,68 3,066 2,796
DA3 1-2 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 21,08 2,135
DA1 2-3 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 10,22 4,404
DA2 2-3 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 12,09 3,722 3,945
DA3 2-3 65 101,600 8.110,583 8.110,583 400 200 12,13 3,710
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.15. Hasil Pengujian Permeabilitas Horisontal Pembuatan Benda Uji Lab
Tebal Keliling Luas Penampang Luas Penampang Batas Batas Koefisien Permeabilitas Koefisien Permeabilitas Rata-
Tebal Waktu
Kode Terlihat Benda Uji Sampel Tabung Atas Bawah Horisontal rata Horisontal
benda uji l L s A a h1 h2 t kh khrata-rata
(mm) (mm) (mm) (mm²) (mm²) (mm) (mm) (dt) (mm/dt) (mm/dt)
TA1 1-2 40 65 319,314 12.772,571 8.110,583 400 200 1,67 17,112
TA2 1-2 40 65 319,314 12.772,571 8.110,583 400 200 2,33 12,265 14,012
TA3 1-2 42 65 319,314 13.411,200 8.110,583 400 200 2,15 12,659
TA1 2-3 43 65 319,314 13.730,514 8.110,583 400 200 1,81 14,687
TA2 2-3 42 65 319,314 13.411,200 8.110,583 400 200 1,96 13,886 13,721
TA3 2-3 40 65 319,314 12.772,571 8.110,583 400 200 2,27 12,589
DA1 1-2 41 65 319,314 13.091,886 8.110,583 400 200 2,97 9,387
DA2 1-2 42 65 319,314 13.411,200 8.110,583 400 200 2,18 12,485 11,621
DA3 1-2 40 65 319,314 12.772,571 8.110,583 400 200 2,20 12,990
DA1 2-3 41 65 319,314 13.091,886 8.110,583 400 200 2,53 11,020
DA2 2-3 42 65 319,314 13.411,200 8.110,583 400 200 1,69 16,105 14,108
DA3 2-3 40 65 319,314 12.772,571 8.110,583 400 200 1,88 15,201
Keterangan :
TA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm tanpa cairan aditif
DA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm memakai cairan aditif
TA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm tanpa cairan aditif
commit to user
DA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm memakai cairan aditif
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
TA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm tanpa cairan aditif
DA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm memakai cairan aditif
TA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm tanpa cairan aditif
DA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm memakai cairan aditif
Dari Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 didapatkan nilai koefisien permeabilitas vertikal
untuk benda uji lab dan lapangan. Selanjutnya, didapatkan selisih nilai koefisien
permabilitas lab dan lapangan yang dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut :
Tabel 4.17. Selisih dan Persentase Nilai Permeabilitas Vertikal Rata-rata
Koefisien Koefisien
Selisih
Permeabilitas Permeabilitas
Kode benda Koefisien
Vertikal Pembuatan Vertikal Pembuatan %
uji Permeabilitas
Benda Uji Lab Benda Uji Lapangan
(mm/dt)
(mm/dt) (mm/dt)
TA 1-2 3,858 4,480 0,622 13,889
DA 1-2 2,796 5,069 2,273 44,842
TA 2-3 3,718 5,190 1,472 28,356
commit to user
DA 2-3 3,945 4,746 0,801 16,869
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
Dari Gambar 4.8, nilai koefisien permeabilitas vertikal benda uji lapangan lebih
besar dibandingkan nilai koefisien permeabilitas vertikal benda uji lab.
Berdasarkan dari hasil selisih nilai koefisien permeabilitas pada Tabel 4.17 terjadi
perbedaan nilai koefisien permeabilitas pada benda uji lapangan dimasing-masing
kode benda uji. Perbedaan nilai koefisien permeabilitas tertinggi terjadi pada
campuran beton dengan agregat 1-2 cm memakai aditif, yaitu sebesar 2,273
mm/dt atau sebesar 44,842%.
Sementara itu untuk selisih hasil pengujian permeabilitas horisontal lab dan
lapangan dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut.
Tabel 4.18. Selisih dan Persentase Nilai Permeabilitas Horisontal Rata-rata
Koefisien
Koefisien
Permeabilitas Selisih
Permeabilitas
Kode benda Horisontal Koefisien
Horisontal %
uji Pembuatan Benda Permeabilitas
Pembuatan Benda
Uji Lapangan (mm/dt)
Uji Lab (mm/dt)
(mm/dt)
TA 1-2 14,012 13,784 0,228 1,624
DA 1-2 11,621 15,768 4,148 26,304
TA 2-3 13,721 16,713 2,992 17,902
DA 2-3 14,108 15,542 1,433 9,223
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan Gambar 4.9 di atas, nilai koefisien permeabilitas horisontal benda uji
lapangan lebih besar dibandingkan nilai koefisien permeabilitas horisontal benda
uji lab, terkecuali pada benda uji batu pecah 1-2 cm tanpa aditif. Perbedaan nilai
koefisien permeabilitas horisontal tertinggi terjadi pada campuran beton berpori
benda uji batu pecah 1-2 cm memakai aditif, yaitu sebesar 4,148 mm/dt atau
sebesar 44,842% dari benda uji lab. Dari Gambar 4.9 dapat dilihat, bahwa
penambahan aditif belum tentu dapat meningkatkan nilai permeabilitas. Hal ini
karena permeabilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
permeabilitas diantaranya porositas, ukuran pori, distribusi, dan jaringan
penyambung dari saluran internal pori.
rongga dari beton berpori, sehingga dapat diketahui nilai koefisien kecepatan
resapannya.
Benda uji yang digunakan merupakan pengaplikasian beton berpori pada bahu
jalan di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Variasi bahan
campuran pengecoran beton berpori pada bahu jalan ini antara lain, material batu
pecah 1-2 cm dengan memakai cairan aditif dan tanpa cairan aditif, material batu
pecah 2-3 cm dengan memakai cairan aditif dan tanpa cairan aditif. Komposisi
bahan penyusun beton berpori benda uji kecepatan resapan dapat dilihat pada
Tabel 4.19. Pengujian kecepatan resapan dilakukan dengan tanpa pengisian
rongga, pengisian rongga dengan pasir, dan penutupan rongga dengan gubalan
rumput pada masing-masing benda uji. Pengujian kecepatan resapan dilakukan
saat musim kemarau terjadi.
Tabel 4.19. Komposisi Bahan Penyusun Beton Berpori Benda Uji Kecepatan
Resapan
Material
Benda Uji Pasir Air Semen Batu Pecah Aditif
(kg) (liter) (kg) (kg) (liter)
Beton Berpori Batu pecah 1-2 cm 23,111 18 40 222,223 -
Beton Berpori Batu Pecah 1-2 cm
+ aditif 23,111 18 40 222,223 2
Beton Berpori Batu pecah 2-3 cm 23,815 18 40 224,185 -
Beton Berpori Batu Pecah 2-3 cm
+ aditif commit
23,815to user
18 40 224,185 2
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
Hasil perhitungan pengujian kecepatan resapan disajikan dalam Tabel 4.20 sampai
Tabel 4.22 berikut ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.21. Hasil Pengujian Kecepatan Resapan Pengisian Rongga Dengan Pasir
Tebal Luas Luas Batas Batas Koefisien Kecepatan Koefisien Kecepatan
Tebal Waktu
Kode Terlihat Penampang Penampang Atas Bawah Resapan Resapan Rata-rata
benda uji l L A a h1 h2 t kr krrata-rata
(mm) (mm) (mm²) (mm²) (mm) (mm) (dt) (mm/dt) (mm/dt)
TA1 1-2 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 7,4 1,895
TA2 1-2 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 8,35 1,680 1,960
TA3 1-2 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 6,08 2,307
TA1 2-3 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 5,88 2,385
TA2 2-3 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 6,25 2,244 2,082
TA3 2-3 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 8,67 1,618
DA1 1-2 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 11,02 1,273
DA2 1-2 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 6,31 2,223 1,606
DA3 1-2 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 10,61 1,322
DA1 2-3 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 9,73 1,441
DA2 2-3 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 4,09 3,429 2,201
DA3 2-3 100 100 40.042,011 8.110,583 400 200 8,1 1,731
Keterangan :
TA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm tanpa cairan aditif
DA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm memakai cairan aditif
TA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm tanpa cairan aditif
DA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm memakai cairan aditif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
TA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm tanpa cairan aditif
DA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm memakai cairan aditif
TA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm tanpa cairan aditif
DA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm memakai cairan aditif
Dari tabel hasil pengujian di atas, diperoleh perbandingan nilai kecepatan resapan
commit to user
Gambar 4.12. Perbandingan Hasil Pengujian Kecepatan Resapan
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
dengan gubalan rumput. Hal tersebut karena tidak adanya penyumbat dalam
resapan yang lebih baik dibandingkan dengan pengisian rongga dengan pasir. Hal
tersebut karena gubalan rumput belum tumbuh pada rongga-rongga beton berpori
dan hanya tumbuh di atas permukaan beton berpori. Bila dibandingkan pengisian
rongga dengan pasir, rongga-rongga pada beton berpori lebih mudah terisi oleh
pasir sehingga pasir tersebut yang menghambat masuknya air melalui rongga-
rongga atau ruang kapiler sebagai jalannya air ke bawah perkerasan beton berpori.
Nilai Permeabilitas dipengaruhi oleh nilai porositas beton, nilai porositas yang
tinggi menyebabkan nilai permabilitas yang tinggi juga untuk beton berpori
(Aoki, 2009). Sementara itu, dari pendapat lain diketahui, bahwa permeabilitas
bukanlah hal yang sederhana dan porositas bukan faktor utama terhadap nilai
permeabilitas. Tidak ada hubungan yang pasti antara porositas dan permeabilitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.23. Hasil Porositas Lab dan Koefisien Permeabilitas Vertikal Lab
Material Batu Pecah 1-2 cm
Koefisien
Porositas
Permeabilitas Vertikal
Kode benda uji
Rata-rata Lab Rata-rata Lab
(%) kh (mm/dt)
TA1 1-2 34,000 3,558
TA2 1-2 33,639 3,532
TA3 1-2 35,979 4,482
DA1 1-2 30,767 3,187
DA2 1-2 30,700 3,066
DA3 1-2 32,069 2,135
Keterangan :
TA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm tanpa cairan aditif
DA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm memakai cairan aditif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.13. Hubungan Antara Porositas Lab dan Permeabilitas Vertikal Lab
Material Batu Pecah 1-2 cm
Dari Gambar 4.13 dapat dilihat, bahwa hubungan antara porositas dan
permeabilitas vertikal untuk benda uji laboratorium dengan material batu pecah 1-
2 cm memakai dan tanpa cairan aditif didapat koefisien regresi yang positif. Hal
ini berarti hubungan tersebut berjalan satu arah, dimana semakin besar nilai
porositas maka semakin tinggi pula nilai koefisien permeabilitas. Jika nilai
porositas dan nilai koefisien permeabilitas dihubungkan dan dibuat trendline
hubungan tersebut, didapat model persamaan regresi linier y = 0,2735x – 5,6589.
Dari model regresi linier tersebut, didapat nilai koefisien determinasi (R2) = 0,542
= 54,20%.
Hal ini menunjukan bahwa nilai koefisien permeabilitas benda uji laboratorium
dengan material batu pecah 1-2 cm memakai dan tanpa cairan aditif yang dapat
dijelaskan oleh nilai persentase porositas oleh model persamaan regresi linier y =
0,2735x – 5,6589 adalah sebesar 54,20%. Sisanya sebesar 45,80% dijelaskan oleh
faktor lain di luar variabel pada persamaan regresi tersebut. Dari hasil tersebut,
bahwa hubungan ini tidak signifikan dan hasilnya tidak dapat digunakan sebagai
rujukan. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil tersebut seperti kurangnya
jumlah sampel, ukuran pori, distribusi butiran, dan jaringan penyambung dari
saluran internal pori.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id
Sementara itu, hubungan antara nilai porositas dan nilai koefisien permeabilitas
horisontal untuk benda uji laboratorium dengan material batu pecah 1-2 cm
memakai dan tanpa cairan aditif dapat dilihat pada Tabel 4.24 dan Gambar 4.14.
Tabel 4.24. Hasil Porositas Lab dan Koefisien Permeabilitas Horisontal Lab
Material Batu Pecah 1-2 cm
Koefisien Permeabilitas
Porositas
Horisontal
Kode benda uji
Rata-rata Lab Rata-rata Lab
(%) kh (mm/dt)
TA1 1-2 34,000 17,112
TA2 1-2 33,639 12,265
TA3 1-2 35,979 12,659
DA1 1-2 30,767 9,387
DA2 1-2 30,700 12,485
DA3 1-2 32,069 12,990
Keterangan :
TA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm tanpa cairan aditif
DA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm memakai cairan aditif
Gambar 4.14. Hubungan Antara Porositas Lab dan Permeabilitas Horisontal Lab
Material Batu Pecah 1-2 cm
Berdasarkan Gambar 4.14 di atas, jika nilai porositas dan nilai koefisien
permeabilitas horisontal untuk benda uji laboratorium
commit to user dengan material batu pecah
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id
1-2 cm memakai dan tanpa cairan aditif dihubungkan dan dibuat trendline
hubungan tersebut, maka menghasilkan model persamaan regresi y = 0,5508x -
5,2825. Dari persamaan tersebut, bahwa hubungan antara porositas dan
permeabilitas horisontal untuk benda uji laboratorium dengan material batu pecah
1-2 cm memakai dan tanpa cairan aditif didapat koefisien regresi yang positif. Hal
ini berarti, semakin besar nilai porositas, maka semakin tinggi pula nilai koefisien
permeabilitas.
Sementara itu untuk benda uji lapangan, berikut hubungan antara nilai porositas
dan nilai koefisien permeabilitas vertikal untuk material batu pecah 1-2 cm
memakai dan tanpa cairan aditif dapat dilihat pada Tabel 4.25 dan Gambar 4.15
berikut ini.
Keterangan :
TA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm tanpa cairan aditif
DA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm memakai cairan aditif
Dilihat dari Gambar 4.15 di atas, bahwa semakin kecil nilai porositas, maka
semakin tinggi nilai koefisien permeabilitas begitu pula sebaliknya. Hal ini
berbanding terbalik pada penjelasan Gambar 4.12 dan Gambar 4.13 sebelumnya.
Jika nilai porositas dan nilai koefisien permeabilitas vertikal benda uji lapangan
untuk material batu pecah 1-2 cm dengan memakai dan tanpa cairan aditif
dihubungkan dan dibuat trendline hubungan tersebut, maka didapat model
persamaan regresi y = -0,0366x + 6,0887.
ada pengaruhnya sehingga hasilnya tidak dapat digunakan sebagai rujukan karena
99,47% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti kurangnya data, jumlah
sampel, dan faktor-faktor lain yaitu, ukuran pori, distribusi, dan jaringan
penyambung dari saluran internal pori.
TA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm tanpa cairan aditif
DA 1-2 = Benda uji material batu pecah 1-2 cm memakai cairan aditif
Berdasarkan Gambar 4.15, hubungan antara nilai porositas lapangan dan nilai
koefisien permeabilitas horisontal lapangan untuk material batu pecah 1-2 cm
dengan memakai dan tanpa cairan aditif, maka menghasilkan model persamaan
regresi y = -0,8541x + 45,484 dengan nilai koefisen determinasi (R2) = 0,1019 =
10,19 %.
Hal ini menunjukan bahwa variabel bebas (independen) yaitu nilai persentase
porositas lapangan, mempengaruhi variabel terikat (dependen) nilai koefisien
permeabilitas horisontal lapangan sebesar 10,19%. Dengan demikian berarti
bahwa pengujian ini tidak signifikan karena 89,81% sisanya dijelaskan oleh faktor
lain di luar variabel pada model persamaan regresi seperti kurangnya data, jumlah
sampel, ukuran pori, distribusi, dan jaringan penyambung dari saluran internal
pori. Sehingga hubungan antara nilai porositas lapangan dan nilai koefisien
permeabilitas horisontal lapangan untuk material batu pecah 1-2 cm dengan
memakai dan tanpa cairan aditif ini tidak dapat digunakan sebagai rujukan.
Sementara itu, untuk hubungan antara nilai porositas dan nilai koefisien
permeabilitas vertikal benda uji laboratorium untuk material batu pecah 2-3 cm
dengan memakai dan tanpa cairan aditif, dapat dilihat pada Tabel 4.27 dan
Gambar 4.17 berikut ini.
Tabel 4.27. Hasil Porositas Lab dan Koefisien Permeabilitas Vertikal Lab
Material Batu Pecah 2-3 cm
Koefisien Permeabilitas
Porositas
Kode Vertikal
benda uji Rata-rata Lab Rata-rata Lab
(%) kh (mm/dt)
TA1 2-3 30,528 3,361
TA2 2-3 33,480 3,883
TA3 2-3 28,990 3,910
DA1 2-3 35,196 4,404
DA2 2-3 33,233 3,722
DA3 2-3 31,151 3,710
Keterangan :
TA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm tanpa cairan aditif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id
DA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm memakai cairan aditif
Gambar 4.17. Hubungan Antara Porositas Lab dan Permeabilitas Vertikal Lab
Material Batu Pecah 2-3 cm
Dilihat dari Gambar 4.17 di atas, jika nilai porositas lab dan nilai koefisien
permeabilitas horisontal lab dihubungkan dan dibuat trendline hubungan tersebut,
maka didapat model persamaan regresi y = 0,0902x + 0,9364. Hal ini berarti,
semakin besar nilai porositas, maka semakin tinggi pula nilai koefisien
permeabilitas karena didapat nilai koefisien regresi yang positif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id
Hubungan antara nilai porositas dan nilai koefisien permeabilitas horisontal benda
uji laboratorium untuk material batu pecah 2-3 cm dengan memakai dan tanpa
cairan aditif dapat dilihat pada Tabel 4.28 dan Gambar 4.18 berikut ini.
