Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

International Accounting Standards atau yang lebih dikenal sebagai


International Financial Reporting Standard (IFRS), merupakan standar
tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan tekanan pada penilaian
(revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan
mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai
kesimpulan tertentu.
Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para
pelaku bisnis di suatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu
diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua negara
untuk mempermudah proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar
internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada
penerapan revaluation model, yaitu kemungkinan penilaian aktiva
menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan di sajikan dengan basis
'true and fair'.
IFRS merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas
tinggi dan kerangka akuntansi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian
profesional yang kuat dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai
substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan
tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna
laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan
entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan sejarah dari IFRS?
2. Apa saja struktur dari IFRS?
3. Apa saja manfaat dari penerapan IFRS
4. Apa saja kerangka dasar dari IFRS?
5. Apa perbandingan dan perbedaan antara IFRS dan PSAK?
6. Apa perbedaan antara IFRS dan GAAP?
7. Apa saja manfaat dan kendala penerapan IFRS di Indonesia?
8. Apa saja dampak implementasi IFRS bagi perusahaan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah dari IFRS.
2. Untuk mengetahui struktur dari IFRS.
3. Untuk mengetahui manfaat dari penerapan IFRS.
4. Untuk mengetahui kerangka dasar dari IFRS.
5. Untuk mengetahui perbandingan dan perbedaan antara IFRS dan PSAK.
6. Untuk mengetahui perbedaan antara IFRS dan GAAP.
7. Untuk mengetahui manfaat dan kendala penerapan IFRS di Indonesia.
8. Untuk mengetahui dampak implementasi IFRS bagi perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah IFRS


IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang dimunculkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards/IAS) dirancang oleh empat organisasi utama di
dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa
(EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi
Internasional (IFAC).

Menurut Rudi, “IFRS di Indonesia telah dimulai secara bertahap sejak tahun
2007, namun akan diterapkan penuh tahun 2012 mendatang”. Sedangkan untuk
standar pencatatan keuangan yang tidak ada di atur dalam IFRS seperti akuntansi
syariah, akuntansi UKM dan akuntansi untuk organisasi nirlaba yang dikembangkan
sendiri oleh IAI.

Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) adalah Standar berbasis


prinsip, Interpretasi dan Kerangka (1989) diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi
Internasional (IASB). Banyak standar membentuk bagian dari IFRS dikenal dengan
nama lama dari Standar Akuntansi Internasional (IAS). IAS yang diterbitkan antara
tahun 1973 dan 2001 oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional Committee
(IASC). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih dari IASC tanggung
jawab untuk menetapkan Standar Akuntansi Internasional. Selama pertemuan pertama
Dewan baru diadopsi IAS dan SICs. IASB terus mengembangkan standar memanggil
standar IFRS baru.
IFRS secara keseluruhan, mencakup :
a. International Financial Reporting Standards (IFRS). Diterbitkan setelah tahun
2001.
b. International Accounting Standards (IAS). Diterbitkan sebelum tahun 2001.
c. Interpretations. Diterbitkan oleh International Financial Reporting
Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun 2001.
d. Interpretations. Diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC)
sebelum tahun 2001.

2.2 Struktur IFRS


Standar Pelaporan Keuangan terdiri dari :
1. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS). Standar ini dikeluarkan
setelah tahun 2001.
2. Standar Akuntansi Internasional (IAS). Standar ini dikeluarkan sebelum tahun
2001.
3. Interpretasi yang berasal dari Pelaporan Keuangan Internasional Komite
Interpretasi (IFRIC). Diterbitkan setelah tahun 2001.
4. Interpretasi Standing Committee (SIC). Diterbitkan sebelum tahun 2001.
5. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (1989)

2.3 Manfaat Penerapan IFRS


Menurut Dudi M Kurniawan, Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI), dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan 7 manfaat
sekaligus, yakni :
1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)
2. Mengurangi biaya SAK
3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan
5. Meningkatkan transparansi keuangan
6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan
dan melalui pasar modal
7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan

2.4 Kerangka Dasar IFRS

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyatakan prinsip


dasar untuk IFRS. Kerangka IASB dan FASB sedang dalam proses untuk
diperbaharui dan konvergensi. Bersamaan dengan Kerangka Konseptual proyek
bertujuan untuk memperbarui dan menyempurnakan konsep - konsep yang ada untuk
mencerminkan perubahan dalam pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang
terjadi dalam dua atau lebih dekade sejak konsep pertama kali dikembangkan.
Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan fondasi standar akuntansi masa depan
yang berbasis prinsip, konsisten secara internal dan internasional konvergensi. Oleh
karena itu IASB dan FASB Amerika Serikat (dewan) melaksanakan proyek bersama.
 Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasar IFRS Elemen
Laporan Keuangan :
1) Neraca
2) Laporan Laba Komprehensif
3) Laporan Perubahan Ekuitas
4) Laporan Arus Kas
5) Catatan atas Laporan Keuangan
6) Laporan Posisi Keuangan pada Periode Komparatif
 Basis Pengukuran IFRS antara lain :
1) Biaya Perolehan
2) Biaya Kini Nilai Realisasi dan Penyelesaian
3) Nilai Sekarang

2.5 Perbandingan dan Perbedaan IFRS dan PSAK


Perbandingan antara IFRS dan PSAK
IFRS
1) First time adoption of IFRS
2) Share-based payment
3) Bussiness Combinations
4) Insurance Contract
5) Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations
6) Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
7) Financial Instruments : Disclosures

PSAK

1) Belum diadopsi.
2) PSAK 53 belum adopsi IFRS 2, referensi menggunakan US SFAS 123
3) PSAK 22 belum mengadopsi IFRS 3, referensi menggunakan IAS 22 (1993)
4) PSAK 28 dan 36, belum adopsi IFRS 4, referensi menggunakan US SFAS dan
regulasi industri asuransi
5) PSAK 58 belum adopsi IFRS 5, referensi menggunakan IAS 35 (1998)
6) PSAK 29 dan 33, belum adopsi IFRS 6, referensi US SFAS dan regulasi
industri
7) PSAK 31 dan 55, belum adopsi IFRS 7, referensi menggunakan IAS 30, US
SFAS dan regulasi industri

Secara praktis, adopsi IFRS bukanlah pilihan bagi Indonesia, tapi keharusan, dengan
harapan, investasi asing akan tetap masuk atau bahkan meningkat dan kita tidak
dikucilkan dalam pergaulan internasional.

Perbedaan antara IFRS dan PSAK

Terdapat 3 perbedaan mendasar antara IFRS dan PSAK, yaitu :

1) PSAK yang awalnya berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya


menjadi Fair Value Based.
2) PSAK yang awalnya lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana US GAAP)
berubah menjadi Principle Based.
3) Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana
laporan yang dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan
fakta dengan laporan internal. Pihak perusahaan harus mengeluarkan
pengungkapan (disclosures) penting dan signifikan sehingga para pihak
pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal dapat menganalisa
perusahaan dengan fakta yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai