Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rofi Nanda Aulia

NIM : 200910202157
Kelas : C1
Matkul : Komunikasi Bisnis
Kelompok :6

Komunikasi Era Digital dan Hubungan Media

A. Dinamika Bisnis Ritel


Bisnis ritel adalah penjualan barang secara eceran pada berbagai tipe gerai seperti
kios, pasar, department store, butik dan lain-lain (termasuk juga penjualan dengan sistem
delivery service), yang umumnya untuk dipergunakan langsung oleh pembeli yang
bersangkutan. Bisnis ritel di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yakni
Ritel Tradisional dan Ritel Modern. Ritel modern pada dasarnya merupakan pengembangan
dari ritel tradisional. Format ritel ini muncul dan berkembang seiring perkembangan
perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat yang membuat masyarakat menuntut
kenyamanan yang lebih dalam berbelanja. Saat ini, jenis-jenis ritel modern di Indonesia
sangat banyak meliputi Pasar Modern, Pasar Swalayan, Department Store, Boutique, Factory
Outlet, Specialty Store, Trade Centre, dan Mall / Supermall / Plaza. Format-format ritel
modern ini akan terus berkembang sesuai perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya
hidup masyarakat.
B. Dinamika Bisnis Transportasi
Angkutan umum perkotaan, yang saat ini didominasi oleh angkutan bus dan mikrolet
masih terasa kurang nyaman, kurang aman dan kurang efisien. Pemakai jasa angkutan umum
masih terbatas pada kalangan bawah dan sebagian kalangan menengah. Sementara itu sistem
angkutan umum massal (SAUM) yang modern sebagai bagian integral dari ketahanan daya
dukung kota (city survival) masih dalam tahap rancangan dan perencanaan dan belum berada
di dalam alur utama (mainstream) kebijakan dan keputusan pemerintah dalam rangka
menciptakan sistem transportasi kota yang berimbang, efisien dan berkualitas. Oleh karena
selama beberapa dekade belakangan ini tidak ada langkah “terobosan” yang berarti, maka
antrian dan kemacetan lalu lintas yang berkepanjangan pada setiap koridor dan pusat kota,
dan sebagai akibatnya pemborosan besar-besaran dari energi BBM serta polusi udara, akan
terus menjadi menu sehari-hari dari para pembuat perjalanan di perkotaan (urban trip
makers).
Untuk menjawab kebutuhan masyarakat tersebut, saat ini telah lahir beberapa
perusahaan penyedia aplikasi transportasi online. Transportasi online adalah salah satu
contoh pengembangan teknologi berbasis aplikasi disambut cukup baik di awal
kemunculannya karena dianggap sebagai salah satu inovasi terbaik saat ini. Transportasi
online muncul di tengah kondisi sistem transportasi di Indonesia yang belum tertata dengan
baik. Beberapa perusahaan besar berlomba untuk membentuk perusahaan transportasi
berbasis aplikasi online, beberapa di antaranya adalah Gojek, Grab maupun Uber.
Transportasi online menawarkan kemudahan, biaya yang lebih murah, kenyamanan dan
keamanan yang lebih terjamin, maka tidak mengherankan jika banyak orang yang beralih dari
moda transportasi konvensional ke moda transportasi online.
Seiring dengan waktu, kehadiran transportasi online ini menimbulkan kecemburuan
sosial bagi transportasi konvensional yang sudah ada sebelumnya, baik ojek, taksi, bus dan
lain sebagainya. Transportasi online dituding sebagai penyebab menurunnya pendapatan para
pengemudi transportasi konvensional. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa
kita hindari dalam kehidupan ini. Jika sebelumnya untuk memperoleh moda transportasi yang
diinginkan, masyarakat harus memperoleh dengan cara manual atau dapat menghubungi call
center dari moda transportasi tersebut, saat ini masyarakat dengan mudah dapat memilih
berbagai moda transportasi yang diinginkan dengan menggunakan handphone. Dengan
menggunakan aplikasi tersebut masyarakat dapat memperoleh estimasi jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk perjalanan yang akan dilakukannya, selain itu masyarakat merasa lebih
aman dengan menggunakan aplikasi karena data pengemudi dan kendaraan tertera dengan
jelas di aplikasi yang digunakan. Moda transportasi pilihan masyarakat yang sebelumnya
bersifat offline saat ini telah berinovasi menjadi bersifat online dan lebih modern. Kegiatan
pembaharuan (inovasi) oleh para pengusaha akan menimbulkan efisiensi. Dari efisiensi
tersebut akan menyebabkan turunnya harga produk secara berkala. Dengan harga yang turun
akan menaikkan konsumsi masyarakat. Dari sisi lain dapat dilihat bahwa proses inovasi akan
membuka kesempatan kerja baru dengan pendapatan yang lebih tinggi. Perkembangan dan
perluasan lapangan kerja akan membuat banyak orang masuk dalam pasar tenaga kerja yang
lebih baik. Dengan pekerjaan yang baik akan meningkatkan pendapatan.
C. Dinamika Bisnis Perhotelan
Bisnis perhotelan saat ini mulai terancam. Dimungkinkan semua orang membuka binis
perhotelan dengan biaya lebih efisien. Aplikasi Airbnb merupakan sejenis aplikasi
transportasi tetapi ini fokus kepada layanan penyewaan kamar. Semua orang yang memiliki
rumah dengan kelebihan kamar karena tidak semuanya terpakai, dapat menyewakan kamar
tersebut melalui aplikasi Airbnb. Tentu dengan persyaratan-persyaratan tertentu, misalnya
fasilitas kamar yang harus dipenuhi, tarif, dan lainnya. Harga sewa ditetapkan pemilik
properti. Airbnb menerima sebagai tarif jasa pembukuan dari tamu dan tuan rumah.
D. Berbagai Perubahan Bisnis
Transformasi digital berpengaruh signifikan terhadap perubahan bisnis model di
dalam suatu perusahaan. Ketika perusahaan sedang mengalami proses transformasi digital
dalam berbagai bidang operasi bisnisnya, perusahaan perlu untuk mengevaluasi kembali
bisnis modelnya. Perubahan bisnis model yang dimaksud sebaiknya dapat memaksimalkan
manfaat dari berbagai teknologi yang telah di adopsi dalam kegiatan transformasi digital
tersebut seperti adanya sosial media yang dapat menjadi media untuk berkomunikasi dengan
lebih dekat dan interaktif dengan para konsumennya. Di sisi lain, perubahan pola perilaku
konsumen juga dapat menjadi salah satu alasan utama yang membuat sebuah perusahaan
perlu menyesuaikan bisnis model yang ada. Pada jaman modern ini, cara beraktivitas dari
para konsumen telah mengalami banyak perubahan dari generasi sebelumnya, hal ini
menyebabkan perusahaan harus dengan peka dan memberikan respon yang sesuai terhadap
perubahan tersebut.
Contoh dari perubahan bisnis seperti:
1. Bisnis media saat ini semakin berdarah-darah karena munculnya alternatif online
media dan media sosial
2. Restoran swalayan menggunakan robot semakin banyak
3. Perbankan konvensional mulai tertekan dengan layanan digital bank.
Mungkin belum saat ini tetapi satu dasawarsa ke depan, beberapa pekerjaan berulang
seperti teller, acounting, lawyer, room boys, resepsionis, dan sejenisnya akan digantikan oleh
mesin yang dikendalikan oleh internet. Itu merupakan cikal bakal lahirnya revolusi industri
4.0 yang sekarang menjadi trending topic.
E. Welcome to the Jungle
Saat akan menulis tentang komunikasi, sekarang menjadi sangat sulit karena semua
teori yang ada sudah terbalik dengan lahirnya era digital. Communication disruption atau
disrupsi komunikasi yang tidak lagi mengikuti patron sebelumnya, semua serba cepat,
serentak dan nonreferensial, terutama yang bersumber dari mainstream media. Pemasangan
iklan yang menjadi penyangga kehidupan media, semakin menurun. Beberapa surat kabar
dan majalah di kelas menengah ke bawah gulung tikar. Beberapa dari merek mencoba beralih
ke online media tetapi gagal juga.
F. Media Digital Momentum Efisiensi
Era digital saat ini merupakan momentum efisiensi. Sebelumnya biaya untuk
membangun reputasi perusahaan maupun produk melalui mainstream media sangat mahal.
Memasang iklan satu halaman penuh di halaman dalam di surat kabar terkemuka nasional,
misalnya saja bisa lebih dari Rp 450 juta. Jika memasang disejumlah media cetak dan
sifatnya berulang-ulamh maka diperlukan dana ratusan miliar bahkan triliunan rupiah untuk
sebuah perusahaan dengan grup besar.
Kini di era digital, biaya iklan yang besar mulai berkurang. Dalam konteks
komunikasi pemasaran (marketing communication) penggunaan Above the Line (ATL)
seperti billboard, TV, radio dan Below the Line (BTL) seperti email , SMS, kampanye dan
sponsor lambat laun digantikan oleh konsep Through the Line (TTL) secara terpadu (melalui
diferensiasi dari pesaing, meningkatkan relevansi merek. Through the Line (TTL) ini
melibatkan pemasar untuk membuat kampanye pemasaran yang mencakup baik strategi ATL
& BTL. Ini mengacu pada periklanan 360 derajat di mana kampanye dikembangkan dengan
visi membangun merek serta konversi. Terkadang strategi di atas garis digunakan untuk
menjalankan strategi pemasaran langsung mereka.
G. Disrupsi Tak Terelakkan
Lahirnya media sosial telah merevolusi dunia komunikasi, baik secara teori dan
praktik. Bagi praktik komunikasi korporat, Google yang ditemukan oleh Larry Page dan
Sergey Brin merupakan advertising agency terbesar di dunia. Gaya hidup individu dan
perusahaan juga berubah karena adanya sosial media platform. Kini, setiap orang dan
perusahaan dimungkinkan memiliki media, termasuk televisi. Terkait jurnalistik, semua
orang dimungkinkan menjadi jurnalis. Karya jurnalisme warga, baik melalui media sosial
yang berbasis tulis maupun video, sering kali menjadi rujukan mainstream media. Sebelum
era digital, korporat besar memerlukan reporter untuk mengikuti pimpinan perusahaan
melakukan inspeksi ke kantor cabang. Sekarang tidak perlu lagi, karena semua karyawan
mempunyai telepon pintar dan canggih dan juga bisa menyampaikan di media sosial.
Pimpinan perusahaan yang berjiwa milenial tidak lagi membutuhkan banyak orang sebagai
pendamping. Mereka sendiri sering kali mention di media sosial miliknya dan menjadi
status penting sebagai bagian dari aktivitasnya.
Fungsi hubungan eksternal (external relation) komunikasi korporat juga terdisrupsi.
Sebelumnya, para praktisi sangat selektif dan hati-hati jika berhubungan dengan pimpinan
surat kabar, majalah, maupun televisi. Semua diperhitungkan, baik dari sisi pembinaan
hubungan maupun profesionalitas. Praktisi komunikasi megenal pimpinan redaksi dalam
konteks relationship, posisiya sangat penting karena mereka akan sangat menentukan materi
suatu pemberitaan. Paradigma tersebut telah berubah, sebagian besar mengalihkan saluran
komunikasi ke media sosial. Ukurannya menjadi trending topic dan viral, bukan lagi
headline di surat kabar. Media sosial yang real time dan bisa update kapan saja dan dimana
saja.
H. Faktor yang Mempengaruhi Praktik Komunikasi Korporat
Faktor yang memengaruhi praktik komunikasi korporat yang pertama ialah
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Era digital atau era internet telah
mengubah peta peran media, baik tugas jurnalistik, platform yang digunakan, maupun bisnis.
Layanan online media merupakan uggulan dari industri telekomunikasi dan informasi yang
juga berubah dari sebelumnya hanya berbasis connectivity menjadi digital. Dalam layanan
ini, tidak bisa lagi dihindarkan terjadinya konvergensi antara bisnis teknologi informasi dan
komunikasi dengan media. Dari perspektif fungsi komunikasi korporat, tantangan praktisi
komunikasi korporat di era digital menjadi lebih kompleks karena berbagai faktor:
1. Interaktivitas semakin tinggi
2. Komunikasi sifatnya real time respons, tidak ada masa tunda.
3. Peran media reations semakin kompleks karena pilihan media sangat banyak (multi
platform).
Faktor yang kedua adalah changing life style, yaitu perubahan gaya hidup saat ini
didorong oleh inovasi ICT yang melahirkan:
1. Mobile content and application, social media application didukung oleh bandwidth
availability yang semakin besar. Mobile industry dimulai dengan beroperasinya
layanan seluler oleh PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) pada 1995, kemudian
diikuti Satelindo yang kemudian merger vertikal oleh induknya Indosat. Beberapa
layanan seluler lainnya muncul tetapi tidak ada yang mampu menerobos pasar yang
sudah dikuasai tiga besar, yaitu Telkomsel, Indosat XL Axiata. Dalam konteks bisnis,
kejayaan seluler yang berbasis suara (voice) dan teks (text) dalam bentuk layanan
pesan singkat (SMS) menurut drastis, operator seluler sibuk melakukan transformasi
menuju layanan digital yang berbasis triple play, yaitu kombinasi suara data gambar.
2. Perubahan gaya hidup (life style), ciri dari perubahan gaya hidup akibat inovasi ICT
atau di era digital ini adalah masyarakat semakin mobile karena semua orang dapat
tersambung layanan seluler. Konsekuensinya sifat setiap orang menjadi berorientasi
kepada networking dan juga setiap orang menjadi tidak lepas dengan gadget.
Inovasi ICT bisa menjadi motor penggerak berkembangnya gaya hidup atau sebaliknya. Dari
sisi industri atau bisnis keduanya menjadi prime mover lahirnya produk-produk baru.
I. Mainstream dan Non-Mainstream Media di Indonesia
Ditengah kemajuan era digital, di Indonesia bahkan di dunia masih terjadi paradoks.
- Mainstream media (televisi, surat kabar, majalah) masih menjadi saluran untuk
mengiklankan layanan perusahaan belanja online (e-commerce).
- Setiap hari dan waktu prime time, televisi masih banyak mengiklankan Tokopedia,
Bukalapak, JD.ID, Blibli.com, dan lainnya.
- Promosi billboard yang masih konvensional bukan videotron masih sangat banyak.
Dengan perkembangan fenomena digital, iklan cenderung dilakukan digital platform,
tetapi banyak korporat juga menggunakan mainstream media. Perubahan akan terus
merevolusi apa saja di depannya. Transformasi digital sebagai transformasi peradaban. SDM
sebagai dinamisator, fasilitator, dan katalisator menjadi sumbu utama kesuksesan korporat.
J. Menjalin Hubungan dengan Media

Media sangat penting bagi korporasi. Masyarakat, pemasok, investor, pemerintah,


LSM, konsumen, mengenal korporasi salah satunya merupakan kontribusi media. Jika
dilakukan dengan media maka akan mencapai stakeholder, maka daya cakupannya lebih luas.
Publikasi mengenai perusahaan melalui media dapat memengaruhi stakeholder penting dari
perusahaan, baik internal maupun eksternal. Media dapat dimanfaatkan untuk membangun
citra positif perusahaan di mata publik. Media dapat digunakan sebagai alat promosi
perusahaan karena publik mengenal perusahaan melalui pemberitaan media.

Citra perusahaan dapat meningkat sehingga berdampak pada kepercayaan stakeholder


pada perusahaan. Hubungan dengan media layaknya seperti simbiosis mutualisme. Media
membutuhkan informasi untuk publiknya, perusahaan membutuhkan media sebagai sarana
dalam mempublikasikan hal-hal positif mengenai perusahaan pada publikasinya. Hubungan
perusahaan dengan media dibangun atas dasar kepercayaan, tanggung jawab sosial,
keakuratan informasi, dan kenyamanan hubungan. Hubungan media telah berubah seiring
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

K. Mengenali Media
Mempelajari media mana yang paling tepat bagi publikasi perusahaan. Pada media
konvensional (TV, radio, koran, majalah) sebaiknya praktisi hubungan media memahami, di
antaranya:
- Visi dan misi media, kebijakan isi dan bentuk media yang diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA
https://aksaragama.com/pemasaran/atl-btl-ttl-marketing/

Anda mungkin juga menyukai