Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL

A. Identitas Jurnal

1. Nama Jurnal:
2. Nomor ISSN:
3. Halaman:
4. Tahun Diterbitkan:
5. Judul Jurnal:
6. Nama Penulis:

B. Analisis Jurnal

Organisasi memahami kebutuhan untuk mengikuti perilaku yang bertanggung jawab


secara sosial untuk menerima dukungan pemangku kepentingan. Berdasarkan skenario ini,
tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara penerapan
manajemen SDM yang bertanggung jawab secara sosial dan legitimasi organisasi. PLS-SEM
diterapkan pada data dan menunjukkan hubungan yang kuat dan positif antara praktik CSR
yang berfokus pada karyawan dan legitimasi organisasi. Hasilnya menawarkan informasi
yang relevan bagi manajer perusahaan untuk meningkatkan optimalisasi sumber daya dan
manajemen pemangku kepentingan internal melalui pengenalan kebijakan CSR yang benar
dan efisien. Organisasi dapat menerapkan beragam inisiatif CSR dan, dengan
mempertimbangkan peran penting yang dimainkan karyawan dalam kinerja dan kesuksesan
organisasi, memperkenalkan prosedur tanggung jawab sosial dalam manajemen mereka yang
akan meningkatkan pengetahuan dan budaya perusahaan (Barrena-Martinez, López-
Fernández dan Romero-Fernández, 2019; Pedrini dan Ferri, 2011). Menerapkan inisiatif
tanggung jawab sosial, seperti mendorong hubungan yang lancar antara karyawan dan
manajer atau mempertimbangkan kepentingan karyawan, akan membangun kepercayaan di
dalam perusahaan (Blanco-Gonzalez dkk., 2020; Scherer dkk., Di pasar saat ini, organisasi
perlu mengelola hubungan mereka dengan pemangku kepentingan untuk menciptakan nilai
dan manfaat bersama (Horisch dkk., 2014; Freudenreich dkk., 2020).

Saat ini, persyaratan pemangku kepentingan mengenai dampak sosial dari organisasi
yang terkait dengan mereka telah menguat. Organisasi yang bertanggung jawab secara sosial
akan meningkatkan modal sosial dan reputasi perusahaan (Del-Castillo-Feito dkk., 2021; Del-
Castillo-Feito dkk., 2019), yang merupakan aset tidak berwujud yang relevan untuk
kelangsungan hidup jangka panjang di sektor apa pun. Beberapa penulis mendukung
hubungan positif dan signifikan antara penerapan kebijakan CSR yang benar dan legitimasi
perusahaan (Bansal dan Clelland, 2004; Campbell, 2007; Del-Castillo--Feito dkk., 2019;
Palazzo dan Scherer, 2006), yang didefinisikan sebagai kesesuaian yang dirasakan dari suatu
organisasi dalam sistem sosial dalam hal aturan, nilai, dan keyakinan (Deephouse et al.,
2017 ). Lembaga-lembaga ini diterima oleh sistem di mana mereka beroperasi karena
tindakan mereka memenuhi nilai dan norma masyarakat dan dengan demikian menciptakan
nilai bagi setiap pemangku kepentingan (Díez Martín, Blanco-González dan Prado-Román,
2010;Miotto dkk., 2020). Organisasi dengan tingkat legitimasi yang tinggi biasanya lebih
sukses dan berumur panjang dibandingkan dengan tingkat legitimasi yang rendah karena
dukungan sosial yang mereka terima dalam sektor mereka (Glozer dkk., 2019; Zamparini dan
Lurati, 2017). Mempertimbangkan keberlanjutan kontemporer dan keprihatinan dampak
sosial, perusahaan harus mengikuti prinsip-prinsip perilaku yang bertanggung jawab secara
sosial untuk dipandang sebagai institusi yang sah dan untuk membenarkan hak mereka untuk
eksis (Kim et al., 2014). Dalam keadaan ini, tujuan utama dari penelitian saat ini adalah untuk
memahami pentingnya praktik CSR dalam mengelola karyawan dan untuk mengevaluasi
dampak positif dan signifikan dari inisiatif ini terhadap legitimasi organisasi (yang diukur
melalui dimensi pragmatis, moral dan kognitif.

C. Summary

Dukungan pemangku kepentingan telah menjadi aset penting bagi kelangsungan dan
keberhasilan organisasi di semua sektor. Namun, pemangku kepentingan hanya akan terlibat
dengan lembaga yang memenuhi harapan sosial mereka dan mengikuti prinsip perilaku yang
bertanggung jawab (Fatma dan Rahman, 2014; Fatma dkk., Dengan dukungan dan
penerimaan sosial tingkat tinggi, organisasi akan dianggap sah dan akan mengakses sumber
daya relevan yang penting bagi kinerja mereka yang berkelanjutan. Mempertimbangkan
meningkatnya kebutuhan akan perilaku tanggung jawab sosial, penerapan praktik CSR telah
ditetapkan sebagai sumber legitimasi. Oleh karena itu, institusi harus mengidentifikasi
bagaimana mengintegrasikan kebijakan-kebijakan ini untuk meningkatkan legitimasinya.
Selanjutnya, sebagian besar penelitian berfokus pada dampak eksternal dari implementasi
kebijakan, sedangkan perspektif internal mengenai pengenalan prinsip-prinsip CSR dalam
manajemen SDM dan dampak kebijakan ini baik secara internal maupun eksternal masih
relatif belum dieksplorasi.
Melihat skenario yang telah dijelaskan, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis pentingnya penerapan manajemen SDM yang bertanggung jawab secara sosial
untuk mencapai legitimasi yang tinggi dalam konteks tiga dimensi legitimasi yang
dikemukakan oleh Suchman (1995). Selain itu, dalam penelitian, pentingnya dan kinerja
meningkatkan komitmen mereka sekaligus meningkatkan kinerja dan pengembangan
organisasi. IPMA secara khusus menunjukkan bahwa variabel manajemen SDM yang
bertanggung jawab secara sosial paling penting untuk mencapai skor legitimasi yang tinggi
terkait dengan keragaman, peluang, dan tidak ada diskriminasi, diikuti dengan kesukarelaan
perusahaan dan pelatihan karyawan. Upaya pengelolaan keanekaragaman, peluang dan
praktik tidak ada diskriminasi direkomendasikan, karena hasil menunjukkan bahwa
pengelolaan hal ini sudah tepat. Dalam hal corporate volunteering, komitmen yang
diterimanya juga optimal. Di samping itu, dipertimbangkan untuk pertanyaan penelitian masa
depan di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai