Anda di halaman 1dari 5

AGAMA

Nama : Riskia Nurul Fajriyah


Nim : 041310769
UPBJJ : Jember

Jawaban Diskusi 8

1. Coba Anda jelaskan tentang pengertian politik, dan Anda kaitkan dengan
     agama!
Kata politik terambil dari bahasa latin politicus, dan bahasa Yunani (Greek) politicus
yang mengandung arti "berhubungan dengan warga masyarakat". Kedua kata
berasal dari kata  polis yang bermakna city (kota). Jadi, Politik merupakan sebuah
kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat dalam mengelola kekuasaan dan
kebijakan di suatu negara. Politik dan Agama adalah dua hal yang berbeda namun
memiliki fungsi yang sama, yaitu sama- sama mengatur/ aturan dan cara mengelola.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia politik diartikan:
(1) Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan seperti sistem
pemerintahan dan dasar pemerintahan.
(2) Segala urusan dan tindakan mengenai pemerintahan atau terhadap negara lain.
(3) Cara bertindak mengenai suatu masalah atau kebijakan. Dapat disimpulkan
politik adalah bagaimana mengelola kekuasaan, kebijakan dalam suatu negara yang
berkaitan dengan warganya.

Politik dan agama sama-sama berkaitan dengan bagaimana mengelola suatu


urusan. Di dalam politik urusan itu adalah terfokus kepada kekuasaan dan hubungan
dengan sesama warga masyarakat. Sementara agama menjangkau lebih luas
daripada urusan dalam politik. Agama Islam secara lebih khusus Al-Qur'an
mengajarkan bahwa kehidupan politik harus dilandasi dengan empat hal pokok
yaitu:
1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat
2. Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil
3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan ulil-amri
4. Selalu berusaha kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW.

Agama islam juga memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan


mengangkat seorang yang akan diberi amanah untuk memegang kekuasan politik.

2. Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik khususnya menyangkut


prinsip-prinsip kekuasaan politik cukup banyak, coba Anda jelaskan!
Prinsip-prinsip dasar kekuasaan politik dalam islam ini para ulama kemudian
merumuskan tentang konsep politik yang diajarkan oleh Islam (Al-Qur'an). Konsep
tersebut meliputi empat macam:
a). Kewajiban untuk menunaikan amanah
Amanat/kepercayaan adalah termasuk menjadi ciri utama orang yang beriman.
Karena hanya orang yang beriman yang akan selalu berusaha menunaikan amanat
yang dipikul di pundaknya. Sikap amanat adalah sendi utama dalam berinteraksi
sosial terutama dalam bidang kekuasaan politik. Artinya bahwa setiap pejabat
adalah pengemban amanat yang diberikan kepadanya untuk dapat ditunaikan
dengan baik yang nantinya harus dipertanggungjawabkan. Mekanisme
pertanggungjawaban inilah yang semestinya dapat menjadikan setiap pengemban
amanah dapat menunaikan amanat tersebut dengan baik.
b). Perintah menetapkan hukum dengan adil
Norma hukum yang berlaku di masyarakat tentu saja berasal dari berbagai sumber.
Salah satu sumber hukum yang paling baik dan berpengaruh adalah agama.
Seseorang yang memegang kekuasaan politik untuk menegakkan hukum yang adil
tanpa pandang bulu atau tebang pilih. Sistem hukum tidak akan berjalan dengan
baik apabila tidak dilaksanakan oleh orang-orang yang amanah. Pentingnya
keadilan dalam hukum yaitu memperlakukan sama semua warga masyarakat di
depan hukum, tidak ada warga kelas satu atau kelas dua semua sama di mata
hukum. Prinsip ini semestinya harus ditegakkan oleh siapa pun yang memegang
kekuasaan politik. Supaya dapat menegakkan hukum dengan adil salah satu syarat
yang ditekankan ole Al-Qur'an adalah para aparat penegak hukum dilarang
mengikuti hawa nafsu dalam menegakkan hukum.
c). Perintah untuk taat kepada Allah, Rasul, dan Ulil Amri.
Taat kepada Allah dan Rasul berarti taat terhadap Al-Qur'an dan As-sunnah yang
masing-masing dapat menetapkan hukum tersendiri. Sementara taat kepada ulil
amri bersyarat apabila ulil amri tersebut dalam menjalankan kebijakannya mengatur
urusan umat Islam tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-sunnah maka tidak
ada atasan untuk tidak menaatinya sebaliknya apabila ulil amri tersebut dalam
menjalankan tugasnya bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah maka umat
Islam tidak wajib atau tidak boleh taat kepadanya.
d). Kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah
Ungkapan yang secara langsung menunjukkan perintah tersebut adalah "kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah
(Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya)". Sebuah fakta terhidang di hadapan kita bahwa
tidak semua persoalan ada penjelasannya secara rinci dalam Al-Qur'an dan As-
Sunnah. Dalam kedua sumber suci tersebut hanya memuat ketentuan-ketentuan
pokok bagi kehidupan manusia. Dan harus diyakini bahwa petunjuk tersebut sudah
sempurna dan dapat menjadi pegangan hidup bagi manusia.
** Seperti pada firman Allah dalam surat An- Nisaa’/ 4: 58- 59. Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
( menyuruh kamu ) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah menberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat ( 58 ).
Hai orang- orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul ( Nya ), dan Ulil
Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah ( Al- Quran ) dan Rasul ( sunnahnya ), jika
kamu benar- benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama ( bagimu ) dan lebih baik akibatnya ( 59 ).
Islam juga memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat
seorang yang akan diberi amanah untuk memegang kekuasaan politik.yaitu,

1. Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur.
2. Orang yang dapat dipercaya
3. Memiliki keterampilan dalam komunikasi
4. Cerdas
5. Dapat menjadi teladan dalam kebaikan

3. Kriteria yang diajarkan oleh Islam tentang pemimpin yang ideal yang di
ajarkan Nabi Muhammad SAW, ada 4 sifat yang melekat yaitu:
Shidiq (selalu berkata jujur atau benar)
Kriteria pertama dari seorang pemimpin haruslah memiliki sifat jujur, yang
mengindikasikan seseorang yang memiliki integritas dalam bentuknya yang sangat
nyata adalah pikiran dan ucapannya selalu benar, demikian halnya dengan tindakan.
Jadi ada kesamaan antara apa yang dia pikirkan , dia ucapkan dan dia lakukan itu
sinkron. Untuk menjadi pemegang kekuasaan politik terlebih dalam sistem yang
kurang baik, menjadi orang yang selalu berpikir, berkata dan bertindak benar
bukanlah suatu yang mudah dan tanpa resiko.
Amanah (dapat dipercaya)
Bahwa seorang yang memgang kekuasaan politik harus dapat mengemban amanat
dengan baik. Karena setiap pengkhianatan terhadap amanah pasti akan menjadikan
pelakunya di cap sebagai orang-orang jahat yang akan mendapatkan cercaan dan
bahkan siksa di dunia terlebih juga di akhirat.
Tabligh (menyampaikan atau menyebarkan)
Seorang yang memegang kekuasaan politik wajib hukumnya untuk memiliki
keterampilan mengomunikasikan ide-ide, yang tersusun dalam sebuah rencana
yang baik dan matang untuk dapat memaksimalkan potensi setiap warganya untuk
mencapai tujuan bersama. Di antara etika berkomunikasi yang baik sebagai seorang
pemimpin adalah ucapannya harus selalu mengandung kebenaraan jauh dari
kedustaan.
Fathonah (cerdas)
Seorang yang memegang kekuasaan politik sudah seharusnya memiliki kelebihan
dalam bidang kecerdasan. Kecerdasan yang bersifat majemuk yang
menggabungkan beberapa kecerdasan uang dapat dimiliki oleh manusia. Terutama
adalah kecerdasan yang amat dibutuhkan dalam kepemimpinan.
Keteladanan (uswah)
Seorang pemimpin politik harus menjadi teladan dalam kebaikan di berbagai
aktivitas.

4. Jelaskan pandangan saudara tentang kontribusi agama dalam mewujudkan


persatuan dan kesatuan bangsa!
Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual.Sifat sosial pada
hakikatnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat
menjalani hidupnya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak
perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya. Cara mewujudkan
persatuan dan kesatuan dengan pendekatan terbaik melalui agama. Agama Islam
lebih khusus Al-Qur'an banyak memberi tuntutan dalam rangka mewujudkan
persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Prinsip Al- Quran dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa antara lain :

1. Persatuan dan persaudaraan


2. Persamaan
3. Kebebasan
4. Tolong- menolong
5. Perdamaian
6. Musyawarah

5. Di antara prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Al-quran untuk mewujudkan


    persatuan dan kesatuan bangsa adalah prinsip persamaan, persatuan dan
    tolong-menolong. Jelaskan maksud masing-masing prinsip tersebut!
Dalam ajaran Islam baik Al-Qur'an maupun hadis kita temukan banyak petunjuk
yang mendorong agar umat Islam memelihara persaudaraan dan persatuan di
antara sesama warga masyarakat. Manusia pada mulanya hidup rukun, bersatu
dalam satu agama, sebagai satu keluarga. Tetapi setelah mereka berkembang biak
dan setelah kepentingan mereka berlainan, timbullah berbagai kepercayaan yang
menimbulkan perpecahan. Allah mengutus Rasul yang membawa wahyu dan untuk
memberi petunjuk kepada mereka. Allah memang tidak menghendaki adanya
persatuan mutlak di antara manusia. Adanya faktor pembeda di antara individu dan
kelompok dalam masyarakat memberi peluang. Tetapi peluang itu harus diarahkan
pada kompetisi ke arag kebijakan.
 Prinsip Persamaan
Manusia berasal dari satu keturunan, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan, kecil dan besar, beragama atau tidak beragama. Semua di tuntut untuk
mewujudkan persatuan dan rasa aman dalam masyarakat, serta saling menghormati
hak-hak asasi manusia. Atas dasar asal usul kejadian manusia seluruhnya adalah
sama, maka tidak layak seseorang atau satu golongan membanggakan diri terhadap
yang lain atau menghinanya.
***Ditegaskan oleh Allah dalam surat An-Nisaa’ 4:1 “Hai sekalian manusia,
bertaqwalah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu,
dan menciptakan darinya pasangannya; Allah memperkembangbiakan dari kedua
laki- laki yang banyak dan perempuan. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan
nama- Nya kamu saling meminta dan ( peliharalah pula ) hubungan silaturahim.
Sesungguhnya Allah maha mengawasi kamu.
 Prinsip Tolong Menolong
Manusia adalah makhluk sosial, tidak mungkin seseorang dapat bertahan hidup
sendirian tanpa bantuan pihak lain. Tolong menolong adalah prinsip utama dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dalam surat Al-Maai'dah/5:2, ayat ini
secara jelas memerintahkan kepada manusia untuk bekerja sama dalam hal-hal
yang baik demi untuk kebaikan bersama. Dan melarang secara tegas bekerja sama
atau tolong menolong dalam perbuatan dosa dan keburukan. Manusia tidak akan
pernah rugi selama mereka masih mau menegakkan nilai-nilai saling menolong
disamping juga beriman dan beramal shalih
 

Anda mungkin juga menyukai