Tabel 4.28. Hasil Porositas Lab dan Koefisien Permeabilitas Horisontal Lab
Material Batu Pecah 2-3 cm
Koefisien Permeabilitas
Porositas
Kode Horisontal
benda uji Rata-rata Lab Rata-rata Lab
(%) kh (mm/dt)
TA1 2-3 30,528 14,687
TA2 2-3 33,480 13,886
TA3 2-3 28,990 12,589
DA1 2-3 35,196 11,020
DA2 2-3 33,233 16,105
DA3 2-3 31,151 15,201
Keterangan :
TA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm tanpa cairan aditif
DA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm memakai cairan aditif
Gambar 4.18. Hubungan Antara Porositas Lab dan Permeabilitas Horisontal Lab
Material Batu Pecah 2-3 cm
Dari Gambar 4.18 dapat dilihat, hubungan antara nilai porositas dan nilai
commit
koefisien permeabilitas horisontal bendatouji
userlaboratorium untuk material batu
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id
pecah 2-3 cm dengan memakai dan tanpa cairan aditif didapat model persamaan
regresi y = -0,1871x + 19,921. Berdasarkan model persamaan regresi tersebut
didapat nilai negatif pada koefisien regresi, hal itu menunjukan antara nilai
porositas lapangan dengan nilai permebilitas vertikal lapangan berjalan dua arah.
Dimana setiap peningkatan nilai porositas sebagai variabel bebas akan diikuti
dengan penurunan nilai permeabilitas vertikal lapangan sebagai variabel
terikatnya, dan sebaliknya.
Untuk hubungan antara nilai porositas lapangan dan nilai koefisien permeabilitas
vertikal lapangan untuk material batu pecah 2-3 cm dengan memakai dan tanpa
cairan aditif dapat dilihat pada Tabel 4.29 dan Gambar 4.19 berikut ini.
Keterangan :
TA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm tanpa cairan aditif
DA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm memakai cairan aditif
Berdasarkan Gambar 4.19 di atas, jika nilai porositas lab dan nilai koefisien
permeabilitas horisontal lab dihubungkan dan dibuat trendline hubungan tersebut,
maka didapat model persamaan regresi y = 0,8751 – 26,585. Dari persamaan
regresi di atas didapat nilai koefisen determinasi R2 = 0,3662 = 36,62%, hal ini
menunjukan bahwa variabel bebas (independen) yaitu nilai persentase porositas,
mempengaruhi variabel terikat (dependen) nilai koefisien permeabilitas sebesar
36,62%. Dengan demikian bahwa hubungan antara nilai porositas lapangan dan
nilai koefisien permeabilitas vertikal lapangan untuk material batu pecah 2-3 cm
dengan memakai dan tanpa cairan aditif tidak signifikan dan tidak dapat dijadikan
rujukan, karena 63,38% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti kurangnya
data, jumlah sampel, dan faktor-faktor lain yaitu, ukuran pori, distribusi, dan
jaringan penyambung dari saluran internal pori.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id
TA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm tanpa cairan aditif
DA 2-3 = Benda uji material batu pecah 2-3 cm memakai cairan aditif
Dari Gambar 4.20 di atas, jika nilai porositas lapangan dan nilai koefisien
permeabilitas horisontal lapangan untuk material batu pecah 2-3 cm dengan
memakai dan tanpa cairan aditif dihubungkan dan dibuat trendline hubungan
tersebut, maka didapat model persamaan regresi y = 1,5421x – 39,478.
Dari beberapa penjelasan di atas, hubungan antara porositas dan permabilitas pada
penelitian ini tidak dapat digunakan sebagai rujukan, karena diperoleh nilai
koefisien determinasi yang rendah sehingga hasilnya tidak signifikan. Hal ini
dikarenakan kurangnya studi literatur mengenai tinjauan statistika seperti uji
kecukupan data sebelum penelitian dilakukan. Jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini kurang mencukupi untuk mengetahui hubungan antara
porositas dan permeabilitas, sehingga diperoleh model persamaan regresi dengan
koefisien determinasi yang tidak signifikan.
commit to user